Share

TIGA PULUH TUJUH

Vivi menatap tidak mengerti Reza. "Tentu saja, itu momen spesial."

"Momen spesial seorang perempuan menjadi wanita dan menyerahkan dirinya ke pria, bukankah itu sangat kuno dan trik murahan?"

"Apa?!" Vivi tidak tahu harus menangis atau malu dengan perkataan Reza. Bayangkan, posisi mereka yang ambigu diiringi pembicaraan yang serius.

"Momen spesial perempuan hanyalah menyerahkan diri seutuhnya kepada pria? Apakah pria yang mengatakan itu?"

"Sayangnya, para wanita yang berpikiran seperti itu."

"Menurut kamu, itu sangat spesial?"

"Aku-"

"Faktanya di berbagai belahan bumi lain, keperawanan wanita tidak dihargai sama sekali. Kamu menganggap ini spesial?"

Orang ini benar-benar mencari ribut!

"Kamu mengajakku berdebat hanya untuk bisa meniduriku?" tanya Vivi sambil menyangga tubuh dengan kedua siku.

Reza tertawa geli dan menjawab jujur. "Benar."

Vivi memutar bola matanya lalu berteriak. "Ah!"

Di luar kamar, orang-orang yang masih berkumpul mendengar suara teriakan seorang wanita.

Dengan pera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status