Leo hanya bisa mengikuti perkataan Tania, mendatangi rumah Fransiska bertemu dengan kedua orang tuanya, meskipun bukan untuk melamar tetap saja jantungnya berdetak kencang. Kedua orang tuanya terutama sang mami sudah menyiapkan semuanya dengan bantuan wanita-wanita yang ada dirumah.
“Jangan bilang kalau ini lamaran.” Lucas duduk disamping Leo sambil menatap para wanita.“Mami bilang bukan.” Leo menjawab ragu.“Kaya nggak tahu mami aja yang suka membuat kejutan.” Lucas melanjutkan perkataannya yang hanya dibenarkan Leo dalam hati, “kamu sudah menentukan sama Fransiska? Kalau sudah berarti sudah tahu resikonya.”“Aku bahkan belum memikirkan semuanya.” Leo mengatakan dengan ekspresi sedih.Tepukan pelan di bahunya oleh Lucas menandakan bahwa dirinya harus benar-benar sabar, kedua orang tuanya sudah meyakinkan jika semua ini adalah saling mengenal dan pertemuan mereka di restoran hotel tidak membuat mereka nyaman.“AbangSuasana mendadak hening, Leo yang tidak menyadari masih menatap Fransiska dalam yang menatap Leo dengan tatapan tidak percaya. Tidak tahu berapa lama mereka saling menatap, seakan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, perkataan tiba-tiba yang keluar dari bibirnya juga membuat Leo terkejut hanya saja mencoba bersikap tenang.“Leo,” panggil Tania dengan menggerakkan lengannya pelan.“Kenapa, Mi?” Leo mengalihkan perhatian pada wanita yang ada disampingnya dan memberikan kode membuat Leo terkejut dan hanya bisa menggarukkan kepalanya menatap mereka semua.“Jadi ini kamu melamar Fransiska?” tanya Wijaya setelah suasana menjadi tenang, “kata kamu jangan dulu, jadi kalian berdua sudah membicarakan hal ini dari jauh-jauh hari?” memberikan tatapan penuh selidik.“Bisa dikatakan begitu.” Leo mencoba bersikap santai.“Kamu membutuhkan jawaban dari Fransiska?” tanya Wijaya dengan nada menggoda.“Kami sudah berbicara sebelum in
Memasuki hotel, tempatnya bekerja dengan suasana yang selalu sama setiap harinya. Keadaan hotel tidak akan pernah berubah, berbeda dengan perasaan yang saat ini dirasakan Leo setelah pertemuan kemarin.“Cerah sekali.” Agus menyapa Leo yang sudah berada di lantainya.“Hari baru harus cerah, kita akan melaksanakan rapat mingguan kan?” Leo mengalihkan pandangan ke Agus yang mengangguk pelan. “Semoga mereka sudah siap.”“Kenapa rapatnya harus senin sih, Pak? Kemarin mereka semua pasti sibuk mengatur hotel.” Agus memberikan pendapatnya.“Besok ada rapat di pusat, mau nggak mau harus rapat sekarang.” Leo menjawab pertanyaan Agus yang hanya diangguki “Dadakan juga kemarin Pak Lucas bicaranya.”“Memang nggak bisa ditunda?” tanya Agus yang dijawab dengan gelengan kepala. “Mereka akan siap nanti setelah makan siang.”“Bilang sama Irwan untuk menyiapkan snack selama rapat.” Leo menatap Agus yang hanya bisa mengangguk. “Kamu bisa
Suasana menjadi aneh diantara mereka berdua, perkataan Leo membuat mereka berdua terdiam. Leo sendiri merutuki dirinya yang dengan mudah berkata hal itu, padahal kemarin dirinya sudah melamar dan bertemu dengan keluarga Fransiska dan perkataan tadi bisa membuat semuanya menjadi kacau.“Putik.”“Leo.”Mereka mengucapkannya bersama dan membuatnya saling memandang satu sama lain, secepat kilat Leo langsung mengalihkan pandangan tidak mau terjadi hal-hal yang diluar pikiran dan kendalinya.“Kamu duluan,” ucap Leo membuka suara tanpa menatap Putik.“Hubungan kita tidak akan baik-baik saja kalaupun kembali, lagipula kamu juga dekat dengan penyanyi itu. Aku nggak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian berdua, kalaupun kita kembali itu artinya kamu sudah benar-benar menentukan pilihan ke aku bukan wanita lain,” ucap Putik membuat Leo terdiam dengan mendengarkannya.“Kamu yang membuat semuanya rumit, kedatangan pria it
Mendengar pengakuan Fransiska membuat hati Leo seakan penuh dengan bunga-bunga, tidak tahu harus menanggapi apa tapi tangannya tidak melepaskan genggaman tangan Fransiska sampai masuk kedalam mobil.“Malu ya?” Fransiska langsung menggodanya.Leo menatap Fransiska yang saat ini memberikan tatapan menggoda pada dirinya, menarik Fransiska membuat mereka semakin dekat. Tidak menunggu lama Leo melumat bibir Fransiska lembut, tangan Fransiska berada di lehernya membuat ciuman mereka semakin dalam.“Aku rasa kita harus keluar dari sini, kamu mau kemana?” Leo membelai pipi Fransiska pelan.“Tempat yang kita datangi kemarin, pinggir pantai.” Fransiska menjawab singkat.“Ada masalah?” Leo memandang penuh selidik.“Orang hidup pasti ada masalah.” Fransiska menjawabnya dengan memberikan senyuman lembut.Leo menatap Fransiska yang tidak seperti sebelumnya, membelai wajah Fransiska yang menatap lurus kedepan dan seakan p
Menemani dan membantu seluruh proses pemakaman ayah Fransiska membuat Leo berkenalan dengan saudara-saudaranya yang lain, setidaknya dirinya bukan lelaki satu-satunya ada tunangan Chika yang menemani. Tidak hanya itu keluarganya juga membantu semuanya, mulai dari rumah sakit sampai acara di malam hari. Fransiska hanya duduk dengan tatapan kosong, ditemani oleh teman-teman dari groupnya. Leo dan tunangan Chika menyambut beberapa tamu dan membantu semua proses berjalan lancar, mereka berdua belum memiliki waktu untuk berbicara dengan kedua wanita yang dicintai. Mama Fransiska sendiri lebih banyak diam, ditemani Tania dan juga calon mertua Chika selama proses berlangsung.“Mas, makasih banyak.” Yena membuka suara saat berada dihadapan Leo.“Bukan masalah, kalian akan tidur disini?” Yena mengangguk menjawab pertanyaan Leo “Kalau begitu aku pulang saja.”“Fransiska belum bicara sama sekali,” ucap Yena dengan perasaan bersalah dan tatapan sedih
“Mamanya Fransiska benar-benar kuat, mami gitu nggak akan sanggup.” Tania berkata sambil memasukkan makanan di ranjang.“Buat siapa?” Leo menatap bingung.“Kamu bawa kerumah Fransiska, pastinya gadis-gadis itu belum makan.” Tania menatap Leo sekilas.“Mereka bilang Fransiska sudah di dapur nyiapin makanan buat mereka.” Leo mengatakan dengan santai membuat Tania menatap tidak percaya “Lagian mereka berlima harus melanjutkan aktivitasnya.”“Fransiska juga?” tanya Tania yang dijawab Leo dengan menggelengkan kepala “Kira sama dia juga, kalau sampai ya mending suruh masuk di agencynya Azka aja.”“Agency apaan? Orang mau diambang kehancuran.” Wijaya mengatakan dengan nada yang sangat menyindir.Leo memilih diam, tidak terlalu tahu banyak mengenai agency Azka. Dirinya memang dekat dengan Brian, tetap saja tidak pernah membahas mengenai agency. Selama ini mereka bertemu hanya menikmati musik dari tempatnya atau melihat Fransi
Hembusan nafas keluar saat melihat keberadaan Putik dihadapannya, Leo memang ingin berbicara dengannya tapi tidak sekarang. Waktunya tidak cukup membicarakan mengenai Risa, hal yang tidak ada hubungan sama sekali dengan pekerjaan.“Ada apa?” Leo mengatakan dengan nada datarnya.“Saya mau membahas mengenai sesuatu.” Putik mengatakan dengan nada takut.“Kita akan bahas setelah saya dari pusat, kamu nanti saya panggil.” Leo mengatakan sambil lalu dan menghadap Irwan yang mengangkat alisnya.“Baik, saya permisi.” Putik keluar dari ruangan Irwan membuat suasana hening.“Lo, cari semua penyebabnya. Kita bicarakan setelah gue dari pusat.” Leo membuka suara terlebih dahulu sebelum Irwan.Keluar dari ruangan Irwan, ekspresi wajahnya yang tegas membuat beberapa orang menundukkan kepalanya. Leo bisa melihat dari kejauhan pimpinan HRD dengan cepat menghampirinya sebelum memasuki lift, panggilan Leo membuat langkah pria itu terhen
Keputusan Leo benar-benar membuat Putik terkejut, tidak peduli dengan apa yang dirasakan wanita dihadapannya saat ini. Tindakan Putik membuat Leo kesal, sudah dicarikan alterntif enak, melakukan hal yang membuat dirinya kesal.“Apa ini artinya kamu memecat aku?” tanya Putik membuka suaranya “Aku nggak melakukan kesalahan sama sekali.” Leo mengangkat alisnya “Keberadaan Risa disini pastinya memberikan nilai buruk pada hotel apabila ada tamu yang melihat atau tiba-tiba ada penilaian dadakan, apa kamu bisa menjamin mereka tidak terganggu?”“Selama ini baik-baik saja dan nggak ada masalah, tim penilai selama ini belum pernah datang ke hotel jadi masih aman.” Putik berkata santai.Leo menahan diri agar tidak emosi “Kamu hanya memiliki dua pilihan itu, silakan memikirkannya.”“Aku tidak akan memikirkan itu semua, apa kamu berani memecat aku?” Putik menatap santai. “Kamu sangat mencintaiku, Leo.”“Kita tidak membahas masala