"Lupakan saja, jangan dibahas lagi. Met gala sisa beberapa hari. Lebih baik kita fokus mencari uang," ujar Lillia sambil membungkus dirinya dengan mantel, lalu duduk di depan meja kerja.Moonela menghela napas melihat temannya yang begitu maniak kerja. Dia berucap, "Benar juga, kita sangat sibuk belakangan ini. Gaun belum didistribusikan kepada para klien, belum lagi ada banyak yang harus diperbaiki nanti."Sesuai dugaan Moonela, Studio LMOON sangat sibuk karena met gala ini. Lillia tidak akan punya waktu untuk memedulikan Claude. Setelah menghadiri met gala, keduanya baru bisa merasa tenang.Uang 40 miliar ini benar-benar sulit untuk didapatkan. Saat ini, Lillia pun merasa agak menyesal karena sempat mengatakan tidak akan mengambil sepeser pun dari Claude. Padahal, bajingan seperti Claude memang seharusnya memberinya uang."Kenapa melamun?" Moonela yang berdiri di samping menyenggol Lillia. Kemudian, dia menyerahkan 2 undangan sambil meneruskan, "Cedron mengirim undangan lagi, ada nam
Gadis itu sontak tercengang mendengarnya. Dia tahu pakaian yang dirancang Lorraine sangat mahal, tetapi tidak menyangka akan semahal ini. Jadi, wajahnya langsung memerah.Lillia awalnya tidak ingin ikut campur, tetapi hal ini menyangkut reputasinya. Dia pun bangkit dari sofa, lalu menghampiri kedua wanita itu dan berkata, "Nona Nikita, di sini sangat ramai. Gimana kalau kamu mengganti gaun dulu baru membahasnya lagi?"Seingat Lillia, dia tidak pernah mendesain gaun untuk Nikita. Sebaliknya, gaun yang dikenakan gadis ini adalah hasil desainnya. Lillia yang menjahit sendiri kupu-kupu di ujung gaun itu, harganya juga hanya 600 juta. Jadi, harga 1,6 miliar yang disebut Nikita benar-benar tidak masuk akal!"Kamu?" Begitu melihat Lillia, Nikita langsung mengenalinya. Wanita ini tidak lain adalah asisten yang membantunya mencoba gaun pengantin di Studio LMOON! Dia juga wanita yang ditatap oleh Claude saat berada di pintu masuk!Nikita pun merasa malu sekaligus murka. Dia mengernyit sambil ber
Satpam itu tidak bersikap sungkan lagi. Dia sekaligus membawa gadis bergaun biru itu keluar. Gadis itu tentu panik. Dia memohon dengan sedih, "Nona Nikita, aku akan ganti rugi! Jangan libatkan orang lain dalam masalah ini!"Gadis itu meraih tangan Lillia sambil berbisik, "Aku nggak akan melibatkanmu. Apalagi aku susah payah mendapatkan kesempatan seperti ini. Kalau diusir, ganti rugi yang harus dibayar jauh lebih tinggi dari 1,6 miliar."Lillia awalnya biasa-biasa saja dengan Nikita. Dia tidak keberatan meskipun Claude punya hubungan dengan wanita ini. Namun, tindakan Nikita sudah keterlaluan. Lillia murka sampai mengempaskan tangan satpam itu dan membalas dengan dingin, "Ganti rugi apanya? Gaunnya nggak sampai semahal itu! Dia hanya memerasmu!"Ekspresi Nikita pun berubah. Dia menegur, "Siapa pula yang memerasnya? Aku saja mampu membeli gaun seharga 14 miliar di toko kalian. Ini gaun yang didesain Lorraine untukku! Ganti rugi 1,6 miliar itu sudah termasuk rendah!"Lillia tersenyum sin
Suara gadis ini terdengar sangat lembut, membuat perasaan Lillia menjadi lebih tenang. Lillia pun tersenyum sambil menyahut, "Nggak apa-apa. Omong-omong, kamu sangat cantik hari ini."Mendengar ini, gadis itu pun tersenyum dan bergegas maju beberapa langkah untuk membawa jalan. Meskipun berlari saat mengenakan gaun, tingkahnya ini tetap terlihat bermartabat.Di dalam mobil RV, gadis itu meletakkan gaun baru di atas ranjang. Begitu melihatnya, Lillia mendapati bahwa itu adalah gaun rancangannya lagi."Sepertinya, kamu sangat menyukai desainnya Lorraine," ucap Lillia sembari tersenyum."Sebenarnya, manajerku yang meminjam semua gaun ini," jelas gadis itu dengan agak malu."Semua orang suka desain Lorraine," sahut Nikita dengan nada menyanjung. Dia pun tidak lupa untuk melirik Moonela."Terima kasih. Nona Nikita, dandananmu kurang cocok dengan gaun di ranjang ini. Gimana kalau aku perbaiki gaun yang sedang kamu kenakan?" timpal Moonela yang bersikap profesional dan tidak peduli dengan san
Ketika keduanya masuk, kebetulan acara dansa sudah dimulai. Moonela tidak mengizinkan Lillia bermalas-malasan. Dia langsung membawa Lillia ke kerumunan.Demi memodifikasi gaun Nikita, hampir semua bulu di gaun Lillia dicabut. Meskipun begitu, garis-garis di dalam justru memberi kesan yang makin misterius.Pada dasarnya, Lillia memang cantik dan seksi, terutama pinggang rampingnya yang tidak bisa disaingi oleh siapa pun. Jadi, kemunculan Lillia langsung menyita perhatian semua orang."Nona, apa kamu mau berdansa denganku?" Seorang pria blasteran menghampiri Lillia dengan penuh antusiasme sambil bertanya dengan sopan."Eee ...." Ketika Lillia hendak menolak, dia tiba-tiba mendapati tatapan galak Moonela. Dia buru-buru tersenyum dan menyahut, "Tentu saja boleh."Pria itu membawanya ke lantai dansa. Karena gaunnya backless, tangan pria itu langsung menyentuh punggungnya. Sikap pria ini sudah sangat sopan, tetapi Lillia masih merasa kurang nyaman. Lagi pula, selama 3 tahun pernikahan, dia j
Namun, Lillia sangat berwaspada terhadap orang seperti Cedron. Mungkin karena Cedron adalah teman Claude, jadi dia selalu merasa kedua pria ini bersekongkol.Lillia menoleh menatap Cedron lekat-lekat, lalu bertanya, "Kamu tahu aku dan Claude akan bercerai, 'kan?"Cedron tertegun sejenak sebelum merentangkan tangannya dengan santai dan membalas, "Ya, aku baru tahu beberapa hari lalu.""Tapi, kamu tenang saja. Aku sangat profesional dalam bekerja, nggak akan melibatkan urusan pribadi. Mengundang Lorraine bukan keputusanku sendiri, melainkan seluruh tim desainer. Tapi, suaminya Lorraine baru meninggal. Aku takut timku mengganggunya, makanya mencari tahu darimu," lanjut Cedron.Kemudian, Lillia bertanya, "Biar kutanya dulu, apa produser akan mempersiapkan asisten lain untuk desainer atau ....""Tentu saja desainer membawa asisten sendiri. Dengan begini, kinerja dan hasilnya baru bisa maksimal," sahut Cedron dengan tatapan misterius.Apabila produser mempersiapkan asisten, metode ini akan m
Selama 3 tahun pernikahan, Lillia sudah menggunakan semua cara. Dia pernah memeriksakan diri di rumah sakit dan dokter mengatakan hanya masalah pada folikel. Lillia telah mendapatkan suntikan untuk merangsang ovulasi, lantas mengapa masih belum hamil?Itu sebabnya, Lillia langsung memasang ekspresi paham. Melihat ini, Claude yang berekspresi muram pun bersuara, "Memangnya kamu nggak tahu jawabannya?"Lillia mengangkat alisnya dan menimpali, "Kalau aku tahu, nggak mungkin masih belum hamil sampai sekarang.""Apa hanya ada masalah ini di pikiranmu?" tanya Claude sembari menggertakkan giginya. Bisa dilihat, betapa kesalnya dia terhadap Lillia.Yang dipikirkan wanita ini hanya mengandung dan melahirkan anak. Sekarang, keduanya mau bercerai juga karena tidak bisa mengandung? Sepertinya di mata Lillia, suami hanya peralatan supaya dia bisa mengandung.Begitu mendengar ucapan ini, Lillia sontak termangu. Setelah bereaksi kembali, dia mendapati dirinya telah digendong oleh Claude. Lillia melaw
Lillia menelepon Moonela untuk memberitahunya akan pulang dulu, lalu bertanya apakah Moonela juga ingin pulang?Entah apa yang dilakukan Moonela, suaranya terdengar kurang jelas. "Ya, kamu pulang saja dulu. Aku lagi sibuk ... ih! Sebal deh!"Lillia seketika tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Moonela pasti sedang bersama pria tampan. Wanita ini baik dalam segala aspek, tetapi obsesinya pada pria tampan benar-benar tak tertolong.Lillia berkata tanpa daya, "Ya sudah, aku pulang dulu. Sopir akan menunggumu di luar.""Oke," sahut Moonela yang sudah tidak sabar untuk mengakhiri panggilan. Kemudian, Lillia langsung pulang.Keesokan paginya, Lillia merias diri dulu sebelum berangkat ke Grup Hutomo. Mungkin karena Claude telah berpesan pada bawahannya, jadi Lillia langsung dibawa naik ke lantai atas setelah menyebutkan namanya."Pak Claude menunggumu di ruang kantor, silakan masuk." Sesudah membantu Lillia mengetuk pintu, staf itu langsung pergi.Lillia mendorong pintu untuk masuk, lalu melihat
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per