Share

Bab 241

Auteur: Piemar
last update Dernière mise à jour: 2025-01-16 13:40:57
Malam ini di kediaman Sulaiman Basalamah terlihat ramai. Semua anak, menantu, cucu dan cicit datang.

Hanum dan Sulaiman duduk di singgasananya dengan perasaan penuh sukacita. Kebahagiaan mereka lengkap karena kehadiran Jeena. Mereka sangat merindukan Jeena.

“Jeena, kamu kok kurusan. Kamu makan bagus di sana?” cecar Hanum seraya mencium wajah Jeena dengan penuh haru.

Jeena terkekeh geli ketika ia diperlakukan seperti anak kecil olehnya. Setelah merenggangkan pelukannya, Jeena pun memeluk Sulaiman bergantian. Kemudian ia duduk di samping Hanum dan merangkul lengannya. Kepalanya bersandar pada lengannya dengan manja.

“Aku makan bagus dong, Nena. Nena gak usah khawatir! Justru Nena yang harus makan yang banyak, minum vitamin dan rajin yoga biar kayak Mami. Orang mengira jika Mami kakakku karena awet muda.”

Jeena berkata sembari menahan tawa melihat ekspresi ibunya yang kerepotan mengasuh Sagara.

Baru saja tiba di sana anak kecil itu langsung membuat keributan.

“Sekarang Nena makan sedikit
Piemar

Happy reading🤍

| 9
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Mimi'e Lulu
Lagi dong Thoorr ...
goodnovel comment avatar
Sarah jasmine Salamah
tambah 1 bab lagi ya kak
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 242

    Ali tidak suka ibunya menyuruh istrinya saat mereka sedang makan. Mengapa tidak menyuruh art saja? Lagipula ia juga kurang suka pada Serina. Mungkin pada awalnya ia menyukai sifatnya yang terlihat baik dan lugu. Bahkan ia terlihat alim. Namun lama kelamaan gadis itu berubah menjadi gadis yang manja. Ali tidak suka anak gadis yang manja. Dulu ia memilih Sulis sebagai istrinya—yang meskipun terkenal tomboi dan keras kepala namun ia sangat mandiri.Jika bukan karena Hanum, ia akan menolak perjodohan itu. Namun ia juga tidak akan memaksa putranya. Sedari awal, ia membiarkan ke dua putranya mencari wanita yang cocok dengan mereka.“M-Mas,” imbuh Sulis merasa tak enak hati menolak permintàan mama mertuanya. Meskipun Ali berbicara pelan, namun bahasa tubuhnya menunjukan ia keberatan.Sulis tetap akan bersikap baik pada gadis itu sebelum ia benar-benar bisa membuktikan jika gadis itu memang penyelamat nyawa Mama mertuanya.Tiga hari yang lalu, tercetus sebuah ide. Saat Sulis pergi ke mall MEN

    Dernière mise à jour : 2025-01-16
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 243

    “Bagaimana kabarmu?”Dania menarik kursi lalu duduk di depan Laila dengan bersedekap tangan di dada. Laila pun berusaha bangun meskipun masih lemah. “Gak usah bangun! Santai aja,” imbuh Dania yang terlihat berwajah pucat. Di pergelangan tangannya masih menempel perban kecil. Seperti halnya dirinya, Dania masuk rumah sakit karena penyakit lambungnya kumat.Mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara Dania lebih dulu keluar meskipun lemah.“Sekarang kamu sudah ingat semua?”Dania berkata dengan nada dingin tak seperti biasanya.Mendengar perkataan itu keluar dari bibir Dania, hati Laila terasa pedih. Ia pun berusaha tegar dan menjawab. “Aku sudah ingat semuanya. Aku bukan anak kandung Ayah.”Dania menatap Laila dengan perasaan yang lega. Sudah seharusnya Laila tahu diri. Ia sudah mengambil tempat dirinya dari sisi ayahnya.“Baguslah! Ingatanmu sudah kembali,” lanjut Dania dengan menyisir ruangan Laila. “Bos kamu baik banget! Kalau gak salah, ruangan ini biasanya di

    Dernière mise à jour : 2025-01-17
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 244

    “Eh, Tante. Aku mau minum soalnya aku haus. Tapi aku lihat ruang tamu masih menyala jadi aku menengoknya. Ternyata ada Mbak Jeena dan Mas Gala lagi pacaran.”Serina berkata dengan tenang setelah berusaha menormalkan perasaannya. Ia bisa menghadapi siapapun dengan santai. Namun ia hanya bersikap gugup di depan wanita cantik di depannya. Sulis memiliki aura yang kuat sebagai seorang wanita dewasa. Cara ia menatapnya terlihat intimidatif. Apalagi Serina pernah mendengar dari ke dua anaknya bahwa Sulis adalah seorang mantan detektif. Pasti ia pandai dalam melakukan investigasi dan deduksi. Ia takut jika kebohongannya akan terbongkar.“Tante, permisi, aku mau ke dapur,” seru Serina buru-buru melarikan diri dari Sulis. Sulis hanya menatap punggung gadis itu yang secepat kilat menghilang dari pandangannya. Wanita bertubuh semampai itu pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua. Ia membuka pintu kamar dan seketika terkejut saat melihat ke dua anaknya tidur di atas ranjangnya. “Kalian ngapa

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 245

    Usai sarapan Jeena sudah bersiap-siap akan pulang kembali ke Jakarta lebih dulu dari yang lain. Ia pun berpamitan pada keluarganya, nenek, kakek dan para sepupunya. “Sayang, jaga diri baik-baik ya selama di sana!” Hanum memeluk Jeena dengan erat dengan air mata yang sudah menggenang di matanya. Kemudian ia menatap Rosa dan berkata padanya. “Rosa, kamu harus jaga Nona Jeena! Jangan sampai lengah!”Rosa pun menjawab dengan penuh keyakinan. “Siap, Nyonya! Tenang saja!”Hanum tersenyum puas melihat kesetiaan Rosa pada keluarganya. “Bagus! Nanti Nena minta Ana kasih bonus ya! Soalnya kamu pasti gak bisa pulang selama ada di LN,”Rosa meneguk salivanya karena gugup. Ia pernah meninggalkan Jeena sendirian di sana. Mungkin lain kali ia tidak akan melakukannya.Tiba-tiba Rosa mengerutkan keningnya. Siapa yang memindahkannya tidur? Tak mungkin setan kan? Apa jangan-jangan pemuda berwajah oriental itu? Pemuda itu sedang mengobrol dengan Ali. Tak mungkin kan si kembar? Mereka terlalu cuek padany

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 246

    Acara meeting pun dibuka oleh seorang sekretaris. Ia membacakan agenda acara meeting hari itu secara rinci. Manggala mendapat kesempatan untuk memberikan pidato terlebih dulu. Ia dianggap sebagai sosok owner perusahaan PT Yudistira Group saat ini sekaligus menjabat sebagai presdir.Pada awalnya, Danar tetap bersikukuh tidak ingin menjual perusahaan milik ayahnya. Ia masih ingin mengelola perusahaan itu. Solusi terbaik adalah dengan akuisisi agar ia masih bisa mengendalikan perusahaan.Namun naasnya, kondisi keuangannya tidak mendukung. Oleh karena itu Danar bersedia merelakan perusahaan yang nyaris bangkrut itu pada Manggala. Pemuda itu benar-benar membeli perusahaan PT Yudistira Group. Ia tidak melakukan merger atau akuisisi atas nama PT Cahaya Waluyo Group. Ternyata tujuannya adalah ia ingin menghibahkan perusahaan itu pada Jeena. Sisi lain, Danar berusaha memprovokasi saudaranya agar bisa membeli sebagian saham di sana. Setelah diambil alih oleh Manggala, perusahaan mulai membaik.

    Dernière mise à jour : 2025-01-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 247

    Jeena menghela nafas pelan. Ia berusaha tenang meskipun dalam hatinya penuh dengan rasa kesal. Ia tidak mau lagi berurusan dengan Danar. “Embun, bagaimana kabarmu?”Danar menatap Jeena dengan penuh kagum. Jeena terlihat cantik dan berkelas. Bahkan penampilannya mengalahkan Paramita. Danar menyesal mengapa dulu ia tidak segera menceraikan Paramita dan buru-buru menyatakan cinta pada Jeena. Sayang, nasi sudah menjadi bubur.“Namaku Jeena Mahira Basalamah!” Jawab Jeena dengan suara yang dingin. “Maaf,” imbuh Danar dengan mendesah pelan. Ia harus tahu diri. Embun bukan Jeena! Jeena adalah wanita karir yang punya harga diri. Bukan gadis lugu yang manis dan penurut. Tapi bagi Danar, Jeena tetap Embun. Bahkan hingga detik itu nama Embun masih tersemat dalam hatinya. “Bu Jeena, bagaimana kabarmu?” Danar mengalah, meralat pertanyaannya. Namun Jeena tetap menjawab meskipun kesal. Alasannya ia tahu jika ia mengabaikannya, Danar bisa bikin masalah. “Baik,” jawab Jeena bahkan enggan menanyak

    Dernière mise à jour : 2025-01-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 248

    Laila sudah pulang dari rumah sakit. Kini ia kembali pulang ke kediaman Yuda meskipun terpaksa. Bagaimanapun, ia sudah tidak memiliki siapapun di sana.Hari itu Laila menghela nafas panjang. Berat rasanya ia harus resign dari perusahaan Basalamah. Namun saat ini ia ingin pulang ke kampung halaman ibunya di kota Bandung. Ia akan mencari tahu keluarga ibunya yang masih ada. Laila sangat keras kepala. Ia benar-benar telah membuat sebuah keputusan yang bulat. Apalagi setelah perbincangan antara dirinya dan Nirmala–Dania semalam. Mereka meminta Laila untuk pergi dari rumah Yuda dengan cara yang baik secara tidak langsung. Mereka meminta Laila bersedia menerima perjodohan dengan keponakannya yang seorang ASN.Bukan tanpa alasan, Nirmala tahu jika Yuda sudah menyayangi Laila dan menganggapnya putri kandungnya. Jika Laila pergi begitu saja dari rumah itu, Yuda pasti keberatan dan frustrasi. Yuda seringkali jatuh sakit ketika ia punya masalah. Oleh karena itu Nirmala sudah membuat rencana unt

    Dernière mise à jour : 2025-01-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 249

    Laila senang saat mendengar kabar Hanum akan datang. Tanpa disàdari, ia menjatuhkan surat pengunduran diri miliknya. Ia dipanggil lagi oleh kepala staf admin untuk menyiapkan dokumen penting. Gadis bercadar itu terlihat antusias saat melakukan tugasnya. Setelah mengetahui sifat asli Serina, ia pun mengubah sedikit rencananya. Ia akan membongkar kebusukan Serina di depan keluarga Basalamah sebelum ia mengundurkan diri. Ketika Serina berpura-pura menjadi orang yang menyelamatkan Hanum, berarti ia sudah punya niat buruk. Ia ingin masuk ke dalam keluarga Basalamah. Ia ingin hidup enak dengan cara yang instan!Lalu bagaimana jika Serina juga ingin merebut sosok ‘kakak’ yang telah menyelamatkannya? Tidak boleh! Serina tidak boleh mendapatkan tempat di keluarga itu! Ia sudah berniat busuk!“Pak, apa pekerjaanku sudah selesai?” tanya Laila yang mulai merasa letih. Ia baru saja pulang dari rumah sakit. Tubuhnya belum pulih sempurna. Namun pekerjaan yang dibebankan padanya justru semakin berat

    Dernière mise à jour : 2025-01-19

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 385

    Pasha mengangguk dengan mantap. “Ya, mereka anak-anakku.”Alby merasa dunianya jungkir balik. “Kapan ini terjadi?! Kenapa aku nggak tahu?!“Sulis menepuk bahunya. “Mungkin karena kamu terlalu sibuk cari gara-gara sama Levina?”Alby masih tidak percaya. Ia berjalan mendekat dan mengintip bayi yang sedang berada di pelukan Pasha. Wajah mungil itu begitu polos, matanya tertutup rapat dengan pipi bulat menggemaskan.Alby memijat pelipisnya. “Oke. Ini kejutan besar. Aku perlu duduk.”Pasha tersenyum kecil. “Kamu bisa duduk di lantai kalau perlu.”Sulis hanya bisa menghela nafas lagi. “Sepertinya aku akan sering pusing mulai sekarang.”Tak lama kemudian Rosa keluar dari kamar mandi. Tatapannya bertemu dengan Alby.Alby menatap Rosa dengan tatapan bingung. Namun ia tidak ingin menghakimi siapapun di sana. “Sorry banget, aku kaget,”Pantas saja ibunya memintanya untuk menjenguk Rosa. Mungkin maksud ibunya ialah membesuk ke dua keponakannya. Ia tidak tahu ternyata hubungan Pasha dengan mantan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 384

    Jeena menatap layar laptopnya dengan rahang mengeras. Rekaman CCTV yang baru saja diputar memperlihatkan sesuatu yang menggetarkan hatinya—Rosa yang kesakitan, merintih di lantai, sementara Selina hanya berdiri, menatapnya dengan ekspresi kosong sebelum akhirnya berbalik dan pergi begitu saja.Sulis yang duduk di samping Jeena terkesiap. Jari-jarinya yang sudah mulai berkerut mencengkeram lengan kursinya. Napasnya memburu, dan ekspresi terkejutnya segera berubah menjadi kemarahan yang mendidih.“Astaga, Jeena,” Sulis menggelengkan kepalanya tak percaya. “Anak itu benar-benar tega. Aku tahu dia punya dendam, tapi membiarkan seorang ibu dan bayinya dalam bahaya? Ini sudah kelewatan.”Jeena mengepalkan tangannya di atas pahanya. Matanya menyala, penuh dengan amarah. “Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja, Tante. Aku akan melaporkannya ke polisi sekarang juga! Bayangkan saja, bukankah dia seorang dokter? Namun membiarkan wanita hamil yang ingin melahirkan begitu saja, sungguh pe

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 383

    “Sa, udah cukup. Aku udah kenyang.”Rosa menahan tangan Pasha untuk terus menyuapinya.Pasha pun menurut lalu menyerahkan sebotol air minum untuk Rosa, lengkap dengan sedotannya. Tanpa ragu, Rosa menerima air minum itu lalu meneguknya perlahan. Dengan telaten, Pasha pun menaruh nampan bekas makan Rosa di atas nakas. Lalu ia langsung memanggil perawat yang tiba di sana untuk membereskan bekas makan Rosa. Ia tidak bisa melihat ada barang kotor di sana.Setelah memastikan Rosa makan dengan benar, Pasha tak langsung beranjak dari sana. Ia kembali duduk di sisi Rosa, membetulkan bantal yang menjadi sandaran Rosa meskipun ia terlihat letih.“Sa,” imbuh Rosa menatap Pasha yang mengabaikan dirinya sendiri. Wajah pria tampan itu terlihat letih dengan penampilannya yang berantakan.“Apa?” tanya Pasha dengan suara serak—yang letih.“Kamu pulang aja,” Rosa menatap iba pemuda itu. “Kamu bisa istirahat di rumah. Di sini ada perawat kok,”Pasha menatap Rosa dengan tatapan penuh arti. Tangannya memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 382

    “Siapa Na?” Sulis bertanya saat Ana tak kunjung mengangkat teleponnya.Ana melirik ke arah Sulis setelah mengatur ponsel itu menjadi silent. Untuk saat ini ia tidak ingin mendengar tentang Selina ataupun keluarganya. Ia hanya ingin fokus pada kebahagiaan Pasha dan wanita pilihannya. Mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Pasha sudah memilih Rosa. Bahkan kini mereka sudah punya anak.Mungkin ia akan segera menangani soal pertunangan Pasha dengan Selina yang akan batal untuk ke dua kalinya. Ana belum tahu apa yang ditemukan oleh Jeena di apartemen Pasha. Andai Ana tahu apa yang terjadi pasti ia akan murka. Seolah memahami isyarat yang diberikan oleh Ana, Sulis pun memilih mendekat. Ke dua wanita yang sudah tidak muda itu lalu memilih keluar ruangan. “Dasha telepon,” imbuh Ana sembari merangkul lengan Sulis. Sulis menatap Ana dengan tatapan serius. “Kamu harus segera bertemu dengan Dasha. Kalau kamu takut, aku temani,”Ana meraih oksigen rakus lalu mengembuskannya dengan berat, menja

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 381

    Rosa terdiam mendengar permintàan maaf mantan bosnya itu. Bukankah itu pertanda jika ia merestui hubungannya dengan putra kesayangannya?Dengan napas tersengal, Rosa mencoba menggerakkan tubuhnya, berusaha menyesuaikan diri dengan keberadaan wanita yang dulu menolak keberadaannya.Pasha yang duduk di kursi samping tempat tidur, langsung menggenggam tangan Rosa, seakan tahu bahwa Rosa sedang ketakutan. “Tenang, aku di sini,” bisiknya pelan.Ana memperhatikan interaksi mereka. Ada sesuatu dalam sorot matanya—sesuatu yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Mungkin itu penyesalan, mungkin itu rasa bersalah.“Nyonya … aku …” imbuh Rosa menggantung sebab Ana sudah lebih dulu memotongnya.“Jangan banyak bicara. Kau masih belum pulih,” ucap Ana dengan nada simpatik.Rosa menunduk, menatap selimutnya dengan pandangan kosong. Ia masih takut. Ia ingat dengan jelas bagaimana Ana dulu mengatakan bahwa ia tidak pantas untuk Pasha, dan permintaannya agar bisa menjauh dari Pasha.Tapi kini, Ana ada

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 380

    Di ruangan bernuansa putih yang sepi, hanya suara detak monitor dan hembusan lembut oksigen yang menemani. Lampu redup di langit-langit menerangi wajah pucat Rosa yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Kini ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.Di sampingnya, Pasha duduk dengan tubuh lelah, pakaian kusut, rambut berantakan, dan mata yang sembab. Namun, ia tetap tidak beranjak.Tangannya menggenggam erat jemari Rosa, seolah takut kehilangan lagi.Kelopak mata Rosa mulai bergerak. Pelan, ia membuka matanya, menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyilaukan. Pandangannya buram sesaat, sebelum akhirnya menangkap sosok di sampingnya.Pasha.Dengan wajah yang begitu lelah, namun tatapan matanya hangat… dan penuh penyesalan.“Pasha,” suaranya serak, nyaris seperti bisikan.Sekejap, Pasha menegakkan tubuhnya. Matanya membulat, penuh keterkejutan sekaligus kelegaan.“Kamu sadar,” suaranya bergetar. Jemarinya refleks menggenggam tangan Rosa lebih erat, seolah ingin memastikan ini bukan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 379

    Ana berdiri di depan ruang ICU dengan perasaan campur aduk. Matanya sembab karena menangis terlalu lama, tapi ia tetap berdiri di sana, menunggu.Hatinya berdegup kencang saat akhirnya pintu ICU terbuka. Lalu tampaklah Pasha melangkah keluar.Putranya tampak berantakan—wajahnya pucat, rambutnya kusut, dan matanya merah karena letih. Seorang pria yang terbebani oleh terlalu banyak emosi.“Pasha,” suara Ana nyaris berbisik.Tapi Pasha bahkan tidak menoleh. Pemuda tampan itu berjalan lurus, melewati Ana begitu saja, seolah ibunya tidak ada di sana.Ana menahan napas. Sakit. Hatinya terasa diremuk. Tapi ia tahu—ia pantas mendapatkannya. Pasha sangat marah dan kecewa padanya. Dengan cepat, Ana berbalik dan mengejar langkah Pasha yang menuju bangku tunggu di lorong rumah sakit.“Pasha… Nak, dengar dulu,” suara Ana sedikit gemetar, mencoba menyentuh lengan putranya.Tapi Pasha menepis tangannya, menghindar. Ana merasa tersentak mendapat perlakuan Pasha seperti itu. Pasha putranya yang manja

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 378

    Ana berdiri di depan ruang bayi dengan tangan gemetar. Matanya yang sembab menatap ke dalam, mencari sosok dua bayi mungil yang terbaring di dalam inkubator. Napasnya tertahan saat akhirnya menemukannya, dua cucunya, begitu kecil, begitu rapuh, tetapi hidup.Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.Selama ini, ia keras kepala, menutup hati terhadap Rosa. Ia menganggap Rosa bukan bagian dari keluarga, bukan seseorang yang pantas untuk Pasha. Namun kini, ketika melihat bayi-bayi itu, darah daging Pasha, hatinya terasa remuk.“Andai saja aku bisa memutar waktu,” gumamnya, suaranya hampir tak terdengar.Ia menggenggam dadanya yang terasa sesak. Rosa sudah berjuang begitu keras. Sendirian. Tanpa dukungan dari keluarga yang seharusnya menerimanya. Dan sekarang, Rosa terbaring di ruang ICU, bertaruh nyawa setelah membawa dua kehidupan baru ke dunia ini.Ana menangis tersedu. “Maafkan aku, Rosa,”Tiba-tiba, ia merasakan bahu seseorang menyentuhnya. Jeena berdiri di sampingnya, matanya juga berkac

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 377

    Pasha berdiri terpaku di depan ruang ICU dengan wajah pucat, kedua tangannya mengepal erat. Matanya merah, penuh amarah dan ketakutan yang bercampur menjadi satu. Di dalam sana, Rosa, wanita yang dicintainya terbaring tanpa daya, dikelilingi oleh tim medis yang berusaha sekuat tenaga menyelamatkannya.Dokter baru saja keluar dengan ekspresi serius. “Kami sudah melakukan yang terbaik, tapi pendarahannya terlalu banyak. Kondisinya sangat kritis,” katanya pelan. “Yang bisa Anda lakukan sekarang adalah berdoa.”Berdoa? Pasha merasa dadanya sesak. Hatinya menolak menerima kenyataan itu. Bukankah Rosa sudah mendapatkan pertolongan pertama darinya? Seharusnya ia cukup kuat dan bisa melewati masa kritis dengan cepat.Seketika tubuhnya lesu dengan suara yang tercekat di tenggorokan. “Tidak mungkin! Anda harus melakukan sesuatu!” suaranya bergetar, hampir memohon.Dokter menghela napas. “Kami akan terus berusaha, tapi bersiaplah untuk kemungkinan terburuk.”Pasha mundur selangkah, punggungnya me

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status