“Hatchu!” Saat sedang mendiskusikan prospek kerja sama dengan para pemegang saham Periwinkle, Moonela tiba-tiba bersin.Lillia pun buru-buru memasingkan sehelai tisu kepadanya.“Maaf, perbedaan cuaca di Kota Pinang dan ibu kota sangat besar. Mungkin dia masih belum terbiasa sama cuaca dingin di sini,” ujar Lillia.Para pemegang saham itu mengangguk mengerti.Setelah mengelap hidungnya, Moonela berkata dengan kening berkerut, “Merek kalian sebenarnya masih terkenal. Tapi ... semua desain pakaian kalian sudah ketinggalan zaman. Saat ini, pakaian yang dijual perusahaan kalian pasti nggak akan menarik perhatian orang-orang dari generasi muda.”Lillia membalik halaman buku berisi desain pakaian Periwinkle selama ini. Saat melihat desain pakaian musim panas tahun lalu, dia pun berhenti membalikkan halaman buku itu. Tahun lalu, mereka meluncurkan banyak gaun yang merupakan stok lama pakaian dari merek Lockell. Seharusnya, ada karyawan perusahaan ini yang membeli pakaian dari Lockell, lalu me
Ucapan Claude pun membuat Lillia tidak bisa membantah.Setelah tiba di restoran, mereka duduk terpisah, tetapi jarak meja mereka tidaklah jauh. Lillia pun memberi tahu Kenneth mengenai Perusahaan Yeene yang tiba-tiba membatalkan pesanan mereka.“Kainnya itu kain bagus. Kalau menggunakannya untuk desain baru, penjualannya pasti akan laris manis, apalagi kalau ditambah dengan perhatian yang akan didapatkan dari pengumuman resmi kerja sama ini besok. Tapi, kalian harus pertimbangkan ulang harga pakaian kalian dari yang kelas rendah sampai kelas tinggi. Menjual dengan harga tinggi memang menguntungkan. Tapi, penjualan yang perputarannya cepat meski keuntungannya lebih sedikit juga merupakan salah satu cara berbisnis yang efektif,” ujar Lillia.Kenneth mengangguk dan menjawab, “Aku juga berpikir begitu. Setelah mengumumkan kerja sama ini secara resmi, kami akan mengatur ulang semua harga pakaian kami. Penggemar kalian memang banyak, tapi nggak ada gunanya juga kalau mereka nggak mampu membe
Claude melirik Lillia, lalu bertanya dengan ekspresi datar, “Apa perusahaan kalian begitu kekurangan koki?”“Aku tahu apa maksudmu. Tapi, nenekku berbeda dengan nenekmu. Selama di desa, dia juga harus bercocok tanam dari pagi sampai malam. Dengan begitu, dia baru nggak bosan,” jawab Lillia. Claude sama sekali tidak tahu betapa gembiranya Ohara saat bekerja.“Tapi, kamu tetap harus mempertimbangkan kesehatannya,” ujar Claude.Lillia tidak menghiraukan Claude lagi. Dia membuka tablet, lalu mulai menggambar. Berhubung Yeene tiba-tiba membatalkan pesanan mereka, dia harus meluangkan waktu untuk menggambar desain baru.Dalam kerja sama pertama, Lillia tentu saja harus turun tangan sendiri. Bagaimanapun juga, Periwinkle sudah setuju untuk menjadi “anak” Perusahaan LMOON. Jadi, LMOON harus bertanggung jawab atas mereka.Claude yang duduk di sofa menatap Lillia dalam diam. Setelah sesaat, dia bertanya, “Apa kamu ke Desa Tasik untuk menyelidiki identitas Kelly?”Lillia menatap Claude dan menjaw
Lillia sangat setuju pada pendapat Moonela. Dia merasa sangat tidak berdaya, juga sangat marah.Tepat pada saat ini, telepon kantor mereka tiba-tiba berdering. Begitu melihat yang menelepon adalah pihak Periwinkle, Moonela pun segera menjawabnya. Dia menyapa dengan dingin, “Halo?”Lillia juga mendekat agar bisa mendengar isi percakapan mereka.“Bu Moonela, aku Kenneth. Apa kamu berencana menangani skandal yang tersebar di internet itu? Soalnya, kita harus memosting pernyataan resmi mengenai kerja sama kita di Instagram, kan?” ujar Kenneth dengan nada seperti biasa.Moonela pun merasa sangat terkejut dan bertanya, “Apa pihak Periwinkle nggak keberatan dengan skandal ini?”“Kerja sama kita sudah berjalan, untuk apa kita membicarakan hal seperti itu lagi? Lagian, siapa yang tahu apakah skandal itu asli atau palsu? Sebaiknya, kita lakukan saja apa yang seharusnya kita lakukan. Kamu hanya perlu mengklarifikasinya. Nanti malam, kita harus adakan konferensi pers lagi,” jawab Kenneth dengan sa
Di lokasi konferensi pers, setelah Lillia dan Moonela duduk, Kenneth dan beberapa petinggi Perusahaan Periwinkle mulai duduk di bangku yang sudah dipersiapkan.Claude dan yang lain diatur di baris pertama depan pentas. Kebanyakan orang-orang yang duduk di baris belakang adalah tamu undangan Kenneth.Pembawa acara sangat gembira. Begitu menginjakkan kaki ke atas pentas, dia pun memulai acara. “Kesan Periwinkle di dunia luar itu adalah pelopor produk lokal, sedangkan LMOON adalah perusahaan yang masih tergolong baru. Kerja sama beda generasi ini boleh dikatakan cukup menakjubkan.” Usai berbicara, pembawa acara melihat ke sisi Kenneth. “Pak Kenneth, kenapa kamu bisa kepikiran untuk bekerja sama dengan LMOON?”Kenneth melihat ke sisi kamera. Dia membalas dengan santai, “Sebenarnya Periwinkle sudah lama menghilang dari pandangan semua orang. Bisa bekerja sama dengan LMOON adalah sebuah kehormatan bagi Periwinkle.”Kenneth berbicara seperti itu demi memberi tahu awak media. Kondisi Perusahaa
Ucapan Moonela telah memotivasi banyak orang.Wartawan yang gusar itu pun telah dibawa pihak sekuriti keluar ruangan.Saat ini sesi tanya jawab sudah berakhir. Semua orang beralih ke restoran.Lillia duduk bersama Moonela. Lillia pun menceritakan ilham yang didatangkan Kenneth sewaktu di konferensi pers tadi.“Aku merasa Periwinkle memang sudah vakum selama 10 tahun, tapi anggota member yang pernah mendukung kalian seharusnya masih punya perasaan terhadap kalian. Jadi, aku berencana mendesain pakaian tema kenangan untuk kalian.” Lillia menyerahkan catatannya kepada Kenneth.Moonela telah mengetahui desain Lillia. Saat ini, dia kelihatan tidak fokus melihat ke sekitar. Saat memalingkan kepalanya, dia pun menemukan orang yang dicari-carinya.Saat ini, kebetulan Louis juga sedang melihatnya. Tatapan kedua orang saling bertemu. Hati Moonela seketika merasa aneh. Dia segera mengalihkan pandangannya, lanjut mendengarkan perbincangan Lillia dengan Kenneth.“Tema ini bagus juga, tapi aku nggak
Lillia sungguh merasa gembira ketika mendengar jawaban Moonela.“Aku merasa alangkah bagusnya kalau kamu bisa jadian sama Kenneth.” Lillia menggandeng tangan Moonela sembari tersenyum padanya.“Semoga saja. Standar untuk bisa jadi pacar aku juga nggak tinggi. Sekarang aku semakin sibuk, aku juga nggak punya tenaga seperti di masa muda dulu.” Moonela juga merasa agak gembira.Lillia spontan merasa iba dengan nasib Louis. Lelaki pendiam seperti dirinya bukanlah pilihan Moonela.“Tadi kamu duduk 1 jam sama si Claude, tapi kalian malah nggak ngobrol sama sekali. Romantis sekali ya,” sindir Moonela.“Dia sendiri yang mau duduk, ya silakan saja. Aku juga nggak ada maksud apa-apa sama dia,” ucap Lillia dengan dingin.“Firasatku mengatakan Claude pasti masih suka sama kamu. Kalau nggak, mana mungkin dia selalu mengikutimu ke mana-mana. Aku nggak percaya dia nggak suka sama kamu!” Nada bicara Moonela sangat yakin.Dari tadi Moonela sudah mengamati sosok Claude. Kelihatan sekali dia sedang menah
“Apa yang lagi kalian lakukan? Apa salah aku datang untuk mencari istriku?” jerit si lelaki dengan suara lantang.Saat Lillia hendak mendorong si lelaki, siapa sangka pelukan si lelaki semakin erat lagi.“Kamu lepaskan dia dulu! Apa kamu nggak tahu Bu Lorraine sudah terluka karena ditabrak kamu? Sekarang dia harus ke rumah sakit!” ucap salah seorang lelaki yang menyambut kedatangan Lillia tadi.Selesai mendengar ucapan itu, pelukan si lelaki semakin erat lagi.Lillia merasa dadanya terasa sangat pengap. Dia dipeluk hingga kesulitan untuk bernapas. Para wartawan di sekitar tak berhenti memotret. Semuanya merasa sangat antusias. Kabar pernikahan Lorraine pasti akan menjadi berita viral di internet!“Dia baik-baik saja. Aku tahu itu! Dia hanya nggak ingin maafin aku saja, makanya dia baru sengaja berakting! Dia bisa datang ke ibu kota juga demi sembunyi dari aku. Aku datang ke sini untuk mengakui kesalahanku!” Suara si lelaki sangatlah besar, bahkan terdengar suara terisak-isak.“Lepaskan
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per