Home / Romansa / Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal / Kondisi Clara usai Ditinggal Sagara

Share

Kondisi Clara usai Ditinggal Sagara

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pikiran Sagara terlalu luas dan berasumsi jika Citra sedang diancam oleh Raffael agar Sagara dan Citra bertemu kemudian mengambil Hanna kembali. Membawanya pada Krisna.

“Iya juga, yaa. Kalau begitu, kita ketemuan jauh dari rumah gue. Kita ketemuan di deket kampus aja. Ada café di sana.” Andra menoleh kepada Hanna.

“Aku ikut!”

Baru saja Andra membuka mulutnya agar tidak perlu ikut, perempuan itu sudah berbicara terlebih dahulu dan ingin ikut.

“Baru juga mau bilang jangan ikut,” kata Andra pelan.

“Aku gak tau apa yang sedang dia rencanakan. Aku ikut! Jangan sampai Sagara kenapa-kenapa. Lagi pula, aku nggak bisa tenang sedangkan kalian pergi menemui Citra yang bisa saja dia lagi sama Raffael. Seperti yang dipikirkan oleh Sagara.”

Hanna menatap Sagara. Berharap pria itu mau membawanya menemui Citra. Sementara Andra hanya menghela napasnya sembari menatap Sagara yang masih berpikir.

“Pastikan terlebih dahulu. Kalau Citra hanya pergi sendiri. Jangan sampai kita kena jebakan dan dia ambil Ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Debat

    “Ya! Sagara dan Clara sudah tunangan. Dan dia membatalkan semuanya karena menikahi kamu, Hanna.”Hanna kembali menutup mulutnya lantaran terkejut bukan main. Baru tahu jika Sagara dan Clara akan bertunangan kemudian dibatalkan. Dia tidak pernah tahu dan Sagara tidak memberi tahu hal tersebut kepadanya.“Citra. Bahkan, Clara aja nggak pernah bahas hal ini lagi. Kenapa elo bahas lagi? Gue dan dia udah damai. Udah nggak ada lagi masalah yang harus kami selesaikan,” kata Sagara yang kini berucap lebih santai.“Tapi kenapa, Sagara? Kenapa kamu membatalkan semuanya?” tanya Hanna kemudian bersuara.“Karena akhirnya aku ketemu sama kamu.” Sagara menjawab dengan jujur.Perempuan itu lantas memejamkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Harusnya kamu nggak melakukan hal itu, Sagara. Kalau memang kamu akan tuna—““Nggak ada, Hanna. Bukan hanya karena aku ketemu sama kamu. Tapi, karena memang aku diusir oleh Damar. Satu minggu sebelum tunangan itu akan dilaksanakan, lebih tepa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Salah Paham

    “Udah, udah. Jangan debat di sini. Kalian nggak perlu mempermasalahkan ini. Si Citra cuma pengen mancing kalian doang. Biar ribut. Clara baik-baik aja. Sakit apaan. Dia masih aktif datang ke kampus. Sakit hati, kali maksudnya.”Andra menghampiri mereka dan melerai perdebatan yang sedang dilakukan oleh kedua pasangan tersebut.“Asumsi elo emang jauh lebih masuk akal daripada pikiran Hanna yang over. Terlalu banyak mikir negative kamu, Hanna. Kecewa aku, sama kamu.”Lalu, pria itu meninggalkan Hanna dan Andra begitu saja.“Laah! Kok malah pergi sih! Weyy! Bukan gitu maksud gue!” teriak Andra memanggil Sagara yang entah akan ke mana pria itu pergi.Di dalam kamar. Hanna terlihat murung lantaran Sagara yang belum juga pulang sejak perdebatan yang mereka lakukan di depan café tadi. Air matanya tidak henti-hentinya berhenti. Ia yang hanya ingin bertanya mengenai kondisi Clara lantas membuat situasi menjadi rumit lantaran Sagara tidak ingin membahas Citra lagi.Bahkan, perempuan itu mengunci

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Pikiran Sagara Terlalu Jauh

    Sagara menelan salivanya. "Nggak. Aku nggak akan menyalahkan kamu. Rasanya wajar, kalau kamu ingin tau apa yang terjadi pada Clara. Sementara hubungan kami berakhir karena aku sudah menikahi kamu." Sagara menatap Hanna dengan lekat.Hanna kembali membuang muka. "Harusnya kamu nggak pergi gitu aja. Kalau memang ingin ke rumah Clara, kenapa harus pergi sendiri? Karena nggak mau, aku mendengar apa yang ingin kamu katakan ke Clara?"Sampai akhirnya Hanna pun berpikir negatif. Berpikir bahwa Sagara tidak mau sampai Hanna tahu, apa saja yang dia ucapkan kepada Clara.Pria itu menggenggam tangan Hanna. Matanya terus menatap penuh wajah Hanna yang terlihat sangat berantakan."Aku nggak pernah menyesal karena sudah menikahi kamu, Hanna. Menikah kamu adalah salah satu mimpi aku yang akhirnya terwujud. Aku sudah katakan berkali-kali ke kamu, pada siapa pun. Kalau aku hanya mencintai wanita yang aku temui di jembatan kala itu. Tidak ada hubungannya dengan tunangan aku yang harus batal dengan Clar

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Keduanya Menginginkan untuk Pergi

    Andra terlihat emosi kala mendengar ucapan Sagara. Menganggap jika Hanna akan memintanya kembali pada Clara, padahal Hanna sama sekali tidak pernah berniat untuk mengucapkan itu."Lagi buat apaan, lo? Kayaknya enak banget." Andra tergoda oleh masakan yang dibuat oleh Sagara. Padahal dia sedang marah kepada sahabatnya itu."Ayam kecap sama capcay. Hanna suka banget dan gue bersyukur karena bisa membuatkan masakan kesukaan Hanna."Andra mengulas senyum sembari mencium aroma ayam kecap yang begitu menggoda selera."Dengan begini, Hanna bakal maafin elo? Begitu?"Sagara menggeleng. "Nggak. Hanna nggak marah sama gue. Dia mana bisa, marah ke gue, Ndra. Kalau cinta, iyaa.""Iddiih. Pede banget lo, jadi orang. Hanna cuma kasihan sama elo. Makanya nggak mau marah-marah."Sagara terkekeh sembari geleng-geleng kepala. "Habis makan malam, kita lanjut bikin denah resto lagi. Harus ditunda kan, gara-gara si Citra nih.""Eh tapi, Sagara. Emangnya elo beneran, nggak butuh bantuan Citra untuk membuat

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Sampai Sagara dan Hanna Berpisah

    "Aku sudah tau semuanya, Raffael. Kamu tidak bisa mengelak lagi dan jangan pernah menutupi apa pun dari aku. Juga, kamu tidak akan bisa memisahkan Sagara dengan Hanna. Karena mereka sudah tau, niat busuk kamu itu." Citra menatap tajam Raffael.Sehingga membuat pria itu menatapnya dengan lekat. Maksud dari ucapan Citra benar-benar membuatnya menjadi panas dingin.'Kenapa mereka bisa tau, dan apa yang mereka ketahui?' Ingin bertanya kepada Citra, tapi ia tak berani mengatakan apa pun kepada istrinya itu."Kamu pasti tidak akan berani bertanya padaku tentang apa yang mereka ketahui, Raffael. Satu, mereka sudah tau kalau kamu anaknya Damar. Orang yang sudah merebut paksa perusahaan papanya Sagara. Yang kedua, mereka bahkan sudah tau akal busuk kamu untuk memisahkan Sagara dengan Hanna. Karena ingin menghancurkan perusahaan papanya Hanna."Tapi, semuanya akan sia-sia. Kamu juga sudah salah kaprah karena menganggap jika perusahaan itu bisa maju karena Sagara. Asal kamu tau, Raffael. Mereka

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Batalkan Perceraian Hanna dan Sagara

