"Manajer, ada tamu yang komplain karena mendengar suara tawa marketing dari korea semalam." Lapor front office ke Vivi yang masuk tanpa mengetuk.Vivi segera berdiri dan berjalan mengikuti front office. Ia melihat seorang tamu bule marah-marah ke dua front office, satu bellboy, night audit dan juga marketing dari korea."Bisa dijelaskan apa yang terjadi?"Para pegawai yang melihat manajernya datang, menghela napas dengan lega. Ini memang tugas spv fo tapi spv sedang keluar bersama marketing lokal untuk bertemu dengan agen perjalanan."Semalam, saya menerima telepon komplain dari tamu ini. Night audit dan marketing korea tertawa sampai terdengar di telepon. Saya sudah menjelaskan kalau tidak bermaksud menyinggung tamu ini, tapi mereka tetap tidak menerimanya." Jawab fo yang melapor tadi. "Makanya saya coba panggil manajer." Sambungnya."Komplain tentang apa?" tanya Vivi."Restoran terlambat satu setengah jam mengirim makanan sementara istrinya punya maag akut, saya sudah menghubungi pi
"Bagaimana?" tanya pegawai fo dan reservasi yang berkumpul di ruang reservasi.Pegawai fo yang ditugaskan, menggeleng kepala dengan miris. Malam ini mereka semua harus bekerja keras menangani tamu sendirian."Apa kita telepon supervisor saja?" tanya salah satu fo.Evi yang sedaritadi mendengar, mendecak keras. "Kalian lupa waktu itu tuan muda marah karena tamu menurun? Tuan muda mengancam para supervisor untuk mencari tamu.""Tapi kan tidak adil, departemen fo, hk dan keuangan tidak tahu apapun. Itukan tugas marketing dan reservasi!"Waktu itu Evi juga ingin komplain tapi Eve dan lainnya melarang para bawahan buka suara, pasalnya mereka rentan dipecat oleh tuan muda satu ini sementara mereka harus bertahan bekerja di pandemi ini. Banyak hotel ditutup bahkan pegawai dirumahkan karena tidak bisa menutup biaya operasional, beberapa hotel mampu bertahan karena kebaikan hati pemilik hotel atau pemilik hotel memiliki bisnis selain hotel.Andaikan nona Vivi ada disini, meskipun hanya menunju
"Vivi, jangan melihat adegan itu. Tolong, itu tidak baik untukmu." Mohon Krisna."Tidak baik untukku? Lalu bagaimana denganmu?" Vivi mati-matian berusaha menahan gairahnya. "Tidak Vivi, kamu dimana? Aku akan menjemputmu sekarang!"Vivi sudah diambang batas, ia meletakan handphone di atas meja dengan loud speaker dinyalakan. "Selamat bersenang-senang tunangan tercinta. Jika kamu bisa bersenang-senang, kenapa aku tidak?""Vivi, jangan tinggalkan handphonemu! Aku akan melacaknya sekarang dan menjemputmu! Vivi!"Krisna bisa mendengar suara erangan wanita. Tidak, ini bukan suara Vivi, ia harus segera menyelamatkan Vivi sebelum terjerumus lebih dalam.Dulu di Australia, dia bertemu dengan Almira dari pesta yang diadakan temannya, dan pesta itu berakhir menjadi liar. Krisna akui, itu kali pertamanya dia merasakan surga duniawi tapi dia tidak bisa membiarkan Vivi terjerumus ke hal yang sama.Krisna masih membutuhkan Vivi dan tidak bisa membiarkan Vivi juga merusak nama baiknya sebagai politi
Krisna mematikan sambungan telepon dengan kesal. Benar kata ibunya, ayah sekarang sedang bersenang-senang dengan wanita lain.Krisna mengacak rambutnya dengan kesal."Kak."Krisna terkejut lalu balik badan. "Erika.""Kenapa kakak seperti itu di lorong sini? Masalah Vivi?"Krisna menggeleng. "Ayah benar-benar selingkuh dengan wanita lain."Erika terpana. "Ayah selingkuh? Lalu bagaimana dengan harta warisan untuk kita? Wanita selingkuhan ayah pasti tidak mau kita ikut campur. Wanita itu pasti hanya ingin menguasai harta keluarga kita!"Krisna juga bingung. "Ayah tadi menanyakan hal aneh.""Hal aneh apa?""Jika ayah bukan pengusaha, apakah kita akan mencintai ayah?"Erika terdiam. Selama ini dia tidak pernah memikirkan hal itu, yang dia tahu hanya terlahir kaya. "Anehkan?" tanya Krisna. "Bukankah setiap orang tua menjadi kaya untuk membahagiakan anak-anaknya? Apa ayah ingin menjadi miskin? Gak mungkinkan, ayah kita sangat tampan dan kaya.""Lalu karena dia tampan dan kaya, jadi bisa me
