Nada bicara Zayden sangat ketus, membuat Yasmin gemetaran mendengarnya. "Aku ... aku hanya ...." Untuk sesaat, Yasmin tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Namun, tatapan Zayden semakin dingin saat berkata, "Sepertinya pelajaran saat itu belum cukup bagimu. Kalau begitu, aku akan membuatmu puas dengan membuat Keluarga Conner bangkrut."Zayden mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Caleb. Yasmin langsung ketakutan melihat Zayden benar-benar serius dengan perkataannya. Michael pasti tidak akan mengampuninya jika tahu bahwa Yasmin bertindak sesuka hatinya untuk menjilat Zayden dan malah gagal."Tuan Zayden, Audrey yang memberitahuku semua ini. Katanya dia sedang butuh uang dan bertanya padaku apakah aku benar-benar ingin mendekatimu. Aku jadi tergoda sesaat dan melakukan hal seperti ini!"Tangan Zayden terkepal erat mendengar hal itu. Sebenarnya dia sudah bisa menebak bahwa orang yang bisa begitu paham terhadap dirinya dan punya kaitan dengan Yasmin, tidak lain adalah Audrey. Namun
Meskipun tidak dikatakan dengan jelas, Caleb tentu mengerti bahwa orang yang dimaksud adalah Audrey. Di dunia ini, hanya Audrey yang bisa membuat Zayden kehilangan kendali atas emosinya. Jadi, Caleb segera mengiakan. Setelah keluar, dia menyuruh orang menyelidiki keberadaan Audrey.....Audrey mengikuti Christian turun dari kapal, lalu segera menaiki pesawat untuk terbang ke Alaramba.Ketika duduk di pesawat sambil memandang awan di luar, suasana hati Audrey terasa tidak karuan. Di satu sisi, dia akhirnya mendapatkan kabar tentang ibunya sehingga merasa makin gelisah. Di sisi lain, dia sangat ingin mengetahui kondisi Zayden yang sekarang. Apakah pria ini sudah siuman? Apakah dia baik-baik saja?Audrey mengepalkan tangannya dengan erat. Sesudah mencari tempat aman untuk ibunya, dia pasti akan kembali untuk memeriksa kondisi Zayden. Meskipun hanya bisa melihat dari kejauhan, dia sudah merasa tenang.Christian duduk di samping Audrey. Ketika melihat ekspresi Audrey kurang baik, dia bertan
Ketika melihat Audrey begitu panik, perawat itu tidak berani mengatakan apa-apa, melainkan buru-buru membawa Audrey ke kamar Lara.Audrey mengikuti di belakang. Tubuhnya tak kuasa gemetaran. Ketika melihat perawat ini berlari dan berteriak dengan panik, dia memiliki firasat kuat bahwa orang itu adalah ibunya.Audrey tidak berani memercayai kenyataan ini. Yasmin jelas-jelas telah mengambil uangnya, mengapa masih memperlakukan ibunya seperti ini?Sesaat kemudian, mereka akhirnya tiba di sebuah bangsal. Begitu mendorong pintu bobrok itu, mata Audrey langsung berkaca-kaca saat melihat orang yang berbaring di ranjang. Orang itu ibunya ....Tanpa memedulikan anak di kandungannya, Audrey bergegas berlari menghampiri dan menggenggam tangan Lara. Dia berucap, "Ibu, maaf, aku terlambat. Tolong buka matamu, lihat aku!"Wajah Lara tampak sedikit membiru. Dia sama sekali tidak merespons. Melihat ini, Audrey pun merasa makin panik. Dia meneruskan seraya terisak-isak, "Ibu, jangan menakutiku. Jangan
Tubuh pelayan itu gemetaran. Sepuluh Keluarga Conner bahkan bukan lawan untuk Keluarga Moore, apalagi pelayan sepertinya. Dia memang takut dihukum oleh Keluarga Conner, tetapi nyawanya lebih penting dari segalanya.Pelayan yang barusan bersikap sombong seketika tidak berani berteriak lagi. Dia terpaksa bergeser ke samping untuk membuka jalan bagi Christian.Saat ini, ambulans juga telah datang. Christian tidak ingin membuang-buang waktu sehingga bergegas memindahkan Lara dari ranjang. Di sisi lain, Audrey yang awalnya tertegun pun buru-buru mengikuti.Keduanya sama-sama mengantar Lara ke ambulans. Kemudian, Christian kembali untuk membawa si pelayan dengan menodongkan pistol di kepalanya.Alergi yang dialami oleh Lara mungkin berkaitan dengan pelayan ini. Mereka tentu harus membawanya supaya bisa diinterogasi.Audrey pun membantu mengikat pelayan itu dengan tali. Tatapannya tampak sangat dingin. Apabila terjadi sesuatu pada ibunya, dia pasti akan membuat pelayan ini setengah mati.Ambu
Di rumah sakit, waktu terus berlalu. Audrey merasa sekujur tubuhnya menjadi sangat kaku karena berdiri terlalu lama. Namun, dia tidak berani bergerak, apalagi meninggalkan tempat ini. Dia khawatir ibunya dibawa pergi dan menghilang dari hadapannya lagi.Entah berapa lama kemudian, pintu ruang gawat darurat akhirnya dibuka. Terlihat Lara yang didorong keluar. Audrey buru-buru menghampiri, lalu meraih lengan dokter dan bertanya, "Dokter, bagaimana kondisi ibuku? Apa dia baik-baik saja?""Kondisinya agak lemah, tapi untung diantar tepat waktu. Nyawanya sudah aman. Setelah beristirahat beberapa hari, kondisinya akan membaik. Jaga ibumu dengan baik, jangan sampai terulang lagi," sahut dokter itu."Terima kasih, Dokter." Audrey mengangguk dengan kuat. Sesudah mengetahui ibunya baik-baik saja, dia merasa sangat lega. Dia segera mengikuti suster, melihat ibunya didorong ke bangsal.Christian yang menatap Audrey pun tahu bahwa wanita ini sedang merasa tidak aman. Jadi, dia keluar sendirian untu
Sesudah Caleb menyerahkan dokumen tersebut, dia merasa sangat tegang karena khawatir kondisi Zayden akan menurun akibat terlalu emosional.Di luar dugaan, Zayden tidak kehilangan kendali diri seperti yang dia bayangkan, tetapi raut wajahnya terlihat sangat tenang. Namun, ketenangan seperti ini justru membuat Caleb bergidik ngeri.Caleb telah mengikuti Zayden selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah melihat ekspresi seperti ini. Meskipun tidak diketahui suasana hati Zayden, Caleb tetap merasa tertekan melihatnya."Segera siapkan pesawat, aku akan pergi menemui mereka," perintah Zayden dengan dingin sembari melemparkan dokumen ke samping."Tuan Zayden, masalah sudah seperti ini. Kesehatanmu lebih penting, lebih baik beristirahat daripada memikirkan wanita itu," bujuk Caleb meskipun merasa takut.Menurut Caleb, Audrey sama sekali tidak menyukai Zayden, bahkan bisa dibilang wanita ini sangatlah kejam. Tidak pantas bagi Zayden untuk mencarinya, apalagi dia baru sembuh dari demam tingginya
Zayden menatap pemandangan harmonis di dalam ruangan dengan tatapan sinis. Meskipun sudah membayangkan berbagai adegan yang mungkin ditemuinya, dia tetap merasa sangat jengkel dengan situasi di depan matanya sekarang.Pemandangan yang membahagiakan ini membuat ketiga orang itu terlihat seperti keluarga yang utuh dan sempurna. Sementara itu, Zayden hanya orang luar yang tidak dibutuhkan.Audrey tertegun sejenak. Dia tidak bisa memercayai penglihatannya. Mengapa Zayden muncul di sini? Sesudah tersadar dari keterkejutannya, Audrey segera menarik tangannya dan menghampiri sembari berkata, "Zay ... Zayden, kenapa kamu kemari? Kamu baik-baik saja?"Hati Audrey terasa getir saat melihat pria di hadapannya. Apabila dibandingkan dengan Zayden yang selalu terlihat berkarisma, pria ini justru terlihat lebih kurus dan pucat, bahkan kantong matanya juga hitam. Zayden terlihat sangat lesu. Dia pasti menderita karena jatuh sakit sebelumnya.Audrey hendak memeriksa apakah Zayden sudah pulih total atau
Setelah Zayden berbicara, Caleb membawa beberapa pensiunan tentara dari pasukan khusus yang bersenjatakan pistol untuk berjaga di belakangnya. Semuanya menodongkan pistol ke arah Christian, membuat suasana tampak tercekam.Ketika orang-orang di rumah sakit melihatnya, mereka pun ketakutan hingga berteriak dan melarikan diri. Ini pertama kalinya Christian menghadapi situasi seperti ini. Ekspresinya tampak tegang, dia tidak menyangka bahwa Zayden akan membawa paksa Audrey dengan cara begini.Zayden tidak mengatakan apa pun, langsung membawa Audrey pergi. Christian ingin mengejar, tetapi tidak bisa bergerak sembarangan karena ditodong pistol. Dia hanya bisa melihat sosok kedua orang itu menghilang dari hadapannya.....Audrey yang ditarik oleh Zayden merasa tulangnya akan hancur karena tenaga si pria yang terlalu kuat. Ini juga pertama kalinya dia melihat Zayden seperti ini. Pria ini persis binatang buas yang mengamuk, yang bisa menggigit lehernya kapan saja.Audrey merasa ketakutan secar