    Sementara di kediaman Andra.Sagara tengah sibuk dengan beberapa pekerja resto yang akan melaksanakan pekerjaannya esok hari. Sementara Andra dan Hanna tengah sibuk di dapur, membantu Hanna yang sedang membuatkan kue. Perempuan itu kembali mengidam ingin membuat kue kesukaan Sagara.“Hanna? Kamu tau kan, kalau besok jadwal sidang perceraian kalian? Kira-kira … sidangnya akan tetap dilaksanakan atau nggak, ya?” tanya Andra sembari memarut keju.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya semalam Sagara memikirkan itu juga. Citra juga nggak ada kabar, yaa? Ya sudahlah. Lagi pula, kami nggak ada menandatangani apa pun.”“Iya sih. Kalau emang beneran, kalian bisa kumpul kebo, Na.”Hanna terkekeh pelan. “Seandainya memang harus seperti itu, kami bisa menikah lagi.”Andra menghela napasnya dengan pelan. “Ya udahlah. Semoga aja perceraian itu dibatalkan. Kalian nggak ada kabar, Krisna belum bisa menemukan kalian, dan Raffael juga udah digugat cerai sama Citra.”Hanna menganggukkan kepalanya. “Udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Masih ada Waktu

    Citra menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tidak tau, Om. Kami pernah bertemu, hanya sekali. Itu pun di cafe dekat kampus Clara. Mungkin, mereka tinggal di sekitaran sana."Padahal, masih membutuhkan waktu satu jam lamanya tempat persembunyian Hanna dan Sagara. Yakni di rumah Andra."Oh. Jadi, mereka tidak pergi ke luar negeri atau kota. Masih ada di sekitar sini."Citra mengangguk. "Kalau Om ingin mencari mereka hanya untuk dipisahkan, aku berdoa semoga Om tidak pernah menemukan mereka. Tapi, kalau Om ingin merestui hubungan mereka, semoga segera ketemu."Citra dan Irwan pun pamit dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu.Sementara Krisna menjatuhkan dirinya dengan lemas di atas sofa. Sinta pun menghampiri suaminya itu yang tengah putus asa."Jangan pernah menilai seseorang hanya dari luar sana, Krisna. Kamu sudah tau semuanya, dan tidak pernah percaya pada Sagara waktu itu. Dia berjuang mati-matian agar kamu percaya padanya jika Raffael sudah menikah. Tapi, karena kebencian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Pernah Salahkan Papa!

    Sagara menatap Citra penuh. Ia datang dengan tiba-tiba, kemudian berbicara pun sangat to the point. Sampai Sagara tidak tahu harus menjawab apa."Lalu, apa respon Papa saat tahu dia ditipu?" Lantas, Hanna yang bertanya kepada Citra."Kaget tentunya. Dan ... dia ingin bertemu dengan kalian. Mungkin, dia ingin minta maaf ke kalian karena sudah membuat kalian hampir berpisah."Sagara tersenyum miris. "Dan baru menyadari kalau ucapan kami lah, yang benar," ucapnya pelan.Hanna menoleh kepada Sagara. "Tidak perlu terpengaruh oleh penyesalan Papa, Sagara."Sagara tersenyum sembari mengusapi tangan Hanna. "Iya, Sayang. Aku nggak selemah itu. Aku akan membuat papa kamu benar-benar menyesali perbuatannya.""Sagara. Gue juga udah kasih tau ke Om Krisna kalau elo adalah seniman terkenal. Dia ingin elo kasih bukti kalau elo sehebat itu."Sagara kembali terkekeh. "Nggak segampang itu, Krisna. Masih banyak hal yang harus gue lakukan untuk dia. Terlalu dini, kala

Latest chapter

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Welcome Baby Twins

    "Kita lakukan tes terlebih dahulu. Susternya sudah saya minta untuk membawakan alat tes kehamilan juga," kata Dokter Azmi menjelaskan.Sagara tampak terkejut. Ia bahkan tak menyangka jika Hanna bisa secepat itu memberinya keturunan, kalau memang alat itu menunjukkan dua garis biru.Tak lama kemudian, Dokter Aris datang dan memberikan tespack kepada Hanna. "Silakan dicek terlebih dahulu, Bu Hanna. Kita periksa setelah hasilnya sudah keluar."Hanna mengangguk kemudian mengambil alat tes kehamilan itu. Lalu, masuk ke dalam toilet untuk segera melakukan tes kehamilan. Semakin cepat, semakin baik. Begitu menurutnya.Lima menit kemudian. Hanna keluar dari toilet. Sagara tengah duduk di samping sang anak yang sedang memakan buah apel yang sudah Sagara potong-potong."Positif, Dok." Hanna memberikan alat itu untuk diperlihatkan kepada Dokter Aris.Dokter Aris manggut-manggut. "Kalau begitu, kita lakukan USG terlebih dahulu. Agar tahu, sudah berapa usianya."Sagara juga ikut ke ruang USG. Pun

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Hanna Hamil?

    Sagara menelan salivanya dengan pelan. Kenangan terburuk yang pernah dia alami begitu menyakitkan hatinya. Di mana nasib buruk itu mengguncang dirinya, datang secara bersamaan.Namun, hasil yang kini dia dapatkan jauh lebih baik dari apa yang pernah dia miliki. Bahkan, orang-orang yang sudah merendahkannya kini bertekuk lutut padanya.Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Di mana acara pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan. Para tamu yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing.Pun dengan Sagara dan juga Hanna. Mereka memilih untuk pulang setelah acaranya selesai.Di dalam kamar hotel. Keduanya terlihat canggung karena tidak tahu harus dimulai dari mana.Andra pun mengirim pesan kepada Sagara untuk menanyakan perihal malam pertama yang harus dia lakukan.Andra: [Udah molor, belum? Apa jangan-jangan mau ngalahin gue!]Pesan terkirim.Sementara Indah masih berada di dalam kamar mandi. Seolah tak tahu, apa yang harus dia lakukan.Ting!Sagara: [Baru pemanasan. Tapi, karena el

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Posisi yang Sangat Lemah

    “Milla kenapa jadi begitu? Bener-bener sampul nggak bisa menjamin bisa dipercaya,” kata Hanna setelah kembali dari kamar mandi.Sagara mengendikan bahunya. “Lagi suka sama seseorang, kali. Makanya cari perhatian.”Hanna lantas menolehkan kepalanya kepada Sagara. “Kalau sukanya sama kamu, gimana?”Sagara tersenyum miring. “Yaa nggak gimana gimana, Sayang. Mau diganti lagi? Aku sih, terserah kamu aja. Karena aku nggak akan terkena rayuan apa pun kalau dia berani merayuku.”Perempuan itu hanya melirik Sagara yang berbicara dengan santainya. Sebab memang begitu kenyataannya. Tidak tergoda sedikit pun pada orang-orang yang berani menggodanya."Gak akan kelar, kalau diganti lagi dan lagi. Biar aja. Kecuali kamunya oleng."Sagara menatap Hanna kemudian menghela napas kasar. "Nggak akan. Janji, gak akan oleng. Aku gak mau kehilangan kamu. Daripada ladenin orang macam dia, lebih baik aku pindah jabatan aja, kerja di Lestari aja."Hanna terkekeh pelan. "Yaa bagus. Jangan sampai membuang berlian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Dulu Pulang

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Di ruang makan. Sagara, Hanna, Mayang dan juga Suster Indah tengah sarapan bersama.“Jadi gimana, Sus? Tetap mau resign?” tanya Sagara setelah menyelesaikan acara makannya.Suster Indah menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Bisa kita bicara, Mas Sagara?”Sagara mengangguk. “Temui saya di ruang kerja!” ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. Setelahnya, diikuti oleh Suster Indah setelah pamit kepada Hanna dan juga Mayang.“Jadi gimana, Sus?” tanya Sagara setelah tiba di ruang kerjanya.Suster Indah memberikan catatan yang setiap hari ia tulis mengenai kondisi kesehatan Mayang.“Bu Mayang masih butuh pendamping, Mas Sagara. Dan sepertinya, harus selalu ditemani sampai selamanya. Kondisi kejiwaannya tidak sepenuhnya kembali. Dan memang, banyaknya pasien yang sembuh itu tidak sembuh permanen,” tutur Suster Indah menjelaskan.Sagara melihat catatan tersebut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Harusnya cari yang udah tua, janda atau perawan tu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kondisinya Belum Begitu Normal

    Sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Setelah berjam-jam lamanya, tanpa ada transit terlebih dahulu. Akhirnya tiba di tanah kelahiran.Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Waktu yang tepat untuk mereka makan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah. Makan di resto mereka, yang saat itu tidak terlalu ramai. Mereka memilih untuk makan di lantai tiga, ruang privasi sang pemilik resto.“Sayang. Rivano-nya tidurin di tempat tidurnya aja. Bawa ke sini,” teriak Sagara kepada Hanna yang tengah menyusui sang anak.“Iyaaa!” sahut Hanna kemudian.Sagara pun kembali menyesap kopi miliknya yang ia pesan lima menit yang lalu. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan tiba.“Gue mau bahas project di Singapura. Kemaren, mereka pengen revisi motif yang ada di ujung deket kaca gitu. Katanya, terlalu rame dan warnanya juga kurang cocok dengan warna tembok kantor mereka.”Sagara manggut-manggut dengan pelan. “Sebenarnya gue lagi males bahas kerjaan. Karena gue masih cuti. Tapi, karena besok udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Mengajak Hanna Liburan

    Wisnu sudah tak tahan lagi dengan ucapan tak masuk akal Linda. Meminta agar Hanna dimasukkan ke dalam pemilik Lestari. Daripada meladeni ucapan aneh istrinya itu, ia pun memilih untuk pergi dari rumah itu.Linda mendengus kasar. Ia kemudian menghubungi Hanna untuk memarahi anaknya itu karena sudah berani berhenti bekerja.“Ma. Kan, udah Mas Adi yang menghidupi aku. Setiap bulan juga, aku selalu kirim uang ke Mam,” keluh Hanna dalam panggilan tersebut.Kebetulan sekali, perempuan itu sedang berada di rumah Hanna karena diminta untuk datang ke sana. Membantunya membuka semua kado dari para tamu undangan.“Kenapa dia?” tanya Andra yang juga ikut membantu membuka kado.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya … mamanya Hanna matre, deh. Kedengerannya sih, Hanna ini diminta untuk kerja lagi.”"Ya elaaah! Si Adi gajinya udah puluhan juta juga. Masih aja kudu kerja. Beneran sih, kalau kayak gitu mah. Matre." Andra menepuk jidatnya.Hanna kembali duduk di samping Hanna, kemudian menghela napas pa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   In Budapest

    Dalam hal ini, mereka memang seperti dunia terbalik. Bukannya Hanna yang meminta Sagara agar mengabulkan permintaannya untuk pergi ke luar negeri. Dan yang terjadi di sana malah Sagara yang terlihat begitu antusias untuk mengajak Hanna pergi ke luar negeri."Sayang. Andra pengen lamar Suster Indah di sana.""Sebenarnya aku masih capek. Tapi, kalau kamu maksa, ya udah. Karena tempat itu memang tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku pernah punya mimpi, ingin pergi ke sana bersama orang yang aku cinta.""Dan aku akan mewujudkannya. Kamu nggak perlu gendong Rivano, biar aku aja. Karena aku nggak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk mewujudkan semua keinginan kamu, untuk pergi ke luar negeri. Termasuk Budapest. Enam bulan yang akan datang, aku akan disibukkan dengan kuliah juga dengan pekerjaan kantor. Sepertinya tidak akan punya waktu banyak untuk kamu dan juga Rivano."Kita manfaatkan waktu ini untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Kita hanya punya waktu weekend sa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Gila!

    Sagara mengulas senyumnya. “I love you more. Kamu sangat mencintaiku, aku lebih lebih mencintai kamu. Don’t leave me. Aku butuh kamu.”“Hanya akan pergi, jika kamu yang menginginkanku pergi. Tidak dibutuhkan lagi untuk mengisi hidupmu.”“Dan itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya kemudian meraup bibir istrinya kembali.Permainan kedua akan dimulai lagi. Kemudian, Hanna menghentikan Sagara yang tengah meraup bibirnya.“Mau, yang lebih dari ini?” tanyanya sembari mengusapi milik Sagara yang semakin mengeras.“Apa itu?” tanyanya kemudian.Tanpa memberi tahu, Hanna menjatuhkan tubuh Sagara kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Sagara semakin menggila.“Arrgghh! Fuck you, Hanna!” Sagara meremas lengan Hanna seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Sagara yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh Hanna.“Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.**Waktu sudah menunj

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

DMCA.com Protection Status