Hari ini Melati pulang lebih awal karena ada Rendi yang tidak mungkin tetap di toko sampai toko tutup pada jam sembilan, sehingga Melati meminta Rini untuk menutup toko sendirian nanti.
"Ayo Rendi kita pulang""Ayo Kak"Melati membawa Rendi pulang dengan sepeda listrinya, Rendi duduk di belakang dan memegang erat tubuh Melati agar tidak terjatuh. Rumah Melati tidak jauh dari toko miliknya, hanya berjarak 1.5 Km saja. Oleh sebab itu Melati pergi ke toko dengan sepeda listriknya agar lebih hemat.Rumah melati bukan rumah yang mewah, hanya rumah kecil tapi tertata dengan rapi. Bannyak bunga yang ditanam di halaman depan rumahnya, Melati juga menanan pohon buah di belakang rumahnya.Rumah yang ditempati Melati sekarang adalah rumah peninggalan Kakek dan Neneknya, dan toko yang ditempati Melati juga peninggalan Kakek dan Neneknya. Dulunya toko itu merupakan toko sembako yang kemudian diubah oleh Melati mejadi toko bunga. Kedua orang tua Melati berada di kampung, mereka seorang petani sayur. Orang tua Melati sangat menyayanyi Melati, walaupun tidak bisa menguliahkan anak mereka tapi mereka berusaha memenuhi impian Melati menjadi seorang Florist.Melihat banyak bunga di rumah Melati, Rendi merasa takjub karena dirumahnya tidak ada bunga sebanyak itu."Banyak sekali bunga yang ada di halaman Kakak, hampir menyaingi toko bunga Kakak" Melati tertawa pelan karena ucapan Rendi."Kakak menanam banyak bunga karena kakak sangat suka bunga, ayo masuk ke dalam dulu"Melati menurunkan Rendi dari sepedanya dan berjalan ke depan pintu. Melati merogoh kunci rumahnya di tas selempangnya, kemudian Melati membuka pintu rumahnya."Selamat datang di rumah Kakak"Rendi langsung masuk ke dalam rumah Melati dan melihat banyak kaktus mini di ruang tamu Melati, "Banyak sekali kaktusnya Kak, apa kakak gak takut tertusuk durinya?""Itu durinya lembut, gak sakit kalau tertusuk. Tapi kalau untuk anak kecil lumayan terasa sakit, jadi Rendi jangan dekat-dekat kaktus Kakak ya""Oke Kak"Melati meletakkan tasnya di gantungan dan pergi ke dapur untuk membuat makan malam. Saat membuka kulkas tdak ada bahan apapun di dalamnya, Melati lupa mengisi kembali kulkasnya. Seharusnya kemarin jadwal Melati mengisi kulkas, tapi karena sibuk membuat pesanan rangkain bunga Melati lupa mengisisnya.Rendi yang sedang duduk di meja dapur bisa melihat bahwa kulkasnya kosong, "Rendi ayo kita pergi makan ke luar, Kakak hari ini dapat banyak uang jadi Kakak mau mengajak Rendi makan di luar"Rendi terkikik mendengar perkataan Melati, padahal Rendi tau kalau tidak ada bahan makanan di rumah. Tidak mau membuat Kakak cantinya malu, Rendi hanya mengikuti permainan Melati."Aku mau makan KFC kak, aku belum pernah makan KFC"Melati marasa sedih atas permintaan Rendi, padahal KFC bukan makanan yang mahal. Walaupun tidak bisa makan setiap hari seharusnya Ayahnya bisa membelikan Rendi satu potong ayam KFC. Melati menganggap tawa Rendi disebabkan karena bahagia bisa meminta makan KFC."Oke kalau gitu, ayo kita makan KFC sepuasnya. Nanti kita juga bukus buat dimakan dirumah kalau kamu lapar lagi"Melati mengambil HPnya di tas dan memesan taksi untuk pergi ke restoran. Lima menit kemudian taksi pesanan Melati sudah sampai di depan rumah Melati."Ayo Rendi, kita berangkat" Rendi digendong melati menuju taksi pesanannya.Sesampainya di Restoran KFC, Melati langsung memesankan Rendi bucket yang isinya 10 potong ayam agar Rendi merasa puas. Jika tidak Habis, bisa mereka bungkus