Pertengkaran yang terjadi karena sebuah acara makan malam perjodohan dengan keluarga Juwanda. Bahkan orang yang disodorkan itu pun juga bukanlah Rania, namun Shaka begitu ricuh dan membuat huru-hara. Entah apa yang terjadi kalau gadis yang dijodohkan adalah Rania mungkin saja Shaka akan membunuh mereka. Ini adalah pemikiran mereka."Tuan Muda Shaka, persoalan ini memang benar-benar kesalahan kami. Di sini aku menjamín padamu, kedepannya pastinya tidak akan memiliki hubungan lagi dengan anak perempuan keluarga Juwanda, Dan pastinya, kami tidak akan membuat persoalan yang membuatmu merasa tidak senang lagi."Mendengar hal itu Shaka mendengus dengan dingin dan kelakuannya tampak seperti tidak mempercayai. "Kamu sekarang sudah membuat Tuan Muda merasa tidak senang!"Tuan Lesmana merasa sekujur punggungnya berkeringat dingin. Penguasa muda itu merasa tidak senang dan dia harus bisa mendinginkan emosinya. Akan tetapi bagaimana caranya aku bisa membuat emosi penguasa muda ibu kota ini mendin
Shaka hanya mengatupkan bibirnya dan diam saja. Dia setengah mati tidak ingin mengakui bahwa pada saat dia mendapatiRega mengirim Lirea serentetan surat cinta, di dalam hatinya merasa begitu sangat cemburu dan kebencian yang hampir menenggelamkannya.'Aku mencintaimu, 'Aku menyukaimu' dan juga semua kata-kata manis dan gombal Rega bahkan dia belum pernah mengatakannya pada Lirea. Lantas, kenapa Rega dibiarkan untuk mengatakannya?Shaka masih saja memikirkan soal perasaan itu. Di masa depan, di acara pesta makan pertunangan mereka berdua, dia akan mengatakan suatu hal manis dan gombal yang langsung membuat Lirea begitu kegirangan, sampai-sampai gadis itu merasa pusing dan kebingungan. Dan pada malam itu juga, gadis itu akan membiarkannya untuk memiliki hati dan tubuhnya dengan sukarela.Shaka telah merencanakannya dengan sebaik-baiknya. Namun, semuanya telah dirusak oleh Rega. Jadi, memangnya aku tidak boleh mencari Rega untukmembuat perhitungan? Pikirnya.Mendapati wajah Shaka yang
Lirea melangkah masuk dengan malas setelah seorang pengawal membukakan pintu kamar. Dia hanya menghela nafas saat melihat pengawal itu menutup pintu dan menguncinya dari luar.Dia duduk di sudut ruangan dengan wajah frustasi.Lalu pintu kamar terbuka perlahan. Shaka, dengan tubuh tinggi dan pesona yang tak bisa disangkal, berdiri di sana dengan senyuman penuh arti. Dia membawa nampan berisi makanan.Lirea memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapnya.“Makan dulu,” suara Shaka terdengar tenang tapi penuh kontrol. “Kamu pasti belum makan kan, setelah hampir seharian lari di jalanan? Nanti kamu sakit.”Lirea mendengus pelan. “Apa pedulimu? Bukannya kamu hanya ingin aku tetap di sini, bagaimanapun keadaanku?”Shaka mengangkat alis, sedikit tersenyum miring. “Hem.. Tepat sekali. Aku memang ingin kamu tetap di sini.”Shaka meletakkan nampan di atas meja dengan gerakan penuh perhitungan. Lalu dia mendekat perlahan, membuat Lirea refleks menggeser duduknya. “Aku tidak mengerti kenapa kam
Sampai di usianya yang sekarang, Shaka belum pernah mendapati wanita yang tidak tertarik padanya. Hanya Lirea inilah yang menolaknya dan tidak sedikit pun tertarik pada statusnya. Ditambah lagi, gadis ini sudah menyelamatkan nyawanya. Jadi dia berpikir jika dirinya harus menjadi milik Lirea seorang. Lirea benar-benar linglung dibuat Shaka. Dia berpikir kalau Tuan Muda Shaka ini memang tidak waras. Padahal, banyak wanita yang menyukainya tetapi dia tidak menerimanya, malah memaksanya yang jelas-jelas tidak menyukainya. Apa ada masalah di otaknya? Dia merasa kalau seharusnya caranya tidak seperti ini. Melihat kelakuan Shaka, dia semakin tidak suka. Akhirnya, Lirea mengangkat kepalanya ke atas dan menatapnya, "Mana ponselku. Tolong kembalikan. Aku janji tidak akan kabur lagi. Aku hanya ingin menghubungi ibuku." Melihat Lirea yang tiba-tiba patuh begitu padanya, Shaka terlihat senang, “Kamu sendiri yang bilang kalau tidak akan kabur lagi. Kalau kamu kabur lagi, kamu tidak akan sanggup
"Sebutan 'anak haram' itu, pantasnya untuk aku atau untuk kamu? Kamu sudah tahu kebenarannya, kan? Tentang ayah yang mau atau tidak untuk mengakuiku, aku sudah punya cara untuk membuatnya mengakuiku. Percaya atau tidak, aku juga punya cara untuk membuat ayah bersedia memberiku uang! Karena kebetulan hari ini kita bertemu, aku akan memperingatkanmu. Tunggu saja aku dengan manis di rumah keluarga Juwanda, dalam dua hari ini aku akan pergi ke rumah itu untuk bertemu ayah dan meminta uang!”Lirea melempar tatapan arogan pada Rania. Dia lalu memalingkan kepalanya dengan percaya diri, membalikkan badannya dan kemudian melenggang pergi."Kamu tidak punya malu, Lirea! Tidak punya malu!” Rania menghentak-hentakkan kakinya dengan marah. Dia kini benar-benar kehilangan sikap elegan sebagai seorang gadis kaya raya.Lirea segera naik ke mobil dengan ekspresi yang sedikit muram. Tangan kecilnya yang putih dan indah itu mengepal dengan pupil mata hitamnya terlihat menderita dan suram.Shaka menatap
Putrinya bisa menikah dengan keluarga Brahmana? Pasti setelah ini, posisinya di ibu kota ini bisa naik beberapa tingkat.Pria itu lalu segera memanggil kedua anak gadisnya dan Laras istrinya.Tomi terlihat sangat bersemangat dengan senyum lebar di hadapan Laras dan kedua anak gadisnya. Dia lalu berkata, "Nyonya Brahmana baru saja menelponku, dia bilang dua hari lagi akan datang ke rumah kita untuk melamar putri kita.""Melamar putri kita?" tanya Laras agak kebingungan. "Melamar siapa? Terus , Nyonya Brahmana itu siapa?”Laras terlihat berpikir, lalu setelah ingat sesuatu dia berkata setengah berteriak karena kaget. “Nyonya Brahmana, maksudmu, keluarga kaya raya itu?”"Iya, ya yang itu, lah! Nyonya Brahmana! Dia bilang, Tuan muda Shaka sangat menyukai anak gadis kita. Sekarang ini, dia itu sedang ada di luar negeri dan akan segera terbang kembali ke sini. Setelah dia tiba di tanah air, dia akan datang ke rumah kita untuk mengatur perjodohan dengan anak kita.""Apa?" Mendengar berita it
"Apa maksudmu?""Kamu ternyata selama ini tinggal dengan seorang pria, ya?!"Sekarang sudah pukul sebelas malam, seorang laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Baru saja Tomi juga mendengar dengan jelas suara pria itu. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya.“Tidak perlu ikut campur. Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Jangan menelponku lagi!""Lirea, tunggu sebentar!" Tomi yang ada di seberang sana segera teringat kalau ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Lieea, lalu segera melembutkan suaranya."Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!" Lirea berkata lagi."Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, akú akan mengajakmu makan.""Tunggu sebentar!” Lirea buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya.Lirea bertanya pada Shaka yang ada di dalam kamar, "Apa kamu sudah memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Juwanda untuk mengatur soal perjodohan?"Bukannya menjawab, Shaka hanya t
Sebenarnya, Shaka orang yang lumayan baik dan asyik. Dia juga orang yang masih sangat lumayan. Menjadi pacar atau suami, semuanya merupakan pilihan yang lumayan. Tidak heran kalau banyak wanita yang tergila-gila padanya.Tiba-tiba, Shaka melempar tablet yang ada di tangannya. Tablet itu terlontar dan terbang di udara membentuk lintasan di udara parabola yang sempurna, lalu mendarat dengan mantap di atas sofa. Bersamaan setelah itu, sosok manusia yang berbadan tinggi dan besar menyelimuti Lirea dalam sekejap mata dan menekannya di atas kasur.Lirea menutup kedua matanya tanpa sedikit pun merasa gugup. Akan tetapi, Shaka menaikkan sudut mulutnya dan berkata dengan begitu arogan, "Tadi waktu melihatku, kamu seperti terpesona. Apa kamu merasa penampilanku yang menjagamu tadi terlihat sangat tampan?"Lirea memutar matanya dan menatap balik Shaka. "Soal kamu yang sangat tampan ini, seharusnya sudah ada banyak wanita yang mengatakan itu, kan? Ini adalah sebuah fakta, jadi tidak perlu untuk k
Shaka hanya mengatupkan bibirnya dan diam saja. Dia setengah mati tidak ingin mengakui bahwa pada saat dia mendapatiRega mengirim Lirea serentetan surat cinta, di dalam hatinya merasa begitu sangat cemburu dan kebencian yang hampir menenggelamkannya.'Aku mencintaimu, 'Aku menyukaimu' dan juga semua kata-kata manis dan gombal Rega bahkan dia belum pernah mengatakannya pada Lirea. Lantas, kenapa Rega dibiarkan untuk mengatakannya?Shaka masih saja memikirkan soal perasaan itu. Di masa depan, di acara pesta makan pertunangan mereka berdua, dia akan mengatakan suatu hal manis dan gombal yang langsung membuat Lirea begitu kegirangan, sampai-sampai gadis itu merasa pusing dan kebingungan. Dan pada malam itu juga, gadis itu akan membiarkannya untuk memiliki hati dan tubuhnya dengan sukarela.Shaka telah merencanakannya dengan sebaik-baiknya. Namun, semuanya telah dirusak oleh Rega. Jadi, memangnya aku tidak boleh mencari Rega untukmembuat perhitungan? Pikirnya.Mendapati wajah Shaka yang
Pertengkaran yang terjadi karena sebuah acara makan malam perjodohan dengan keluarga Juwanda. Bahkan orang yang disodorkan itu pun juga bukanlah Rania, namun Shaka begitu ricuh dan membuat huru-hara. Entah apa yang terjadi kalau gadis yang dijodohkan adalah Rania mungkin saja Shaka akan membunuh mereka. Ini adalah pemikiran mereka."Tuan Muda Shaka, persoalan ini memang benar-benar kesalahan kami. Di sini aku menjamín padamu, kedepannya pastinya tidak akan memiliki hubungan lagi dengan anak perempuan keluarga Juwanda, Dan pastinya, kami tidak akan membuat persoalan yang membuatmu merasa tidak senang lagi."Mendengar hal itu Shaka mendengus dengan dingin dan kelakuannya tampak seperti tidak mempercayai. "Kamu sekarang sudah membuat Tuan Muda merasa tidak senang!"Tuan Lesmana merasa sekujur punggungnya berkeringat dingin. Penguasa muda itu merasa tidak senang dan dia harus bisa mendinginkan emosinya. Akan tetapi bagaimana caranya aku bisa membuat emosi penguasa muda ibu kota ini mendin
Shaka melirik pria yang empat tahun lebih tua darinya itu dan menjawab, "Kak Rio, apa kamu merasa kalau itu mungkin?"Rania? Jangan bercanda! Meskipun diberikan secara cuma-curma kepadaku, aku tetap tidak akan mau! Batin Shaka."Kamu kan sudah menegaskannya secara pribadi?"Raut muka Shaka tiba-tiba berubah menjadi suram. Ketika membahas soal ini, dia langsung terbakar oleh emosi. Orang yang dia inginkan untuk dinikahinya tentu saja adalah Lirea. Ini benar-benar penghinaan karena sekarang orang-orang di ibu kota hampir semuanya berpikiran kalau dirinya ingin menikah dengan Rania."Hari ini aku kan pergi untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Shaka.Rio menatap Shaka dengan penuh ketertarikan. Melihat ekspresi adik sepupunya itu, sepertinya malam ini akan ada pertunjukan yang bagus._____Tak lama setelah itu, mereka pun tiba di aula perjamuan pesta makan malam tersebut. Saat kakak beradik sepupu Shaka dan Rio muncul disana, seketika mereka langsung menarik perhatian dan pandangan selu
Shaka tersenyum dan mengulurkan tangan besarnya untuk memegangi pinggang Lirea, agar gadis itu tidak berdiri dengan begitu susah payah. Selain itu, dia juga menopang tubuhnya agar tidak jatuh.Lirea juga membantu merapikan kerah kemeja putih Shaka dengan bersungguh-sungguh. Kini dasi yang berbahan dari semacam sutra itu melintangi dan meluncuri telapak tangannya yang lembut, lalu menggantung di dada pria di hadapannya. Warna dasi abu-abu itu semakin menonjolkan gaya dan integritas pemakainya.Dasi itu membuat reputasi cakap dan berpengalaman Shaka semakin bertambah. Dia benar-benar bisa menyesuaikan dirinya untuk peran apa pun yang bercitra sempurna.Akhirnya, Lirea selesai mengikatkan, dasi dan menampakkan gigi gingsulnya yang imut. Kemudian, dia menepuk-nepuk dada Shaka. Sempurna, gumamnya dalam hati.Saat dia hendak menurunkan jari-jari kakinya yang berjinjit, sepasang tangan besar yang berada di pinggangnya pun mendorongnya dengan lembut hingga punggungnya menyentuh tembok. Shaka
Lalu dia menarik Lirea ke dalam pelukannya selama beberapa menit, menempelkan sebuah ciuman lembut di dahinya dan membelai-belai rambut panjangnya. "Anak manis, nantinya kamu akan memiliki Tuan Muda ini. Dan Tuan Muda ini pasti akan membuatmu menjadi wanita paling terhormat di kota ini! Dan juga akan membuat semua orang iri padamu."Lirea bisa merasakan jantung Shaka yang berada di dalam rongga dadanya terasa begitu panas dan berdetak dengan ritme konstan. Rasa-rasanya dia seperti mendengar suara hatinya, yang berpindah dari dalam tubuh pria itu ke dalam tubuhnya. Benar-benar menakutkan.Dan pada momen ini, Lirea mengangkat kepalanya namun masih tidak bisa melihat ke dalam pupil mata Shaka yang berwarna hitam. Tiba-tiba saja muncul kilatan sinar rédup di dalam matanya dan juga goresan senyuman muram di sudut bibirnya Kedua orang itu tampak kelelahan selama beberapa saat di atas sofa dan atmosfer di sekitar mereka jelas jelas terlihat begitu banyak membaik.Langit pun juga berangsur-an
Pada saat itu juga, Lirea kebetulan menarik pintu hingga terbuka dan berjalan ke luar. Lalu, Shaka membelalakkan matanya dengan dingin dan berkata, "Jadi ternyata hari ini kamu pergi untuk perjodohan?"Mendengar pertanyaan itu, Lirea termenung. Kemudian dia berjalan hingga ke sebelah Shaka dan melihat seluruh layar ponselnya dipenuhi oleh pesan singkat yang berisi bujuk rayu. Tiba-tiba, dia pun tertawa.Rega ini, dia memang benar-benar gigih, batin Lirea. Baru saja dia pergi ke lantai atas selama beberapa saat, tapi surat cinta berisi puluhan ribu kata dari pria itu susah memenuhi ponselnya. Dia tidak memedulikan masalah ini dan duduk di atas sofa, lalu dia meminum segelas air dengan santai.Shaka yang berperawakan tinggi dan besar itu pun merangkul Lirea. Dengan wajah yang tampak muram dan ekspresinya terlihat begitu jelek, dia berkata, "Kamu tidak mau menjelaskan?""Apa ada yang perlu dijelaskan? Apa kamu tidak lihat itu adalah nomor asing? Mungkin saja salah kirim," jawab Lirea sam
"Jangan menyebut namanya di hadapanku! Dia cuma ingin membuatku marah setengah mati. Dia memang benar-benar tidak menganggapku seorang ayah. Aku sudah susah-payah menyiapkannya perjodohan yang baik, tapi dia malah mempermalukan aku. Di masa mudanya, dia tidak belajar hidup dengan baik. Malah tinggal berdua dengan seorang pria. Dia punya hal bagus apa untuk dinikahkan dengan keluarga Lesmana?! Harusnya dia berterima kasih!" tutur Tomi yang marah dengan panjang lebar.Rania terdiam saat mendengar ocehan ayahnya. Lirea memasang wajah tidak puas di acara makan malam perjodohannya? Ditambah lagi, tanpa diduga-duga dia tinggal satu atap dengan seorang pria? Gumamnya dalam hati.Rania lalu berpikir kalau bukan karena alasan itu, lantas untuk alasan apa lagi Lirea datang ke ibu kota seorang diri? Kelihatannya memang karena dia menjadi simpanan pria itu.Pikiran itu, membuat Rania semakin memandang rendah Lirea. Tunangannya adalah Tuan Muda Shaka dari keluarga Brahmana yang begitu agung dan t
Tiga tahun lalu Tomi memanggil Lirea untuk datang ke kota ini. Saat itu, Lirea masih kecil dan masih sangat mendambakan kasih sayang dari ayahnya. Dia berharap ayahnya mau mengakuinya. Saat itu, dia pergi ke rumah keluarga Juwanda dan menemui kakeknya untuk terakhir kalinya. Dan setelah bertemu, kakeknya menghembuskan napas terakhir dengan kelegaan.Dan setelah itu?Setelah kejadian itu, keluarga Juwanda menghujaninya dengan sumpah serapah dan menyebutnya anak pembawa sial karena setelah bertemu dengannya, tidak lama kemudian Kakek Juwanda meninggal. Wajah orang-orang yang 'dipanggil' sebagai kerabatnya itu masih diingatnya dengan jelas hingga hari ini.Saat hal itu terjadi, Tomi hanya berdiri di sebelahnya dan melihatnya menerima seluruh caci maki itu. Dia tidak mengatakan satu kalimat pun, bahkan bersikap dingin dan tidak peduli seperti orang asing padanya.Tomi memang tidak peduli terhadapnya, tapi begitu peduli terhadap dua anak perempuannya, Rania dan Lisa.Kejadian itu membuat
Rona wajah Tomi menjadi pucat ketika mendengar perkataan Lirea. Sementara rona wajah Tuan Lesmana dan istrinya pun juga tidak lebih baik. Mereka berpikir jika kelihatannya, di mata Tomi anak itu tidak berharga sedikit pun."Ini..." ucap Tomi tergagap."Mungkinkah Direktur Tomi merasa bahkan meskipun Anda tidak bisa mengingat usia anak ini, aku bisa berharap di masa depan Anda bisa mengurusnya?""..." Tomi hanya terdiam. Dia jadi sangat khawatir.Saat itu, tiba-tiba Rega bangkit berdiri dan berteriak, "Tidak, aku menginginkan Lirea! Aku jatuh cinta dengannya. Aku ingin bertunangan dengan Lirea dan aku ingin menikahi Lirea!”Setelah mengatakan itu, dia lalu berlari keluar untuk mengejar Lirea dengan tergesa-gesą. Mulutnya juga masih memanggil-manggil nama gadis itu.Hati Tomi begitu bahagia, dia tidak menyangka kalau seorang Rega adalah sebuah bantuan yang dikirimkan oleh Tuhan padanya. Dia lalu berkata dengan sedikit canggung, "Kelihatannya anak Anda, Tuan Muda Rega, sangat menyukai Li