Shaka melirik pria yang empat tahun lebih tua darinya itu dan menjawab, "Kak Rio, apa kamu merasa kalau itu mungkin?"Rania? Jangan bercanda! Meskipun diberikan secara cuma-curma kepadaku, aku tetap tidak akan mau! Batin Shaka."Kamu kan sudah menegaskannya secara pribadi?"Raut muka Shaka tiba-tiba berubah menjadi suram. Ketika membahas soal ini, dia langsung terbakar oleh emosi. Orang yang dia inginkan untuk dinikahinya tentu saja adalah Lirea. Ini benar-benar penghinaan karena sekarang orang-orang di ibu kota hampir semuanya berpikiran kalau dirinya ingin menikah dengan Rania."Hari ini aku kan pergi untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Shaka.Rio menatap Shaka dengan penuh ketertarikan. Melihat ekspresi adik sepupunya itu, sepertinya malam ini akan ada pertunjukan yang bagus._____Tak lama setelah itu, mereka pun tiba di aula perjamuan pesta makan malam tersebut. Saat kakak beradik sepupu Shaka dan Rio muncul disana, seketika mereka langsung menarik perhatian dan pandangan selu
Pertengkaran yang terjadi karena sebuah acara makan malam perjodohan dengan keluarga Juwanda. Bahkan orang yang disodorkan itu pun juga bukanlah Rania, namun Shaka begitu ricuh dan membuat huru-hara. Entah apa yang terjadi kalau gadis yang dijodohkan adalah Rania mungkin saja Shaka akan membunuh mereka. Ini adalah pemikiran mereka."Tuan Muda Shaka, persoalan ini memang benar-benar kesalahan kami. Di sini aku menjamín padamu, kedepannya pastinya tidak akan memiliki hubungan lagi dengan anak perempuan keluarga Juwanda, Dan pastinya, kami tidak akan membuat persoalan yang membuatmu merasa tidak senang lagi."Mendengar hal itu Shaka mendengus dengan dingin dan kelakuannya tampak seperti tidak mempercayai. "Kamu sekarang sudah membuat Tuan Muda merasa tidak senang!"Tuan Lesmana merasa sekujur punggungnya berkeringat dingin. Penguasa muda itu merasa tidak senang dan dia harus bisa mendinginkan emosinya. Akan tetapi bagaimana caranya aku bisa membuat emosi penguasa muda ibu kota ini mendin
Shaka hanya mengatupkan bibirnya dan diam saja. Dia setengah mati tidak ingin mengakui bahwa pada saat dia mendapatiRega mengirim Lirea serentetan surat cinta, di dalam hatinya merasa begitu sangat cemburu dan kebencian yang hampir menenggelamkannya.'Aku mencintaimu, 'Aku menyukaimu' dan juga semua kata-kata manis dan gombal Rega bahkan dia belum pernah mengatakannya pada Lirea. Lantas, kenapa Rega dibiarkan untuk mengatakannya?Shaka masih saja memikirkan soal perasaan itu. Di masa depan, di acara pesta makan pertunangan mereka berdua, dia akan mengatakan suatu hal manis dan gombal yang langsung membuat Lirea begitu kegirangan, sampai-sampai gadis itu merasa pusing dan kebingungan. Dan pada malam itu juga, gadis itu akan membiarkannya untuk memiliki hati dan tubuhnya dengan sukarela.Shaka telah merencanakannya dengan sebaik-baiknya. Namun, semuanya telah dirusak oleh Rega. Jadi, memangnya aku tidak boleh mencari Rega untukmembuat perhitungan? Pikirnya.Mendapati wajah Shaka yang
Tiba-tiba, Shaka merasakan denyutan yang menyerang di bagian bawah perutnya. Kalau misalkan itu orang lain yang berani menunjuk hidungnya dengan jari tangan, mungkin sekarang jari itu pasti sudah patah. Tapi jari Lirea yang begitu langsing dan panjang serta putih dan lembut, di bawah pencahayaan lampu terlihat memiliki semacam keindahan murni.Shaka tersenyum tipis, kemudian menarik Lirea ke dalam pelukannya. Dia juga menggigit permukaan bibir gadis itu dengan ganas."Boleh saja by one denganku. Tapi kalau kalah bagaimana? Aku tidak pernah bermain tanpa ada sesuatu yang dipertaruhkan."Lirea sedikit meronta di dalam pelukan Shaka, namun dia tidak berusaha untuk membebaskan diri. Kini seolah dia adalah seorang gadis yang begitu keras kepala dan tidak ingin mundur. Dia meninggikan dagunya dengan begitu arogan dan memasang ekspresi sedikit sombong seperti yang telah dipelajarinya dari pria itu."Kamu inginnya bagaimana? Atau kamu ingin taruhan apa?"Di sudut mulut Shaka tiba-tiba menggan
Shaka tidak menyukai situasi yang semacam ini. Dia lalu mengirim sebuah kalimat lagi menggunakan pengeras suara raksasa.“Cepat berikan istriku kata-kata semangat!”“Istri Dewa, semangat!” Teriak para penonton.“Istri Dewa, semangat!” Semua orang.Dalam sekejap saja seluruh bagian layar pun dipenuhi oleh teriakan penyemangat untuk istri si Dewa. Dari semuanya, tidak ada satu orang pun yang menyemangati Shaka. Dàn juga tidak ada satu orang pun yang menyebut nama akun Lirea, mereka malah memanggilnya 'istri Dewa',Di sisi lain, Lirea yang mendapati Shaka yang berada di dalam game juga berkelakuan otoriter dan arogan, dia merasa berdebar-debar. Pria ini, benar-benar berkelakuan sama saja. Menyebalkan!Lirea melempar tatapan tidak sabar pada Shaka dan berkata, "Mulai!""Mulai!" Sahut Shaka dengan bangga.Lirea memiliki tiga karakter game, yakni Prajurit Wanita Baju Hitam, Penyihir Rambut Putih dan Rubah Ekor Sembilan. Kali ini, karakter yang digunakan olehnya adalah Penyihir Rambut Putih.
Shaka menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Lirea yang berada di atas kasur yang sedikit gelisah sambil tersenyum setan. Dia mendengus dingin dan berkata, “Kamu sudah setuju untuk bertaruh, jadi harus terima saja-kalau kalah. Memang kamu pikir, aku akan kehilangan kekuatan dan kuasa karena kelakuan nakal, dan curangmu itu?"Pakaian itu dibeli oleh Shaka dan dibawa ke sini agar Lirea bisa memakainya. Dan bagaimana mungkin gadis itu belum siap? Hari ini, gadis itu sendiri yang mengatakan ingin berduel namun ternyata hanya menggali kuburnya sendiri.Shaka tidak akan melepaskan kesempatan ini. Hari ini juga, Lirea haruş memakainya, kalau tidak, dia akan merobek-robek pakaian di tubuhnya dan membuatnya memakai busana itu.Kedua tangan kecil Lirea bertaut di atas selimut, wajahnya memperlihatkanekspresi kesal. "Aku nggak curang. Memangnya aku orang yang curang? Jelas jelas kamu yang curang. Barusan kamu sudah nyaris mati, tapi bagaimana bisa tiba-tiba menang? Jelas-jelas kamu it
Shaka jarang sekali berkata-kata bagus, akan tetapi kalimat setelahnya yang dilontarkan olehnya langsung membuat Lirea ingin muntah darah. "Kalau begitu kamu berjalan saja mengelilingi kamar ini sambil memakai busana itu dan berjalanlah sampai aku merasa puas.""Shaka, seleramu benar-benar jelek!" jerit Lirea."Kamu sudah setuju untuk bertaruh dan harus menerima kekalahan. Jadi apa-pun yang aku suruh, kamu harus melakukannya!”Lirea berusaha menahan amarahnya. Sementara Shaka berbaring dan bersandar di kepala kasur dengan sepasang tangannya menyilang di belakang kepalanya. Sementara kedua kaki panjangnya menyilang dengan malas. Perasaan semacam ini begitu memuaskan baginya dan lebih menyegarkan ketimbang menonton acara peragaan busana yang megah. Senyum mengesalkan yang menempel di wajahnya belum juga menghilang.Wajah Lirea menjadi suram seolah-olah dirinya adalah zombie. Dia telah berjalan mondar-mandir sebanyak sepuluh kali di hadapan Shaka. Lalu akhirnya dia berkacak pinggang deng
Mendapati kursi itu nyaris menghantam anak perempuannya sendiri yang begitu disayanginya, Tomi bergegas berjalan ke depan dan menghampiri Rania. "Apa kamu tidak apa-ара? Ара kursi ini menghantam kakimu? Apa ada bagian yang sakit? Semua ini salah anak gadis pembangkang itu, sampai membahayakan anak perempuan berhargaku yang nyaris menderita karena kecelakaan ini. Ini semua karena ulahnya!"Rania menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Ayah, aku tidak apa-apa, tidak terhantam sama sekali. Ayah mengatakan apa soal Lirea? Apa yang terjadi dengannya?"Raut wajah Tomi langsung berubah kecut lagi dan tidak enak dilihat "Apalagi yang bisa aku lakukan? Dari sisi keluarga Lesmana mereka setuju untuk membuat Lirea bertunangan dengan Rega. Tapi anak gadis pembangkang yang tidak tahu terima kasih itu malah lebih memilih bersama dengan seorang pria liar yang nggak jelas dan nggak mau untuk dinikahkan dengan Rega. Dan sekarang, dia bahkan memutus teleponku!""Apa?! Jadi Lirea tidak bersedia dinikahk
