Meskipun tidak dapat mengenali Kelly dari foto itu, Lillia mungkin akan menemukan petunjuk baru setelah pergi ke Desa Tasik. Keesokan harinya, Lillia pergi ke Kota Hataru bersama Moonela. Begitu tiba di bandara Kota Hataru, Lillia langsung berkata, “Aku mau pergi ke Desa Tasik. Kamu pergi sendiri ke pameran itu, ya. Ada petunjuk mengenai identitas Kelly yang mau aku pastikan.”Moonela sedang memperhatikan bagasi yang keluar. Begitu mendengar ucapan Lillia, dia langsung menoleh dan bertanya dengan kening berkerut, “Kamu nggak merasa penyelidikan kali ini berjalan terlalu lancar? Desa Tasik itu desa seperti apa? Apa kamu sudah memeriksanya? Bagaimana kalau kamu bisa masuk, tapi nggak bisa keluar?”“Jangan khawatir. Ponsel yang baru kubeli ini punya fitur komunikasi satelit. Jadi, kamu nggak usah takut nggak bisa menghubungiku karena nggak ada sinyal,” jawab Lillia sambil melambaikan ponselnya.“Kalau begitu, hati-hati ya,” jawab Moonela dengan khawatir.Lillia melambaikan tangannya, lal
Lillia tidak menerima pir itu, melainkan menjawab dengan ekspresi agak menyesal, “Aku alergi sama pir. Aku mau tanya tentang seseorang. Apa kalian kenal sama seorang gadis bernama Kelly yang diadopsi orang dari desa ini?”Wanita itu menunjukkan ekspresi bingung untuk sejenak, lalu mengangguk dan menjawab, “Kenal! Dia tinggal di desa atas gunung. Kalau sudah melewati gunung itu, kamu akan melihat sebuah desa lagi. Rumahnya Kelly ada di sana.”“Terima kasih,” jawab Lillia dengan sopan.Kemudian, Lillia menatap ke arah gunung itu dan berpikir sejenak. Gunung itu tidak tinggi, tetapi keselamatannya akan semakin terancam apabila dia berjalan semakin jauh. Selain itu, dia juga menyadari bahwa wanita ini sempat bingung sesaat ketika dia bertanya mengenai Kelly. Jadi, dia bisa menebak wanita ini sebenarnya tidak mengenal Kelly.Setelah berpura-pura melirik ke arah gunung, Lillia menyadari bahwa desa ini sangatlah aneh. Dia dengan jelas melihat ada banyak orang yang mengintipnya dari dalam ruma
“Boleh juga. Tapi, sudah ada banyak orang yang melakukan hal ini. Kalau kita ikut-ikutan, takutnya kita malah dikira punya motif tersembunyi. Bagaimanapun, perusahaan kita lagi ditargeti. Kalau orang-orang yang menargeti kita sengaja membeberkan tentang kita yang sedang kesulitan, lalu mengaitkannya dengan program amal yang mau kamu lakukan, kita mungkin akan dicela habis-habisan,” ujar Moonela sambil berbalik.Lillia menjawab, “Kalau kita memproses ulang pakaian-pakaian yang kita kumpulkan, nggak akan ada yang bisa mengatakan apa-apa.”Moonela memikirkannya, lalu baru berkata lagi setelah sesaat, “Kalau kamu memang mau melakukannya, aku pasti akan mendukungmu. Omong-omong, buat apa kamu pergi ke Desa Tasik? Kenapa kamu pulang begitu cepat? Mana pakai acara kirim lokasi lagi! Ngagetin saja!”“Frederick menemukan beberapa informasi. Katanya, Kelly berasal dari desa itu. Tapi, sepertinya itu informasi palsu. Desanya agak mengerikan. Untungnya, aku ditolong seorang mata-mata yang jadi gur
Setelah mendengar kejujuran Lillia, bos itu pun menunjukkan ekspresi gembira. Dia buru-buru mengeluarkan kartu namanya, lalu memberikannya kepada Lillia dan Moonela sambil bertanya, “Apa aku boleh mentraktir kalian minum kopi?”Moonela menerima kartu nama itu sambil mengangkat alisnya. Kemudian, dia melirik Lillia.“Boleh,” jawab Lillia. Bagaimanapun juga, kali ini mereka memang datang ke pameran ini untuk mencari mitra kerja sama. Setelah tiba di kafe terdekat, bos itu memperkenalkan dirinya. Namanya Kenneth Wijaya. Dia adalah presiden direktur baru sebuah perusahaan busana bermerek Periwinkle.Begitu Lillia melepaskan maskernya, Kenneth langsung berseru terkejut, “Kamu itu ... Lorraine!”“Benar. Halo, Pak Kenneth,” jawab Lillia sambil tersenyum.Kenneth menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Aku nggak nyangka itu kamu.”Moonela yang duduk di samping pun menggoda, “Jadi, apa tujuanmu mengundang kami minum kopi?”“Aku kira kalian itu desainer. Jadi, aku berencana untuk menanyakan u
Seusai mengobrol, Kenneth menambahkan WhatsApp Moonela dan Lillia, lalu terlebih dahulu pergi.“Kantor pusat Periwinkle ada di ibu kota. Apa kamu memang sengaja mau cari pendukung dulu?” tanya Lillia. Dia merasa agak terkejut dengan keputusan Moonela.Moonela bersandar di kursi sambil menyesap kopinya. Kemudian, dia menjawab, “Para pemegang saham Periwinkle adalah orang-orang yang sangat hebat. Selain itu, Periwinkle juga merupakan perusahaan yang sudah berdiri puluhan tahun dan pasti punya banyak saluran pemasok. Biarpun harus rugi di awal dalam kerja sama ini, kita tetap akan untung.”Lillia mengangguk dan berkata, “Kenneth pasti akan berusaha untuk membujuk mereka. Bagaimanapun, dia itu presdir baru yang mau meraih prestasi untuk mengokohkan posisinya. Dia pasti tergiur untuk memanfaatkan reputasi Perusahaan LMOON saat ini.”“Aku juga punya pemikiran yang sama. Semakin banyak sekutu yang kita miliki, semakin bagus pula hal itu bagi kita. Aku akan memberi tahu cara penyelesaian kesul
Cuaca di bulan November sangat dingin. Untungnya, gedung perusahaan memiliki penghangat. Hanya saja, orang-orang tetap harus menahan terpaan angin dingin di luar.Pagi-pagi ini, begitu tiba di perusahaan, Lillia dan Ohara langsung mendengar seruan marah Moonela dari dalam kantor.“Kita sudah tandatangani kontraknya dari beberapa bulan yang lalu. Sekarang, kalian malah tiba-tiba berubah pikiran! Lagian, kalian juga sudah mengonfirmasi ulang logonya. Tapi, malah tiba-tiba bilang nggak bisa menerimanya sekarang. Apa kalian mau mempermainkan kami?”Lillia menepuk-nepuk bahu Ohara, lalu berjalan masuk ke kantor. Sementara itu, Ohara buru-buru pergi ke dapur.Begitu masuk ke kantor, Lillia langsung duduk di sofa.Moonela yang sedang berkacak pinggang pun melirik Lillia. Kemudian, dia melanjutkan, “Aku punya dokumen persetujuan kalian. Sekarang, penanggung jawab pesanan kalian malah bilang itu nggak sah. Di dokumen, ada stempel dan tanda tangan kalian, lho. Aku juga punya bukti percakapan kit
Lillia mengangguk dan menjawab, “Dia itu Amanda, istrinya Harvey.”Setelah mendengar jawaban Lillia, ekspresi Ohara langsung menjadi serius. Dia bergumam, “Amanda?”“Amanda itu adiknya Imelda. Mereka itu saudara kembar,” jawab Lillia sambil mengisyaratkan Moonela untuk sarapan.Moonela duduk di atas karpet dan mencibir, “Mereka berdua sama liciknya, cuma tahu menyuruh bawahan mereka untuk melakukan trik-trik kotor, tapi nggak berani melawan kita secara langsung.”Lillia menepuk lengan Moonela dan berkata, “Nggak usah dipedulikan.”Kemudian, Lillia dan Moonela pun mengubah topik pembicaraan dengan mendiskusikan masalah Perusahaan Yeene yang tiba-tiba membatalkan pesanan mereka. Sementara itu, Ohara berjalan keluar dengan ekspresi khawatir.Seusai sarapan, Kenneth tiba-tiba datang berkunjung. Dia terlihat lelah, tetapi juga gembira.“Aku sudah meyakinkan para pemegang saham. Tapi, kalian harus mengikutiku pergi ke perusahaan untuk rapat hari ini juga,” ujar Kenneth yang duduk di sofa den
“Hatchu!” Saat sedang mendiskusikan prospek kerja sama dengan para pemegang saham Periwinkle, Moonela tiba-tiba bersin.Lillia pun buru-buru memasingkan sehelai tisu kepadanya.“Maaf, perbedaan cuaca di Kota Pinang dan ibu kota sangat besar. Mungkin dia masih belum terbiasa sama cuaca dingin di sini,” ujar Lillia.Para pemegang saham itu mengangguk mengerti.Setelah mengelap hidungnya, Moonela berkata dengan kening berkerut, “Merek kalian sebenarnya masih terkenal. Tapi ... semua desain pakaian kalian sudah ketinggalan zaman. Saat ini, pakaian yang dijual perusahaan kalian pasti nggak akan menarik perhatian orang-orang dari generasi muda.”Lillia membalik halaman buku berisi desain pakaian Periwinkle selama ini. Saat melihat desain pakaian musim panas tahun lalu, dia pun berhenti membalikkan halaman buku itu. Tahun lalu, mereka meluncurkan banyak gaun yang merupakan stok lama pakaian dari merek Lockell. Seharusnya, ada karyawan perusahaan ini yang membeli pakaian dari Lockell, lalu me