Share

Tak Perlu Percaya. 19

last update Last Updated: 2022-07-30 07:13:35

Bab 19

Tak Perlu Percaya

Prank ....

"Astagfirullah ...."

Tiba-tiba gelas yang dipegang oleh Tarfi'ah jatuh begitu saja. Cukup membuat Tarfi'ah terkejut tentunya. Hingga membuatnya terdiam sejenak. Mengatur jantung yang seolah berhenti berdetak. Kaget.

Setelah itu, Tarfi'ah menekan dadanya sejenak. Berkali-kali mengucapkan istighfar. Berkali-kali mengatur napas.

"Astagfirullah ... kok tiba-tiba perasaanku nggak enak gini, ya?" ucap Tarfi'ah ngomong sendiri.

Tarfi'ah menarik napasnya sejenak, kemudian matanya menatap ke arah pecahan gelas itu di lantai. Ia menelan ludahnya sejenak. Masih berusaha untuk menenangkan hatinya. Masih berusaha untuk menenangkan pikirannya.

Setelah hatinya sudah bisa ia kendalikan, akhirnya Tarfi'ah beranjak. Segera melangkah menuju dapur untuk mengambil sapu. Ingin membersihkan lantai yang berserak pecahan kaca gelas itu.

"Ada apa ini? Semoga tak terjadi apa-apa!" ucap Tarfi'ah masih dengan perasaan yang sangat tak enak. "Tapi kok aku jadi kepikiran denga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Perkara Dendam. 20

    Bab 20Perkara DendamNabilla terdiam, masih terpaku di tempatnya. Dia belum beranjak, dia masih mengatur napasnya yang terasa sesak. Berkali-kali Nabilla membuang kasar napasnya. Berkali-kali juga, Nabilla menekan kuat dadanya. Agar dia bisa terus mengendalikan dirinya. Agar dia bisa terus mengontrol emosinya. "Kenapa hatiku sesesak ini saat mendengar ucapannya?" tanya Nabilla dalam hati. Yang dia maksud adalah ucapan Nathan. Ya, ucapan Nathan barusan, memang sangat mengena di dalam hatinya. Karena rasa sesak hati yang ia rasakan, area mata terasa memanas. Itu yang di rasakan oleh Nabilla sekarang. Ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya, tapi dia sadar jika dirinya ada di mana sekarang. Farhan pun masih terdiam di tempatnya. Dia masih mengamati Nabilla dari tempatnya itu. Belum berani mendekat. Yang ada di hatinya kini adalah rasa cemburu dan kasihan.Cemburu? Ya, Farhan sangat cemburu dengan Nathan. Dia pun merasakan ucapan Nathan sangat lah tulus. Sangat tulus, hingga samp

    Last Updated : 2022-07-31
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Curhatan hati. 21

    Bab 21Curhatan Hati"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Tarfi'ah kepada Nabilla. Ya, Nabilla baru saja sampai rumahnya. Walau hatinya masih kusut, tapi dia berusaha memperlihatkan kalau dirinya baik-baik saja di depan Mama tirinya itu.Nabilla pulang pulang diantar oleh Farhan. Tapi, Farhan sudah pulang duluan."Baik, Bunda ... baiiiikk banget!" jawab Nabilla dengan nada yang seolah sangat meyakinkan Tarfi'ah, kalau dirinya memang baik-baik saja. Tapi tidak cukup membuat hati Tarfi'ah lega mendengarnya. Masih terasa ada ganjalan di dalam hatinya. Tarfi'ah menarik napasnya sejenak. Memandangi anak tirinya itu lekat. Hingga bola mata mereka saling beradu pandang. Cukup membuat Nabilla nyengir merasa tak enak hati."Kamu nggak bohong sama Bunda kan?" tanya Tarfi'ah lagi, untuk lebih memastikan. Tentu saja cukup membuat Nabilla melipat kening sejenak. Mencerna lebih dalam. Menelan ludah sejenak."Kok kayaknya Bunda curiga gitu, ya? Kenapa? Apa dia tahu apa yang sebenernya terjadi?" tanya

    Last Updated : 2022-07-31
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Kemelut Suasana Hati. 22

    Bab 22Kemelut Suanasa Hati"Sebelum ke rumah Nabilla, kita makan dulu, ya! Kasihan adik kamu!" ucap Razmi. Nathan mengembangkan senyum. Kemudian menganggukkan kepalanya pelan. Kepalanya melongok sejenak ke dalam mobil. Melihat adiknya. "Iya, Ma. Kebetulan Nathan juga lapar," balas Nathan. Razmi melempar senyum khas keibuan. "Telpon kakakmu, ajak dia makan bareng sama kita!" pinta Razmi. Nathan tanpa mikir panjang lagi, seketika menganggukkan kepalanya. "Baik, Ma!" Langsung Nathan mengeluarkan gawainya dari dalam saku bajunya. Segera mencari nomor kakaknya. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi!" Seperti itulah jawaban dari operator. Kemudian Nathan segera mematikan gawainya. Menatap ke arah mamanya lagi. "Nomor Mas William nggak aktif, Ma!" ucap Nathan. Seketika Razmi melipat keningnya. "Tumben?" jawab Razmi lirih. Nathan mengangkat kedua bahunya sejenak. Pertanda dia tak tahu, kenapa nomor kakaknya nggak aktif. "Mu

    Last Updated : 2022-08-01
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Akhirnya. 23

    Bab 23Akhirnya"Hapemu bunyi terus, kenapa nggak diangkat?" tanya Tarfi'ah kepada anak tirinya. Ya, mendengar dering panggilan masuk hape anaknya, dia keluar dari kamarnya. Penasaran kenapa Nabilla tak mengangkat hapenya. Dia tertidur kah, atau bagaimana. Seperti itu pemimiran Tarfi'ah. "Malas, Bun," jawab Nabilla asal. Tarfi'ah melipat keningnya sejenak. Kemudian menatap ke arah gawai anaknya itu. Melihat siapa yang memanggilnya, kok sampai anaknya itu tak mau mengangkat telponnya."Telpon dari Nathan. Kenapa nggak diangkat?" tanya Tarfi'ah lagi. Nabilla menghela napas sejenak. Tentu saja Tarfi'ah semakin ingin tahu lebih. "Nggak tahu itu nomor Nathan beneran atau bukan. Bisa jadi itu nomor Mas William, atau ... entahlah mana yang punya dendam juga kita nggak tahu," jawab Nabilla. Tarfi'ah gantian menghela napasnya. Kemudian dia duduk di sebelah anaknya. "Apa perlu Bunda yang angkat?" tanya balik Tarfi'ah. Nabilla dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, Bund! Biarkan

    Last Updated : 2022-08-02
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Zona Tak Nyaman. 24

    Bab 24Zona Tak Nyaman"Uhuk, uhuk, uhuk ...." Tiba-tiba Razmi tersedak saat makan. Dengan cepat Teguh mengulurkan air putih kepada istrinya itu. "Minum dulu!" pinta Teguh. Segera Razmi menerima uluran segelas air putih itu. Kemudian dia segera meneguk air putih itu tanpa tersisa. "Hati-hati, Ma, makannya!" ucap Nathan yang memandang ke arah Razmi. Razmi memaksakan melempar senyum. Razmi segera meletakan gelas yang sudah kosong itu di meja. Kemudian segera meraih tisue dan mengusap bibirnya."Astagfirullah ...." ucap Razmi lirih. Ia menelan ludahnya sejenak. Kemudian mengatur napasnya. Menata hatinya yang tiba-tiba terasa mengganjal. Ia menekan dadanya sedikit kuat. Agar rasa sesak di dalam hatinya bisa sedikit saja berkurang. "Kamu mikiri apa?" tanya Teguh. Razmi menggeleng sejenak. Karena dia sendiri bingung dengan keadaannya. "Emm, Kakakmu, Mas William, nggak ada telpon balik, ya?" tanya Razmi dengan tatapan mengarah kepada Nathan. Karena mamanya tanya seperti itu, Nathan se

    Last Updated : 2022-08-03
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Kejadian itu. 25

    Bab 25Kejadian itu"Itu William mau ke mana, ya? Kok kencang banget naik motornya. Ngeri!" tanya Razmi saat melihat anak sulungnya naik motor dengan kencang. Melihat anaknya naik motor dengan begitu kencangnya, cukup membuatnya sangat khawatir. "Astagfirullah!" ucap Teguh yang terkejut saat melihat anak tirinya naik motor dengan kencangnya. Dia melakukan mobilnya dengan pelan. Menoleh sejenak ke arah belakang. Tak puas jika hanya melihat dari kaca spion. Mereka masih di mobil sekarang. Mau menuju ke rumah Tamam. Nathan naik motornya sendiri. Jadi Teguh mengikuti motor Nathan dari belakang."Itu tadi kayak motornya Mas William. Kenapa dia naik motor sampai sekencang itu? Kenapa dia?" tanya Nathan dalam hati. Dia sendiri juga bertanya-tanya. Laju arah mereka berlawanan. Cukup membuat semuanya penasaran. Nathan dan kedua orang tuanya tahu William naik motor dengan kencang. Tapi sebaliknya, William tak tahu mereka. Karena William hanya fokus dengan suasana hati dan pikirannya sendiri

    Last Updated : 2022-08-04
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Air Mata Kehidupan. 26

    Bab 26Air Mata Kehidupan"Alhamdulillah, kamu sudah sadar," ucap Tamam saat melihat kelopak mata istrinya terbuka. Tarfi'ah merasakan kepalanya pusing dan berat. Ia pegangi kepalanya dengan tangan. Benar-benar ia merasakan pusing yang sangat luar biasa. Tamam sendiri suasana hatinya sudah tak karu-karuan. Tapi dia sendiri nggak tahu harus bagaimana di depan istrinya yang baru saja sadar itu. "Aku di mana, Mas? Aku kenapa?" tanya Tarfi'ah dengan nada yang sangat berat. Lupa? Ya, Tarfi'ah tak ingat apa-apa lagi, setelah matanya melihat Nabilla penuh darah, seketika dia pingsan lagi dan lagi. Entah sudah berapa kali dia pingsan. Setiap bangun, jika mengingat darah yang mengalir segar di badan anaknya, dia seketika histeris dan pingsan lagi. "Kamu pingsan dan sekarang ada di rumah sakit," jelas Tamam dengan nada suara yang sangat pelan. Nada suara itu sangat berat. Tapi dia tetap berusaha menyampaikan dengan pelan. Dengan penuh hati-hati. Dia tak ingin keadaan istrinya semakin memb

    Last Updated : 2022-08-05
  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Luka Kehidupan. 27

    Bab 27Luka Kehidupan"Kita tadi kelamaan muter-muter, jadi nggak ketemu lagi dengan mereka, ya Allah ...." gerutu Razmi. Merasa kesal nggak jelas. Sesak sekali hatinya dengan keadaan ini. Benar-benar dalam keadaan zona tak nyaman."Ya namanya kita juga bukan orang sini. Nggak hapal jalan," balas Teguh. Dia sendiri juga sebenarnya kesal, tapi tak mungkin dia nampakan di depan istrinya. Agar keadaan tak semakin runyam. Nathan masih terdiam. Badannya lemas seolah tak kuat untuk bangkit. Razmi menoleh ke arah anaknya. Mengambil anaknya yang kecil, yang memang masih dalam dekapan Nathan. Anaknya yang kecil pun nurut saja saat Razmi mengambilnya. Mendengar Nabilla meninggal, Nathan masih berharap itu hanya mimpi. "Nathan?" sapa Razmi lirih. Tapi Nathan tak menjawab. Tatapan matanya kosong dengan air mata yang terus bergulir dengan sendirinya. Rasa sesak di dadanya, cukup mampu menarik air mata keluar dari sarangnya. Cukup membuat dunianya hancur berkeping-keping saat mendengar kabar it

