Melati sedang berbaring di kasurnya setelah pulang dari toko, Melati berencana membeli tiket kereta ke kampung halamannya di Solo untuk merayakan hari raya Idul Adha tiga hari kemudian. Agar tidak terlambat pulang dan kehabisan tiket, Melati memesan tiket kerangkatan tepat dua hari sebelum Idul adha.Saat sedang memesan tiket melalui aplikasi, Melati mengambil KTP yang ada di dompetnya untuk persyaratan pemesanan tiket kereta. Ketika merogoh dompetnya Melati tidak menemukan KTP miliknya.Melati langsung panik, takutnya KTP miliknya terjaduh di jalan atau di toko ketika Melati mengeluarkan dompetnya. Melati sibuk memcari KTPnya di dalam semua tas miliknya, namun tidak juga menemukannya.Melati pasrah dan terduduk di atas kasur, sambil mengingat terakhir kali dimana dia menaruh KTPnya. Seingatnya, Melati selalu menaruh semua kartu miliknya di dalam dompet termasuk KTPnya.Tidak mungkin jika jatuh karena belakangan ini Melati melakukan pembayaran dengan uang tunai maupun dengan QRIS, seh
Selama perjalanan ke Stasiun Kereta Api, tidak ada percakapan antara Melati dan Abisatya. Hanya Rendi yang berbincang dengan Melati, selama perjalanan yang memakan waktu hampir tiga puluh menit.Sesampainya mereka di Stasiun Kereta Api mereka pergi ke area tunggu Stasiun, karena Kereta Api tujuan mereka baru sampai tiga puluh menit lagi. Sambil menunggu, Rendi bertanya ke Melati tentang kampung halamannya."Kak, di kampung Kakak tempatnya seru gak?""Pasti seru, di kampung Kakak masih banyak pohon - pohon besar. Trus ada sungai kecil yang airnya jernih banget, udaranya juga masih bagus. Gak seperti di Jakarta""Wah, pasti seru. Nanti kita jalan - jalan keliling mampung Kakak ya?""Oke, nanti Kakak aja keliling kampung. Nanti juga Kakak ajak ke penjual jajanan langganan Kakak dari kecil""Asik""Kamu jangan memberi anak saya makanan yang aneh - aneh""Jangan kawatir, mana mungkin aku ngasih Rendu makanan yang tidak sehat"Setelah menunggu hampir tiga puluh menit, Kereta yang mereka tun
Perjalanan dari Stasiun Solo Balapan ke kampung memakan waktu hampir satu jam lebih lama dari biasanya karena terjadi kemacetan di beberapa titik menuju arah kampung Melati.Kampung Melati bernama Desa Manggis karena sejak dulu sampai sekarang banyak pohon manggis di setiap rumah warga. Dulu semua warga di Desa Manggis mempunyai pohon manggis, tapi sekarang sudah ada beberapa pohon yang di tebang karena perluasan lahan untuk pelebaran rumah.Begitu mereka memasuki Desa Manggis, mereka langsung di suguhi pemandangan pohon manggis yang cukup besar di sepanjang jalan. Bahkan di area persawahan juga terdapat pohon manggis.Melati sudah bangun sejak memasuki gerbang desa karena teriakan Rendi yang sangat bersemangat melihat jalan yang dipenuhi pohon manggis yang sudah berbuah.Sesampainya mereka di depan rumah Melati, mereka langsung turun dari taksi dan mengambil koper dan tas mereka dari bagasi. Setelah semua diturunkan Melati membayar ongkos taksi, tapi saat akan membayar Abisatya mence
Sekitar sepuluh menit mereka menunggu akhirnya orang tua Melati pulang dari rumah Pakde Muklis, Melati menghampiri Orang tuanya dan menyalami mereka."Kok pulang gak ngasih kabar Mak sama Bapak to nduk" Bapak dan Mamak mengulurkan tangan untuk di salami oleh Melati."Iya Mak, mau ngasih kejutan" jawab Melati dengan senyum.Bapak Melati melihat Abisatya dan Rendi yang ada di teras dengan bingun, pasalnya dia belum pernah melihat mereka."Itu siapa Nduk? calonmu?" canda BapakMelati memasang wajah cemberut mendengar candaan Bapak, "Enggak to Pak, itu temen. Anaknya mau ikut aku pulang, jadi mau gak mau Ayahnya juga ikut""Lah Ibunya kemana Nduk? kok malah Ayahnya yang ikut" Bapak heran mendengar hanya Ayahnya yang ikut mendampingi bukan ibunya."Ibunya udah gak ada Mak" Mak dan Bapak hanya mengangguk saja."Ayo Mak, Pak. Tak kenalin sama mereka" Melati dan orang tuanya berjalan menghampiri Rendi dan Abisatya yang sedang duduk di teras."Ini Mak sama Bapak Kak Melati, Rendi ayo perkenala
Semua orang berkumpul bersama di ruang makan untuk makan malam, Mamak sibuk menata piring di meja makan di bantu Melati. Sedangkan Bapak, Abisatya dan Rendi sudah duduk manis di meja.Setelah semua hidangan di sajikan, mereka mulai menyantap makanan yang ada di atas meja. Hidangan yang Mamak buat hari ini ada berbagai macam seperti tumis bunga pepaya, tempe dan tahu goreng, ikan nila bumbu asam manis yang di ambil dari kolam yang ada di belakang rumah, dan pecel sayur bayam.Rendi sangat penasaran dengan tumis bunga pepaya, dia belum pernah melihat bunga yang di jadikan hidangan."Kak, ini bunga apa? kenapa kita makan bunga? ini bunga melati ya?" semua orang tertawa mendengar pertanyaan polos Rendi kecuali Abisatya yang hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ringan."Ini bunga pepaya, biasanya kita masak dengan cara di tumis. Bukan bunga melati, mana mungkin Kakak berani makan bunga melati nanti malah di samperin mbk kunti" jelas Melati sambil bercanda, sayangnya Rendi malah ta
Di sore hari Rendi pergi ke lapangan untuk bermain dengan anak - anak lainnya sesuai dengan janji mereka siang tadi. Awalnya Melati dan Abisatya akan menemani pergi bermain, tapi Rendi menolak karena dia beralasan sudah tau jalannya. Melati dan Abisatya akhirnya mengizinkan Rendi pergi bermain sendiri.Setelah Rendi pergi bermain, Abisatya melanjutkan kerjaannya di dalam kamar. Sedangkan Melati menyapu dan menyirami halaman depan. Bapak sejak siang tadi sudah pergi ke masjid untuk persiapan Idul Adha besok, sedangkan Mamak malah asik bergosip di rumah tetangga. Padahal anaknya sedang ada di rumah tapi Mamak malah lebih memilih bergosip dengan tetangga.Cuaca hari ini yang cukup panas membuat Abisatya kepanasan di dalam kamar walaupun sudah ada kipas angin. Akhirnya Abisatya pergi ke teras untuk melanjutkan pekerjaannya.Saat Abisatya berada di pintu, dia melihat Melati yang sedang menyapu halaman. Kemudian Abisatya duduk di kursi dan melanjutkan pekerjaannya, sesekali Abisatya melihat
Setelah sholat Isya semua orang bersiap untuk ikut takbir keliling kecuali Bapak yang masih mengurus persiapan kurban untuk besok di Masjid. Mereka bertiga berjalan bersama menuju Masjid dengan membawa obor yang belum menyala, di sepanjang jalan banyak orang yang pergi menuju masjid untuk mengikuti acara takbir keliling."Banyak sekali orang yang mau ikut takbir keliling" seru Rendi dengan takjub melihat banyak orang di masjid."Tentu saja banyak orang, malam takbir pasti ramai. Memang Rendi belum pernah melihat takbir keliling?" Tanya Melati."Biasanya cuma kedengaran suara takbir dari masjid saja" jawab Rendi."Nah, sekarang Rendi bisa merasakan suasana malam takbiran yang meriah" Rendi mengangguk bahagia.Mereka kemudian menghampiri Bapak yang sedang membantu beberapa orang untuk menyalakan obor."Kakek" sapa Rendi."Rendi sudah datang, sini Kakek bantu menyalakan obornya" Bapak kemudian memgambil obor di tangan Rendi dan mendekatkan ke obor miliknya yang sudah menyala."Ini hati -
Ke esokan harinya, setelah sholat subuh semua orang sudah sibuk persiapan untuk sholat Ied. Melati menunggu giliran mandi di deoan kamar mandi, dia tidak tau siapa yang sedang mandi di dalam.Saat pintu di buka, Melati melihat Abisatya keluar dari dalam kamar mandi. Melati terpesona sejenak melihat Abisatya yang rambutnya masih basah, tetesan air jatuh ke wajahnya yang sempurna tanpa cacat."Masyaallah" batin Melati.Abisatya yang melihat Melati diam mematung tersenyum tipis, "Buruan mandi, jangan lihat saya terus. Nanti jadi suka"Melati yang kepergok Abisatya langsung salah tingkah, "Apaan sih, jangan kepedean deh" elak Melati untuk menghilangkan kegugupannya.Abisatya tertawa lirih kemudian pergi meninggalkan Melati sendirian, Melati buru - buru masuk ke dalam kamar madi. Setelah mandi Melati pergi ke kamar tamu untuk membangunkan Rendi yang tertidur setelah sholat subuh."Rendi ayo bangun, mau ikut sholat Ied gak?" Melati menggoyangkan tubuh Rendi dengan pelan, tapi Rendi malah te
Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M
Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan
"Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t
Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu
Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar
Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya