Share

Bab 8 Jangan Menyalahkan Orang Lain

Alby menatap tajam pada Kalea. Dia menyimpulkan dari apa yang dilihatnya.

Kalea benar-benar tidak menyangka Alby menuduhnya seperti itu. Padahal dirinya yang selingkuh selama ini.

“Jangan menyalahkan orang lain atas apa yang kamu lakukan sendiri! Bukankah kamu sendiri tahu jika Kalea meminta cerai karena kamu selingkuh!” Dr. Derran tidak tinggal diam, dia berusaha membela Kalea dan melindungi wanita itu dari tuduhan mantan suaminya.

Alby benar-benar kesal dengan pria di depannya itu.  Ternyata Kalea sudah menceritakan banyak hal tentang dirinya.

“Aku memang selingkuh, tapi sepertinya kalian pun juga. Selingkuh di belakangku.”

“Mas, aku tidak pernah selingkuh seperti yang kamu tuduhkan itu. Jangan samakan aku denganmu yang mengkhianati rumah tangga kita!” Kalea yang berada di balik tubuh dr. Derran pun akhirnya bicara.

“Jika kamu tidak selingkuh, maka kembalilah ke rumah. Aku baru percaya.”

“Aku tidak perlu membuktikan apa pun lagi karena memang hubungan kita sudah berakhir. Aku juga tidak akan kembali ke rumahmu, apalagi hanya untuk mengurus ibumu. Sekarang kamu punya istri. Jadi urus saja sendiri!” Kalea menolak tegas permintaan Alby itu, dia tahu persis jika Alby sedang memanfaatkan kelemahan itu untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan apa lagi jika bukan mengurus ibunya.

Alby kesal dengan jawaban Kalea itu. Dia mendekat, berusaha untuk menarik Kalea.

Namun, dr. Derran segera menarik tubuh Kalea dan menutupinya dengan tubuhnya. Tubuh Kalea tertutup dengan tubuh kekar dr. Derran.

“Aku peringatkan lagi jangan ganggu Kalea! Apalagi memintanya datang ke rumahmu untuk mengurus ibumu. Ibumu adalah tanggung jawabmu, jadi sebaiknya kamu urus saja sendiri!” Dr. Derran memberikan peringatan pada Alby. Tanpa menunggu jawaban Alby, dr. Derran menarik tangan Kalea dengan lembut dan mengajaknya untuk masuk ke mobil. Dr. Derran membuka pintu dan  mempersilakan Kalea masuk.

Tak menunggu lama, Kalea segera masuk ke mobil.

Dr. Derran yang masuk ke mobil segera melajukan mobilnya meninggalkan komplek perumahan Alby.

Tangis Kalea pecah ketika mobil melaju. Dia benar-benar terluka dengan apa yang dilakukan Alby padanya.

Sakit yang Kalea rasakan adalah ketika Alby menuduhnya selingkuh. Padahal selama ini dia begitu setia pada Alby. Belum lagi alasan Alby memintanya bertahan. Mantan suaminya itu ternyata hanya memintanya bertahan karena untuk mengurus ibunya. Kalea merasa hanya dimanfaatkan saja saat ini.

Dr. Derran memberikan tisu pada Kalea yang menangis.

Kalea menerima tisu yang diberikan dr. Derran, kemudian menghapus air matanya. Saat sudah mulai tenang dan air matanya sudah tidak ada, dia baru berani menatap ke arah dr. Derran.

“Maaf membuat dr. Derran terlibat.”

Dr. Derran menatap Kalea sambil membagi konsentrasinya pada jalanan. “Tidak masalah.” Dia tersenyum.

“Saya tidak menyangka jika Mas Alby akan menuduh dr. Derran yang tidak-tidak.” Kalea benar-benar merasa tidak enak dengan dr. Derran.

“Sepertinya dia hanya mencari kesalahanmu untuk membuatmu tetap di rumahnya. Jadi menggunakan aku sebagai alasan.” Dari bagaimana sikap Alby, dr. Derran menyimpulkan hal itu.

“Sepertinya begitu. Dia ingin saya tetap tinggal untuk mengurus ibunya.” Kalea juga merasa apa yang dikatakan dr. Derran sama dengan apa yang ada di pikirannya. “Enak saja, dia yang punya ibu kenapa saya yang diminta mengurus.” Kalea merasa kesal ketika Alby hanya memanfaatkan untuk kepentingannya sendiri.

Dr. Derran hanya tersenyum saja ketika melihat Kalea yang tampak kesal.

“Aku harap kamu tetap fokus pada kandunganmu. Karena tidak bagus bersedih dan kesal.” Dr. Derran menatap Kalea sebentar, dan kembali fokus pada jalanan.

Kalea langsung memegangi perutnya. Merasa jika yang dikatakan dr. Derran memang ada benarnya, dia harus fokus dengan anak di dalam kandungannya.

‘Mama akan menjagamu, Sayang,’ batin Kelea.

Mobil sampai di sekolahan. Kyna belum pulang sekolah. Jadi terpaksa Kalea harus menunggu Kyna lebih dulu.

“Maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku harus segera ke rumah sakit.”

“Tidak apa-apa, Dok. Saya bisa pulang sendiri nanti.”

Akhirnya dr. Derran meninggalkan Kalea di sekolah. Kalea menunggu Kyna di kursi sekolah. Sambil menunggu, dia memikirkan apa yang harus dilakukannya setelah ini.

Sepertinya setelah ini dia harus mencari tempat tinggal dan pekerjaan, karena dia tidak bisa tinggal di tempat dr. Derran terus-menerus.

Setelah pulang Kyna pulang, Kalea mengajak Kyna untuk ke rumah dr. Derran lagi. Untuk sementara waktu, hanya rumah dr. Derran yang bisa dijadikan tempat berlindung. Besok Kalea akan mulai mencari rumah yang dapat disewa.

“Mama, kita tidak pulang ke rumah papa?” Di dalam perjalanan, Kyna bertanya pada sang mama.

Sejujurnya Kalea bingung harus menjawab apa pertanyaan itu. “Rumah papa sedang direnovasi. Jadi kita tidak bisa tinggal di rumah papa sementara.” Terpaksa Kalea berbohong, karena tidak tahu harus mengatakan apa.

Kyna yang polos percaya saja dengan apa yang Kalea katakan. Hal itu membuat Kalea bersyukur.

Seharian di rumah dr. Derran, Kalea mencari informasi rumah yang disewakan di internet. Sayangnya, rumah-rumah dekat dengan sekolahan Kyna cukup mahal. Tidak dipungkiri karena memang rumah-rumah di dekat sekolahan Kyna adalah kawasan elit.

Hal itu tentu saja membuat Kalea cukup kesulitan untuk mencari rumah yang disewakan.

Suara mobil yang datang membuat Kalea yang sedang asyik memainkan ponselnya mengalihkan pandangan ke pintu utama. Dia yakin jika dr. Derran yang datang.

Beberapa saat kemudian dr. Derran tampak masuk ke rumah. Namun, perhatian Kalea tertuju pada apa yang dibawakan oleh dr. Derran.

“Kalea ini untukmu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status