Share

Dijodohin Bocil
Dijodohin Bocil
Penulis: Delaza

Bab 1

Penulis: Delaza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini Melati mendapat pesanana karangan bunga yang cukup besar, oleh karena itu Melati harus menggunakan motor roda tiga untuk mengantarnya. Melati bersiap-siap memakai helem dan melajukan motornya dengan pelan menuju gedung yang diminta.

Sesampainya di gedung acara Melati melihat banyak selaki orang yang datang, Melati melihat banyak baner acara yang dipasang di pintu masum gedung dan lobi hotel. Melati melihat foto orang yang ada di baner dan terpesona oleh tampangnya.

"Astagah, ganteng banget nih cowok. Mau deh jodoh seganteng dia"

Setelah puas melihat lihat, Melati kemudian menurunkan karangan bunga dari motor. Akan tetapi karena cukup besar Melati merasa kesulitan, karen ketika menaikkannya tadi dia dibantu oleh karyawannya.

"Astagah beratnya ini karangan, seharusnya tadi aku mengajak Rini"

Karena kesulitan menurunkannya Melati meminta bantuan satoam yang sedang berjaga didalam tepat di depan pintu masuk.

"Permisi Pak, boleh minta bantuannya?"

"Iya, apa yang bisa saya bantu?"

"Tolong saya menurunkan karangan bunga, saya kesulitan untuk menurunkannya"

Satpam tersebut langsung bersedia membantunya, mereka kemudian membawa karangan bunga itu masuk ke dalam lobi dan memajangnya.

"Terima kasih Pak"

"Sama-sama Mbk"

Setelah semua urusan selesai Melati langsung ke motor roda tiganya dan bersiap untuk kembali ke tokonya. Ketika sedang memakai helm Melati di datangi seorang anak kecil sekitar usia lima tahun yang terengah-engah selerti sedang dikejar seseorang.

Melati kemudian turun dari motornya dan berjongkok untuk berbicara dengan anak kecil tersebut. Sebelum Melati berbicara, anak itu terlebih dahulu berbicara dengannya.

"Kakak cantik tolong aku"

"Kamu kenapa?"

"Aku mau diculik sama om-om jahat itu"

Dari kejauhan Melati melihat ada dua orang laki-laki dan perempuan yang berjalan ke arah mereka. Melati langsung menggendong anak itu dan meletakkan anak itu di depan motornya. Melati langsung membawanya dengan motor roda tiga miliknya.

Melati membawa Anak itu ke toko miliknya dengan tujuan setelah aman dia akan membawa anak itu ke kantor polisi agar dapat di serahkan ke keluarganya.

Sesampainya di toko Melati membawa anak itu masuk ke dalam toko dan meletakkannya di sofa, Melati pergi ke kulkas dan membawakan susu ke anak itu.

Rini yang melihat bosnya membawa balik anak kecil menjadi heran, "Mbk, anak siapa itu?"

"Gak tau aku Rin, tadi aku nemu di jalan"

"Kamu culik dia Mbk?"

"Enggaklah, aku bantuin dia malahan. Tadi dia mau di culik, makanya aku bawa dia kesini"

"oalah"

Setelah berbicara dengan Rini, Melati kemudian duduk dengan anak itu dan mulai bertanya tentang identitas anak itu.

"Adek namanya siapa?"

"Nama aku Rendi, kakak cantik"

"Panggil aja kakak dengan kak Melati aja, jangan kakak cantik. Kakak jadi malu kalau dipanggil begitu" Rendi hanya mengangguk mendengar perkataan Melati.

"Nanti kamu Kakak ajak ke kantor polisi ya, biar bisa ketemu sama Papa dan Mama kamu" Rendi langsung menggelengkan kepalanya, dan meminta jangan di antarkan ke kantor polisi.

"Jangan kak, aku gak mau ke kantor polisi"

"Kalau gak ke kantor polisi nanti kamu lulangnya gimana?"

"Aku inget nomer telfon Ayahku kak, aku bisa telfon Ayah"

"Wah bagus itu"

Melati kemudian mengambil HPnya dan menyerahkan ke Rendi, Rendi langsung menelfon Papanya.

"Halo yah"

"Apa? Ayah gak bisa jemput"

"oke yah"

Setelah menutup telfonnya, Rendi menyerahkan HP ke Melati.

"Kak, Ayah aku gak bisa jemput aku katanya. Baru bisa Besok sore, aku disuruh nginep dirumah kakak"

"Ayah kamu bolehin nginep di tempat kakak?"

"Iya kak"

Melati merasa heran dengan Ayah Rendi, kenapa dia bisa dengan mudahnya menyuruh anaknya untuk menginap di rumah orang yang tidak dikenal. Apa dia Ayah kandung Rendi?

"Tapi kakak pulangnya masih nanti malam, apa Rendi mau nemenin kakak kerja di toko?"

"Gak masalah kak, aku bisa nunggu kakak. Aku juga bisa bantu Kakak kerja, aku udah biasa kerja kok"

Melati langsung merasa kasihan dengan Rendi, masih kecil sudah diminta kerja oleh orang tuanya. Bahkan tidak ada rasa sedih ketika membicatakan tentang kebiasaannya membantu bekerja orang tuanya.

"Kamu duduk aja disini, gak usah bantu Kakak nanti kamu capek"

"Aku mau bantu kakak, aku gak capek kok Kak. Nanti kalau capek aku bakal berhenti"

Melati hanya mengiyakan permintaan Rendi, Melati hanya meminta Rendi duduk di kasir meunggu orang datang membeli bunga.

Bel pintu toko berdering menandakan ada pelanggan yang masuk, ada seorang remaja yang masuk ke toko. Rini dengan sigap langsung menanyai mereka ingin membeli bunga apa.

"Mbk Rini tolong buatkan buket bunga mawar merah sepuluh tangkai ya"

"Buat pacarmu Don? tunggu sebentar ya"

"Iya mbk" Jawab Doni sambil tertawa malu mendengar pertanyaan Rini.

Doni merupakan pelanggan tetap toko Melati, setiap hari minggu dia selalu membelikan pacarnya sepuluh tangkai mawar merah. Katanya sih jumlahnya melambangkan bulan mereka jadian dan jenis bungannya melambangkan cinta dan kasih sayang.

"Kakak mau ngasih bunga ke pacarnya ya"

"Hush, anak kecil mana tau urusan orang dewasa"

"Aku taulah, pacaran itu seperti hubungan Ayah dan Bunda kan?"

Doni hanya tertawa mendengar jawaban Rendi dan mengelus kepala Rendi, "Iya iya, terserah kamu menafsirkannya"

Rendi tertawa senang mendengar pernyataan Doni, karena dia merasa pintar sudah menjawab pertanyaan Doni dengan benar.

"Kakak, belum pernah melihat kamu disini. Kamu Anaknya Kak Melati?"

"Iya, aku Anaknya Bunda Melati"

Doni bingung mendengar jawaban Rini, setaunya Kak Melati belum pernah menikah. Boro- Boro menikah, pacar aja gak punya. Melati yang baru keluar dari belakang mendengar percakapan mereka dan tertawa melihat jawah Doni yang kebingungan.

"Jangan dengerin omongan anak kecil, ini bukan anakku"

"Oh, ngagetin aja anak ini. Setaukukan Kak Melati Jomblo sejak orok, mana mungkin sudah punya anak segede ini"

Melati langsung memukul Doni karena mengejeknya jomblok sejak orok, "Jangan ngejek ya kamu, nanti balik ke kamu bariu tau rasa"

Doni reflek menutupi kepalanya agar tidak kena pukulan Melati, "Ampun kak aku cuma bercanda, jangan sampek aku putus sama Putri"

Tak lama Rini selesai membuat pesanan Doni dan memberikannya. Setelah mendapat pesanannya Doni langsung membayar dan pergi untuk menemui pacarnha.

