Ke esokan paginya... Tuan Mahardika beranjak dari tempat tidurnya setelah mendapatkan laporan dari anak buahnya.Pria paruh baya itu tampak begitu kesal ketika mengetahui informasi tersebut dari anak buahnya. Tuan Mahardika segera meninggalkan kediamannya dan menuju ke tempat tersebut. Sepanjang perjalanan tuan Mahardika sudah menerka nerka siapa yang akan melakukan hal itu kepadanya. "Brengsek!"Tuan Mahardika mengepalkan tangannya karena kesal. Selama puluhan tahun lamanya,mereka tidak pernah meninggalkan tempat itu tapi kenapa sekarang mereka bisa kabur.Tuan Mahardika yakin jika ada seseorang yang membebaskan hal itu. Satu jam berlalu,kini tuan Mahardika tiba di depan rumah tersebut. Begitu turun dari mobil,tuan Mahardika hanya melihat anak buahnya yang sedang menunduk wajahnya. Mereka sudah mengetahui kesalahan mereka masing-masing. "Maafkan kami tuan.Kami tidak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi.Selama puluhan tahun lamanya,hal itu tidak pernah terjadi.Bahka
"Itu tidak akan pernah terjadi.Apa kalian berdua ingin hidup bersama?"Tuan Mahardika tampak begitu murka saat ini. "Bagaimana dengan mu Mahardika?Kamu mengurungku selama puluhan tahun lamanya dan selama itu juga kamu hidup bersama dengan wanita lain.Kamu menelantarkan anak anak ku.Kamu yang menipuku Mahardika,aku bersedia menebus kesalahan yang di lakukan oleh orang tua kita tapi apa balasan mu kepada ku?Kamu yang seorang penipu.Kamu menghancurkan masa depan kedua anak ku.Bagaimana dengan putri kita,jelas kamu tahu jika dia darah dagingmu."Angelina terlihat begitu murka saat ini. Wanita paruh baya itu terlihat begitu murka setelah mengetahui semua kebenarannya dari tuan Jhon.Dia sudah mengorbankan hidupnya selama ini karena kebodohannya sendiri. "Seharusnya aku tidak mempercayai mu Mahardika. Tidak Seharusnya aku mengorbankan hidup ku kepada mu.Kamu menelantarkan kedua anak ku.Kamu laki-laki yang tidak punya hati."Angelina benar-benar mengeluarkan semua kekesalannya kepada pria
Sementara itu di ruangan sebelah,Alona dan Louis berdiam diri di tempatnya. Mereka terlihat begitu gugup saat ini.Keduanya saling memandang satu sama lain. "Maaf bu,tapi seseorang ingin bertemu dengan anda."Ucap Alex yang terdengar oleh Louis dan Alona. Tuan Jhon dan tuan Mahardika yang tidak tahu apa-apa hanya memandang ke arah Alex.Kedua pria paruh baya itu sepertinya sudah menebak siapa yang ingin bertemu. "Siapa nak?"Angelina bertanya dan menatap ke arah Alex. "Mereka sudah di sini." Alex meraih ponselnya dan dalam beberapa menit kemudian,pintu ruangan tersebut terbuka.Semua orang berbalik dan menatap ke arah Louis dan Alona yang tengah berdiri di depan pintu. Angelina yang melihat Alona dan Louis tidak bisa menahan diri. Wanita paruh baya itu menjatuhkan air matanya tepat di hadapan mereka semua. "Apa mereka?"Angelina menatap ke arah Alex dengan air mata yang sudah berlinang dan membasahi pipinya. "Dia putra dan putri anda."Jawab Alex tersenyum kecil. Angelina
Satu jam berlalu,kini mereka semua kembali ke dalam ruangan.Tuan Mahardika terlihat banyak diam dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun di hadapan putrinya. "Kemana hati nurani ayah?Kenapa ayah begitu tega melakukan hal itu kepada kami?Kenapa ayah?"Alona menatap ke arah ayahnya yang kini berhadapan dengannya. Tuan Mahardika hanya diam dan tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya.Dia tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya. Rasa bersalah,jelas ia rasakan terhadap putrinya. "Lepaskan ibu,biarkan ibu hidup dengan damai di sisa hidupnya. Jangan menjadi orang yang begitu egois ayah.Ayah punya mamah Laura dan Aghata tapi ayah juga tidak ingin melepaskan ibu.Bukan kah ayah terlalu serakah?"Ucap Alona kembali dengan mata yang tampak berkaca-kaca menatap ke arah sang ayah. "Jangan membujuknya nak.Meskipun ayah mu tidak mengizinkannya,aku akan tetap meninggalkan ayah mu.Ibu sudah cukup lama menderita karena ayah mu.Tapi dia sama sekali tidak menepati janjinya."Ucap An
