Pada akhirnya, Zayden hanya bisa menyuruh Caleb mencari orang yang dekat dengan Audrey. Caleb sebenarnya ingin sekali menasihati bosnya bahwa Audrey telah tiada, untuk apa menyelidikinya lagi? Sebaiknya dilupakan saja.Akan tetapi, Caleb tidak mengatakan apa pun. Setelah melakukan penyelidikan, dia menemukan satu-satunya sahabat Audrey, yaitu Emilia.Zayden segera menelepon Emilia. Permintaannya tidak banyak, dia hanya menginginkan selembar foto Audrey, cukup selembar.Sayangnya, begitu Zayden menelepon dan memperkenalkan diri sendiri, Emilia langsung mengakhiri panggilan tanpa rasa sungkan sedikit pun.Emilia tahu bahwa Audrey baik-baik saja. Namun, ketika teringat sahabatnya hanya bisa tinggal di luar negeri dan mereka akan sulit untuk bertemu, kekesalan langsung menyelimuti hatinya.Seandainya Zayden bisa berpikir sedikit saja dan memercayai Audrey, hasilnya mungkin akan berbeda. Mereka berdua mungkin sudah melewati kehidupan bahagia dengan anak mereka.Makin dipikirkan, amarah Emil
Mungkin, Audrey tidak pernah menduga bahwa kehidupannya akan berakhir di usia muda seperti ini.Sorot mata Zayden tampak sedih. Dia merasa senyuman Audrey adalah ejekan terbesar untuknya. Dia mengalihkan pandangannya, tidak berani menatap foto tersebut.Ketika menundukkan kepala, Zayden baru mendapati nama pada batu nisan itu. Tidak disebutkan siapa orang tuanya, juga tidak ditulis bahwa Audrey adalah istrinya. Hanya ada nama Audrey Conner, seolah-olah wanita ini tidak punya hubungan dengannya.Zayden tiba-tiba merasa sekujur tubuhnya dingin. Dia berkata, "Tidak, Audrey tidak boleh dikuburkan begitu saja. Dia istriku."Hanya suami istri yang mengikat benang merah di tangan mereka. Tanpa benang tersebut, bagaimana Zayden bisa menemukan Audrey kelak?Emilia terkekeh-kekeh sinis sambil menyahut, "Istri? Bukannya kalian sudah bercerai sejak dulu?""Aku tidak pernah menyetujui perceraian itu!" teriak Zayden dengan murka.Emilia sama sekali tidak terkejut mendengarnya. Dia membalas, "Masa? K
Zayden duduk di depan batu nisan sambil melamun untuk waktu yang lama. Malam harinya, Caleb datang mencarinya dengan panik.Begitu melihat Zayden yang duduk terbengong-bengong, Caleb segera menghampiri dan memapahnya. Zayden yang tersadar kembali pun menatap Caleb, lalu berteriak, "Jangan pedulikan aku, cepat selidiki apa yang dilakukan Keluarga Conner akhir-akhir ini. Aku mau laporan rinci!"Teriakan ini membuat Caleb cukup terkejut. Meskipun begitu, dia tetap menuruti perintah Zayden dan menyelidiki Keluarga Conner.Tidak berselang lama, Caleb kembali dengan membawa hasil laporan. Zayden membaca dengan teliti, lalu baru mendapati bahwa ibu Audrey sudah lama dibawa pergi. Keluarga Conner menempatkannya di sebuah panti jompo di Alaramba, bahkan memanfaatkan hal ini untuk mengancam Audrey.Jadi, Audrey berada di Alaramba bukan untuk kawin lari dengan Christian, melainkan menyelamatkan ibunya yang sakit parah? Audrey berkali-kali ingin menjelaskan hal ini saat Zayden membawanya pergi sec
Caleb mengemudikan mobil dan langsung membawa Zayden ke Kediaman Conner. Melihat Zayden datang, pelayan segera membukakan pintu. Sebelum sempat menyapa, pria ini sudah berjalan masuk dengan angkuh.Ketika melihat dekorasi Keluarga Conner yang sama sekali tidak memiliki suasana berkabung, tebersit kekejaman di sorot mata Zayden. Setelah masuk, dia pun melihat 3 anggota keluarga itu sedang makan dengan gembira.Yasmin menatap kuku barunya sembari berkata, "Ayah, Ibu, aku selalu merasa gelisah belakangan ini, terutama saat melewati kamar Audrey. Gimana kalau kita menyegel kamar itu?"Yasmin sangat senang saat mendengar kabar kematian Audrey. Hanya saja, dia merasa agak takut saat teringat pada perbuatannya dulu. Bagaimana kalau jalang itu menjadi arwah gentayangan dan datang membalas dendam?Mendengar usul ini, Michael mengerutkan dahinya sambil menyahut, "Terserah kalian saja. Wanita itu benar-benar nggak berguna. Pada akhirnya, dia hanya membuat kita repot."Michael sama sekali tidak me
Begitu ucapan ini dilontarkan, tiba-tiba terdengar suara sirene di luar Kediaman Conner. Kemudian, terlihat beberapa dokter memasuki kediaman. "Apa Michael Conner di sini? Proyek yang dijalankannya dicurigai terlibat dalam suap. Silakan ikut kami ke kantor polisi."Ketika dalam perjalanan kemari, Zayden sudah mengutus orang untuk menyelidiki seluruh proyek yang dijalankan Keluarga Conner selama bertahun-tahun ini.Michael bukanlah pebisnis jujur yang berbaik hati, dia tentu memiliki banyak kesepakatan ilegal. Pada dasarnya, tidak akan ada yang mengusut masalah ini setelah dia memberi mereka uang. Namun, kalau terekspos seperti ini, dia akan mendapatkan pukulan besar.Ketika melihat Michael jatuh pingsan, polisi hanya bisa menatap Maggie dan berucap, "Kamu istrinya dan pemilik kedua perusahaan. Karena tersangka tidak sadarkan diri, tolong kamu ikut dengan kami."Usai mengatakan itu, polisi langsung mengeluarkan borgol untuk memborgol tangan Maggie. Wanita ini memang memiliki banyak ide
Yasmin tidak berani memunculkan diri di hadapan publik lagi. Dia hanya bisa mencari tempat untuk menelepon Maria. Kalau tidak segera membayar biaya pengobatan, Michael mungkin akan cacat untuk seumur hidupnya.Panggilan akhirnya dijawab setelah menunggu sekian lama. Tanpa sempat memedulikan citranya lagi, Yasmin langsung berkata, "Maria, kamu punya uang nggak? Tolong pinjamkan aku, aku butuh!""Yasmin, kamu masih berani meneleponku? Kamu bilang Zayden membenci Audrey, padahal nyatanya nggak seperti itu. Sekarang, aku celaka gara-gara kamu!" seru Maria.Setelah memberi pelajaran kepada Keluarga Conner, Zayden tidak berhenti begitu saja. Dia menyuruh orang menyelidiki siapa saja yang telah menindas Audrey sebelumnya.Tindakan jahat Maria tentu tidak bisa disembunyikan lagi. Demi melindungi keluarga, kepala Keluarga Woods hanya bisa mengusir Maria dari kediaman. Maria saja sudah sulit untuk melindungi diri sendiri, mana mungkin dia meminjamkan uang kepada Yasmin lagi?Begitu mendengar jaw
Lima tahun kemudian, di sebuah bandara internasional. Terlihat Audrey yang mendorong kopernya sambil menuruni pesawat. Dia tampak mengenakan kacamata hitam dan masker putih untuk menutup wajahnya dengan baik.Tatapan Audrey tertuju pada kota yang pernah ditinggalinya selama bertahun-tahun, tetapi kini malah terasa agak asing. Dia membatin dengan emosional, 'Akhirnya aku pulang.'Selama bertahun-tahun ini, Audrey mengira dirinya tidak akan pernah menginjakkan kaki di tempat ini lagi. Namun, perusahaan tempatnya bekerja menerima pesanan besar dari Slastin. Sebagai penduduk Slastin, Audrey tentu menjadi pilihan utama. Bosnya bahkan berjanji akan memberinya bonus besar.Audrey merasa ragu cukup lama karena tawaran ini. Apabila menerimanya, resumenya akan menjadi sempurna. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk kariernya di masa depan. Namun, begitu teringat dia mungkin akan bertemu dengan orang yang tidak diinginkan, Audrey lebih memilih untuk menyerah.Tanpa disangka, Audrey tiba-tiba mener
Dash masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Christian khawatir bahwa Audrey akan mencemaskan kondisi di sini. Kemudian, dia mengulurkan tangannya untuk menarik Dash ke belakangnya sambil berkata, "Tenang saja, aku akan menjaga Dash dengan baik. Kamu kerja dengan baik di sana, tidak usah khawatir dengan situasi di sini."Dash yang ditarik pergi oleh Christian juga merasa kesal. Dia memicingkan matanya, lalu menimpali, "Tenang saja, Mama. Aku juga bisa menjaga Papa Christian di sini. Aku nggak akan membiarkan wanita di luar sana punya kesempatan untuk mendekatinya."Ucapan Dash membuat Audrey tak berdaya. Baru saja dia ingin menegur Dash untuk jangan berbicara sembarangan, Christian malah duluan menyelanya, "Audrey, kamu cepat cari taksi untuk pergi ke tempat Emilia. Kamu juga pasti sudah lelah setelah naik pesawat. Dash, ucapkan selamat tinggal pada Mama."Setelah keduanya berpamitan dengan Audrey, mereka pun mengakhiri panggilan tersebut. Mengingat pembicaraan mereka tadi di telepon, A