Krisna mondar-mandir di dalam kantor, khawatir semua rencana yang dia susun dengan susah payah akan terbongkar. "Tidak bisa, tidak boleh."Almira yang sedari tadi duduk sambil minum jus, menjadi tidak tahan. "Tenanglah, tidak akan ketahuan.""Tapi ayah sangat teliti, jadi tidak mungkin diam saja.""Laporan bulan kemarin ada komplain tidak?" tanya Almira.Krisna berhenti lalu menggeleng. "Tidak.""Ya sudah, berarti tidak masalah. Ada para karyawan, ayahmu tidak mungkin periksa satu persatu laporan, itu semua tugas para pegawai. Aku tahu itu."Krisna tidak yakin, dia pernah melihat Vivi lembur laporan yang diserahkan accounting.'Kenapa kamu membaca ulang semua laporan ini?''Jika kita tidak teliti, mereka bisa mencari celah. Aku tidak mau itu.'Ada audit, kan?''Ya, tapi aku ingin periksa sendiri.'Krisna menjadi tenang begitu mengingat audit, mereka tidak mungkin seteliti itu. Lagipula pasti diperiksa akhir jumlah total, tidak mungkin mereka periksa satu persatu print out nota sebanyak
Awalnya Kinara bingung, kenapa salah satu tangan kanan Reza Aditama menghubunginya. Ternyata sang Nyonya ingin bertemu. Mereka berdua bertemu di kantor Adelio sementara yang punya kantor sukarela keluar.Kinara dan Vivi duduk berhadapan di sofa tamu."Sebelumnya selamat atas pernikahan kalian berdua," ucap Kinara.Vivi tersenyum gugup. "Terima kasih.""Tidak masalah, ada apa?""Saya minta maaf karena mendadak datang seperti ini, tapi saya ingin menawarkan sesuatu.""Menawarkan?""Saya dengar, saat ini hotel milik suami dipegang anda.""Ya," angguk Kinara. "Untuk sementara sampai kondisi stabil.""Apakah ini terkait harta milik ayah kandung suami anda."Dahi Kinara berkerut. "Apa yang anda inginkan?""Kita bicara jujur saja. Pagi ini, suami saya menyerahkan sebagian besar bisnisnya kepada saya."Kinara terbelalak. "Bukankah suami anda memiliki anak?""Benar, itu yang menjadi penghalang saya.""Alasan yang klasik, jika kita menikah dengan pria bersuami. Maka anak-anak dari istri sebelum
Setelah Reza mendengar cerita dari Vivi atas saran Kinara di dalam mobil."Kinara bilang, ini proyek besar dan membutuhkan dana besar, mengingat kamu berencana akan melebarkan sayap ke luar negeri dan masalah pribadi yang mencuat ke publik di pesta amal, lebih baik cerita semuanya ke kamu.""Ya, seharusnya begitu." Reza mengangguk setuju sambil mengusap perut rata Vivi. "Lagipula sekarang kamu pemimpinnya."Vivi melihat tangan Reza di atas perutnya. "Apa yang kamu lakukan?""Aku bertanya-tanya, setiap malam kita selalu melakukannya. Apakah kamu tidak hamil?"Choky dan Putra yang sedari tadi minum kopi di kursi sopir dan penumpang, sontak menyemburkan minumannya dengan terkejut.Vivi menatap aneh Reza, lama-lama dia tidak terkejut dengan kalimat absurd suaminya. "Dan kenapa kamu berpikiran seperti itu?""Kamu tidak melihat wajah bangga Adelio saat menceritakan anak-anaknya? diantara rekanku, yang paling tua adalah aku tapi yang punya anak paling banyak adalah Adelio meskipun dua diantar
Jika ingin menjalankan perusahaan, minimal harus memahami dasar akutansi lalu harga pasar. Dua hal ini sangat penting jika tidak ingin ditipu pihak lain.Jika hanya mengetahui alur akutansi tanpa memahami harga pasar, kalian bisa ditipu habis-habisan dari pihak luar.Setelah memahami harga pasar, maka harus mempelajari alur kebutuhan karena hal ini juga sangat penting untuk meminimalisir penipuan pihak dalam.Itulah yang diajarkan manajer operasional hotel ke Vivi setelah mencoba mempelajari alur manajemen hotel. "Bukankah mempelajari manajemen perusahaan juga sangat penting?""Benar, itu juga penting tapi jauh lebih penting akutansi jika nona ingin mencari selamat dari keluarga Aditama. Mereka memiliki bisnis hospitality serta reputasi yang bagus, jika nona melakukan kesalahan- kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan apalagi nona masih terlalu muda."Semua orang di dalam hotel tahu posisi canggung Vivi, mereka ingin membantu anak yatim piatu sebisa mungkin. Vivi tidak mampu
Reza yang melihat sang istri ditampar, menangkap tongkat ayahnya. "Sudah puas?"Ayah Reza berusaha menarik tongkatnya dengan dibantu perawat pribadi.Reza melirik perawat itu dan menyeringai lalu melepas genggamannya di tongkat. "Ayah pikir, aku tidak tahu kalau kalian berdua tidur bersama?"Ayah Reza terjengkang ke belakang, mendarat di lantai dengan perawat pribadi sebagai bantal.Vivi membelai pipinya sendiri dengan lembut dan menyeringai. "Bukankah kamu selalu mengutamakan perasaan putramu? kenapa kamu tidak mengutamakan perasaan suami kamu?""Ini dan itu berbeda!" teriak Rosalin."Oh, apakah karena aku orang lain jadi kamu tidak mempermasalahkannya?" tantang Vivi. Reza membantu istrinya berdiri. "Kamu tidak masalah dengan poligamikan? aku harus ikhlas demi anak kamu. Oke, aku melakukannya sekarang, aku harus ikhlas melihat suamiku memiliki anak dari wanita lain. Lalu kenapa kamu tidak bisa melakukannya?"Rosalin menjerit marah, melihat Reza memeluk Vivi untuk melindunginya. "KALIA
Selama kekacauan di ruang VVIP yang sudah dibangun khusus untuk ayah Reza. Jonathan membaur dengan para dokter residen."Untung saja, ada dokter pengganti secepatnya. Saya bingung kalau tidak ada dokter bambang lagi," salah satu dokter residen pria menghela napas lega. "Dokter juga baru satu hari sudah bisa mengajari kami banyak hal."Dokter Bambang adalah nama dokter bermasalah itu. "Dokter Bambang tidak pernah mengajari kami, malah menyuruh-nyuruh. Akhirnya kami berinisiatif mencatat semua detail kecil interaksi dokter Bambang dengan pasiennya atau bertanya dokter lain di luar rumah sakit," cerita dokter residen wanita.Ada lima dokter residen di bawah asuhan Jonathan secara mendadak, siang ini mereka berlima memutuskan makan siang di kantin sekaligus perkenalan."Kalian tidak pernah melaporkan dokter itu?" tanya Jonathan sambil menuang banyak sambal di sup buntutnya. Hari ini dia ingin gila-gilaan berkat dokter sialan itu, beban kerjanya naik seratus kali lipat.Yang membuat dia sh
"Suamiku, putra pertamamu datang." Vivi bicara di telinga Reza dengan nada sensual.Kepala Reza yang mendongak ke belakang dengan bersandar di bahu istri mungilnya, membuka mata dan menatap lurus Krisna.Reza bisa melihat pandangan Krisna ke Vivi. "Teruskan... ngh."Tanpa malu, Reza memperbesar suara erangannya. Vivi tidak tahu harus menangis atau tertawa, posisi mereka benar-benar ambigu.Krisna berusaha menelan amarahnya, dia tidak menyangka Vivi memiliki sifat liar. Apakah Vivi mempelajarinya saat pulang malam? orang-orang hotel yang mengajarinya?Erangan Reza semakin intens, tangan mungil Vivi sudah dilatih keras sebelumnya.Tidak, pasti ayah yang mengajarinya. Vivi selalu menjaga jarak dengan pria lain.Krisna berjalan mundur dan menutup pintu sebagian.Rosalin berharap di depan pintu, dia tidak bisa keluar dari rumah mewah ini begitu saja.Di dalam kamar. Reza hampir naik ke puncak, Vivi yang paham segera merubah posisi hingga duduk di pangkuan suami dan memasukannya dengan cepat
Ayah Reza dulunya adalah mucikari, dia membawa banyak anak-anak kecil. 'Orang tuaku menjual ku ke ayahmu!'Vivi menggigit bagian dalam bibir bawah. Berarti apa yang dikatakan Rosalin adalah benar dan tidak menutup kemungkinan, dia juga bagian dari-"Hei, jangan melamun disini!" Jo menjentikkan jarinya di depan Vivi. "Kita sedang serius."Vivi tersadar dari lamunan. "Maaf, aku teringat sesuatu.""Sudah hampir satu bulan aku di sana dan memberikan semua informasi yang kamu butuhkan, sebentar lagi aku harus ke luar negeri bersama teman ku.""Liburan?""Tidak, temanku rewel karena pacarnya sibuk terus dan nekat menyusul ke sana. Orang tuanya meminta tolong padaku untuk menemaninya, kamu harus mencari dokter lain untuk menggantikanku."Vivi teringat dengan kisah yang diceritakan Nina mengenai dokter ahli kecantikan yang menguntit dokter hewan. "Kapan kalian berangkat?""Minggu depan.""Waktunya cukup.""Apa? kamu akan memenjarakan ayah mertuamu?""Tidak, jika aku melakukan itu. Ibu bisa p