Wajah Tomi Juwanda tampak begitu dingin, "Apa yang sebenarnya terjadi?""Sebenarnya... waktu itu Shaka membantuku, dan kemudian segalanya menjadi sedikit besar. Pada saat itu, banyak orang melihatnya, bahkan ribuan orang! Lirea mengancam Shaka dan ingin dekat dengan Shaka. Ibu, Ayah, otak Lirea ini terlalu jahat. Aku tidak percaya kalau dia tidak tahu jika Shaka dan aku akan menikah. Aku rasa dia sengaja merayu tunanganku! Ayah, Ibu, kalian akan memberinya pelajaran untukku kan? Hatiku masih sangat sakit!"Rania menambahkan sedikit bumbu tentang apa yang terjadi hari ini, dan kemudian menceritakan semua dugaan di benaknya, yang menjadi fakta yang tidak bisa diubah.Lirea merayu Shaka, itu yang tidak bisa diubah.Adegan di ruang medis itu sengaja dijadikan Lirea ajang untuk pamer.–Karena sepanjang sore sudah tidur, akhirnya Lirea sama sekali tidak merasa mengantuk di malam harinya, dan dia memutuskan untuk bermain game di tablet. Menolak untuk memperhatikan Shaka, dia bahkan tidak be
Ternyata Shaka sedang menenangkan Lirea, dan ketika dia menenangkan Lirea, dia melihatnya saat ini yang rupanya melanggar perbuatan baiknya, dan bahkan hampir membuat segalanya menjadi besar karena kecemburuannya!Tentu saja, bagaimana mungkin Shaka tidak marah jika begitu?Dan ada dokter militer di sini, dan mereka...Akhirnya, Rania bangkit berdiri dari lantai, menatap Shaka dengan perasaan bersalah dan berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku pergi dulu..."Tadi, tamparannya tidak berhasil. Jika dia memukul Lirea, gadis itu pasti akan keluar dengan wajah yang terluka.Padahal balas dendam pribadi Shaka sudah membuat gadis itu lelah karena sengatan panas, lalu dia masih akan menamparnya lagi. Jika begitu, akan menjadi apa dia dan Shaka nanti?Bukankah semua orang akan berkesimpulan mereka telah menindas Lirea?Selalu tidak ada kabar negatif bagi Keluarga Shaka. Jika kejadian ini mencuat ke publik maka tidak akan baik bagi Keluarga Shaka.Shaka mengerutkan kening, bahkan terlihat mala
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Saat ini, tangannya bersedekap di depan dada, sembari mengetukkan kakinya di ranjang dari waktu ke waktu. Sudut matanya penuh dengan senyuman jahat yang tertuju pada Lirea seperti racun."Katakan sekali lagi!" tantang Shaka.Mendengar itu, Lirea hanya bisa mengumpat dalam hati, 'Shaka, brengsek!' Tapi di luar, tak satu pun kata diucapkannya.Tidak ada, tak satu pun!Di depan Shaka, dia tidak bisa berpura-pura kejam!Tanpa pikir panjang, dia memiringkan tubuhnya, menutup matanya, berbalik dan mengarahkan punggungnya ke arah Shaka.Tidak berbicara dan sepenuhnya mengabaikannya.Ketika Shaka melihat Lirea mengabaikannya, wajahnya menjadi lebih suram, dan kakinya menendang papan tempat tidur dengan lebih kasar. Semua itu membuat Lirea tidak bisa istirahat sama sekali.Detik itu juga, Lirea terbakar amarah. Dia melompat dari tempat tidur dan berteriak marah, "Di mana dokternya? Apa tidak ada dokter di sini? Seseorang mengganggu pasien untuk beristirahat, jadi segera keluarkan dia dari kama
Rania yang mendengarnya merasa sangat tidak senang. Memangnya kenapa Shaka harus tidak senang kalau Lirea minum cola?Apa karena tunangannya? Siapa yang membiarkan Lirea menyinggung calon tunangan Shaka? Tampaknya sudah waktunya bagi Shaka untuk membalas dendam dengan kekuatannya sendiri!Sejujurnya, di musim panas yang begitu menyiksa ini, Rania merasa sudah tidak tahan, tetapi melihat Lirea berlari dengan keringat membanjiri tubuhnya, dia merasakan ledakan kegembiraan.Dia berdiri dengan begitu menderita di sini, tapi Lirea sepertinya lebih dari sekadar menderita.Entah sudah berapa lama dia berlari tiba-tiba terdengar teriakan, "Dia pingsan!”Begitu suara teriakan itu terdengar, secepat kilat Shaka berlari layaknya hembusan angin, kecepatannya mampu membuat semua orang tercengang.Lirea benar-benar tidak bisa menahannya, meski kesehatannya sangat baik saat itu.Siapa yang bisa tahan berdiri di bawah terik matahari yang begitu menyengat selama satu jam. Belum lagi, Lirea tidak hanya
Dia menyimpulkan bahwa terakhir kali dia berurusan dengan Lirea adalah saat di tempat perhiasan. Saat itu Dani memberitahu Shaka yang membuat Shaka mengubah caranya untuk menghukum Lirea.Selain itu, dia juga mendengar jika mobil Maybach tercinta milik Shaka, tergantung hadiah emerald darinya sebagai hadiah ulang tahun...Dua puluh menit kemudian, Lirea sudah tidak berdaya. Sementara gadis-gadis lain hanya melakukannya secara asal-asalan, tapi Shaka masih terus bergumul dengan Lirea dan hanya Lirea, menghitung dengan cermat satu per satu, dan telapak tangannya yang besar masih menekan kakinya.Benar-benar kejam!"96, 97, 98, 99, 100."Setelah selesai menghitung, Shaka segera berdiri dan berkata pada Leo, "Bawakan sebotol air."Dengan patuh, Leo memberi Shaka sebotol air, lalu Shaka menyerahkannya pada Lirea.Lirea menggigit bibir bawahnya, terengah-engah, memutar tutup botolnya, dan meminumnya sekaligus."100 sit-up dalam 25 menit dan kamu tahu apa yang telah kamu buktikan? Kamu hanya
Dia segera memikirkan sebuah kata di otaknya, godaan seragam! Dalam bayangan yang menawan dan mempesona, pikirannya masih melayang entah ke mana, dan tiba-tiba dia mendengar raungan Shaka yang mengejutkan! Segera, tangannya bergetar, yang membuat setengah botol cola yang tersisa tiba-tiba jatuh ke tanah, membuat suara benda tumpul berdentang, terdengar nyaring di bawah sinar matahari bulan September. Ketika Lirea bereaksi, secara naluriah dia merasa ingin menemukan lubang di tanah. Dia benar-benar bingung sekarang, terlebih dengan Shaka di hadapannya saat ini. Dia lupa jika dia masih memiliki cola yang paling Shaka benci. Jika dia tidak kehilangan akal sehatnya, Lirea pasti akan menghancurkan botol itu tanpa jejak sebelum Shaka menemukannya. Sekarang, dia sudah tertangkap! Benar-benar sial! Ada 6000 mahasiswa baru di lapangan, di mana ada sekitar 2000 anak perempuan, dan banyak dari mereka suka minum cola. Dalam waktu singkat, ada sekitar satu atau dua ratus gadis di lapa
Tomi Juwanda lebih mudah tersinggung. Sudah disepakati kalau selama urusan hari ini selesai, kontrak bisa didapatkan. Sekarang, tidak hanya tidak bisa mendapatkan kontrak, tetapi Rega juga sangat terluka. Selain itu, sama sekali tidak ada masalah yang berarti!Suara lembut Rania tiba-tiba terdengar, "Ayah, apa kamu yakin Lirea makan sesuatu? Seharusnya tidak ada masalah dengan obatnya, tapi kenapa obat yang ditujukan pada Lirea tidak tepat sasaran?"Ketika Rania mengatakan ini, Tomi Juwanda tiba-tiba mengingat jika Lirea memiliki perilaku yang aneh saat makan, yaitu dia akan menyeka mulutnya dengan sapu tangan setiap kali dia menyuapkan makanan itu. Saat itu terjadi, dia hanya berpikir kalau gadis itu memang sudah aneh. Sekarang, dia menyesalinya. Seharusnya dia sudah waspada dari awal!Sesaat setelah menyadari itu, Tomi Juwanda menjadi semakin marah!Dia sengaja melakukannya!"Wanita jalang itu!"Beraninya gadis itu berbuat seperti itu padanya!Tentu saja, Rania juga berpikir demikia