Sementara itu di mansion Alex,mereka baru saja tiba di depan mansion.Di mana sudah ada bibi Alice dan juga tuan Mahendra yang sedang bermain bersama dengan Kelvin. Alona turun dari mobil bersama dengan wanita yang melahirkannya. Bibi Alice tersenyum kecil dan menggandeng tangan cucunya menghampiri mereka. "Itu benar nyonya.Saya adalah ibu Alona dan Louis. "Jawab Angelina. ''Selamat datang. Apa anda ibu Alona?"Bibi Alice menyapa Angelina dan tersenyum ramah kepada wanita paruh baya itu. "Terima kasih nyonya." "Panggil saja aku Alice. Aku adalah ibu Alex,senang bertemu dengan anda." "Mom.."Kelvin memeluk Alona yang membuat Angelina tersenyum kecil dengan mata yang tampak berkaca-kaca. "Dia cucu kita. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil. "Dia begitu menggemaskan. "Angelina mendekati Kelvin tapi bocah laki-laki itu hanya menatap ke arah Angelina.Tentu saja bocah kaki laki itu tidak tahu siapa yang saat ini mendekati dirinya. "Dia nenek sayang. Kelvin memiliki dua nene
Tok...Tok.. Alona dan Angelina berbalik ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan pintu. Alona melangkahkan kakinya dan membuka pintu. Begitu pintu terbuka,Alona tersenyum kecil ketika melihat kehadiran Louis di hadapannya. Alona tentu saja bisa menebaknya jika pria yang merupakan saudaranya itu butuh waktu untuk meluapkan kerinduannya kepada wanita yang melahirkan mereka. "Masuklah,ibu ada di dalam. "Ucap Alona tersenyum kecil. "Apa sekarang giliran ku?"Louis tersenyum kecil menatap wajah Alona yang berusaha menahan air matanya. "Khmm."Alona memeluk Louis dan menepuk pundaknya."Aku harap kita semua bisa hidup dengan bahagia kelak.Tidak ada lagi rasa sakit hati yang kita rasakan Louis. "Ucap Alona melerai pelukannya dan meninggalkan kamar tersebut. Louis hanya memandang kepergian saudaranya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut. Pria itu menatap ibunya dari belakang dan tersenyum kecil. Sedangkan Angelina sama sekali tidak menyadari kehadiran putr
Alona melangkahkan kakinya masuk ke dalam walk in closet. Wanita itu keluar lima belas menit kemudian dengan pakaian yang sudah rapi. Begitu keluar dari walk in closet,Alona melihat putranya yang baru saja selesai membersihkan diri. Alona menatap suaminya yang sudah mengenakan jubah mandi dengan rambut basah. Itu artinya suaminya juga sudah selesai membersihkan diri. "Kalian berdua masuk mengenakan pakaian. Bagaimana kalau kita jalan jalan ke taman bermain?"Alona menatap wajah suaminya berharap jika sang suami menyetujuinya. "Terserah kamu saja sayang.Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan." Alona yang mendengar ucapan suaminya terlihat begitu kegirangan. Alona bahkan memeluk erat suaminya dan mengecup pipi suaminya bergantian dengan putranya. ''Ada apa dengan Mommy?"Kelvin menatap Mommy nya dengan wajah yang terlihat cemberut. "Mommy sedang bahagia sayang.Mommy tunggu kalian di bawah." Alona melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Wanita itu berjalan menuju ke kamar
"Kamu di sini?" Alona menghampiri Louis yang sedang berada di taman seorang diri.Wanita itu sudah mencari keberadaan saudaranya itu sedari tadi. Jika kediaman tuan Mahardika sedang bersedih dan meratapi semua perbuatannya maka di Mansion Alex,semua orang terlihat begitu bahagia dengan kedatangan Angelina. Louis menoleh dan melihat Alona yang sedang tersenyum ke pada dirinya. Wanita itu menghampiri saudaranya dan duduk di sampingnya. "Dari mana kamu tahu jika aku berada di sini?Apa tidak masalah jika kita berbicara santai layaknya seorang saudara?"Louis menatap ke arah Alona setelah mengatakan hal itu. "Tentu saja tidak masalah.Kita ini adalah saudara dan meskipun kita bukan saudara,aku juga tidak keberatan. " Louis tersenyum kecil dan pandangan keduanya lurus ke depan.Dia jelas tahu jika Alona datang karena sesuatu hal. Alona dan Louis saling diam satu sama lain selama beberapa menit. Alona tidak tahu harus memulai dari mana untuk mengatakan tujuan nya menemui Louis.
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke