Sebelumnya Lillia mengira bisa mengimpor bahan-bahan yang diperlukan. Hanya saja, tidak mungkin mereka mengimpor barang-barang sekecil itu. Selain masalah biaya, bisa jadi LMOON juga akan ditertawakan orang-orang.“Gimana kalau kita nanya pabrik kontrakan luar negeri sana?” tanya Lillia terhadap Moonela.Sekarang mereka sudah tidak memiliki jalan lagi. Jadi, hanya bisa mencoba semuanya.“Coba aku tanya.” Alangkah bagusnya jika bahan plastik bisa diganti menjadi bahan kain. Sayangnya, tag adalah logo dari sebuah merek. Belum tentu klien menerimanya jika tag diganti.“Minggu depan ada pameran busana di Kota Hataru. Nanti kita hadiri bersama.” Usai Moonela menghubungi klien luar negeri, dia pun berkata pada Lillia.“Cari penyulai?” tanya Lillia.“Emm, awalnya aku nggak berencana untuk ke sana. Tapi itu karena sebelumnya kita nggak dalam masalah. Tapi, sekarang kita mesti ke sana,” balas Moonela dengan tidak berdaya.Baru saja selesai berbicara, asisten memasuki ruangan dengan buru-buru.
Hans sudah menyelidiki masalah yang sedang dihadapi Perusahaan LMOON saat ini dan melaporkan semuanya pada Claude secara rinci.“Perusahaan LMOON sedang dalam masa sulit. Selain nggak bisa beli bahan plastik untuk pembuatan logo, sejumlah kain mereka yang ditahan di bea cukai Negara Milani. Kain-kain itu terbukti mengandung zat berbahaya setelah diuji. Semua kain itu disita dan Perusahaan LMOON juga diharuskan untuk membayar denda.”Setelah mendengar penjelasan Hans, Claude berbalik dan berkata dengan ekspresi dingin, “Coba kamu pergi ke sana, pastikan seluruh barang itu dilepaskan. Sekalian cari tahu siapa yang menggunakan kekuasaan publik untuk menghadapi sebuah perusahaan swasta. Setelah mendapatkan buktinya, laporkan semua orang yang terkait dalam kasus itu."Seusai berbicara, Claude menatap ke sisi Nelson dan memberi perintah lagi, “Kamu juga, pergilah ke ibu kota untuk selidiki ada berapa banyak perusahaan yang berencana ingin mencelakai Perusahaan LMOON.”“Oke,” jawab Nelson...
Claude duduk di sofa area penerimaan tamu. Lillia pergi mengambil beberapa makanan ringan untuknya, lalu berkata, “Makanan ringan yang tersisa hanya ini. Kalau kamu memang lapar, aku akan pesan makanan untukmu.”“Nggak usah,” jawab Claude sambil membuka sebungkus biskuit beras.Lillia sangat menyukai biskuit beras. Kadang-kadang, dia bahkan bisa menghabiskan terlalu banyak biskuit beras hingga panas dalam.Setelah menggigit sesuap biskuit beras itu, Claude baru melirik Lillia sambil berkata, “Semua investor yang diuntungkan dalam Okasa TV ingin menghancurkan Perusahaan LMOON. Baru berapa lama kamu dan Moonela baru berkecimpung di industri ini? Apa kamu kira kamu benar-benar bisa mengalahkan sekelompok rubah tua itu?”“Kamu datang kemari hanya untuk meremehkan kemampuanku?” tanya Lillia sambil bersandar di sofa dan menatap Claude dengan ekspresi tenang.“Tentu saja bukan,” jawab Claude sambil makan biskuit beras itu dengan perlahan. Sangat jelas bahwa dia tidak terbiasa memakan biskuit
Kelly memelototi Lillia, lalu berkata dengan marah, “Kamu sendiri yang merasa minder, ‘kan? Gara-gara tindakan sepihakmu, Perusahaan LMOON jadi jatuh ke situasi yang sulit. Kamu mau menyelesaikannya, tapi nggak mampu. Waktu Claude membantumu, kamu merasa makin nggak kompeten. Makanya kamu baru merasa marah padanya! Dasar orang nggak tahu berterima kasih!”Lillia berseru dengan tatapan yang sangat dingin, “Aku suruh kamu keluar!”Claude menatap Kelly dan bertanya, “Siapa yang mengizinkanmu masuk?”“Kamu juga keluar!” seru Lillia sambil menatap Claude dengan kesal. Claude jelas-jelas tahu Kelly bukanlah orang baik, tetapi masih tetap bergaul dengannya. Claude juga tahu dirinya tidak menyukai Kelly, tetapi masih tidak berhenti muncul di hadapannya padahal sudah memiliki Kelly. Apa Claude sengaja ingin membuatnya muak?Claude tidak menjawab lagi dan langsung berjalan keluar.“Aku nggak akan minta maaf padamu. Kamu pada dasarnya memang adalah orang berhati sempit!” tambah Kelly sebelum perg
Begitu melihat tampang Louis, Moonela yakin bahwa Louis tidak tahu bahwa Kelly menaruh perasaan pada Claude.“Apa orang yang dijodohkan dengan Liman itu Kelly? Kalau benar, apa kalian nggak takut Keluarga Widodo akan berkomentar mengenai dia yang berhubungan begitu dekat dengan Claude?” tanya Moonela untuk mencari tahu.Louis menyesap tehnya, lalu menjawab, “Yang Liman sukai itu Lillia. Dia bertunangan karena alasan lain, tapi dia nggak akan menikahi Kelly. Jadi, ini bukan masalah besar kok.”Moonela bertanya sambil bertopang dagu, “Dengan kata lain, Kelly bebas berpacaran dengan siapa saja? Bagaimana kalau dia jatuh cinta sama Claude? Apa kalian akan menyetujuinya?”Setelah mendengar pertanyaan Moonela, Louis tiba-tiba duduk tegak dan menjawab, “Mana mungkin? Kamu seharusnya sangat memahami sifat Claude.”“Untung kamu pintar!” ujar Moonela sambil tertawa. Namun, dia masih merasa sedikit kesal. Semua orang merasa Claude tidak mungkin menyukai Kelly. Dia sendiri juga berpikir begitu. Na
Meskipun tidak dapat mengenali Kelly dari foto itu, Lillia mungkin akan menemukan petunjuk baru setelah pergi ke Desa Tasik. Keesokan harinya, Lillia pergi ke Kota Hataru bersama Moonela. Begitu tiba di bandara Kota Hataru, Lillia langsung berkata, “Aku mau pergi ke Desa Tasik. Kamu pergi sendiri ke pameran itu, ya. Ada petunjuk mengenai identitas Kelly yang mau aku pastikan.”Moonela sedang memperhatikan bagasi yang keluar. Begitu mendengar ucapan Lillia, dia langsung menoleh dan bertanya dengan kening berkerut, “Kamu nggak merasa penyelidikan kali ini berjalan terlalu lancar? Desa Tasik itu desa seperti apa? Apa kamu sudah memeriksanya? Bagaimana kalau kamu bisa masuk, tapi nggak bisa keluar?”“Jangan khawatir. Ponsel yang baru kubeli ini punya fitur komunikasi satelit. Jadi, kamu nggak usah takut nggak bisa menghubungiku karena nggak ada sinyal,” jawab Lillia sambil melambaikan ponselnya.“Kalau begitu, hati-hati ya,” jawab Moonela dengan khawatir.Lillia melambaikan tangannya, lal
Lillia tidak menerima pir itu, melainkan menjawab dengan ekspresi agak menyesal, “Aku alergi sama pir. Aku mau tanya tentang seseorang. Apa kalian kenal sama seorang gadis bernama Kelly yang diadopsi orang dari desa ini?”Wanita itu menunjukkan ekspresi bingung untuk sejenak, lalu mengangguk dan menjawab, “Kenal! Dia tinggal di desa atas gunung. Kalau sudah melewati gunung itu, kamu akan melihat sebuah desa lagi. Rumahnya Kelly ada di sana.”“Terima kasih,” jawab Lillia dengan sopan.Kemudian, Lillia menatap ke arah gunung itu dan berpikir sejenak. Gunung itu tidak tinggi, tetapi keselamatannya akan semakin terancam apabila dia berjalan semakin jauh. Selain itu, dia juga menyadari bahwa wanita ini sempat bingung sesaat ketika dia bertanya mengenai Kelly. Jadi, dia bisa menebak wanita ini sebenarnya tidak mengenal Kelly.Setelah berpura-pura melirik ke arah gunung, Lillia menyadari bahwa desa ini sangatlah aneh. Dia dengan jelas melihat ada banyak orang yang mengintipnya dari dalam ruma
“Boleh juga. Tapi, sudah ada banyak orang yang melakukan hal ini. Kalau kita ikut-ikutan, takutnya kita malah dikira punya motif tersembunyi. Bagaimanapun, perusahaan kita lagi ditargeti. Kalau orang-orang yang menargeti kita sengaja membeberkan tentang kita yang sedang kesulitan, lalu mengaitkannya dengan program amal yang mau kamu lakukan, kita mungkin akan dicela habis-habisan,” ujar Moonela sambil berbalik.Lillia menjawab, “Kalau kita memproses ulang pakaian-pakaian yang kita kumpulkan, nggak akan ada yang bisa mengatakan apa-apa.”Moonela memikirkannya, lalu baru berkata lagi setelah sesaat, “Kalau kamu memang mau melakukannya, aku pasti akan mendukungmu. Omong-omong, buat apa kamu pergi ke Desa Tasik? Kenapa kamu pulang begitu cepat? Mana pakai acara kirim lokasi lagi! Ngagetin saja!”“Frederick menemukan beberapa informasi. Katanya, Kelly berasal dari desa itu. Tapi, sepertinya itu informasi palsu. Desanya agak mengerikan. Untungnya, aku ditolong seorang mata-mata yang jadi gur