untuk dibawa pulang dibawa pulang.Sedangkan Melati hanya memesan paket yang berisi dada ayam, nasi dan jus jerus saja.Melati memilih duduk di pojokan restoran agar lebih tenang, tidak terganggu orang yang lewat."Ayo kita duduk di pojok saja, biar tidak ada yang menggangu kita makan""Oke Kak" Rendi langsung setuju dengan usulan dari Melati............"Bos, kami sudah menemukan keberadaan Bos kecil""Dimana dia?""Di salah satu Restoran KFC Bos, Bos kecil sedang makan ayam di sana bersama wanita yang menculiknya"Bos tersebut langsung marah mengetahui anaknya memakan makanan yang tidak sehati itu, "Berani sekali wanita itu memberi makan anakku dengan makanan yang tidak bergizi"Si laki - laki yang dilanggil Bos tersebut bersama asistenya langsung pergi menemui Bos kecil............Rendi sudah menghabiskan setengah dari isi bucket ayam, tapi Rendi masih tetap mau melanjutkan memakan semua ayam yang ada di bucket itu."Lebih baik ayamnya dibungkus saja Ren, nanti kamu kekenyangan. Kalau keeknyangan nanti perutmu jadi sakit""Tapi aku masih mau makan Kak, aku takut kalau aku tidak bisa makan lagi kalau sudah bersama Ayah" rengek Rendi dengan sedih, berusaha membujuk Melati."Satu lagi saja, sisanya dimakan di rumah saat perut Rendi sudah longgar" bujuk Melati sambil mengusap peeut Rendi.Rendi langsung senang saat Melati mengizinkan dia memakan satu potong ayam lagi, walaupun tidak boleh semua setidaknya Rendi masih bisa lanjut makan lagi.Saat Rendi sedang memakan potongan ayam terakhirnya ada sebuah tangan yang merampas ayam tersebut dari Rendi dan langsung membuangnya ke samping.Rendi langsung menahan tangis melihat ayamnya dibuang oleh orangn lain. Melati yang melihat kejadian itu langsung marah ke orang yang membuang ayam Rendi, sambil berusaha menenangkan Rendi."Apa - apaan ini mas, jangan seenaknya sama orang. Gak punya malu apa membuang makanan anak kecil, gak ada sopan santunnya anda"Mendengar Melati memarahinya karena membuang ayam Rendi, laki - laki tersebut balik memarahi Melati dengan nada cukup membuat Melati agak ciut mentalnya."Anda yang gak punya sopan santun, anda dengan seenaknya menculik anak orang""Saya tidak peenah menculik anak orang ya, asal anda tau. Saya bisa menuntut anda karena fitnah dan pencemaran nama baik""Saya tidak menfitnah anda, anak yang sedang makan dengan anda itu anak saya"Melati langsung terdiam mendengar perkataan laki - laki itu. Bukankah Ayah Rendi akan datang menjemput Rendi besok, kenapa jadi sekarang. Ditambah Melati pikir Ayah Rendi merupakan orang yang kurang mampu karena tidak mampu membelikan Rendi KFC, tapi dilihat dari pakaian laki - laki itu dia terlihat kaya."Berani sekali anda memberikan anak saya makanan yang tidak sehat"Melati akhirnya faham kenapa Rendi tidak pernag memakan ayam KFC, itu karena Ayah Rendi berfikir itu adalah makanan yang tidak sehat. Melati hanya diam mendengar omelan Ayah Rendi, padahal Melati tidak ada niat buruk kepada Rendi."Saya bisa tuntut anda atas penculikan terhadap anak saya""Saya tidak menculiknya, dia sendiri yang bilang kalau ada yang mau menculiknya""Tidak usah mengelak, sekretaris dan asisten saya melihat anda membawa anak saya pergi"Ternyata dua orang yang dilihat Melati adalah sekretaris dan asisten Ayah Rendi, berarti Melatpi sudah dibohongi Rendi."Saya benar - benar tidak menculim Rendi, anda bisa tanya ke anaknya langsung""Sudahlah Tidak perlu banyak bicara, sekarang ikut saya ke kantor polisi"Ayah Rendi langsung mengambil tangan Melati dan berusaha membawa Melati kelaur dari Restoran KFC. Banyak pengunjung yang melihat perdebatan mereka dan berbisik - bisik sambil melihat ke arah Melati dan Ayah Rendi.Saat Ayah Rendi menarik Melati untuk pergi keluar, Rendi menarik baju Ayahnya dengan tangan yang penuh dengan minyak dan saus hingga mengotori baju Ayahnya."Jangan bawa Kak Melati Pergi, aku yang mau ikut Kak Melati""Rendi, jangan ikut -ikutan""Tapi Yah, memang Rendi yang sudah menipu Kak Melati. Rendi cuma mau main dan ikut Kak Melati, Ayah selalu sibuk dengan pekerjaan. Aku hanya bisa bermain dengan pegawai Ayah, dan mereka gak seru mainnya. Mereka terlalu mematuhi aturan Ayah"Ayah Rendi langsung melespaskan tangan Melati dan berjongkok untuk mendengarkan Rendi, "Jadi Yah, jangan salahin Kak Melati"Ayah Rendi memeluk Rendi dengan pelan, "Maafin Ayah ya, Ayah terlalu sibuk bekerja sampai membuat anak ayah ini menjadi kesepian"Melati merasa terharu dengan percakapan Ayah dan Anak itu, dan Melati merasa lega karen Rendi sudah menjelaskan permasalahannya."Sekarang anda tau kan, kalau bukan saya yang menculiknya. Rendi yang berbohong kepada saya, dan saya juga tidak menyakiti Rend
Rendi berusaha memisahkan Melati dan Abisatya yang sedang berdebat tentang kasktus, "Ayah, jangan suruh Kak Melati buang kaktusnya. Kak Melati sudah susah payah merawat mereka semua, sayang kalau dibuang""Rendi, kaktus sangat berbahaya. Jika tidak hati - hati bisa melukai kamu""Aku sudah besar, aku tau kalau duri kaktus itu berbahaya. Pasti aku tidak akan dekat - dekat dengan kaktus""Dengar itu, Rendi saja yang masih kecil faham. Aku sudah bilang juga ke Rendi tadi, dan kaktus kecil ini tidak memiliki duri tajam. Coba saja pegang kalau kamu tidak lercaya dengan perkataanku"Abisatya hanya mendengus dan langsung duduk di sofa, "Kalau sampai anak saya tertusuk duri kaktus, akan saya buang semua kaktus itu"Melati hanya bisa sabar dan pasrah menghadapi sikap Abisatya yang menyebalkan itu.Melati kemudian pergi ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Abisatya dan Rendi, karena hanya ada air putih di dapur Melati hanya menyuguhkan air putih. Abisatya hanya diam melihat Melati menaruh ai
Di pagi hari Melati sudah menyirami bunga di depan rumah sambil menunggu penjual sayur lewat. Rendi terbangun tidak lama setelah Melati duduk di deapn rumah, dia melihat sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Melati.Rendi langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi untuk cuci muka dan buang air kecil, kemudian Rendi berkeliling di dalam rumah mencari Melati. Tidak menemukan keberadaa Melati di dalam Rumah, Rendi keluar untuk terus mencari Melati.Sesampainya Rendi di pintu depan, dia langsung melihat Melati yang sedang menyiram bunga. Rendi menghampiri Melati untuk ikut membantu menyiram bunga."Kak, aku mau menyiram bunga juga"Melati menyerahkan selang air ke Rendi "Ini, jangan terlalu banyak air dan jangan terlalu sedikit ya. Kalau kebanyakan bunganya bisa mati dan kalau kurang bunganya bisa kering"Rendi hanya mengangguk mendengar perintah Melati, dia merasa merawat bunga ternyata sulit. Terlalu banyak air mati, tapi kalau kekurangan air juga bisa membut bunga kering.Melati k
Selesai sarapan Melati membawa piring kotor ke dapur untuk dicuci, sedangkan Rendi masih asik menonton TV. Tidak lama setelah Melati ke dapur terdengar ketukan di pintu depan, Rendi langsung berdiri dan membuka pintu.Saat pintu dibuka Rendi melihat Ayahnyalah yang sedang berdiri di depan pintu, "Ayah sudah datang, ayo masuk kedalam"Rendi mengajak Abisatya ke dalam dan memanggil melati untuk memberitahu bahwa Ayahnya sudah datang, "Kak, Ayah sudah datang""Iya sebentar ya, ini kamu bawa air ke depan untuk Ayahmu"Rendi membawa nampan yang berisi air di teko dan gelas, Rendi dengan hati - hati membawa nampan tersebut agar tidak tumpah. Setelah sampai di meja ruang tamu Rendi langsung meletakkan nampan di atas meja."Ayah, ini aku bawakan air. Biar Ayah gak haus""Terima kasih Rendi, nanti akan Ayah minum. Sekarang Rendi sudah pintar membawa nampan air dan tidak jatuh" puji Abisatya ke Rendi sambil mengusap kepalanya.Rendi merasa bahagia karena dipuji oleh Ayahnya, "Tentu saja, Rendi
Melati sedang berbaring di kasurnya setelah pulang dari toko, Melati berencana membeli tiket kereta ke kampung halamannya di Solo untuk merayakan hari raya Idul Adha tiga hari kemudian. Agar tidak terlambat pulang dan kehabisan tiket, Melati memesan tiket kerangkatan tepat dua hari sebelum Idul adha.Saat sedang memesan tiket melalui aplikasi, Melati mengambil KTP yang ada di dompetnya untuk persyaratan pemesanan tiket kereta. Ketika merogoh dompetnya Melati tidak menemukan KTP miliknya.Melati langsung panik, takutnya KTP miliknya terjaduh di jalan atau di toko ketika Melati mengeluarkan dompetnya. Melati sibuk memcari KTPnya di dalam semua tas miliknya, namun tidak juga menemukannya.Melati pasrah dan terduduk di atas kasur, sambil mengingat terakhir kali dimana dia menaruh KTPnya. Seingatnya, Melati selalu menaruh semua kartu miliknya di dalam dompet termasuk KTPnya.Tidak mungkin jika jatuh karena belakangan ini Melati melakukan pembayaran dengan uang tunai maupun dengan QRIS, seh
Selama perjalanan ke Stasiun Kereta Api, tidak ada percakapan antara Melati dan Abisatya. Hanya Rendi yang berbincang dengan Melati, selama perjalanan yang memakan waktu hampir tiga puluh menit.Sesampainya mereka di Stasiun Kereta Api mereka pergi ke area tunggu Stasiun, karena Kereta Api tujuan mereka baru sampai tiga puluh menit lagi. Sambil menunggu, Rendi bertanya ke Melati tentang kampung halamannya."Kak, di kampung Kakak tempatnya seru gak?""Pasti seru, di kampung Kakak masih banyak pohon - pohon besar. Trus ada sungai kecil yang airnya jernih banget, udaranya juga masih bagus. Gak seperti di Jakarta""Wah, pasti seru. Nanti kita jalan - jalan keliling mampung Kakak ya?""Oke, nanti Kakak aja keliling kampung. Nanti juga Kakak ajak ke penjual jajanan langganan Kakak dari kecil""Asik""Kamu jangan memberi anak saya makanan yang aneh - aneh""Jangan kawatir, mana mungkin aku ngasih Rendu makanan yang tidak sehat"Setelah menunggu hampir tiga puluh menit, Kereta yang mereka tun
Perjalanan dari Stasiun Solo Balapan ke kampung memakan waktu hampir satu jam lebih lama dari biasanya karena terjadi kemacetan di beberapa titik menuju arah kampung Melati.Kampung Melati bernama Desa Manggis karena sejak dulu sampai sekarang banyak pohon manggis di setiap rumah warga. Dulu semua warga di Desa Manggis mempunyai pohon manggis, tapi sekarang sudah ada beberapa pohon yang di tebang karena perluasan lahan untuk pelebaran rumah.Begitu mereka memasuki Desa Manggis, mereka langsung di suguhi pemandangan pohon manggis yang cukup besar di sepanjang jalan. Bahkan di area persawahan juga terdapat pohon manggis.Melati sudah bangun sejak memasuki gerbang desa karena teriakan Rendi yang sangat bersemangat melihat jalan yang dipenuhi pohon manggis yang sudah berbuah.Sesampainya mereka di depan rumah Melati, mereka langsung turun dari taksi dan mengambil koper dan tas mereka dari bagasi. Setelah semua diturunkan Melati membayar ongkos taksi, tapi saat akan membayar Abisatya mence
Sekitar sepuluh menit mereka menunggu akhirnya orang tua Melati pulang dari rumah Pakde Muklis, Melati menghampiri Orang tuanya dan menyalami mereka."Kok pulang gak ngasih kabar Mak sama Bapak to nduk" Bapak dan Mamak mengulurkan tangan untuk di salami oleh Melati."Iya Mak, mau ngasih kejutan" jawab Melati dengan senyum.Bapak Melati melihat Abisatya dan Rendi yang ada di teras dengan bingun, pasalnya dia belum pernah melihat mereka."Itu siapa Nduk? calonmu?" canda BapakMelati memasang wajah cemberut mendengar candaan Bapak, "Enggak to Pak, itu temen. Anaknya mau ikut aku pulang, jadi mau gak mau Ayahnya juga ikut""Lah Ibunya kemana Nduk? kok malah Ayahnya yang ikut" Bapak heran mendengar hanya Ayahnya yang ikut mendampingi bukan ibunya."Ibunya udah gak ada Mak" Mak dan Bapak hanya mengangguk saja."Ayo Mak, Pak. Tak kenalin sama mereka" Melati dan orang tuanya berjalan menghampiri Rendi dan Abisatya yang sedang duduk di teras."Ini Mak sama Bapak Kak Melati, Rendi ayo perkenala
Setelah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Melati sangat senang dan ingin segera berkemas untuk pulang. Dokter meminta Melati untuk istirahat selama satu minggu, jangan melakukan pekerjaan berat dahulu."Kondisi pasien sudah membaik, bisa pulang hari ini. Tapi, setelah pulang pasien harus istirahat total selama satu minggu" kata Dokter memberikan nasihat kepada Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Keluarga pasien bisa mengikuti perawat untuk menyelesaikan administrasinya" kata Dokter itu sambil menunjuk ke arah Perawat yang ada di sampingnya."Baik, akan segera saya lengkapi administrasinya" ucap Abisatya yang sedang berdiri di samping kiri ranjang Melati, sedangkan Dokter dan Perawat berada di sebelah kanan ranjang."Mari ikut saya" Perawat itu menatap Abisatya dengan tatapan perintah untuk mengikutinya. Perawat itu keluar dari ruangan di ikuti oleh Abisatya."Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu ke Melati, Dokter itu keluar perlahan dari ruangan M
Sudah tiga hari Melati di rawat, untungnya dari hari ke hari keadaan Melati berangsur membaik. Suhu tubuhnya sudah kembali normal meski sesekali suhu tubuhnya naik sedikit."Kondisi pasien berangsur membaik, kemungkinan besok sudah bisa pulang. Besok akan saya periksa lagu, jika sudah normal pasien bisa dipulangkan" ucap Dokter setelah selesai memeriksa Melati."Terima kasih Dok" ucap Melati dengan senyum bahagia."Sama - sama. Kalau begitu saya keluar dulu" pamit Dokter itu. Dokter itu berjalan keluar ruangan disusul oleh perawat yang berjalan di belakangnya.Abisatya yang sedari tadi berdiri kemudian dia duduk di samping Melati, hari ini hanya ada Abisatya yang menemani Melati. Rendi masih ada di sekolah, Rini dan Andri sedang menjaga toko, sedangkan Doni ditugaskan oleh Abisatya untuk mengurus kerjaannya di kantor."Apa tidak masalah kamu tidak pergi ke kantor selama tiga hari?" Tanya Melati."Em, tidak masalah. Sudah ada Doni yang mengawasi di sana dan pegawai di kantor tidak akan
"Mbk" teriak Rini saat memasuki ruangan Melati, Rini berjalan dengan cepat ke samping ranjang Melati."Astaga Rin, jangan teriak - teriak" ucap Melati dengan lirih karena tubuhnya masih lemah."Bagaimana aku gak teriak mbk, kemarin kamu masih baik - baik saja eh sekarang berbaring di rumah sakit" ucap Rini dengan cepat sambil melihat kerah infus yang ada di tangan Melati."Kata dokter, Mbk sakit apa?" Lanjut Rini."Typus dan kelelahan" bukan Melati yang menjawab melainkan Abisatya yang sedari tadi duduk di samping Melati, Rini tidak sadar akan kehadiran Abisatya di sana karena terlalu fokus ke Melati."Kamu jangan telalu banyak mengajak bicara Melati, biarkan dia istirahat" ucap Abisatya dengan dingin ke Rini.Rini terdiam karena merasa dirinya telah dimarahi oleh Abisatya, dia bediri diam di samping ranjang Melati tanpa melakukan apa pun. Abisatya yang melihat Rini hanya berdiri di diam memintanya untuk pergi ke toko saja."Kamu lebih baik ke toko saja, kami di sini tidak membantu ap
Saat Rini datang ke toko, di sana sepi tidak ada Melati atau pun Andri. Rini menunggu sekitar tiga puluh menit tapi tidak ada yang datang karena kawatir, Rini menelefon Melati untuk menanyakan keberadaannya."Halo Mbk, sekarang Mbk ada di mana?" Tanya Rini saat telfon berhasil terhubung."Halo Tan, Kak Melati ada di Rumah Sakit" ternyata yang mengangkat telefon Melati adalah Rendi."Di rumah sakit? Rumah sakit mana?" Tanya Rini dengan nada cemas dan kawatir."Di Rumah Sakit Medika Tan" jawab Rendi."Oke, aku segera ke sana" ucap Rini.Rini kemudian mematikan telefon dan segera pergi ke Rumah Sakit. Setelah telefon dimatikan, Rendi meletakkan HP Melati di meja samping ranjang. Tak lama, seorang dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan. Dokter tersebut memeriksa keadaan Melati, kemudian berbicara dengan perawat itu."Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Abisatya."Berdasarkah hasil Lab. pasien mengalami typus dan juga kelelahan. Nanti akan ada perawat yang membawakan obat untuk pasien, dim
Pagi ini Rendi bangun tidur sendiri, dia bangun sekitar jam enam. Saat Rendi bangun, dia kaget karena sudah ada sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Biasanya Melati akan membangunkannya, Rendi terduduk di atas kasur dan melihat ke samping kanannya. Dia melihat Melati masih tidur, Rendi kemudian berusaha membangunkannya tapi hanya di balas gumaman oleh Melati.Merasa ada yang tidak beres, Rendi mengecek suhu tubuh Melati. Saat punggung tangannya bersentuhan dengan kening Melati rasanya sangat panas, Rendi reflek menarik kembali tangannya. Rendi kemudian mengambil telefonnya dan menelefon Ayahnya."Halo Yah" ucap Rendi."Ada apa Rendi, Ayah masih di jalan sebentar lagi akan sampai. Kamu segera siap - siap untuk sekolah" jawab Abisatya."Ayah badan Kak Melati panas banget seperti kompor" ucap Rendi."Panas? Dimana dia sekarang? Apa sudah minum obat?" Tanya Abisatya dengan nada kawatir."Belum Yah, Rendi baru tau tadi. Dan Kak Melati juga masih tidur, Rendi bangunkan tapi dia gak ban
Sudah seminggu lebih Andri membantu Melati di toko, selama bekerja di toko Andri mendapat banyak lengalaman dalam menghadapi berbagai jenis perilaku pelanggan. Pada awalnya Andri sedikit kesulitan tapi lama - lama dia menjadi terbiasa."Mbk tau gosip terbaru gak?" Tanya Rini menyenggol bahu Melati yang sedang menghitung pendapatan minggu kemarin."Gosip apa? Kamu itu sukanya gosip terus" jawab Melati yang masih fokus menghitung akun toko."Itu toko sebelah, toko bunga Sanjaya sudah tutup lo terus katanya mau pindah ke daerah di jawa tengah" ucap Rini."Kok bisa? Bukannya toko itu rame pengunjungnya ya?" Tanya Melati heran."Kurang tau sih Mbk, tapi ya mereka mengaku kalau sudah menyabotase bisnis kita lo mbk" kata Rini dengan serius."Sabotase gimana?" Tanya Melati."Itu lo yang sering ada orang yang ngaku pelanggan kita terus bikin onar selama bulan ini, itu mereka disuruh sama Bos toko bunga Sanjaya" jelas Rini."Loh aku kira yang ngerecokin kita toko sebelah si toko bunga Amanah, t
Saat Rini sampai di toko, dia melihat banyak orang yang membantu mempersiapkan toko."Wah Mbk, banyak banget yang bantuin" ucap Rini melihat sekeliling toko."Iya Rin, lumayan tenaga gratis" jawab Melati diiringi dengan tawanya.Rini kemudian mulai membantu membersihkan toko, seharian ini Doni dan Andri selalu ribut bahkan karena masalah sepele. Misalnya tadi saat Melati meminta Andri mengambil kertas untuk buket di gudang, Doni menyerobot tugasnya karena diperintah oleh Abisatya."Dri, tolong kamu ambilkan kertas buat buket di gudang" ucap Melati."Oke Mel" jawab Andri.Abisatya yang melihat itu langsung menatap Doni, Doni yang ditatap mengerti apa yang diminta oleh Bosnya itu."Biar aku aja Mbk yang ambilkan" ucap Doni spontan."Aku perhatiin kok kamu selalu cari ribut ya sama aku" ucap Andri jengkel."Idih, nuduh aja kamu. Aku cuma mau bantu Mbk Melati aja kok" elak Doni."Melati kan sudah menyuruhku, ngapain kamu mau gantiin aku. Jangan - jangan kamu suka ya sama aku, terus kamu
Melati bangun lebih awal dari semua orang, dia berjalan ke ruang tamu untuk melihat keadaan Doni dan Andri. Melati melihat Andri tidak ada di sofa melainkan tidur di bawah dengan Doni dan posisi mereka agak ambigu. Dimana Andri memeluk Doni dari belakang, melihat hal itu Melati langsung melempar mereka dengan bantal kecil yang ada di sofa."Heh, bangun. Kalian kayak homo saja" ucap Melati.Doni dan Andri terbangun karena lemparan Melati. Saat mereka sadar, mereka langsung menjauh dari satu sama lain. Mereka mengusap tubuh mereka seakan ingin membersihkan tubuhnya dari sesuatu yang kotor."Ngapain kamu meluk - meluk, aku masih normal ya. Jangan main grepe - grepe segala" tunjuk Doni ke Andri dengan jijik."Aku juga normal kali, lagian kamu sih dekat - dekat" ucap Andri."Kok nyalahin aku, kamu yang salah kok. Semalam kamu tidur di sofa kenapa sekarang malah tidur dibawah bareng aku" ucap Doni dengan jengkel."Aku juga gak taulah, kamu mindahin aku kalik" tuduh Andri berusaha menghindar
Sesampainya Melati dan Andri di rumah, Andri melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah Melati. Andri menghentikan sepedanya di halaman depan, "Mel itu mobil siapa, mobil kamu?" Tunjukkan Andri ke arah mobil abisatya"Bukanlah Dri, itu mobilnya temanku yang menginap di sini. Ayo cepat masuk ke dalam" ajak Melati. Andri kemudian menuntun sepeda Melati ke dalam garasi, lalu mereka masuk ke dalam rumah. Abisatya yang sedang menonton televisi bersama Rendi melihat mereka masuk, saat Abistya melihat Andri dia langsung menatapnya dengan pandangan yang tidak suka."Loh Mel, temanmu yang menginap di sini laki-laki? emangnya nggak dimarahin sama ketua RT di sini?" Tanya Andri."Enggak Dri, dia udah izin ke Pak RT disini dan diizinin" Jawab Melati. Abisatya yang melihat kedekatan Andri dan Melati merasa jengkel dan tidak suka, Abisatya berjalan menghampiri mereka dan memisahkan jarak mereka."Eh, kenapa Pak Abi?" Tanya Melati melirik ke arah Abisatya yang berada di sebelah kirinya