23 tahun lalu.Reza yang baru pulang sekolah mendapati ibunya duduk di lantai dengan serpihan pecah belah bertebaran di sekitar dan sedang dibersihkan para pelayan."Ibu."Ibu Reza mengangkat kepala dan menatap Reza dengan sedih. "Putraku," lirihnya."Apa yang terjadi?" Reza melangkah dengan hati-hati lalu memeluk ibunya. "Apakah ayah mabuk lagi?"Ibu Reza terisak di pelukan putranya. "Ayahmu bersama wanita lain lagi, ibu hanya bertanya tapi dia malah menghancurkan barang-barang."Reza geram dengan perbuatan ayah kandungnya sekarang, kehidupan harmonis saat kakeknya ada menguap menjadi ilusi. Ayahnya lebih sering ke kantor, mabuk dan main dengan wanita padahal ayahnya sangat hebat dalam pekerjaan.Ayah Reza tidak bisa memukul atau membunuh Reza karena keseluruhan harta yang dipegang semuanya milik ibu Reza dan putranya. Balik nama pun juga tidak bisa karena terikat perjanjian, yang bisa dia lakukan hanya menyiksa secara verbal dan psikologis supaya ibu Reza menceraikannya secara sadar
Tak lama, perkataan Angel terbukti. Sebulan setelahnya, di hari ulang tahun Reza, wanita itu memberikan obat perangsang dan membuatnya melakukan hubungan seks dengan Reza.Pagi hari, semua orang menjadi gempar. Keluarga ayah dan ibu Reza yang masih menginap di rumah menjadi saksi sementara wanita itu menangis dengan sedih sehingga menimbulkan simpati ke semua orang.Ibu Reza segera menghapus semua bukti dengan tujuan melindungi anaknya, hal itu menimbulkan kekesalan pada Chandra dan Angel. Andaikan saja mereka memiliki bukti, kalau wanita itu tidak perawan dan sperma di atas sprei.Karena masih di bawah umur, ibu Reza tidak ingin menikahkan anaknya tapi menanggung kehidupan wanita itu.Wanita itu menolak dengan alasan harga diri, sebulan setelahnya dia melarikan diri tanpa kabar.Reza hanya diam, berusaha menyembunyikan kekesalannya. Andaikan saja dirinya lebih waspada dan mendengar nasehat Angel, hal ini tidak akan terjadi.Ayah Reza memaki dan memukul Reza di depan keluarga dan teman
Reza lega sekaligus sedih, ibunya yang merupakan kepala keluarga dan harus melindungi keluarga cabang malah harus dilindungi dan tidak memiliki kemampuan ataupun penilaian, keseluruhan hidupnya didedikasikan untuk bergantung ke suami.Adapun keputusan yang dibuat kepala keluarga hanyalah masalah kecil."Sejak kecil ibumu dimanjakan ayahnya, meskipun bersikeras pernah bekerja dan hidup mandiri di luar kota, tetap saja akan seperti itu." Nasehat sepupu laki-laki ibu Reza, yang memiliki usaha property dan waktu itu menahan dan memarahi ibu Reza.Reza bersyukur, keluarga ibunya tidak serakah seperti ayah dan keluarga ayah."Kakek kamu dulu mendidik dan menolong kami untuk mandiri, tapi sayangnya terlalu memanjakan ibu kamu. Banyak yang khawatir dengan masa depan ibu kamu setelah menikah, kerja pria itu bagus bahkan sempat menjadi tangan kanan kakek kamu tapi sayangnya dia suka main perempuan, ibumu pun hanya percaya dengan mulut pria itu. Ah, aku jd malas menyebut nama kedua orang tua kam
Vivi terdiam begitu mendengar cerita seperti itu dari Reza."Yah, itulah kenapa bisa muncul perbedaan usia satu tahun antara kamu dan Erika."Vivi menunduk malu. "Anda dengan istri anda, sekali main bisa mendapatkan anak. Lalu aku-"Reza menggigit bibir Vivi dengan lembut.Vivi balas menggigit. Yang dipikirannya adalah ibu Krisna bisa hamil, sekali main dalam semalam, jika dirinya mengizinkan pria ini 'masuk' apa tidak semakin berbahaya?Reza tersenyum. "Tidak sia-sia, saya menaruh kamu di Bali. Jadi bisa berpikiran dingin.""Meskipun berpikiran dingin, tetap saja aku-" Vivi terdiam begitu melihat senyum dingin Reza. "Lupakan."Reza mengubah posisi duduk hingga berhadapan dengan dirinya, dia membuka lebar paha Vivi hingga celana dalam Vivi menyentuh bagian menonjol Reza.Sontak Vivi terkejut. "Untung kamu memakai rok panjang.""Ini mode," jawab Vivi dengan napas tersengal.Choky dan Putra yang duduk di samping mereka, langsung memasang headset bluetooth. Sementara yang lain meskipun