    Last Updated : 2022-08-06

Latest chapter

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Extra Part Ending. 40

    Bab 40Ektra Part 2Lamaran berjalan dengan lancar. Selain lamaran, pembahasan pernikahan sekalian sudah di rundingkan. Semuanya setuju, semuanya merestui. Karena mereka sama-sama tahu betul bagaimana perjuangan cinta anak mereka. Dua keluarga sepakat, acara pernikahan akan digelar semeriah mungkin. Kalau Nabilla sendiri, dia menginginkan pernikahan yang sederhana saja. Begitu juga dengan Nando. Tapi, mereka juga tak bisa menolak keinginan keluarga besar. Nabilla anak pertama dan tunggal. Jadi Nathan menginginkan yang terbaik tentunya. Begitu juga dengan Marlina dan Farhan, Nando juga anak tunggal mereka. Tentu saja tak lega, jika pernikahan anak mereka digelar sederhana. Nabilla dan Nando akhirnya nurut saja. Bagi mereka yang penting semuanya merestui. Itu udah lebih dari cukup.*************************"Kamu deg-degan nggak?" tanya Nando lewat sambungan telpon. Mereka sudah tak diijinkan untuk bertemu. Istilah ngomongnya mereka sedang dipingit."Iya. Kamu sendiri gimana? Deg-deg

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Extra Part. 39

    Bab 39Ekstra Part 1"Kalian masih muda. Yakin mau menikah muda?" tanya Nathan kepada anaknya. Cukup terkejut mendengar pengakuan Nabilla. Ya, Nabilla sudah menceritakan semuanya kepada ayahnya. Nathan tentu saja tercengang mendengar itu. Karena dia pikir, masih banyak yang harus Nabilla kejar. Apalagi, Nabilla termasuk siswa berprestasi. Tapi cinta dia kepada satu laki-laki memang tidak main-main. Itu yang Nathan lihat. "Nabilla yakin ayah, tapi ... kalau Ayah tak mengijinkan, maka Nabilla juga nggak akan mungkin melawan Ayah. Karena bagi Nabilla, ayah segalanya! Tak akan mungkin Nabilla temukan, cinta tulus dari laki-laki selain ayah!" jawab Nabilla. Cukup menyentuh hati yang mendengarnya. Nathan menarik napasnya sejenak. Dia tak menyangka kalau anaknya akan berkata seperti itu. Hatinya terenyuh, saat anaknya bicara seperti itu. Meyakinkan kalau anaknya sangat mencintainya, sangat menghormati dan menghargai keputusannya. Walau keputusannya nanti, mungkin bisa dibilang tak sejala

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Ending. 38

    Bab 38Ending"Seperti itulah ceritanya, kenapa mamamu Amelia sampai sekarang, masih di penjara sampai detik ini! Dia merasa bersalah dan dia menyerahkan diri!" ucap Marlina. Dia menjelaskan semuanya. Di situ juga ada Nathan dan William. Tapi tidak ada Nabilla. Ya, kejadian kecelakaan yang dibuat Amelia di masa lalu, membuat ingatan Nando hilang. Vonis dokter mengatakan memori ingatan Nando hilang. Penyembuhan otak tidak mudah, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih. Walau tidak pulih seutuhnya, seperti sedia kala. Amelia menyerahkan diri, karena terus menerus dihantui rasa bersalah. Apalagi, kalau melihat Nando kesakitan, jika dia ingin mengingat sesuatu. Bukan hanya Amelia yang masuk penjara, tapi Jambrong juga. Polisi berhasil menangkapnya. Amelia sendiri yang melaporkannya. "Jadi Mama kandungku, Mama Marlina?" tanya balik Nando. Marlina menganggukkan kepalanya. Kemudian refleks Nando memeluk perempuan yang telah melahirkannya. "Maafkan aku, jika selama ini aku tak meng

