Share

Bab 11 Cemburu

Sandra bukannya tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Kalea. Dia justru tertawa. Merasa lucu dengan sikap Kalea.

“Padahal aku mau memberikan ucapan selamat, tapi kamu justru seperti itu.” Sandra pura-pura kecewa.

Kalea berusaha untuk menahan diri agar tidak marah. Tak mau terpancing karena dia sedang di tempat umum.

“Sebenarnya aku kasihan padamu. Padahal kita bisa jadi madu yang baik, sama-sama menjadi istri Mas Alby, dan sama-sama hamil anak Mas Alby. Sayangnya, kamu memilih untuk bercerai.” Sandra tersenyum penuh arti. Kata-kata itu tidak benar-benar dari hati. Karena sejujurnya  dia suka dengan Kalea yang memutuskan untuk bercerai.

“Jangan munafik! Aku tahu yang ada di otakmu. Sebenarnya kamu suka bukan jika aku bercerai?”

Sandra langsung tertawa ketika mendengar ucapan Kalea itu. “Ternyata kamu pintar juga. Aku memang tidak suka, dan berharap jika kamu bercerai.”

“Aku sudah bercerai. Jadi silakan ambil saja Mas Alby. Jangan ganggu aku lagi.” Kalea pun segera berbalik untuk segera pergi.

“Tunggu.” Namun, saat hendak pergi, Sandra kembali menarik tangan Kalea.

“Mau apa lagi?” Kalea kesal dengan Sandra yang mengusiknya. Dengan kasar dia menyingkirkan tangan Sandra di lengannya.

“Kamu tidak mau tahu apa yang terjadi tadi pagi?” Sandra menyeringai.

‘Yang terjadi pagi tadi?’

Kalea tahu ke mana arah pembicaraan Sandra itu. Itu adalah kejadian tadi pagi di mana dia melihat Sandra dan Alby melakukan hubungan suami-istri.

“Aku tahu jika kamu tadi datang. Karena itu, saat Mas Alby pulang, sengaja aku tidak memberitahu jika kamu datang. Saat itu aku memakai pakaian seksi, karena itu Mas Alby tergoda denganku dan kami ....” Sengaja Sandra menggantung ucapannya itu.

Cerita itu menyadarkan Kalea jika Sandra sengaja melakukan itu saat dirinya datang.

“Aku tidak peduli lagi kamu mau melakukan apa. Kamu nikmati saja jadi istri Mas Alby.” Kalea berusaha tegar.

Kalea segera pergi dari lorong di mana ada Sandra di sana. Dia mencari keberadaan dr. Derran dan Kyna. Sejujurnya hati Kalea benar-benar merasa sakit, tapi dia berusaha tetap tenang.

“Dr. Derran.” Kalea akhirnya mendapatkan anaknya dan dr. Derran di lorong es krim. “Ayo kita pulang,” ajaknya.

Dr. Derran pun langsung paham. Dia segera mendorong troli ke kasir. Membayar belanjaan yang dibeli Kyna.

Dari kejauhan Sandra melihat Kalea dan dr. Darren. Tentu saja dia tidak melewatkan kesempatan itu. Dia memotret mereka berdua.

Dr. Derran, Kalea, dan Kyna segera pulang. Karena lelah, Kyna tertidur di mobil selama perjalanan.

“Apa kamu tidak apa-apa?” tanya dr. Derran memastikan sambil melihat Kalea di kaca atas dasbor.

“Saya baik-baik saja, Dok.” Kalea berusaha tersenyum.

“Dia tidak mengancam kamu atau apa pun ‘kan?” tanya dr. Derran memastikan.

“Tidak, dia hanya menceritakan bagaimana kejadian tadi terjadi.” Kalea berusaha tetap tenang ketika bercerita.

Dr. Derran tidak tahu apa yang terjadi tadi di rumah suami Kalea. Jadi tampak penasaran. “Memang apa yang terjadi?” tanyanya.

Kalea ragu menceritakan hal itu, tapi dr. Derran sudah tahu semuanya. Jadi tidak ada salahnya menceritakan.

“Tadi saat saya ke rumah, dan melihat mereka sedang melakukan hubungan intim. Ternyata wanita itu sengaja. Mungkin ingin membuat saya semakin terluka.” Mata Kalea sudah berkaca-kaca. Namun, sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak menangis.

Dr. Derran merasa tidak tega melihat Kalea. Pasti sangat terluka ketika melihat orang yang dicintainya melakukan itu dengan wanita lain.

“Apa Dr. Derran punya kenalan pengacara?” Kalea tak mau membuang waktunya dengan bersedih.

“Kebetulan suami sepupuku seorang pengacara. Jika kamu mau, aku akan mengantarkan kamu besok.”

“Baik, Dok. Tolong antarkan saya ke sana.” Kalea merasa jika tidak ada salahnya jika dia menerima tawaran itu. Lagi pula, dia tidak mau berlama-lama dengan Alby.

“Baiklah.” Dr. Derran dengan senang hati mengantarkan Kalea.

****

“Aku punya sesuatu untukmu.” Sandra yang ikut duduk di samping Alby, tersenyum menatap suaminya itu.

“Apa lagi?” Alby tampak malas. Hari ini sudah banyak masalah yang terjadi. Jadi kepalanya pusing.

Sandra segera mengambil ponselnya, kemudian menunjukkan foto Kalea bersama dr. Derran di supermarket.

Alby yang tadinya malas, segera meraih ponsel Sandra. Dilihatnya Kalea dan anaknya sedang bersama dengan dr. Derren.

“Mereka sudah seperti keluarga kecil saja.” Sandra sengaja sekali memancing kemarahan Alby.

Darah Alby mendidih ketika melihat foto yang menunjukkan kebersamaan Kalea dan Kyna bersama dr. Derren. Merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan Kalea.

“Sepertinya Kalea sedang berusaha menggantikan posisimu dengan pria itu.”

Ucapan Sandra itu justru semakin membuat Alby kesal. Tak rela jika posisinya digantikan.

“Aku tidak akan biarkan hal itu. Posisiku tidak akan pernah terganti oleh siapa pun.” Alby memberikan ponsel itu pada Sandra, dan kemudian berlalu pergi ke kamar. Dia ingin mengambil ponselnya dan menghubungi Kalea.  

Sandra hanya terpaku ketika suaminya pergi. Niatnya untuk membuat Alby benci dengan Kalea justru tidak berhasil. Yang ada dia justru melihat kecemburuan di mata Alby.

“Mas.” Sandra segera mengejar Alby yang ke kamar. Dia menarik tangan Alby.

“Apa lagi?” tanya Alby kesal.

“Mas Alby cemburu lihat Kalea dengan pria lain?” tanya Sandra.

Untuk sesaat Alby terdiam. Jika ditanya cemburu, jawabannya iya. Dia memang cemburu saat ini dengan Kalea.

Dari raut wajah Alby, terlihat jelas jika Alby cemburu. “Kamu masih cinta Kalea, Mas?” tanyanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status