Share

Difficult
Difficult
Author: nura0484

D1

Author: nura0484
last update Last Updated: 2022-03-15 08:48:37

Anak lelaki ketiga dalam keluarga membuat Leo tidak terlalu mendapatkan tekanan seperti kedua kakaknya Devan dan Lucas, hidup Leo yang bebas membuatnya bisa berteman dengan siapa saja, tanpa peduli status sosial. Sikapnya yang rendah hati seperti maminya membuat Leo memiliki banyak teman, hebatnya teman-temannya mempercayainya dalam hal-hal tertentu terutama uang. Siapa yang tidak kenal H&D Group dengan pemiliknya yang rendah hati dan memperhatikan karyawannya, mungkin H&D Group adalah perusahaan yang benar-benar menerapkan aturan pemerintah. Meskipun banyak teman Leo hanya dekat dengan Irwan dan Endi, dia hanya mempercayai mereka berdua.

“Siapa dia?” tanya Leo saat melihat seorang wanita dengan anak kecil “Pegawai kita?”

Irwan mengangguk “Bagian front office kalau nggak salah namanya Putik.”

“Lalu siapa anak kecil itu?” tanya Leo tanpa melepaskan tatapan pada Putik.

“Putrinya.” Irwan menjawab santai “Jangan bilang kamu naksir dia?” menatap penuh selidik.

Leo tidak mendengar perkataan Irwan dengan memilih berjalan kembali, tidak tahu kenapa dirinya berhenti dan menatap wanita itu. Wanita yang menurutnya sangat keibuan sama seperti maminya dan wajahnya bukan cantik melainkan memiliki aura sendiri untuk menarik lawan jenis, tapi jelas Leo tidak akan menyukai wanita yang sudah memiliki suami.

Menyibukkan diri dengan kegiatannya dari pagi hanya ditemani Agus, asisten pribadinya. Leo dipercayakan memegang hotel dan restoran, tapi terkadang beberapa cafe milik saudaranya juga Leo yang memantau perkembangannya. Setidaknya dengan bekerja bisa membuat hidup Leo mendapatkan banyak teman-teman baru, tidak pernah menganggap pekerja adalah bawahannya, selama ini Leo selalu menganggap mereka adalah teman.

“Aku tadi lihat ada pekerja kita yang bawa anak, siapa dia?” tanya Leo menatap Agus disela-sela pekerjaan mereka.

“Putik salah satu front office, dia memang sudah meminta ijin untuk hal itu karena nggak ada yang jagain anaknya.” Agus menjawab sambil menatap layar membuat Leo mengangkat alisnya “Mereka tinggal berdua saja, orang tuanya sudah nggak ada.”

“Suami atau saudaranya yang lain?” tanya Azka penasaran.

“Anak tunggal dan kalau suaminya menurut berita yang saya dengar mereka berpisah.” Agus mengalihkan pandangan ke Leo dengan tatapan penuh selidik “Bapak keberatan dengan kehadiran putrinya?”

“Apa karyawan lain tidak merasakan terganggu? Apa anaknya tidak mengganggu pekerjaan dia?” tanya Leo penasaran.

“Sejauh ini mereka baik-baik saja, anaknya ada di ruang karyawan dan biasanya bermain sama karyawan yang sedang istirahat kalau nggak tidur.” Agus masih setia menatap Leo “Apa itu tidak boleh?”

Leo tidak menjawab pertanyaan Agus “Lebih baik bawa anaknya ke penitipan anak milik perusahaan kita.”

“Biayanya besar, Pak.” Agus menjawab langsung “Hidup Putik pas-pasan dan bapak tidak bisa membuat keputusan dengan mengistimewakan dia karena nantinya akan membuat yang lain cemburu.”

Leo membenarkan perkataan Agus, dia bisa memberikan keistimewaan pada Irwan karena memang sudah lama bekerja untuk mereka ditambah Irwan adalah kunci dari hotel. Berbeda dengan Putik yang hanya karyawan biasa pastinya akan membuat karyawan lain memandang curiga pada dirinya, Leo sendiri tidak tahu kenapa hatinya melakukan hal ini pada Putik.

“Berapa lama dia kerja disini?” tanya Leo membuka pembicaraan lagi.

“Hampir dua tahun.” Agus menjawab santai dengan kembali fokus pada layar “Kita juga nggak tahu bagaimana penilaian untuk dia.”

Leo mengangkat alisnya “Kinerjanya nggak bagus?”

Agus mengangkat bahu “Saya nggak tahu kalau masalah itu, ada bagiannya sendiri. Apa anda mau saya tanya ke bagian HRD?” Leo langsung menggelengkan kepalanya.

Memilih kembali bekerja dengan Agus, permasalahan Putik bukan suatu hal yang penting untuk Leo. Beberapa pertemuan dan rapat dengan kepala bagian di hotel membuat Leo tidak terlalu banyak memiliki banyak waktu, saat luang Leo akan menghabiskan waktu dalam ruangannya. Kedatangan Rifat membuat Leo harus memberikan laporan perkembangan hotel dan restoran yang berada di bawahnya, Rifat adalah rekan yang enak untuk diajak diskusi.

“Beberapa memang harus dibenarkan.” Leo mengangguk setuju dengan perkataan Rifat “Butuh banyak biaya dan Pak Leo harus kasih tahu Pak Lucas dengan rincian yang setidaknya masuk akal.”

“Pak Rifat menganggap ini tidak masuk akal?” tanya Leo menatap Rifat lelah.

“Ada beberapa bagian yang tidak perlu diberikan perbaikan.” Rifat memberikan alibi.

Diskusi dengan Rifat memakan waktu panjang sampai mereka melupakan waktu, andaikan Irwan dan Endi tidak datang mereka berdua akan terus diskusi. Endi dan Rifat pulang terlebih dahulu, Irwan sendiri memilih entah kemana yang tidak diketahuinya sama sekali. Semenjak kematian istrinya membuat Irwan tidak menentu, tapi hal itu tidak lama dengan tiba-tiba berubah. Leo bukannya tidak tahu kedekatan Irwan dengan Dona, mereka sering menghabiskan waktu sepanjang hari.

Melangkah ke tempat parkir mobilnya berada, melewati beberapa karyawan yang sibuk melayani tamu. Leo biasanya akan diam-diam mengamati karyawannya bekerja jika memiliki waktu luang, jangan harap memiliki waktu luang di awal dan akhir bulan. Pelayanan dari hotelnya memang tujuan dan faktor utama, perusahaan bergerak di bidang pelayanan memang harus melayani dengan sangat baik. Kenyamanan dan keamanan selama mereka tinggal juga menjadi faktor utama, penilaian dari mereka akan membuat hotel bekerja menjadi lebih baik.

Kendaraan Leo keluar dari tempat parkir, memandang sekitar jalan tempat hotelnya dan seketika pandangannya berhenti melihat Putik dengan putrinya di halte. Menghentikan mobilnya melihat apa yang dilakukan oleh mereka berdua, beberapa menit tidak ada perubahan membuat Leo memutuskan keluar dari mobilnya mendatangi mereka berdua.

“Anda mau pulang?” tanya Leo membuka suara membuat Putik mengalihkan pandangan kearahnya.

“Malam, Pak.” Putik mengangguk singkat dan tersenyum “Ya, tapi nunggu angkutan belum datang.”

“Saya antar.” Putik terkejut dengan kata-kata yang keluar dari bibir Leo, bukan hanya Putik saja Leo juga terkejut tapi dirinya sudah berucap pastinya tidak mungkin mengalihkan pembicaraan “Ini sudah malam jadi sepertinya akan susah mendapatkan angkutan.”

Putik hanya diam tidak menanggapi perkataan Leo, melihat sikap Putik membuat Leo bingung harus bersikap seperti apa. Selama ini belum ada yang menolaknya atau lebih tepat memang Leo tidak pernah mendekati wanita seperti saat ini.

“Saya bukan meminta tapi memaksa, coba lihat anak kamu lelah.” Leo membuka suaranya membuat Putik mengalihkan pandangan “Lakukan untuk malam ini.” Leo menatap Putik dengan tajam.

“Baik, Pak.” Putik menelan saliva kasar.

Leo mengangkat putri Putik yang sudah tampak lelah, perbuatan Leo membuat Putik bingung. Menggendongnya menuju mobil dan meletakkan di bagian belakang, memastikan putrinya nyaman di tempatnya baru Leo masuk ke sisi lainnya. Leo sendiri melakukan itu teringat anaknya Lucas yang ada di rumah.

“Kamu bisa tunjukkan jalanan menuju rumahmu.” Leo berkata datar dan tidak menyadari Putik menelan saliva kasar.

Related chapters

  • Difficult   D2

    “Darimana?” tanya Endi saat Leo sudah berada disampingnya.“Anterin salah satu karyawan, itu yang selalu bawa anaknya.” Leo menjawab sambil memanggil pelayan.“Putik?” Leo menatap Endi penuh selidik “Siapa yang nggak tahu dia.”“Memang dia kenapa?” tanya Leo penasaran yang membuat Endi menatap penuh selidik “Aku penasaran aja.”“Kamu nggak tahu dia?” Leo menggelengkan kepala “Pimpinan macam apa yang nggak tahu karyawannya?”“Kamu pikir papi hafal karyawannya semua?” Leo menatap tajam pada Endi “Aku baru pegang hotel beberapa bulan yang lalu, selama ini di kantor pusat.”“Alasan.” Endi mencibir alasan yang Leo berikan membuat Leo hanya memutar bola matanya malas “Lalu kenapa kamu mau tahu masalah dia?”“Penasaran aja, tapi memang dia sudah dapat persetujuan buat bawa anaknya ke hote

    Last Updated : 2022-03-15
  • Difficult   D3

    Hotel yang tidak pernah sepi sama sekali dari tamu, membuat beberapa karyawan harus bekerja ekstra. Leo bisa melihat beberapa karyawannya bekerja ekstra agar para tamu puas dengan pelayanannya, terkadang jika tidak terlalu sibuk Leo akan turun membantu.“Terima kasih dan semoga anda nyaman berada di hotel ini.” Putik berkata dengan memberikan senyuman terbaiknya.“Siang, Pak.”Leo hanya tersenyum ketika beberapa karyawan menyapa dan menundukkan kepalanya, tatapan Leo tidak lepas dari Putik. Mengantarkan dia pulang kemarin memberikan sesuatu berbeda pada perasaan Leo, tepukan ringan di bahu membuat Leo menatap kearahnya dan seketika beranjak dari tempatnya berada.“Jangan bicara.” Leo menghentikan Endi untuk berbicara di tempat umum.Leo melangkah ke tempat dimana Putik berada, tidak tahu apa yang membuatnya berjalan ke tempat Putik, satu hal yang pasti Leo ingin berbicara mengenai putrinya. Leo tidak tahu apa yan

    Last Updated : 2022-03-16
  • Difficult   D4

    Leo tahu bahwa apa yang dilakukannya saat ini diluar akal sehat, melihat ekspresi dari Putik pastinya tidak salah. Leo sendiri tidak tahu perkataannya bisa dipertanggungjawabkan atau tidak, menatap Putik yang masih diam setelah pertanyaannya membuat suasana diantara mereka menjadi sunyi. Leo menatap dengan teliti apa yang membuatnya mengambil keputusan gila dengan mengajak wanita dihadapannya, banyak hal berbeda diantara mereka dan tidak yakin semua berjalan dengan sangat lancar.“Saya menolak permintaan anda.” Putik mengatakan dengan tegas setelah cukup lama.Leo terkejut dengan jawaban Putik “Apa alasan kamu menolak?”“Banyak hal yang berbeda dari kita berdua dan saya tidak yakin semua akan berjalan lancar.” Putik menjawab dengan sangat masuk akal.“Menikah pastinya akan ada perbedaan.” Leo mencoba memberikan alasan masuk akal.Putik tersenyum membuat Leo mengangkat alisnya “Anda belum mengena

    Last Updated : 2022-03-16
  • Difficult   D5

    Memijat kepalanya perlahan, menatap sekitar tempat dimana Leo menghabiskan waktunya dengan Endi kemarin. Berharap malamnya akan tenang tanpa masalah seperti semalam, memikirkan perkataan Putik yang menolaknya semakin membuat sesuatu dalam dirinya tertantang untuk mendapatkan wanita itu.Suara sekitarnya membuat Leo mengalihkan pandangan, sekali lagi pandangan yang sama seperti semalam terlihat dengan jelas. Kali ini bukan wanita yang semalam dan itu membuat Leo hanya diam melihatnya, dari kejauhan Leo bisa melihat ketidaknyamanan dari wanita itu. Tidak lama wanita itu lagi-lagi ke kamar mandi, Leo menghembuskan nafas panjang karena harus lagi-lagi berurusan dengan hal gila macam ini.Leo hanya diam sampai akhirnya wanita itu kembali dan tampak pria itu mengajak keluar, dengan segera Leo beranjak dari tempatnya dan langsung mengambil kendaraannya. Langkahnya terhenti saat mendengar suara wanita, menatap mereka dan menemukan wanita yang semalam dan Leo tidak tahu namanya

    Last Updated : 2022-03-18
  • Difficult   D6

    “Putik masih menolak?” tanya Irwan yang diangguki Leo “Kamu kemarin kemana?”“Maksudnya?” tanya Leo menatap Irwan bingung.“Aku lihat kamu sama dua cewek.” Irwan menjawab dengan memberikan tatapan penuh selidik.“Aku ketemu salah satu dari mereka dua hari lalu, dijual sama agencynya untuk melayani pria.” Leo menjawab dengan menatap lurus seakan mencoba mengingat apa yang terjadi, termasuk didalamnya perkataan Fransiska.“Kamu bertemu mereka lagi? Itu artinya mereka yang mau bukan karena paksaan.” Leo menatap Irwan yang seketika langsung mengangguk. “Bukannya agency Azka sempat ngalamin hal itu?”Leo terdiam mencoba mengingat permasalahan agency yang Azka bangun, bukan Azka bangun tapi didapat dari papinya, Wijaya. Banyak masalah yang timbul, mulai dari bisa dibayar saat masuk dalam agency sampai menjual artis mereka pada pria-pria berduit. Itu semua untuk mengembali

    Last Updated : 2022-04-10
  • Difficult   D7

    Menata barang-barang Wulan untuk dibawa pulang, tidak terlalu banyak barang yang dibawa karena memang Azka tidak membawa apapun. Wulan sendiri masih dalam kamar mandi, setelah pertemuannya dengan Dona membuat mereka menjadi akrab.“Kamu terima tawaran Dona?” tanya Azka yang entah sudah ke berapa kalinya.“Belum dipikirkan, lagian aku malu kalau harus kembali ke agency.” Wulan menjawabnya dengan nada sedih.“Mereka nggak ada yang tahu siapa wanita itu.” Azka menenangkan Wulan dengan membelai lembut lengannya.Wulan menggelengkan kepalanya “Agency kamu juga dalam keadaan tidak baik-baik saja.”“Semua sudah selesai, berkat uang.” Wulan mencibir perkataan Azka.Azka tidak berbohong, tidak tahu apa yang mereka lakukan sampai akhirnya berita mengenai dirinya hilang. Wartawan juga tidak ada yang mendatanginya, kasus itu seakan berhenti begitu saja. Azka tahu jika Josh tidak akan tinggal di

    Last Updated : 2022-04-11
  • Difficult   D8

    Gulungan kertas mengenai lengannya dengan keras, Leo menatap tajam pada Irwan yang melakukan hal gila itu. Menggerakkan tangannya membelai bekas pukulan Irwan perlahan, Leo masih memberikan tatapan tajam, Irwan sendiri memberikan tatapan tajam juga pada Leo.“Kamu melamar Putik, seharusnya kamu mendekatkan diri sama dia. Bukan mendekati wanita lain untuk memastikan perasaan.” Irwan menggelengkan kepalanya.“Putik sudah menolak aku.” Leo memberikan alasan masuk akal.“Kamu menyerah? Mana Hadinata yang tidak pantang menyerah.” Irwan memberikan tatapan meremehkan.“Aku bukan menyerah, hanya saja....”“Perasaan kamu sama Putik bukan benar-benar cinta?” Irwan memotong kata-kata Leo dan langsung membuatnya terdiam “Lalu kenapa kamu melamar dia? Kasihan? Wanita yang berstatus janda itu nggak mau dikasihani, image mereka sudah jelek dan nggak mau di pandang sebelah mata sama orang lain.&rdqu

    Last Updated : 2022-04-12
  • Difficult   D9

    Memilih pulang ke rumah bersama dengan Endi, kedatangannya yang tiba-tiba membuat Leo harus pulang bersama. Langkah Leo terhenti saat melihat Putik bersama Risa berjalan bersama, melihat jam di tangan sepertinya Putik telah selesai jam kerjanya.“Kita ketemuan di tempat kemarin.” Leo berkata dengan menepuk bahu Endi sebelum benar-benar meninggalkannya.Mengambil mobilnya dan langsung mengikuti langkah Putik dan Risa, mereka pastinya berada di halte. Perkataan Leo benar adanya, melihat mereka berdua berada disana dengan kondisi Risa yang sudah mulai lelah, menepikan mobilnya depan Putik yang langsung menyadarinya, menekan klakson sekali agar segera naik dan tampaknya Putik tidak memiliki keinginan untuk melawan.Leo memilih keluar dari mobilnya, menggendong Risa yang sudah terlalu lelah dan meletakkannya di kursi belakang, membuka pintu depan dan memberikan kode agar Putik segera masuk. Memastikan Putik masuk kedalam dengan nyaman, Leo memilih memasuk

    Last Updated : 2022-04-13

Latest chapter

  • Difficult   D100

    Kehidupan Leo banyak berubah setelah menikah, Fransiska melakukan pekerjaannya dengan sangat baik menjadi istri. Kesibukan Fransiska di dunia hiburan tidak membuat dirinya melupakan tanggung jawabnya sebagai istri, Leo sendiri tidak pernah meminta Fransiska melakukan pekerjaan rumah. Beberapa hal masih dilakukan Fransiska untuk dirinya, seperti menyiapkan pakaian ganti dan makan.“Menu baru lagi?” tanya Leo menatap hidangan diatas meja “Naila yang ajarin?”Fransiska menganggukkan kepalanya “Mbak Naila kasih resepnya terus aku coba ini.”Leo menganggukkan kepalanya dan mulai menikmati makanan yang ada dihadapannya, menatap Fransiska yang menunggu komentar darinya setiap kali Leo mencoba merasakan masakan yang dibuatnya.“Nggak pernah mengecewakan dan selalu enak.” Leo mengatakan tepat setelah menelannya. “Kapan kita periksa kehamilanmu itu?”“Minggu depan, bukan?” ta

  • Difficult   D99

    Kekesalan masih terlihat di wajah Leo setelah keluar dari ruangan tempat wartawan berada, Fransiska menghentikan langkah mereka membuat Leo melakukan hal yang sama. Tangan Fransiska merapikan pakaian Leo dengan pelan dan lembut, menatap apa yang Fransiska lakukan dalam diam sambil mengendalikan dirinya.“Mas kesal?” pertanyaan pertama yang Fransiska berikan pada Leo setelah keluar dari tempat wartawan berada.“Ya.” Leo menjawab singkat.“Jangan pernah menunjukkan ekspresi apapun saat kamera menyala, kita harus menyembunyikan kekesalan pada orang lain dan termasuk dengan pertanyaan wartawan.”Fransiska menjelaskan dengan sangat santai.Leo menghembuskan nafas panjang, “Aku nggak suka kalau mereka memandang sebelah kalian.”Fransiaka tersenyum “Semua sudah menjadi pekerjaan yang aku tekuni.”Fransiska langsung mengambil ponselnya ketika mereka memasuki kamar yang telah dise

  • Difficult   D98

    Persiapan pernikahan berjalan sangat cepat, Leo dan Fransiska tidak bisa bertemu sejak pertemuan terakhir mereka dengan WO. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat baik, membuat mereka berakhir duduk diam dan tidak melakukan kegiatan apapun.Mereka sudah berada di Bali, hotel yang sama hanya saja tidak bertemu. Leo sendiri sudah menyiapkan malam pernikahan mereka di villa yang di bangun beberapa tahun lalu, villa yang berada diluar hotel yang dijalaninya. Villa ini juga masuk kedalam bagian dari H&D group, tempat yang menjadi pembuktian Leo bisa lepas dari nama besar keluarga dan tempat ini pula yang menjadi saksi malam pertama untuk dirinya.“Gaya banget pakai villa itu.” Endi menyindir secara terbuka.“Fransiska tahu?” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.“Nggak usah rese’ kalian berdua.” Leo memberikan tatapan tajam pada mereka berdua.“Udah berapa lama nganggur? Terakhir sama Putik, ka

  • Difficult   D97

    Berita yang keluar di media sosial tidak berhenti, Leo menatap tidak percaya dengan berita-berita yang dibacanya. Menatap Fransiska yang tampak tenang tanpa memberikan reaksi apapun, membuat perasaan Leo menjadi tidak tenang.“Kita memberitahukan pada wartawan?” tanya Riri yang saat ini menemani Fransiska bersama dengan managernya. “Belum saatnya, biarkan mereka melakukan spekulasi siapa orangnya.” Perwakilan agency mengatakan dengan sangat santai “Kamu nggak keberatan?” menatap Fransiska.Fransiska menganggukkan kepala “Lagian kurang beberapa hari lagi pengumuman tentang pernikahan kita.”“Apa kamu nggak takut nama baik kamu menjadi jelek?” tanya Leo membuka suaranya.“Masalah seperti ini adalah hal biasa bagi orang yang bekerja di dunia hiburan, anggap saja ini salah satu cara menaikkan popularitas. Berita heboh akan membuat orang mengenal kita dibandingkan prestasi.” Fransiska menjawab Leo dengan sangat santai. “

  • Difficult   D96

    Memberikan tatapan datar pada Fransiska, pelaku hanya menundukkan kepalanya tanda bahwa melakukan kesalahan. Melihat reaksi Fransiska membuat Leo tersenyum dalam hati, rasanya ingin mencubit pipinya dan disaat seperti ini jiwa galaknya akan hilang. Leo menggelengkan kepala dalam hati dan membantah Fransiska galak, lebih tepatnya tegas dan hanya galak ke Bella, mereka sudah dikenal sebagai Tom dan Jerry.“Jadi nggak ada pembelaan?” Leo membuka suara terlebih dahulu.“Bastian ngajaknya udah lama cuman aku lupa kasih tahu Mas Leo, masalah kita banyak sampai aku lupa kasih tahu masalah konser ini.” Fransiska menjawab pertanyaan Leo setelah kemarahannya yang tiba-tiba.“Masak aku dapat berita dari media sosial bukan kamu secara langsung.” Leo menggelengkan kepalanya saat mengatakan hal itu.Leo terkejut saat membuka media sosial dan langsung muncul dari fanbase group mereka tentang apa yang dilakukan masing-masing member, ma

  • Difficult   D95

    Kerjaan Leo daritadi adalah membaca berita-berita tentang Fransiska, berita mengenai film yang sedang tayang. Banyak yang memuji kemampuan Fransiska yang masih pemula dalam berakting, lawan mainnya sendiri sudah sangat lama berakting sebelum memutuskan masuk kedalam group. Leo sudah mengenal lawan main Fransiska, beberapa kali datang ke lokasi membuatnya mengenal mereka yang ada disana.Kemampuan akting Fransiska mendapatkan sambutan baik dari pakar.Fransiska menolak mengisi soundtrack, mengajukan Gracia untuk mengisinya.Penggemar tidak sabar melihat akting Fransiska dan mendengarkan suara merdu Gracia.Perpaduan yang pas antara akting Fransiska dengan suara merdu Gracia.Penggemar merasakan terhubung antara lagu dengan film.Dukungan dari member Jobang terlihat melalui media sosial masing-masing.Dukungan tanpa henti diberi

  • Difficult   D94

    Duduk berdampingan dengan Fransiska yang berada disampingnya, maminya berada di sebelah dengan duduk seorang diri. Mereka bertiga memandang Putik seakan menunggu apa yang akan dibicarakan pada Leo dan Fransiska.“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanya Leo membuka suara terlebih dahulu dengan tatapan datarnya.“Keluarkan pria itu dari penjara.” Putik berbicara langsung pada intinya.Leo mengangkat alisnya mendengar perkataan Putik, “Atas dasar apa kamu meminta kita untuk mengeluarkan dia dari penjara? Memang apa yang aku lakukan sama dia?”“Mbak Putik mau menjebak kita?” tanya Fransiska yang membuat Leo mengalihkan pandangan dengan memberikan tatapan penuh selidik “Mbak lagi merekam pembicaraan ini dan akan disebarkan? Mami tadi sudah bicara apa saja sama Mbak Putik?”“Mami belum bicara karena daritadi dia yang berbicara dan mami tahu kalau dia sedang merekam pembicaraan ini.” Tania menjawab dengan santai yang membuat Leo kembali te

  • Difficult   D93

    Pemutaran perdana film yang dibintangi Fransiska sudah keluar, melakukan pers conference dihadapan banyak wartawan. Leo berada disana bergabung dengan managernya, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya. Senyum bangga tidak lepas dari bibirnya saat melihat Fransiska didepan menjelaskan mengenai karakternya, air mata keluar saat membicarakan mengenai membernya.Leo tahu perjuangan Fransiska selama ini, berjuang keluar dari kesedihan atas pembubaran groupnya dan sampai mendapatkan peran. Fransiska belajar dengan giat agar bisa mendalami peran yang dimainkan, beberapa kali Leo menemaninya ketika latihan. Terlalu sering menemani Fransiska membuat Leo mengenal beberapa orang yang terlibat dalam film, mereka mengenal Leo sebagai kekasih Fransiska bukan anak pengusaha terkenal.“Luar biasa, kamu.” Leo membuka suaranya saat mereka sudah berduaan didalam mobil agency Fransiska.“Masih banyak kekurangan, Mas.” Fransiska merendahkan dirinya membuat

  • Difficult   D92

    Suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka satu sama lain setelah Endi membacakan beritanya. Leo mengalihkan pandangan pada ketiga wanita yang ada disampingnya, mereka juga terkejut seperti dirinya.“Saya pergi,” ucap Endi berdiri yang diikuti Boy keluar dari keluar ruangan.Tidak ada yang menanggapi perkataan Endi, bahkan sampai keluar dari ruangan suasana ruangannyidak berubah sama sekali. Hening, tidak ada yang membuka pembicaraan sama sekali. Leo menatap Fransiska yang masih menenangkan mamanya dan berbicara pelan dengan suami dari Chika.“Sayang,” bisik Leo di telinga Fransiska membuatnya menatap Leo. “Kamu nggak papa?”Tangan lembut Fransiska memegang tangan Leo, dengan senyumnya yang menguatkan dirinya “Aku baik-baik saja, tenang aja.” “Bagaimana ini seharusnya?” perwakilan agency Fransiska membuka suara terlebih dahulu.Pertanyaan itu membuat semua secara otomatis menatap kearah Leo, tatapan mereka membua

DMCA.com Protection Status