Sementara itu di ruangan sebelah,Alona dan Louis berdiam diri di tempatnya. Mereka terlihat begitu gugup saat ini.Keduanya saling memandang satu sama lain. "Maaf bu,tapi seseorang ingin bertemu dengan anda."Ucap Alex yang terdengar oleh Louis dan Alona. Tuan Jhon dan tuan Mahardika yang tidak tahu apa-apa hanya memandang ke arah Alex.Kedua pria paruh baya itu sepertinya sudah menebak siapa yang ingin bertemu. "Siapa nak?"Angelina bertanya dan menatap ke arah Alex. "Mereka sudah di sini." Alex meraih ponselnya dan dalam beberapa menit kemudian,pintu ruangan tersebut terbuka.Semua orang berbalik dan menatap ke arah Louis dan Alona yang tengah berdiri di depan pintu. Angelina yang melihat Alona dan Louis tidak bisa menahan diri. Wanita paruh baya itu menjatuhkan air matanya tepat di hadapan mereka semua. "Apa mereka?"Angelina menatap ke arah Alex dengan air mata yang sudah berlinang dan membasahi pipinya. "Dia putra dan putri anda."Jawab Alex tersenyum kecil. Angelina
Satu jam berlalu,kini mereka semua kembali ke dalam ruangan.Tuan Mahardika terlihat banyak diam dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun di hadapan putrinya. "Kemana hati nurani ayah?Kenapa ayah begitu tega melakukan hal itu kepada kami?Kenapa ayah?"Alona menatap ke arah ayahnya yang kini berhadapan dengannya. Tuan Mahardika hanya diam dan tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya.Dia tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya. Rasa bersalah,jelas ia rasakan terhadap putrinya. "Lepaskan ibu,biarkan ibu hidup dengan damai di sisa hidupnya. Jangan menjadi orang yang begitu egois ayah.Ayah punya mamah Laura dan Aghata tapi ayah juga tidak ingin melepaskan ibu.Bukan kah ayah terlalu serakah?"Ucap Alona kembali dengan mata yang tampak berkaca-kaca menatap ke arah sang ayah. "Jangan membujuknya nak.Meskipun ayah mu tidak mengizinkannya,aku akan tetap meninggalkan ayah mu.Ibu sudah cukup lama menderita karena ayah mu.Tapi dia sama sekali tidak menepati janjinya."Ucap An
Sementara itu di mansion Alex,mereka baru saja tiba di depan mansion.Di mana sudah ada bibi Alice dan juga tuan Mahendra yang sedang bermain bersama dengan Kelvin. Alona turun dari mobil bersama dengan wanita yang melahirkannya. Bibi Alice tersenyum kecil dan menggandeng tangan cucunya menghampiri mereka. "Itu benar nyonya.Saya adalah ibu Alona dan Louis. "Jawab Angelina. ''Selamat datang. Apa anda ibu Alona?"Bibi Alice menyapa Angelina dan tersenyum ramah kepada wanita paruh baya itu. "Terima kasih nyonya." "Panggil saja aku Alice. Aku adalah ibu Alex,senang bertemu dengan anda." "Mom.."Kelvin memeluk Alona yang membuat Angelina tersenyum kecil dengan mata yang tampak berkaca-kaca. "Dia cucu kita. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil. "Dia begitu menggemaskan. "Angelina mendekati Kelvin tapi bocah laki-laki itu hanya menatap ke arah Angelina.Tentu saja bocah kaki laki itu tidak tahu siapa yang saat ini mendekati dirinya. "Dia nenek sayang. Kelvin memiliki dua nene
Tok...Tok.. Alona dan Angelina berbalik ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan pintu. Alona melangkahkan kakinya dan membuka pintu. Begitu pintu terbuka,Alona tersenyum kecil ketika melihat kehadiran Louis di hadapannya. Alona tentu saja bisa menebaknya jika pria yang merupakan saudaranya itu butuh waktu untuk meluapkan kerinduannya kepada wanita yang melahirkan mereka. "Masuklah,ibu ada di dalam. "Ucap Alona tersenyum kecil. "Apa sekarang giliran ku?"Louis tersenyum kecil menatap wajah Alona yang berusaha menahan air matanya. "Khmm."Alona memeluk Louis dan menepuk pundaknya."Aku harap kita semua bisa hidup dengan bahagia kelak.Tidak ada lagi rasa sakit hati yang kita rasakan Louis. "Ucap Alona melerai pelukannya dan meninggalkan kamar tersebut. Louis hanya memandang kepergian saudaranya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut. Pria itu menatap ibunya dari belakang dan tersenyum kecil. Sedangkan Angelina sama sekali tidak menyadari kehadiran putr
Alona melangkahkan kakinya masuk ke dalam walk in closet. Wanita itu keluar lima belas menit kemudian dengan pakaian yang sudah rapi. Begitu keluar dari walk in closet,Alona melihat putranya yang baru saja selesai membersihkan diri. Alona menatap suaminya yang sudah mengenakan jubah mandi dengan rambut basah. Itu artinya suaminya juga sudah selesai membersihkan diri. "Kalian berdua masuk mengenakan pakaian. Bagaimana kalau kita jalan jalan ke taman bermain?"Alona menatap wajah suaminya berharap jika sang suami menyetujuinya. "Terserah kamu saja sayang.Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan." Alona yang mendengar ucapan suaminya terlihat begitu kegirangan. Alona bahkan memeluk erat suaminya dan mengecup pipi suaminya bergantian dengan putranya. ''Ada apa dengan Mommy?"Kelvin menatap Mommy nya dengan wajah yang terlihat cemberut. "Mommy sedang bahagia sayang.Mommy tunggu kalian di bawah." Alona melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Wanita itu berjalan menuju ke kamar
"Aku akan membelinya dengan harga 10 miliar." Penawaran dari seorang pria paruh baya membuat wanita di hadapannya membelalakkan mata dengan girang.Sementara itu, gadis yang ditawar kini hanya bisa menangis sesenggukan di tempatnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa, karena bukan pilihannya untuk menjual diri."Berhentilah menangis seperti itu, Alona! Seharusnya kamu bersyukur karena ada pria yang membeli mu dengan harga yang begitu mahal."Gadis yang bernama Alona itu menatap marah ke arah Laura yang baru saja menjualnya pada seorang pria paruh baya itu.Dia sama sekali tidak tahu tempat apa yang sedang ia datangi dan tiba-tiba saja dia sudah dijual."Aku tidak mau melakukan ini! Kenapa kamu menjualku? Apa karena aku bukan anak kandungmu?!" Gadis itu masih menatap wajah Laura dengan penuh penderitaan."Berhentilah bertanya, Alona! Lagi pula, papamu saja tidak keberatan dengan semua ini. Ingat, kamu itu hanya beban bagi keluarga ini!" jawab ibu tirinya lagi yang membuat gadis itu membek
"Mah, kita kaya kembali! Uang ini begitu banyak!"Aghata berteriak kegirangan setelah melihat begitu banyak uang di hadapannya.Bagaimana tidak? Sepuluh miliar rupiah dalam bentuk tunai kini berada di depan mata mereka. Bahkan Laura juga tidak menyangka jika Alona akan dibeli dengan harga semahal itu."Siapa yang membeli Alona?"Mahardika bertanya kepada istrinya yang sedang sibuk dengan uang hasil menjual Alona."Papa khawatir? Tenang saja. Alona dibeli oleh seorang pria kaya kok. Kalau tidak, tidak mungkin dia mau membeli Alona dengan harga semahal itu. Bahkan dia membayar kita dengan tunai." Laura tidak bisa lagi menahan kebahagiaannya.Tuan Mahardika mengangguk sebelum melirik ke arah sekretarisnya."Uang itu akan kita pakai untuk menyelamatkan perusahaan. Bawa uang itu!"Laura dan putrinya tampak tidak begitu senang dengan keputusan itu, tetapi mereka juga tidak bisa membantah sehingga hanya bisa pasrah. Aghata mendekati Mamanya dengan wajah yang terlihat tidak bersemangat. Merek
"Mulai saat ini, Tuan Alex akan mengatur tugas pelayan untukmu."Mendengar itu, Alona yang tadinya sedih langsung mengubah air mukanya menjadi berseri."Kenapa kamu senang?" Louis menaikkan alisnya ke atas dengan heran setelah melihat sikap Alona."Itu artinya saya tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak wajar, Louis.” Jelas Alona yang langsung membuat Louis mengangguk.“Tapi, kenapa Tuan Mahendra harus membeliku dengan harga semahal itu jika hanya ingin mencari pelayan yang melayani Tuan Alex? Dengan begitu, dia hanya membuat ibu tiriku kaya." tanya Alona lagi."Kamu tidak keberatan menjadi seorang pelayan?" Louis merasa bahwa gadis di hadapannya cukup menarik."Tidak, Louis. Aku malah sangat bersyukur karena aku sama sekali tidak berminat untuk menjual diri."Di sisi lain, dari depan ruangannya, Alex menatap kesal ke arah Louis dan gadis yang baru dibeli ayahnya, karena baru kali ini dia melihat Louis begitu ramah dengan seorang wanita.Bersama-sama Louis dalam waktu lama membuat A
Alona melangkahkan kakinya masuk ke dalam walk in closet. Wanita itu keluar lima belas menit kemudian dengan pakaian yang sudah rapi. Begitu keluar dari walk in closet,Alona melihat putranya yang baru saja selesai membersihkan diri. Alona menatap suaminya yang sudah mengenakan jubah mandi dengan rambut basah. Itu artinya suaminya juga sudah selesai membersihkan diri. "Kalian berdua masuk mengenakan pakaian. Bagaimana kalau kita jalan jalan ke taman bermain?"Alona menatap wajah suaminya berharap jika sang suami menyetujuinya. "Terserah kamu saja sayang.Aku akan melakukan apa yang kamu inginkan." Alona yang mendengar ucapan suaminya terlihat begitu kegirangan. Alona bahkan memeluk erat suaminya dan mengecup pipi suaminya bergantian dengan putranya. ''Ada apa dengan Mommy?"Kelvin menatap Mommy nya dengan wajah yang terlihat cemberut. "Mommy sedang bahagia sayang.Mommy tunggu kalian di bawah." Alona melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Wanita itu berjalan menuju ke kamar
Tok...Tok.. Alona dan Angelina berbalik ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan pintu. Alona melangkahkan kakinya dan membuka pintu. Begitu pintu terbuka,Alona tersenyum kecil ketika melihat kehadiran Louis di hadapannya. Alona tentu saja bisa menebaknya jika pria yang merupakan saudaranya itu butuh waktu untuk meluapkan kerinduannya kepada wanita yang melahirkan mereka. "Masuklah,ibu ada di dalam. "Ucap Alona tersenyum kecil. "Apa sekarang giliran ku?"Louis tersenyum kecil menatap wajah Alona yang berusaha menahan air matanya. "Khmm."Alona memeluk Louis dan menepuk pundaknya."Aku harap kita semua bisa hidup dengan bahagia kelak.Tidak ada lagi rasa sakit hati yang kita rasakan Louis. "Ucap Alona melerai pelukannya dan meninggalkan kamar tersebut. Louis hanya memandang kepergian saudaranya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut. Pria itu menatap ibunya dari belakang dan tersenyum kecil. Sedangkan Angelina sama sekali tidak menyadari kehadiran putr
Sementara itu di mansion Alex,mereka baru saja tiba di depan mansion.Di mana sudah ada bibi Alice dan juga tuan Mahendra yang sedang bermain bersama dengan Kelvin. Alona turun dari mobil bersama dengan wanita yang melahirkannya. Bibi Alice tersenyum kecil dan menggandeng tangan cucunya menghampiri mereka. "Itu benar nyonya.Saya adalah ibu Alona dan Louis. "Jawab Angelina. ''Selamat datang. Apa anda ibu Alona?"Bibi Alice menyapa Angelina dan tersenyum ramah kepada wanita paruh baya itu. "Terima kasih nyonya." "Panggil saja aku Alice. Aku adalah ibu Alex,senang bertemu dengan anda." "Mom.."Kelvin memeluk Alona yang membuat Angelina tersenyum kecil dengan mata yang tampak berkaca-kaca. "Dia cucu kita. "Ucap bibi Alice tersenyum kecil. "Dia begitu menggemaskan. "Angelina mendekati Kelvin tapi bocah laki-laki itu hanya menatap ke arah Angelina.Tentu saja bocah kaki laki itu tidak tahu siapa yang saat ini mendekati dirinya. "Dia nenek sayang. Kelvin memiliki dua nene
Satu jam berlalu,kini mereka semua kembali ke dalam ruangan.Tuan Mahardika terlihat banyak diam dan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun di hadapan putrinya. "Kemana hati nurani ayah?Kenapa ayah begitu tega melakukan hal itu kepada kami?Kenapa ayah?"Alona menatap ke arah ayahnya yang kini berhadapan dengannya. Tuan Mahardika hanya diam dan tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya.Dia tidak tahu harus mengatakan apa kepada putrinya. Rasa bersalah,jelas ia rasakan terhadap putrinya. "Lepaskan ibu,biarkan ibu hidup dengan damai di sisa hidupnya. Jangan menjadi orang yang begitu egois ayah.Ayah punya mamah Laura dan Aghata tapi ayah juga tidak ingin melepaskan ibu.Bukan kah ayah terlalu serakah?"Ucap Alona kembali dengan mata yang tampak berkaca-kaca menatap ke arah sang ayah. "Jangan membujuknya nak.Meskipun ayah mu tidak mengizinkannya,aku akan tetap meninggalkan ayah mu.Ibu sudah cukup lama menderita karena ayah mu.Tapi dia sama sekali tidak menepati janjinya."Ucap An
Sementara itu di ruangan sebelah,Alona dan Louis berdiam diri di tempatnya. Mereka terlihat begitu gugup saat ini.Keduanya saling memandang satu sama lain. "Maaf bu,tapi seseorang ingin bertemu dengan anda."Ucap Alex yang terdengar oleh Louis dan Alona. Tuan Jhon dan tuan Mahardika yang tidak tahu apa-apa hanya memandang ke arah Alex.Kedua pria paruh baya itu sepertinya sudah menebak siapa yang ingin bertemu. "Siapa nak?"Angelina bertanya dan menatap ke arah Alex. "Mereka sudah di sini." Alex meraih ponselnya dan dalam beberapa menit kemudian,pintu ruangan tersebut terbuka.Semua orang berbalik dan menatap ke arah Louis dan Alona yang tengah berdiri di depan pintu. Angelina yang melihat Alona dan Louis tidak bisa menahan diri. Wanita paruh baya itu menjatuhkan air matanya tepat di hadapan mereka semua. "Apa mereka?"Angelina menatap ke arah Alex dengan air mata yang sudah berlinang dan membasahi pipinya. "Dia putra dan putri anda."Jawab Alex tersenyum kecil. Angelina
"Itu tidak akan pernah terjadi.Apa kalian berdua ingin hidup bersama?"Tuan Mahardika tampak begitu murka saat ini. "Bagaimana dengan mu Mahardika?Kamu mengurungku selama puluhan tahun lamanya dan selama itu juga kamu hidup bersama dengan wanita lain.Kamu menelantarkan anak anak ku.Kamu yang menipuku Mahardika,aku bersedia menebus kesalahan yang di lakukan oleh orang tua kita tapi apa balasan mu kepada ku?Kamu yang seorang penipu.Kamu menghancurkan masa depan kedua anak ku.Bagaimana dengan putri kita,jelas kamu tahu jika dia darah dagingmu."Angelina terlihat begitu murka saat ini. Wanita paruh baya itu terlihat begitu murka setelah mengetahui semua kebenarannya dari tuan Jhon.Dia sudah mengorbankan hidupnya selama ini karena kebodohannya sendiri. "Seharusnya aku tidak mempercayai mu Mahardika. Tidak Seharusnya aku mengorbankan hidup ku kepada mu.Kamu menelantarkan kedua anak ku.Kamu laki-laki yang tidak punya hati."Angelina benar-benar mengeluarkan semua kekesalannya kepada pria
Ke esokan paginya... Tuan Mahardika beranjak dari tempat tidurnya setelah mendapatkan laporan dari anak buahnya.Pria paruh baya itu tampak begitu kesal ketika mengetahui informasi tersebut dari anak buahnya. Tuan Mahardika segera meninggalkan kediamannya dan menuju ke tempat tersebut. Sepanjang perjalanan tuan Mahardika sudah menerka nerka siapa yang akan melakukan hal itu kepadanya. "Brengsek!"Tuan Mahardika mengepalkan tangannya karena kesal. Selama puluhan tahun lamanya,mereka tidak pernah meninggalkan tempat itu tapi kenapa sekarang mereka bisa kabur.Tuan Mahardika yakin jika ada seseorang yang membebaskan hal itu. Satu jam berlalu,kini tuan Mahardika tiba di depan rumah tersebut. Begitu turun dari mobil,tuan Mahardika hanya melihat anak buahnya yang sedang menunduk wajahnya. Mereka sudah mengetahui kesalahan mereka masing-masing. "Maafkan kami tuan.Kami tidak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi.Selama puluhan tahun lamanya,hal itu tidak pernah terjadi.Bahka
"Tuan kami ingin mentraktir kalian."Ucap pria yang menghampiri Aghata dan teman temannya. Aghata dan teman temannya menoleh ke arah pria yang sedang menatap ke arah mereka. Aghata membalas senyuman pria itu dan menghentikan kegiatannya. "Sepertinya dia tertarik kepada mu Aghata. Aku melihat dia sedari tadi mengamati wajah mu."Ucap teman Aghata tersenyum kecil. "Kita lihat. "Aghata menghampiri pria tersebut dan tersenyum kecil. "Duduklah nona yang manis.Aku akan mentraktir kalian malam ini.Kalian bebas minum sepuasnya."Ucap pria itu tersenyum tipis. Aghata mengamati penampilan pria di hadapannya itu. Sepertinya pria itu memiliki usia yang sama dengan Alex.Di lihat dari barang barang yang dia kenakan Sepertinya dia cukup kaya. Aghata tersenyum kecil dan mengangkat gelasnya bersulang kepada pria di hadapannya itu.Pria itu tentu saja akan menerimanya dengan senang hati. Sementara itu di mansion Alex,Louis tengah berdiri di depan pintu kamar Lily. Tangan kanan Alex itu sa
Tiga puluh menit berlalu,Lily meninggalkan mansion milik Alex.Wanita itu terlihat memiliki begitu banyak beban pikiran saat ini. Paman Jack mengantar kepergian keponakannya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Pria paruh baya itu tampaknya mengkhawatirkan sesuatu hal. Di dalam kamarnya,Alona memandang kepergian Lily melalui jendela kamarnya. Wanita itu yakin jika sesuatu terjadi kepada Lily tapi wanita itu tidak ingin mengatakannya. "Ada apa sayang?Aku dengar dari Paman Jika Lily meninggalkan mansion. Apa ada sesuatu hal yang penting?"Alex memeluk erat istrinya. "Entahlah sayang.Tapi aku yakin jika Lily memiliki masalah. Hanya saja dia tidak ingin mengatakannya. "Ucap Alona tersenyum kecil menatap ke arah luar jendela. "Mungkin paman Jack tahu." "Mungkin saja." Obrolan Alex dan Alona berlangsung cukup lama.Pasangan itu membicarakan tentang kehidupan mereka sebelum bertemu. Malam harinya.... Di sebuah rumah yang berada di sebuah pulau. Seorang wanita paruh baya tengah