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Akhirnya. 37

    Bab 37Akhirnya."Marlina!" sapa Amelia setelah dia tiba di ruang Nabilla. Tentu saja semua yang ada di ruangan itu menoleh ke arah suara. "Amelia?" balas Marlina. Terkejut dan tak percaya, jika Amelia datang menemuinya.Amelia terkejut melihat Nabilla yang sama dengan Nando. Lemah tak berdaya di pembaringan. "Astaga ... apa yang aku lakukan? Mungkin Nathan perasaannya juga sama yang aku rasakan saat ini. Khawatir dengan keadaan putrinya! Kenapa aku jahat sekali!?" Maki Amelia dalam hati. Ya, dia memaki dirinya sendiri. Dengan langkah pelan dan badan gemetar, Amelia masuk ke ruangan Nabilla. Matanya tak lepas memandang ke arah gadis itu. Gadis yang selama ini dia benci. Gadis yang selama ini, ia inginkan celaka. Nathan dan Marlina bingung melihat tingkah Amelia. Ada rasa was-was juga. Was-was jika Amelia menyerang Nabilla. Ya, pikirkan mereka masih negatif thinking dengannya. "Ada apa, Amelia?" tanya Marlina. Ditanya seperti itu, Amelia terkejut. Dia baru sadar kalau dia datang k

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Detik-detik Akhir. 36

    Bab 36Detik-detik Akhir"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Amelia kepada Marlina. Yang ditanya masih terus mengontrol emosinya."Tak penting kamu tahu sejak kapan aku di sini. Kenapa kamu menghilang?" jawab dan tanya balik Marlina. Amelia membuang muka begitu saja. Tak langsung menjawabnya."Bukan urusanmu!" balas Amelia ketus. Cukup membuat Marlina terkejut tentunya."Bukan urusanku kamu bilang? Kamu pergi membawa anakku! Dan kamu bilang itu bukan urusanku? Ternyata kamu tega sekali. Bukan hanya tega tapi juga kejam!" sungut Marlina. Amelia masih membuang muka. Dia tak berani menatap wajah Marlina. "Dia sekarang anakku! Bahkan secara negara dia sudah sah menjadi anakku! Kamu tak ada hak atas dia!" balas Amelia. Mendengar itu tentu saja membuat Marlina sakit hati. "Dia tetap batal jika menyentuhmu Amelia! Karena secara agama dia putraku! Kamu sangat jahat!" Marlina mengingatkan akan takdir yang sesungguhnya. "Persetan! Nando anakku, sampai kapan pun dia anakku! Jangan harap kamu bi

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Keadaan. 35

    Bab 35Keadaan"Nak, bangun! Nabilla bangun! Ayah mohon!" ucap Nathan. Dia sudah sampai di rumah sakit. Nabilla tak sadarkan diri. Air mata terus berjatuhan. Dadanya sangat sesak. Napasnya seolah tersumbat. Yang ia pikirkan hanyalah keselamatan Nabilla. Hanya itu. Tak ada yang lain lagi.Panggilan telpon dari segala penjuru tak ia respon. Sekarang fokusnya hanya ke Nabilla. Nabilla segalanya baginya. Marlina sudah sampai di rumah sakit. Dia saat ini ada di ruangan Nabilla. Dia baru saja dari ruangan Nando. Nando masih sama keadaannya. Belum sadarkan diri juga. Amelia belum sampai di rumah sakit. Dia masih syok di rumahnya. Syok mendengar Nando kecelakaan. Padahal dia berharap, kabar seperti ini, tidak untuknya. Tapi untuk Nathan dan William. "Nak, bangun!" ucap Marlina lirih di dekat telinga Nabilla. Nathan menoleh ke arah Marlina. Melihat Nabilla melakukan itu, hatinya terasa terenyuh. "Bagaimana keadaan Nando?" tanya Nathan. Yang ditanya menoleh ke arah Nathan. Dia menarik napa

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Hanya Rencana. 34

    Bab 34Hanya Rencana?"Astagfirullah ...." ucap Nathan saat dia kepleset. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba Nathan terpleset. Cukup membuat rasa nyeri di kaki ia rasakan. Dengan perlahan Nathan bangkit. Seketika degub jantungnya berdegub kencang sekali. "Kok, perasaan aku jadi nggak enak gini, ya?" tanya Nathan pada diri sendiri. Ya, dia merasa hatinya sedang tidak baik-baik saja. "Nabilla dan Nando sudah sampai rumah Bu Marlina belum, ya?" tanya Nathan, dia jadi kepikiran dengan mereka. Nathan segera melangkah menuju ke ruang TV dengan sangat pelan-pelan, karena kakinya masih nyeri, belum nyaman. Dia duduk di sana terlebih dahulu. Menenangkan hatinya sejenak, sambil sedikit menekan-nekan kaki yang terasa nyeri itu. "Aku telpon Bu Marlina saja. Tanya mereka sudah sampai apa belum. Kalau aku telpon Nabilla itu terlalu berbahaya. Dia sedang di jalan," gumam Nathan ngomong sendiri. Setelah hatinya sedikit bisa dia kendalikan, Nathan meraih gawainya. Dia segera mencari nomor Bu Marlina.

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Lanjutan Rencana. 33

    Bab 33Lanjutan Rencana"Ayah, hari ini Nabilla mau ke rumah Bu Marlina. Ibu yang menolong Nabilla itu. Boleh?" tanya Nabilla kepada ayahnya. Nathan sendiri baru saja selesai bertemu dengan Marlina. Kisah hidupnya cukup membuatnya sesak saat mendengarnya. Ya, Marlina sudah menceritakan semuanya kepada Nathan, masalah Nando hingga jatuh ke tangan Amelia. Cukup menyakitkan dan tentunya cukup bodoh. Itulah yang Nathan pikir, karena dia tak habis pikir, dengan jalan pikir Marlina kala itu. "Mau ayah antar?" tanya Nathan. Nabilla mengulas senyum tipis. Kemudian dia menggelengkan kepalanya. Nathan melipat keningnya sejenak."Nggak usah, Ayah! Nabilla nanti dijemput Nando. Boleh, kan?" jawab dan tanya lagi Nabilla. Nada tanya yang ia katakan, cukup membuat Nathan tak kuasa untuk menolaknya. Tak tega lebih tepatnya. Nada suara Nabilla terdengar sangat berharap. Berharap untuk diijinkan. Nathan menarik napasnya sejenak. Sebenarnya dia sangat berat untuk melepas Nabilla pergi tanpa dirinya.

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Menjalankan Rencana. 32

    Bab 32Menjalankan Rencana"Kamu bodoh sekali Jambrong! Bisa-bisanya kamu gagal culik anak kecil!" Maki Amelia. Sorot mata menyalang, ia lemparkan ke arah lelaki berbadan kekar itu. Dia sudah bersama Jambrong hari ini. Sengaja dia meminta Jambrong untuk datang menemuinya. Semalaman dia tak bisa tidur, gara-gara ucapan Nando, yang telah mengetahui nama Nando Perkasa. Cukup menyita perhatiannya. "Anak itu tak selugu yang kita lihat. Dia itu licik!" balas Jambrong. Amelia nyengir begitu saja. "Halah ... alasan!" sungut Amelia, dengan mata menyalang murka dan memerah. Jambrong menundukan kepalanya. Dia menyadari kalau dia salah. Wajar jika Amelia marah, dia sudah memberikan uang banyak kepada lelaki berbadan kekar itu. Tapi hasilnya tak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Cukup membuat rasa kecewa dan sesak menjadi satu."Selicik-liciknya dia, dia itu anak kecil ... harusnya malu bisa kalah sama anak kecil? Percuma badan gede, tapi kalah sama anak kecil!" Maki Amelia lagi. Rasanya me

DMCA.com Protection Status