Share

73. Menginginkan Keturunan

last update Last Updated: 2025-01-05 23:56:58
Derren menggeram saking kesalnya, melihat Aleandra yang masih santai, seolah-olah tak akan pernah membocorkan rahasia yang selama ini dia cari.

Begitu juga dengan Aryesta yang sangat gemas pada suaminya itu.

"Mas, kamu enggak lupa kan, kalau dia itu ibu kandungku? Dan otomatis juga dia ibu mertuamu. Jadi aku mohon, bilang sama kami, siapa dalang di balik kematian ibuku, Mas?" mohon Aryesta, yang tak tahu lagi harus bicara menggunakan bahasa apa pada suaminya, agar mendapat jawaban yang dia inginkan.

Aleandra tersenyum tipis dan menggaruk ujung hidungnya sebentar, lalu menyahut, "Sebenarnya aku ingin tahu siapa laki-laki yang masuk ke dalam apartemen kamu lima tahun lalu, saat kakak sepupumu ini juga masuk ke sana. Lebih tepatnya, saat kamu ulang tahun dan malam aku kecelekaan. Aku sangat penasaran siapa laki-laki itu."

Mata Aryesta berbinar dan hendak menjawab, tetapi Aryesta kembali mengatupkan bibirnya, saat Aleandra menempelkan telunjuk di bibir pink alami perempuan itu.

"Aku bukan
😈BM Novita OTW🐊

Kira-kira Ar mau ngasih keturunan gak yah buat Al? Padahal kan Ar pengen ninggalin Al kurang dari satu tahun, atas kesepakatannya sama Derren.🤔

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Floya
dan mengenai judul, sebenarnya udah pas, karena konflik awal emang diawali perceraian di malam pertama pernikahan, dan itu pun udah direncanain jauh-jauh sama Al karena sakit hati, lagian Al nikah sama Ar juga pake wali hakim atas izin Kakeknya, karena keberadaan bapaknya gak ditemukan, ya krn koma
goodnovel comment avatar
Floya
buat pembaca baru yang gak suka alur cerita yang penuh kejutan, lebih baik jangan baca novel yg genre-nya kayak gini deh, soalnya di awal penulis kasih warning, bakalan banyak plot twist, bahkan rahasia 5 tahun lalu baru diungkap di bab 66, 67, 68, 69, mungkin penulis suka drakor, bukan ikan terbang
goodnovel comment avatar
Floya
dan penulisnya juga udah kasih warning di ulasan, kalau novel-novel yang dia tulis, memiliki alur kejutan, gak kayak serial ikan terbang. Jdi semuanya ya emang udah ada dalam plot penulis, plot awal sampai ending udah jadi, penulis mah cuman up tiap hari jalani plot dia doang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   74. Ketahuan, Kah?

    "M–maksudnya Mas, apa?" gagap Aryesta yang sedikit meriang mendengar permintaan suaminya ini.Padahal Aryesta tak pernah memiliki niat mempunyai anak dengan Aleandra. Meskipun dia mencintai laki-laki itu, tetapi dia tak bisa bersama dengan suaminya hingga nanti.Untuk itulah, Aryesta selalu meminum pil KB agar semua benih yang suaminya berikan, tak ada yang menjadi segumpal janin.Aleandra melihat itu.Melihat kegugupan istrinya, bahkan tak hanya rasa gugup, dahi putih istrinya terlihat mulai berkeringat, dan hal tersebut membuatnya semakin penasaran.Dengan langkah pelan, Aleandra mendekati sang istri dan langsung memeluknya dari belakang."Mas!" pekik Aryesta tertahan karena takut mengusik jam istirahat kakeknya.Aleandra terkekeh geli dan membungkukkan badannya, lalu menaruh dagunya di bahu Aryesta, yang sedikit membuat istrinya kaget karena rasa geli."Apakah kamu berencana menghalangi semua bibit-bibit unggulku menggunakan alat kontrasepsi, hmh?" bisik Aleandra, yang sialnya telap

    Last Updated : 2025-01-06
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   75. Apa Yang Akan Dia Lakukan?

    Aryesta diam mematung saat mendengar suara Kakek Surya, yang bagaikan petir di siang bolong. Sungguh tak terduga sama sekali.Merasa tak mendapat jawaban dari sang cucuk, kini Kakek Surya melayangkan teguran lagi."Aryesta, apakah kamu ada di sini, Nak?""Hah? I–iya, Kek. Ini aku abis tiduran di sofa tadi," jawab Aryesta dengan nada gagapnya.Jika Aryesta sedang tergagap-gagap, maka Aleandra justru terkikik geli melihatnya."Ini semua gara-gara kamu, Mas!" ucap Aryesta yang hanya menggerakkan bibirnya saja, karena takut kakeknya curiga.Aleandra mengangkat kedua bahunya tak peduli, dan memilih membersihkannya sisa-sisa percintaan keduanya menggunakan tisu basah beraroma buah segar.Sementara, Aryesta bergegas membenahi pakaian dan juga rambutnya. Lalu dia berjalan pelan menuju ke arah kakeknya.Langkah demi langkahnya terasa sangat berat dan Aryesta sangat malu, karena ketahuan oleh Kakek Surya, tengah melakukan hal tak senonoh di ruangan pasien itu."K–kakek sudah baikan, kah? Dan sej

    Last Updated : 2025-01-07
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   76. Diculik

    Aleandra terus mengumpat sepanjang perjalanan mencari jejak istrinya yang dibawa kabur oleh Dion.Hingga ketika dirinya hendak berbelok, ada dering ponsel yang membuat Aleandra mengehentikan mobil tersebut di area yang cukup aman untuk parkir.Melihat nama sang penelepon, sedikit malas Aleandra mengangkatnya."Hmh?""Mas! Kamu di mana? Kenapa aku cari-cari kamu dari semalam tidak ada? Apa kamu sudah pulang? Kenapa tidak mengabari aku, Mas!" sembur Tisya di seberang telepon sana yang sangat kesal pada suami sirinya ini.Aleandra spontan menjauhkan telepon dan menjawab, "Untuk sementara kamu tinggal di apartemenku saja. Masuk pakai kode pin tanggal pernikahan aku dengan Aryesta."Tisya merasa tercengang mendengar keputusan suami sirinya pun akhirnya bertanya, "Memangnya kamu mau tinggal di mana, Mas? Karena aku yakin, kamu tidak mungkin mengajak kami untuk tinggal bareng bertiga dalam satu atap, kan?""Ya iyalah! Bisa habis aku didiami istri pertamaku," jawab Aleandra dengan cepat, "Aku

    Last Updated : 2025-01-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   77. Kegilaan Dion

    Kecupan dari Dion meleset ke pipi kiri, tetapi laki-laki sinting itu tak kecewa, karena baginya masih banyak waktu untuk menggarap mantan istrinya ini."Apa kamu tahu? Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini, supaya bisa berduaan bareng kamu, dan nyumbang bikin dedek bayi di rahimmu." Ledek Dion, yang sangat senang melihat Aryesta tak berdaya.Laki-laki yang hanya menggunakan semvak itu pun berguling ke samping tubuh Aryesta.Lalu memandang raut ketakutan Aryesta yang merupakan hiburan untuknya ini.Dion menyelipkan rambut Aryesta ke belakang telinga dengan santai, juga tersenyum lembut padanya, yang dibalas tatapan setajam silet."Kamu mau kita making love pakai gaya apa, Sayang? Aku jamin, kamu bakalan ketagihan sama keperkasaanku nanti," beo Dion dengan binar mata penuh bahagianya."Kamu pikir aku ini cewek apa, Mas? Aku lebih baik mati, daripada disentuh sama laki-laki lain!" tukas Aryesta yang matanya sudah menajam penuh kebencian.Namun, Dion tak tersinggung sama sekali,

    Last Updated : 2025-01-09
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   78. Aku Tahu Semuanya

    Brak!"Jangan bergerak! Dan menyerahlah!"Sialan!Padahal sedikit lagi adik kecilnya masuk ke dalam diri sang mantan istri, tetapi mendengar pintu yang didobrak paksa, serta pekikan seorang laki-laki, membuat Dion mengerang kesal.Wajahnya memerah menahan amarah, lalu menoleh ke samping, hingga saat itulah dirinya menyadari sesuatu.Dor!"Argh!"Terlambat!Sebelum Dion berguling ke samping, bahunya sudah terkena tembakan. Dan membuatnya mengerang kesakitan."Aleandra sialan!" teriak Dion yang menekan bahunya, karena terus mengeluarkan darah, akibat peluru yang dilesakan salah satu polisi padanya barusan.Sementara laki-laki yang dia teriaki mentertawakan dirinya yang sangat bodoh.Mata Aleandra menoleh pada kedua polisi yang hendak membekuk Dion, membuatnya merentangkan tangan guna melarang."Berbalik badan dan tunggu aku membawa istriku keluar dulu!" titah Aleandra dengan suara super dinginnya.Mau tak mau kedua polisi itu membalikkan badannya, karena tahu siapa Aleandra, dan tak ingi

    Last Updated : 2025-01-09
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   79. ML Di Mobil, Kah?

    Setelah membuat Dion babak belur, Aleandra langsung keluar dari kamar itu dan menemukan istrinya tengah berjongkok dengan tubuh bergetar, serta kepala menunduk di antara kedua lutut.Aleandra menatap kedua polisi lalu berucap, "Bawa dia ke kantor polisi dan tunggu pengacaraku yang membereskan semua pelaporannya.""Siap, laksanakan!" Kompak kedua polisi itu yang langsung masuk kembali untuk mengamankan Dion.Tatapan keduanya terkejut saat melihat Dion yang sudah tak sadarkan diri di atas lantai dengan kondisi mengenaskan.Akan tetapi, mengingat tuduhan pelapor yang tak hanya menggugat satu kejahatan saja, kedua polisi itu mengeluarkan borgol dan memasangkannya pada satu pergelangan tangan yang tidak patah."Tidak mungkin kita membawanya tanpa busana begini.""Pakaikan saja kolor itu, terlalu lama jika kita memakaikan seluruh baju dan celana panjangnya juga!" saran salah satu dari mereka, yang langsung disetujui rekannya.Lalu mereka membawa keluar tubuh tak berdaya Dion menuju mobil khu

    Last Updated : 2025-01-10
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   80. Ada yang Mengancam Tisya

    "Apakah kamu sudah tidak tahan, Sayang?" bisik Aleandra di telinga istrinya yang sudah memejamkan matanya.Mata Aleandra menatap ke sekeliling dan memang benar jika ini masih siang bolong, untuk itulah Aleandra membuka pintu mobil dengan tubuh istrinya yang menempel sempurna, karena takut dada bulat Aryesta terekspos.Kemudian Aleandra membuka pintu penumpang dan duduk di sana.Menutup seluruh gorden, dengan begitu Aryesta merasa lebih baik, meskipun mungkin akan melakukan di dalam mobil bersama suami mesumnya ini."Mas enggak mau nyuruh aku mandi dulu?" Aryesta bertanya pada suaminya yang sedang fokus pada kedua dada bulat sang istri.Mendengar pertanyaan tersebut, Aleandra pun mendongak dan menatap wajah sayu istrinya yang sudah siap dia garap."Aku sebenarnya pengen nyuruh kamu berendam dulu, tapi kayaknya itu terlalu lama, dan di sini juga enggak ada kolam renang. Jadi ya sudahlah, kita langsung main saja. Pengen tahu sensasi main di mobil kayak gimana." Perkataan yang sukses membu

    Last Updated : 2025-01-10
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   81. Jangan Pergi

    Jantung Aleandra berdegup kencang, setelah telepon dia matikan. Di mana kini Aryesta sudah mulai bangun dari tidur pulasnya."Mas, ini kita sudah sampai?" Aryesta bertanya dengan suara serak, ciri khas seseorang yang baru saja bangun tidur.Melihat suaminya yang bergeming, tentu saja sedikit membuat Aryesta bingung.Kini perempuan itu mengusap lengan suaminya yang sedari tadi tubuhnya masih bertelanjang dada, karena memang kemeja miliknya masih dipakai sang istri."Mas, kamu kenapa?"Mendengar nada khawatir dan juga usapan lembut telapak tangan Aryesta, kini Aleandra menatap perempuan itu dengan tatapan rumitnya.Aleandra menatap lekat istrinya, lalu menarik napas dalam-dalam kemudian dia berucap, "Ar, apa boleh kita tinggal di apartemenku barengan sama Tisya malam ini?""Apa kamu gila, Mas? Kamu mau nempatin aku sama istri sirimu dalam satu atap? Aku enggak mau, Mas!" tolak Aryesta dengan suara tingginya.Mendengar penolakan Aryesta, Aleandra pun menganggukkan kepalanya, lalu keluar d

    Last Updated : 2025-01-10

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   154. Extra Part 13

    Aleandra berdiri di balkon kamarnya, memandang langit malam dengan tatapan kosong.Ya, setelah kelahiran bayi Adam dan Dinda 3 jam yang lalu, Aleandra putuskan kembali ke rumah, melanjutkan sisa-sisa masalah yang sebelumnya sudah diurusi oleh Beni."Apakah bayinya setampan Dean, Mas?" ucal Aryesta seraya merengkuh tubuh suaminya dari belakang.Hal yang membuat Aleandra terlonjak saking kagetnya. Beruntung laki-laki itu mengenali aroma parfum yang menempel di kulit istrinya, sehingg tak berakhir dia banting, karena Aleandra sangat tak menyukai sentuhan lawan jenis, selain istrinya saja.Aleandra tersenyum dan menggelengkan kepalanya tak setuju, "Dean yang paling tampan, Ar. Kau tenang saja, di kemudian hari pasti Dean yang akan menang jika mereka terjebak cinta jajar genjang."Aryesta terkekeh mendengarnya sambil berjalan ke samping, dan menyandarkan kepalanya di lengan sang suami."Jadi namanya Bian Reganza, Mas?"Aleandra menganggukan kepalanya, lalu tanpa menunggu waktu yang lama unt

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   153. Extra Part 12

    Maria melangkah pelan menuju punggung Dinda, sampai ....Bruk!"Argh!" teriak Dinda dengan tubuhnya yang sudah terjungkal ke depan, perut buncitnya pun menempel ke atas lantai dengan hantaman keras."Dinda!" Adam refleks membentak, melihat istrinya terjatuh dan mengerang di atas lantai.Sampai akhirnya dia sadar jika ada seseorang di belakang, yang sedang mematung tak percaya, dengan apa yang baru saja dia lakukan pada adik ipar dari Nyonya rumah ini."Kau ... dasar perempuan kurang ajar!" suara Adam menggelegar berat, lalu melangkah ke arah Maria hingga ....Bugh!Bruk!"Argh!" Maria meringis sata bahunya ditonjok dan disungkurkan dengan kekuatan penuh, membuat tubuhnya terpelanting di atas lantai, dan mengenai guji di dekatnya, membuat semua orang yang baru saja masuk rumah, langsung berhamburan mencari sumber suara.Semua orang menatap terkejut, saat Dinda terjatuh dan menangis, sambil menatap paha putihnya yang sudah dilumuri darah segar.Kemudian tatapan semua orang menoleh ke ara

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   152. Extra Part 11

    Dada Maria berdebar keras, mendengar suara berat itu, suara yang sangat jarang dia dengar, kini laki-laki itu datang juga ke mansion tuannya.Maria masih mematung, dan belum membalikkan badannya, takut jika laki-laki itu mengadukannya pada sang Tuan, ataupun memprovokasi tuannya untuk memecatnya dari pekerjaan ini.Laki-laki yang ternyata adalah Adam, wakil direktur di perusahaan Alra Grup, sekaligus sahabat Aleandra itu pun berjalan 4 langkah, kemudian berhenti, tepat di depan Maria, membuatnya membelakangi Maria saat ini."Saya mengetahui niat busukmu itu, bahkan saya yakin, kalau sahabat saya juga sudah mengetahuinya. Dia diam hanya karena menganggap kamu bukan lawan sepadannya saja. Jadi jangan terlalu percaya diri, Maria."Perkataan Adam langsung membuat lutut Maria lemas, hingga tubuh Maria ambruk ke atas lantai, tetapi baru saja Adam hendak menoleh ke belakang untuk melihat kondisi Maria, dari arah dalam rumah muncullah seseorang."Sayang! Kamu berani gatel sama pengasuh kegatel

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   151. Extra Part 10

    "J–jadi Tuan tahu kalau Maria itu ...."Ucapan Beni menggantung, dan menatap tuannya sedang tersenyum miring, diiringi anggukan kepala untuk membenarkan apa yang ada di dalam kepala Beni."Maria berhalusinasi terlalu tinggi, hingga bermimpi ingin menjadi Nyonya rumahku. Oh, sungguh menggelikan. Bahkan Maria belum ada seujung kukunya istriku, Ben," kekeh Aleandra, yang mentertawakan kelakuan absurd baby sister putranya.Namun,satu alis Beni terangkat, dan bingung dengan apa yang ada di dalam kepala tuannya pun kembali bertanya."Kalau Tuan tahu kelakuan perempuan kampret itu, kenapa Tuan belum juga mengusirnya?"Aleandra tersenyum singkat, lalu mengangkat kedua bahunya, "Seperti yang kubilang tadi. Aku cukup terhibur dengan kecemburuan istriku, dan sangat menyenangkan melihat kesulitan Maria, saat menghadapi ketantrumannya Dean."Beni cukup mengerti, dan memang cukup menghibur melihat Maria dalam kesulitan menghadapi Dean selama ini.Hingga akhirnya percakapan keduanya selesai, karena d

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   150. Extra Part 9

    "I–ini tidak mungkin," lirih Aleandra yang masih tak percaya dengan diagnosa dokter tadi.Masih sangat terkejut, kini Aleandra duduk di bangku yang tersedia di luar ruang perawatan. Kemudian matanya menatap pintu kamar VVIP tempat istrinya beristirahat.Sibuk dengan lamunan, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahu Aleandra, membuatnya sedikit terlonjak kaget, saat melihat Beni datang tanpa Dean.Berhubung ini rumah sakit, dengan usia Dean yang baru 3 tahun, membuat balita itu mau tak mau harus duduk manis di mansion mewahnya, ditemani Denia, juga Dinda untuk menjaganya, selama Aryesta belum diperbolehkan pulang."Saya minta maaf mengenai kejadian dua hari lalu, Tuan. Tapi yang jelas kami tidak memiliki hubungan apa pun selain Nyonya dan bodyguard-nya saja," jelas Beni membuka pembicaraan, karena laki-laki itu belum mengetahui hasil pemeriksaan medis sang Nyonya.Ada helaan napas dari Aleandra saat mendengar penjelasan tersebut. Karena sebetulnya dia pun tahu kebenarannya, setelah mengece

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   149. Extra Part 8

    Meninggalkan Maria yang masih menyeringai di belakang, Aleandra sudah berjalan menjauh, menururni anak tangga, dan mata tajamnya menyapu ruang tamu yang lampunya sudah menyala.Dan entah kenapa perasaannya mendadak tak tenang, setelah mendapat aduan dari baby sister putranya tadi, mengenai keberadaan istrinya yang sedang berduaan dengan salah satu orang kepercayaannya, yaitu Beni."Aku tidak akan memaafkanmu kali ini, Ar. Kita lihat saja setelah ini apa yang akan aku lakukan padamu," cicit Aleandra dengan tangan mengepal kencang. Terus berjalan hingga kakinya berhenti di ambang pintu dan melihat sesuatu yang membuat dadanya terbakar api cemburu. Di depan sana ... Beni sedang memeluk pinggang istrinya, membuat Aleandra berteriak kencang."Apa yang kalian lakukan di sini, brengsek!"Bugh!Bugh!Bugh!Dengan brutal Aleandra menarik kerah kemeja Beni, lalu memberikan 3 pukulan pada laki-laki yang sudah sangat lancang menyentuh miliknya. Sialan!Gigi Aleandra bergemelutuk, saat bayangan

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   148. Extra Part 7

    "Untung saja lampunya mati. Jadi aku bisa jalanin misiku malam ini," ucap Maria yang sesekali menatap ke belakang, takut diikuti oleh seseorang.Jantungnya berdebar-debar kencang, setelah apa yang baru saja dia lakukan tadi."Rencana kali ini harus berhasil pokoknya," ujar Maria yang sedikit berdesis, "Mana aku sampai pegang anunya si Ben lagi. Ditambah harus pura-pura ngedesah. Iyuuuh, menjijikan banget. Kalau kayak gituannya sama Tuan Aleandra sih, aku seneng banget."Maria bergidik ngeri membayangkan dirinya saat mengeluarkan benda pusaka itu dari celana bahan Beni, ditambah dia siram pakai sedikit air mineral, untuk efek basahnya. Dan terakhir menunggu Aryesta turun untuk mengambil minum, lalu dia mendesahkan suaranya, agar Aryesta mencari sumber suara. Setelah itu, barulah dia menyelinap dari gelapnya malam, karena memang di mansion itu sangat jarang menyalakan lampu utama ketika malam hari. Membuat rencananya hampir berjalan mulus.Ya, semua itu adalah rencana Maria untuk menjeba

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   147. Extra Part 6

    Dua tahun telah berlalu setelah kekesalan Aryesta pada saat itu.Pada saat putranya berlari ke arahnya tanpa baju, lalu terjatuh, Aryesta pun benar-benar pergi ke mall, quality time dengan putra tersayangnya.Bahkan setelah itu Aryesta tak lagi banyak bicara, ataupun menegur. Aryesta bagai orang asing di kediamannya sendiri.Saking asingnya, Aleandra dibuat uring-uringan, karena Aryesta tak pernah sebinal dulu lagi.Bahkan Aryesta terkesan dingin, dan hanya melayaninya bak seorang pelacur, yang setelah berhubungan badan, Aryesta akan pergi ke kamar berbeda, tanpa pelukan hangat setiap malamnya.Sama halnya kali ini, tubuh Aryesta terasa remuk redam, ketika terbangun di tengah malam, kemudian dia meringis, karena hujaman suaminya sangat brutal.Bahkan jalan pun terasa perih, merasa jika inti tubuhnya seperti lecet, membuat Aryesta hati-hati dalam melangkah, menuruni ranjang, lalu memakai piyama lengan pendek, yang kakinya panjang.Setelah mencapai pintu kamar, Aryesta berbalik badan, la

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   146. Extra Part 5

    Aleandra pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, mengingat jika istrinya sedang mandi, inilah kesempatan untuknya agar bisa meminta jatah.Akan tetapi, angan itu langsung pupus, ketika istrinya sudah berganti pakaian, dan hendak keluar, lengkap dengan tas kecilnya.Dahi Aleandra sedikit berkerut, kemudian bertanya, "Mau pergi ke mana kamu hari ini, Ar?"Mendapatkan pertanyaan mendadak dari seseorang yang sebelumnya tak Arsyeta prediksi, tentu saja perempuan itu mengusap dadanya naik turun, lalu menatap malas netra penuh curiga dari suaminya."Aku mau pergi ke mall. Lagian untuk apa aku di sini, jika kehadiranku tak pernah dibutuhkan oleh suami dan anakku, hmh?" sinis Aryesta yang hatinya mulai dongkol, ketika harus menghadapi Aleandra juga Dean yang tantruman, dan selalu menguji kesabarannya.Sama halnya seperti sekarang, saat langkah kaki Aryesta hendak melaju, tiba-tiba terdengar teriakan balita, membuatnya menoleh dan melihat jika putranya sedang berlari mendekat ke arahnya."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status