“Kamu sudah membuat keputusan jadinya?” tembak Tania saat melihat Leo berada dirumah.
“Mi, aku baru datang sudah ditanya masalah ini.” Leo mencium kedua pipi Tania saat melihat keadaan aman.“Mami hanya mau tahu, kalau kamu berhubungan badan dengan orang yang sudah pernah mami nggak akan peduli tapi kalau kamu mengambil harta berharga seseorang yang hanya untuk suaminya tanpa ikatan mami nggak suka.” Tania memberikan tatapan tajam pada Leo.“Siap, Mi.”“Siap-siap aja, lagipula kalau mami nggak datang tadi pasti kamu sudah melakukan hal lebih.”“Leo sempat sadar tapi tetap saja nggak kuat.” Leo tersenyum kecil membuat Tania menggelengkan kepalanya, “papi kemana?”“Kamar, punggungnya sakit.”“Kebanyakan itu.” Leo memberikan tatapan menggoda membuatnya mendapatkan pukulan kecil di kepalanya, “mami kenapa minta Fransiska panggil dengan panggilan mami? Putik nggak pernah mendapatkan itu dari mami.”Leo hanya bisa mengikuti perkataan Tania, mendatangi rumah Fransiska bertemu dengan kedua orang tuanya, meskipun bukan untuk melamar tetap saja jantungnya berdetak kencang. Kedua orang tuanya terutama sang mami sudah menyiapkan semuanya dengan bantuan wanita-wanita yang ada dirumah.“Jangan bilang kalau ini lamaran.” Lucas duduk disamping Leo sambil menatap para wanita.“Mami bilang bukan.” Leo menjawab ragu.“Kaya nggak tahu mami aja yang suka membuat kejutan.” Lucas melanjutkan perkataannya yang hanya dibenarkan Leo dalam hati, “kamu sudah menentukan sama Fransiska? Kalau sudah berarti sudah tahu resikonya.”“Aku bahkan belum memikirkan semuanya.” Leo mengatakan dengan ekspresi sedih.Tepukan pelan di bahunya oleh Lucas menandakan bahwa dirinya harus benar-benar sabar, kedua orang tuanya sudah meyakinkan jika semua ini adalah saling mengenal dan pertemuan mereka di restoran hotel tidak membuat mereka nyaman.“Abang
Suasana mendadak hening, Leo yang tidak menyadari masih menatap Fransiska dalam yang menatap Leo dengan tatapan tidak percaya. Tidak tahu berapa lama mereka saling menatap, seakan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, perkataan tiba-tiba yang keluar dari bibirnya juga membuat Leo terkejut hanya saja mencoba bersikap tenang.“Leo,” panggil Tania dengan menggerakkan lengannya pelan.“Kenapa, Mi?” Leo mengalihkan perhatian pada wanita yang ada disampingnya dan memberikan kode membuat Leo terkejut dan hanya bisa menggarukkan kepalanya menatap mereka semua.“Jadi ini kamu melamar Fransiska?” tanya Wijaya setelah suasana menjadi tenang, “kata kamu jangan dulu, jadi kalian berdua sudah membicarakan hal ini dari jauh-jauh hari?” memberikan tatapan penuh selidik.“Bisa dikatakan begitu.” Leo mencoba bersikap santai.“Kamu membutuhkan jawaban dari Fransiska?” tanya Wijaya dengan nada menggoda.“Kami sudah berbicara sebelum in
Memasuki hotel, tempatnya bekerja dengan suasana yang selalu sama setiap harinya. Keadaan hotel tidak akan pernah berubah, berbeda dengan perasaan yang saat ini dirasakan Leo setelah pertemuan kemarin.“Cerah sekali.” Agus menyapa Leo yang sudah berada di lantainya.“Hari baru harus cerah, kita akan melaksanakan rapat mingguan kan?” Leo mengalihkan pandangan ke Agus yang mengangguk pelan. “Semoga mereka sudah siap.”“Kenapa rapatnya harus senin sih, Pak? Kemarin mereka semua pasti sibuk mengatur hotel.” Agus memberikan pendapatnya.“Besok ada rapat di pusat, mau nggak mau harus rapat sekarang.” Leo menjawab pertanyaan Agus yang hanya diangguki “Dadakan juga kemarin Pak Lucas bicaranya.”“Memang nggak bisa ditunda?” tanya Agus yang dijawab dengan gelengan kepala. “Mereka akan siap nanti setelah makan siang.”“Bilang sama Irwan untuk menyiapkan snack selama rapat.” Leo menatap Agus yang hanya bisa mengangguk. “Kamu bisa
Suasana menjadi aneh diantara mereka berdua, perkataan Leo membuat mereka berdua terdiam. Leo sendiri merutuki dirinya yang dengan mudah berkata hal itu, padahal kemarin dirinya sudah melamar dan bertemu dengan keluarga Fransiska dan perkataan tadi bisa membuat semuanya menjadi kacau.“Putik.”“Leo.”Mereka mengucapkannya bersama dan membuatnya saling memandang satu sama lain, secepat kilat Leo langsung mengalihkan pandangan tidak mau terjadi hal-hal yang diluar pikiran dan kendalinya.“Kamu duluan,” ucap Leo membuka suara tanpa menatap Putik.“Hubungan kita tidak akan baik-baik saja kalaupun kembali, lagipula kamu juga dekat dengan penyanyi itu. Aku nggak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian berdua, kalaupun kita kembali itu artinya kamu sudah benar-benar menentukan pilihan ke aku bukan wanita lain,” ucap Putik membuat Leo terdiam dengan mendengarkannya.“Kamu yang membuat semuanya rumit, kedatangan pria it
Mendengar pengakuan Fransiska membuat hati Leo seakan penuh dengan bunga-bunga, tidak tahu harus menanggapi apa tapi tangannya tidak melepaskan genggaman tangan Fransiska sampai masuk kedalam mobil.“Malu ya?” Fransiska langsung menggodanya.Leo menatap Fransiska yang saat ini memberikan tatapan menggoda pada dirinya, menarik Fransiska membuat mereka semakin dekat. Tidak menunggu lama Leo melumat bibir Fransiska lembut, tangan Fransiska berada di lehernya membuat ciuman mereka semakin dalam.“Aku rasa kita harus keluar dari sini, kamu mau kemana?” Leo membelai pipi Fransiska pelan.“Tempat yang kita datangi kemarin, pinggir pantai.” Fransiska menjawab singkat.“Ada masalah?” Leo memandang penuh selidik.“Orang hidup pasti ada masalah.” Fransiska menjawabnya dengan memberikan senyuman lembut.Leo menatap Fransiska yang tidak seperti sebelumnya, membelai wajah Fransiska yang menatap lurus kedepan dan seakan p
Menemani dan membantu seluruh proses pemakaman ayah Fransiska membuat Leo berkenalan dengan saudara-saudaranya yang lain, setidaknya dirinya bukan lelaki satu-satunya ada tunangan Chika yang menemani. Tidak hanya itu keluarganya juga membantu semuanya, mulai dari rumah sakit sampai acara di malam hari. Fransiska hanya duduk dengan tatapan kosong, ditemani oleh teman-teman dari groupnya. Leo dan tunangan Chika menyambut beberapa tamu dan membantu semua proses berjalan lancar, mereka berdua belum memiliki waktu untuk berbicara dengan kedua wanita yang dicintai. Mama Fransiska sendiri lebih banyak diam, ditemani Tania dan juga calon mertua Chika selama proses berlangsung.“Mas, makasih banyak.” Yena membuka suara saat berada dihadapan Leo.“Bukan masalah, kalian akan tidur disini?” Yena mengangguk menjawab pertanyaan Leo “Kalau begitu aku pulang saja.”“Fransiska belum bicara sama sekali,” ucap Yena dengan perasaan bersalah dan tatapan sedih
“Mamanya Fransiska benar-benar kuat, mami gitu nggak akan sanggup.” Tania berkata sambil memasukkan makanan di ranjang.“Buat siapa?” Leo menatap bingung.“Kamu bawa kerumah Fransiska, pastinya gadis-gadis itu belum makan.” Tania menatap Leo sekilas.“Mereka bilang Fransiska sudah di dapur nyiapin makanan buat mereka.” Leo mengatakan dengan santai membuat Tania menatap tidak percaya “Lagian mereka berlima harus melanjutkan aktivitasnya.”“Fransiska juga?” tanya Tania yang dijawab Leo dengan menggelengkan kepala “Kira sama dia juga, kalau sampai ya mending suruh masuk di agencynya Azka aja.”“Agency apaan? Orang mau diambang kehancuran.” Wijaya mengatakan dengan nada yang sangat menyindir.Leo memilih diam, tidak terlalu tahu banyak mengenai agency Azka. Dirinya memang dekat dengan Brian, tetap saja tidak pernah membahas mengenai agency. Selama ini mereka bertemu hanya menikmati musik dari tempatnya atau melihat Fransi
Hembusan nafas keluar saat melihat keberadaan Putik dihadapannya, Leo memang ingin berbicara dengannya tapi tidak sekarang. Waktunya tidak cukup membicarakan mengenai Risa, hal yang tidak ada hubungan sama sekali dengan pekerjaan.“Ada apa?” Leo mengatakan dengan nada datarnya.“Saya mau membahas mengenai sesuatu.” Putik mengatakan dengan nada takut.“Kita akan bahas setelah saya dari pusat, kamu nanti saya panggil.” Leo mengatakan sambil lalu dan menghadap Irwan yang mengangkat alisnya.“Baik, saya permisi.” Putik keluar dari ruangan Irwan membuat suasana hening.“Lo, cari semua penyebabnya. Kita bicarakan setelah gue dari pusat.” Leo membuka suara terlebih dahulu sebelum Irwan.Keluar dari ruangan Irwan, ekspresi wajahnya yang tegas membuat beberapa orang menundukkan kepalanya. Leo bisa melihat dari kejauhan pimpinan HRD dengan cepat menghampirinya sebelum memasuki lift, panggilan Leo membuat langkah pria itu terhen
Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta
Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise
Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka
Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “
Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma
Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi
Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te
Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat
Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua