Setelah membaca pesan curhatan hati para penggemar, Lillia spontan melihat ke sisi Liman.Tatapan mereka saling berpapasan. Pada saat ini, ada dua orang berjalan ke sisi mereka.Lillia menyadari jarak orang tersebut sangatlah dekat dengan dirinya. Ketika mengangkat kepalanya, tampak ekspresi senyum sinis wajah Claude.“Apa yang lagi Bu Lillia dan Pak Liman obrolkan? Sepertinya seru sekali?” Cedron mencondongkan kepalanya dari belakang Claude. Senyuman di wajahnya sangatlah lebar.“Nggak apa-apa. Kenapa kamu bisa ada di sini?” Lillia merasa semuanya terlalu kebetulan.“Apa kami nggak diperbolehkan ke ibu kota?” Nada bicara Claude sangat tidak bersahabat.Lillia juga malas meladeni Claude. Dia menggeser langkahnya untuk menjauhi Claude.Liman menyimpan ponselnya. Dia melihat Claude, lalu bertanya, “Orang yang nanya Bu Lillia itu Pak Cedron, kenapa Pak Claude semarah ini?”“Aku lagi nanya sama Bu Claude. Kenapa Pak Liman begitu membelanya? Apa kamu lupa kamu pernah mendatangkan kerepotan
Setelah Cedron kembali ke kamar, hal pertama yang dia lakukan adalah melepaskan sepatu untuk melihat kondisi kakinya. “Kamu sadis sekali, malah injak kakiku!”Claude tidak berbicara, hanya menatap Cedron dengan datar saja.“Kamu bilang kamu cemburu, tapi malah cari masalah sama dia. Kenapa kamu orangnya konflik banget, sih?” Cedron mengangkat pahanya sembari menunjukkan ekspresi tidak mengerti.Claude duduk di sofa sembari menatap ke luar jendela tanpa berbicara.Cedron melihat beberapa saat, lalu tertawa.“Apa kamu gila?” Kening Claude berkerut ketika melihat Cedron.Cedron spontan berkata, “Kamu yang gila. Sepertinya kamu terkena penyakit rindu. Aku sungguh nggak habis pikir. Apa mesti dia wanitanya? Kamu datang jauh-jauh ke ibu kota cuma buat daki gunung. Aku sungguh nggak ngerti apa yang ada di benakmu.”Claude mendengus dingin. “Kamu kira aku benar-benar datang untuk daki gunung?”“Tentu saja bukan. Kamu datang untuk melihat apakah istrimu direbut lelaki lain atau nggak,” balas Ce
Claude menarik Cedron.“Itu masalah mereka, ngapain kamu ke sana?”Cedron menatapnya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Apa kamu yakin?”Claude melirik Cedron sekilas, lalu melepaskan lengan pakaiannya.“Oke, aku lihat dulu,” ucap Cedron, lalu mengikuti langkah kaki Claude.Liman dikerumuni oleh beberapa investor. Bahkan Edbert juga merasa agak marah. “Padahal acara masih belum dimulai, kalian berdua pun sudah menimbulkan kerepotan buat aku. Sebenarnya kami semua sudah nggak senang ketika Bu Lorraine mengingkari janjinya. Sekarang dia nggak minta maaf, malah menumpahkan minuman ke pakaian Pak Ericko.”“Semua ini kerjaanku. Kenapa kamu malah dorong tanggung jawab ke dirinya?” ucap Liman dengan sinis.Senyuman di wajah Edbert semakin lebar lagi. “Liman, sepertinya Keluarga Widodo nggak akan memperbolehkan kamu buat menyinggung banyak orang.”Saat Liman hendak berbicara, tetiba Lillia berkata, “Apa kamu ingin aku menghukum diriku dengan minum alkohol, baru kamu akan terima?”“Sebelumnya sa
Cedron melihat Liman. Sepertinya ada yang sedang dia pikirkan.“Bu Lorraine, masih ada perjanjian kerja sama di antara kita. Aku harap kamu bisa lebih pengertian di hadapan polisi nanti.” Pada saat ini, Edbert masih tidak merasa takut sama sekali.Claude menyipitkan matanya melihat Liman sekilas. Tatapannya tertuju pada wajah Cedron.Cedron menerima isyarat matanya, lalu mengangguk dengan perlahan.“Lorraine datang untuk menghadiri acara. Namanya juga cari uang, untuk akan memperbesar masalah?” ucap seorang lelaki berperut buncit dengan tersenyum. Dia memberi isyarat mata terhadap pelayan di samping. Pelayan pun membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi.Pelayan lain mempersiapkan kursi ke sisi Lillia dan juga Liman.Lelaki berperut buncit berkata pada Lillia, “Lorraine, kontrak sudah ditandatangani. Nggak ada bagusnya bagi kamu dan Liman untuk memperburuk masalah. Meski kamu nggak pikirkan dirimu sendiri, kamu juga mesti pikirkan Liman. Dia itu bekerja di dunia hiburan, apalagi di ib
Claude tidak menjawab, melainkan berkata pada Cedron, “Kamu tahu sendiri kakekku adalah tokoh hebat di Kota Pinang. Nggak ada orang di Kota Pinang yang berani meracuninya.”Raut Cedron tampak serius. “Apa karena kamu telah menyinggung Harvey? Tanpa disadari, kamu sudah menyinggung beberapa orang di ibu kota?”“Aku sendiri juga nggak begitu jelas. Tapi ada satu hal, waktu itu Harvey menjualku ke luar perbatasan, bisa jadi karena ada rantai bisnis di belakang sana. Aku menyinggungnya setara dengan menyinggung rantai bisnis itu.” Usai berbicara, Claude berjalan ke lantai bawah.Cedron spontan gemetar. “Apa aman membiarkan Lillia tinggal di sini?”“Bukannya ada Liman? Apa yang kamu khawatirkan?” Terdengar nada menyindir dalam ucapan Claude.Cedron berpikir, sepertinya Claude masih sangat memedulikan masalah ini. Dia pasti sangat marah lantaran Lillia tidak memasukkan dirinya dalam rencananya.….Liman sudah marah selama setengah jam.Lillia mengambil camilan ke hadapannya. “Apa benar kamu
Cedron ditendang Claude keluar kamar. Begitu membalikkan tubuh, dia pun bertemu dengan Lillia dan Liman.Saat ini Cedron merasa agak canggung. Hanya saja, dia tetap melambaikan tangan untuk bersalaman dengannya. “Hei, sudah kembali, ya?”“Emm.” Lillia mengangguk. Tatapannya terlihat dingin seperti biasa.Cedron merasa sangat bosan. Dia berjalan ke sisi Lillia, lalu bertanya, “Gimana kalau kita ngobrol sebentar?”“Aku masih ada urusan, nggak ada waktu untuk mengobrol bersamamu.” Saat perjalanan pulang, Lillia sudah memesan tiket pesawat. Dia hanya ada waktu tiga jam saja.“Hanya ngobrol sebentar saja. Pak Liman, apa kamu mau ikut?” Cedron tersenyum pada Liman.Liman menggeleng. “Kalian ngobrol saja. Aku kembali ke kamar dulu.”Setelah Liman pergi, Cedron bertanya pada Lillia, “Mengenai masalah Pak Edbert, apa kamu ingin mendengarnya?”Lillia menatap Cedron sembari membalas, “Aku tahu ada orang kuat di belakangnya. Hanya saja, masalah hari ini sudah berlalu.”“Apa kamu benar-benar merasa
Malam harinya, Lillia membawa hadiah mahal ke rumah sakit. Hanya saja, dia tidak langsung masuk ke kamar pasien Jeff, melainkan menyuruh pasien untuk memberi tahu Priya.Dengan segera, Priya keluar bersama dengan Kelly.“Ngapain kalian ke sini?” Priya segera buka suara.Kelly membalas dengan suara pelan, “Seharusnya datang untuk minta maaf.”Priya melirik buah tangan di tangan Lillia dan Ohara, dia pun menyindir, “Jangan-jangan ada racun di dalam sana. Apa kalian ingin meracuni seluruh anggota keluargaku? Keluarga kami sudah nggak berani terima barang kalian lagi. Kami masih sayang nyawa kami!”Lillia tidak berbicara. Ohara menggenggam tangannya dan juga tidak berbicara sama sekali.Priya merasa mereka tidak sanggup menjelaskan. Jadi, suara mereka semakin keras lagi. “Asal kalian tahu, jangan pura-pura di hadapanku! Jangan harap kalian bisa mengambil hati Claude hanya dengan mengambil sedikit barang itu!”Baru saja Priya menyelesaikan omongannya, terdengar suara Claude dari sebelah. “A
Claude menggenggam botol air mineral. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Seharusnya kamu bisa merasakan bahwa aku juga menyukaimu. Kenapa kamu selalu bersikap sesantai ini?”Lillia membalas, “Aku nggak merasa seharusnya memiliki respons terhadap rasa sukamu yang nggak seberapa.”Claude memperlakukanmu dengan baik mungkin karena dia merasa itulah yang dinamakan suka. Namun bagi Lillia, Claude masih bisa memendam rasa suka juga karena dia tidak terima dirinya dipaksa untuk bercerai.Meskipun rumah tangganya tidak berlandasan oleh rasa suka, tetapi Claude tetap ingin mempertahankannya. Dia memiliki karier yang cemerlang, tetapi malah gagal dalam pernikahannya. Claude pasti tidak puas lantaran merasa ada yang kurang. Itulah sebabnya Claude ingin menebusnya.Claude sendiri juga tidak menyangka jawaban Lillia akan membuatnya kebingungan. Sepertinya dia sendiri juga tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti ini.“Claude, pernikahan kita sangat gagal. Sampai aku merasa aku bisa men