Setelah Doni pergi Melati mencoba untuk menasehati Rendi agar tidak suka berbohong, "Rendi, gak boleh loh bohong kayak tadi. Kalau sering bohong nanti hidungnya jadi panjang"

"Iya Kak, maaf. Tapi siapa tau jadi kenyataan, kan omongan adalah doa"

Melati hanya tertawa mendengar pernyataan Rendi, Rini yang penasara bertanya ke Melati soal apa yang sudah Rendi lakukan, "Memang Rendi tadi bohong soal apa Mbk?"

"Dia bohong kalau aku itu Bundanya ke Doni" Rini hanya tertawa ngakak mendengarnya.

"Mana mungkin Kak Melati sudah punya anak sebesar ini"

.............

Di sebuah kantor ada beberapa orang yang sedang berkumpul, terlihat bahwa orang yang berdiri di depan semua orang sedang marah kepada orang - orang yang ada di depannya.

"Kalian itu tidak becus dalam mengurus seorang anak saja, percuma saya menggaji kalian dengan mahal"

"Maafkan kami Bos, kami tidak mengira kalau Bos kecil akan dibawa kabur oleh seorang wanita" ucap seorang wanita.

"Iya pak, padahal sudah kami teriki tapi dia tetap membawa tuan kecil pergi" lanjut seorang pria yang berdiri di samping wanita yang berbicara tadi.

"Saya tidak peduli, pokoknya kalian harus menemukan anak saya. Kalau sampai tidak ketemu akan saya pecat kalian berdua"

"Baik Pak" ucap mereka dengan ketakutan dan rasa bersalah karena merasa sudah lalai terhadap tanggung jawab.

merek semua langsung pergi keluar kantor untuk kembali mencari Tuan kecil mereka. Pria yang sesang marah itu langsung mengebrak meja seteleh tidak ada orang.

"Sialan, siapa yang sudah berani - baraninnya menculik anakku"

Bab terkait

  • Dijodohin Bocil   Bab 2

    Hari ini Melati pulang lebih awal karena ada Rendi yang tidak mungkin tetap di toko sampai toko tutup pada jam sembilan, sehingga Melati meminta Rini untuk menutup toko sendirian nanti."Ayo Rendi kita pulang""Ayo Kak"Melati membawa Rendi pulang dengan sepeda listrinya, Rendi duduk di belakang dan memegang erat tubuh Melati agar tidak terjatuh. Rumah Melati tidak jauh dari toko miliknya, hanya berjarak 1.5 Km saja. Oleh sebab itu Melati pergi ke toko dengan sepeda listriknya agar lebih hemat.Rumah melati bukan rumah yang mewah, hanya rumah kecil tapi tertata dengan rapi. Bannyak bunga yang ditanam di halaman depan rumahnya, Melati juga menanan pohon buah di belakang rumahnya.Rumah yang ditempati Melati sekarang adalah rumah peninggalan Kakek dan Neneknya, dan toko yang ditempati Melati juga peninggalan Kakek dan Neneknya. Dulunya toko itu merupakan toko sembako yang kemudian diubah oleh Melati mejadi toko bunga. Kedua orang tua Melati berada di kampung, mereka seorang petani sayur

  • Dijodohin Bocil   Bab 3

    Saat Ayah Rendi menarik Melati untuk pergi keluar, Rendi menarik baju Ayahnya dengan tangan yang penuh dengan minyak dan saus hingga mengotori baju Ayahnya."Jangan bawa Kak Melati Pergi, aku yang mau ikut Kak Melati""Rendi, jangan ikut -ikutan""Tapi Yah, memang Rendi yang sudah menipu Kak Melati. Rendi cuma mau main dan ikut Kak Melati, Ayah selalu sibuk dengan pekerjaan. Aku hanya bisa bermain dengan pegawai Ayah, dan mereka gak seru mainnya. Mereka terlalu mematuhi aturan Ayah"Ayah Rendi langsung melespaskan tangan Melati dan berjongkok untuk mendengarkan Rendi, "Jadi Yah, jangan salahin Kak Melati"Ayah Rendi memeluk Rendi dengan pelan, "Maafin Ayah ya, Ayah terlalu sibuk bekerja sampai membuat anak ayah ini menjadi kesepian"Melati merasa terharu dengan percakapan Ayah dan Anak itu, dan Melati merasa lega karen Rendi sudah menjelaskan permasalahannya."Sekarang anda tau kan, kalau bukan saya yang menculiknya. Rendi yang berbohong kepada saya, dan saya juga tidak menyakiti Rend

  • Dijodohin Bocil   Bab 4

    Rendi berusaha memisahkan Melati dan Abisatya yang sedang berdebat tentang kasktus, "Ayah, jangan suruh Kak Melati buang kaktusnya. Kak Melati sudah susah payah merawat mereka semua, sayang kalau dibuang""Rendi, kaktus sangat berbahaya. Jika tidak hati - hati bisa melukai kamu""Aku sudah besar, aku tau kalau duri kaktus itu berbahaya. Pasti aku tidak akan dekat - dekat dengan kaktus""Dengar itu, Rendi saja yang masih kecil faham. Aku sudah bilang juga ke Rendi tadi, dan kaktus kecil ini tidak memiliki duri tajam. Coba saja pegang kalau kamu tidak lercaya dengan perkataanku"Abisatya hanya mendengus dan langsung duduk di sofa, "Kalau sampai anak saya tertusuk duri kaktus, akan saya buang semua kaktus itu"Melati hanya bisa sabar dan pasrah menghadapi sikap Abisatya yang menyebalkan itu.Melati kemudian pergi ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Abisatya dan Rendi, karena hanya ada air putih di dapur Melati hanya menyuguhkan air putih. Abisatya hanya diam melihat Melati menaruh ai

  • Dijodohin Bocil   Bab 5

    Di pagi hari Melati sudah menyirami bunga di depan rumah sambil menunggu penjual sayur lewat. Rendi terbangun tidak lama setelah Melati duduk di deapn rumah, dia melihat sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Melati.Rendi langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi untuk cuci muka dan buang air kecil, kemudian Rendi berkeliling di dalam rumah mencari Melati. Tidak menemukan keberadaa Melati di dalam Rumah, Rendi keluar untuk terus mencari Melati.Sesampainya Rendi di pintu depan, dia langsung melihat Melati yang sedang menyiram bunga. Rendi menghampiri Melati untuk ikut membantu menyiram bunga."Kak, aku mau menyiram bunga juga"Melati menyerahkan selang air ke Rendi "Ini, jangan terlalu banyak air dan jangan terlalu sedikit ya. Kalau kebanyakan bunganya bisa mati dan kalau kurang bunganya bisa kering"Rendi hanya mengangguk mendengar perintah Melati, dia merasa merawat bunga ternyata sulit. Terlalu banyak air mati, tapi kalau kekurangan air juga bisa membut bunga kering.Melati k

  • Dijodohin Bocil   Bab 6

    Selesai sarapan Melati membawa piring kotor ke dapur untuk dicuci, sedangkan Rendi masih asik menonton TV. Tidak lama setelah Melati ke dapur terdengar ketukan di pintu depan, Rendi langsung berdiri dan membuka pintu.Saat pintu dibuka Rendi melihat Ayahnyalah yang sedang berdiri di depan pintu, "Ayah sudah datang, ayo masuk kedalam"Rendi mengajak Abisatya ke dalam dan memanggil melati untuk memberitahu bahwa Ayahnya sudah datang, "Kak, Ayah sudah datang""Iya sebentar ya, ini kamu bawa air ke depan untuk Ayahmu"Rendi membawa nampan yang berisi air di teko dan gelas, Rendi dengan hati - hati membawa nampan tersebut agar tidak tumpah. Setelah sampai di meja ruang tamu Rendi langsung meletakkan nampan di atas meja."Ayah, ini aku bawakan air. Biar Ayah gak haus""Terima kasih Rendi, nanti akan Ayah minum. Sekarang Rendi sudah pintar membawa nampan air dan tidak jatuh" puji Abisatya ke Rendi sambil mengusap kepalanya.Rendi merasa bahagia karena dipuji oleh Ayahnya, "Tentu saja, Rendi

  • Dijodohin Bocil   Bab 7

    Melati sedang berbaring di kasurnya setelah pulang dari toko, Melati berencana membeli tiket kereta ke kampung halamannya di Solo untuk merayakan hari raya Idul Adha tiga hari kemudian. Agar tidak terlambat pulang dan kehabisan tiket, Melati memesan tiket kerangkatan tepat dua hari sebelum Idul adha.Saat sedang memesan tiket melalui aplikasi, Melati mengambil KTP yang ada di dompetnya untuk persyaratan pemesanan tiket kereta. Ketika merogoh dompetnya Melati tidak menemukan KTP miliknya.Melati langsung panik, takutnya KTP miliknya terjaduh di jalan atau di toko ketika Melati mengeluarkan dompetnya. Melati sibuk memcari KTPnya di dalam semua tas miliknya, namun tidak juga menemukannya.Melati pasrah dan terduduk di atas kasur, sambil mengingat terakhir kali dimana dia menaruh KTPnya. Seingatnya, Melati selalu menaruh semua kartu miliknya di dalam dompet termasuk KTPnya.Tidak mungkin jika jatuh karena belakangan ini Melati melakukan pembayaran dengan uang tunai maupun dengan QRIS, seh

  • Dijodohin Bocil   Bab 8

    Selama perjalanan ke Stasiun Kereta Api, tidak ada percakapan antara Melati dan Abisatya. Hanya Rendi yang berbincang dengan Melati, selama perjalanan yang memakan waktu hampir tiga puluh menit.Sesampainya mereka di Stasiun Kereta Api mereka pergi ke area tunggu Stasiun, karena Kereta Api tujuan mereka baru sampai tiga puluh menit lagi. Sambil menunggu, Rendi bertanya ke Melati tentang kampung halamannya."Kak, di kampung Kakak tempatnya seru gak?""Pasti seru, di kampung Kakak masih banyak pohon - pohon besar. Trus ada sungai kecil yang airnya jernih banget, udaranya juga masih bagus. Gak seperti di Jakarta""Wah, pasti seru. Nanti kita jalan - jalan keliling mampung Kakak ya?""Oke, nanti Kakak aja keliling kampung. Nanti juga Kakak ajak ke penjual jajanan langganan Kakak dari kecil""Asik""Kamu jangan memberi anak saya makanan yang aneh - aneh""Jangan kawatir, mana mungkin aku ngasih Rendu makanan yang tidak sehat"Setelah menunggu hampir tiga puluh menit, Kereta yang mereka tun

  • Dijodohin Bocil   Bab 9

    Perjalanan dari Stasiun Solo Balapan ke kampung memakan waktu hampir satu jam lebih lama dari biasanya karena terjadi kemacetan di beberapa titik menuju arah kampung Melati.Kampung Melati bernama Desa Manggis karena sejak dulu sampai sekarang banyak pohon manggis di setiap rumah warga. Dulu semua warga di Desa Manggis mempunyai pohon manggis, tapi sekarang sudah ada beberapa pohon yang di tebang karena perluasan lahan untuk pelebaran rumah.Begitu mereka memasuki Desa Manggis, mereka langsung di suguhi pemandangan pohon manggis yang cukup besar di sepanjang jalan. Bahkan di area persawahan juga terdapat pohon manggis.Melati sudah bangun sejak memasuki gerbang desa karena teriakan Rendi yang sangat bersemangat melihat jalan yang dipenuhi pohon manggis yang sudah berbuah.Sesampainya mereka di depan rumah Melati, mereka langsung turun dari taksi dan mengambil koper dan tas mereka dari bagasi. Setelah semua diturunkan Melati membayar ongkos taksi, tapi saat akan membayar Abisatya mence

Bab terbaru

  • Dijodohin Bocil   Bab 33

    Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M

  • Dijodohin Bocil   Bab 32

    Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan

  • Dijodohin Bocil   Bab 31

    "Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap

  • Dijodohin Bocil   Bab 30

    Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim

  • Dijodohin Bocil   Bab 29

    Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban

  • Dijodohin Bocil   Bab 28

    Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t

  • Dijodohin Bocil   Bab 27

    Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu

  • Dijodohin Bocil   Bab 26

    Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar

  • Dijodohin Bocil   Bab 25

    Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya

DMCA.com Protection Status