"Aku sadar akan kesalahan ku nak.Tapi Aku berharap kamu bisa mengerti posisi ku saat itu.Di mana aku masih belum memiliki apa apa."Ucap tuan Jhon. "Sekarang anda memiliki segalanya tapi satu hal yang anda harus tahu.Aku hanya butuh sosok orang tua ku.Masalah uang,kita bisa mencarinya tapi apakah waktu bisa di putar kembali?Jawabannya tidak." Tuan Jhon terdiam mendengar ucapan dari sang putra. Apa yang di ucapkan putranya memang benar adanya tapi saat itu tuan Mahendra tidak ingin menyerahkan Louis kepadanya. "Masalah itu,sepertinya kamu sudah tahu jawabannya nak.Ayah tidak pernah ingin melepaskan mu tapi kamu tahu orang seperti aku tidak bisa berbuat apa-apa. "Tuan Jhon menundukkan pandangannya mengatakan hal itu. "Apa ibu masih hidup?"Louis bertanya kepada pria yang merupakan ayah kandungnya. "Sepertinya begitu." "Ibu masih hidup di suatu tempat dan orang yang melakukan semua itu adalah tuan Mahardika. "Ucap Louis menatap wajah ayahnya yang terlihat begitu menyedihkan
"Bukan kah aku terlihat begitu menyedihkan?"Alona tersenyum kecil menghampiri putranya yang sedang melihat ke arah dirinya. "Semua orang punya cerita masa lalu nona. " "Kamu benar sekali Lily.Semua orang tidak memiliki keberuntungan yang sama. " Kedua wanita itu tersenyum kecil dan mengingat kenangan di masa lalu mereka .Kedua wanita itu memiliki kenangan mereka sendiri.Lily juga tumbuh bersama dengan pengasuhnya. Dia juga tidak memiliki kenangan bersama dengan kedua orang tuanya.Bahkan bisa di bilang jika dirinya sama sekali tidak tahu menahu wajah orang tuanya. Nasibnya tidak beda jauh dengan Alona. "Mommy."Kelvin mengecup pipi wanita yang melahirkannya dan tersenyum di hadapanya.Bocah laki-laki itu menunjukkan senyuman termanisnya di hadapan sang Mommy. "Ada apa sayang?Mommy sangat senang melihat mu tumbuh besar. Mommy tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti mu nak.Mommy kekurangan kasih sayang dan bahkan aku tidak tahu bagaimana rasanya di sayang oleh orang tua
"Aku akan membelinya dengan harga 10 miliar." Penawaran dari seorang pria paruh baya membuat wanita di hadapannya membelalakkan mata dengan girang.Sementara itu, gadis yang ditawar kini hanya bisa menangis sesenggukan di tempatnya. Dia tidak bisa berkata apa-apa, karena bukan pilihannya untuk menjual diri."Berhentilah menangis seperti itu, Alona! Seharusnya kamu bersyukur karena ada pria yang membeli mu dengan harga yang begitu mahal."Gadis yang bernama Alona itu menatap marah ke arah Laura yang baru saja menjualnya pada seorang pria paruh baya itu.Dia sama sekali tidak tahu tempat apa yang sedang ia datangi dan tiba-tiba saja dia sudah dijual."Aku tidak mau melakukan ini! Kenapa kamu menjualku? Apa karena aku bukan anak kandungmu?!" Gadis itu masih menatap wajah Laura dengan penuh penderitaan."Berhentilah bertanya, Alona! Lagi pula, papamu saja tidak keberatan dengan semua ini. Ingat, kamu itu hanya beban bagi keluarga ini!" jawab ibu tirinya lagi yang membuat gadis itu membek
"Mah, kita kaya kembali! Uang ini begitu banyak!"Aghata berteriak kegirangan setelah melihat begitu banyak uang di hadapannya.Bagaimana tidak? Sepuluh miliar rupiah dalam bentuk tunai kini berada di depan mata mereka. Bahkan Laura juga tidak menyangka jika Alona akan dibeli dengan harga semahal itu."Siapa yang membeli Alona?"Mahardika bertanya kepada istrinya yang sedang sibuk dengan uang hasil menjual Alona."Papa khawatir? Tenang saja. Alona dibeli oleh seorang pria kaya kok. Kalau tidak, tidak mungkin dia mau membeli Alona dengan harga semahal itu. Bahkan dia membayar kita dengan tunai." Laura tidak bisa lagi menahan kebahagiaannya.Tuan Mahardika mengangguk sebelum melirik ke arah sekretarisnya."Uang itu akan kita pakai untuk menyelamatkan perusahaan. Bawa uang itu!"Laura dan putrinya tampak tidak begitu senang dengan keputusan itu, tetapi mereka juga tidak bisa membantah sehingga hanya bisa pasrah. Aghata mendekati Mamanya dengan wajah yang terlihat tidak bersemangat. Merek
"Mulai saat ini, Tuan Alex akan mengatur tugas pelayan untukmu."Mendengar itu, Alona yang tadinya sedih langsung mengubah air mukanya menjadi berseri."Kenapa kamu senang?" Louis menaikkan alisnya ke atas dengan heran setelah melihat sikap Alona."Itu artinya saya tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak wajar, Louis.” Jelas Alona yang langsung membuat Louis mengangguk.“Tapi, kenapa Tuan Mahendra harus membeliku dengan harga semahal itu jika hanya ingin mencari pelayan yang melayani Tuan Alex? Dengan begitu, dia hanya membuat ibu tiriku kaya." tanya Alona lagi."Kamu tidak keberatan menjadi seorang pelayan?" Louis merasa bahwa gadis di hadapannya cukup menarik."Tidak, Louis. Aku malah sangat bersyukur karena aku sama sekali tidak berminat untuk menjual diri."Di sisi lain, dari depan ruangannya, Alex menatap kesal ke arah Louis dan gadis yang baru dibeli ayahnya, karena baru kali ini dia melihat Louis begitu ramah dengan seorang wanita.Bersama-sama Louis dalam waktu lama membuat A
"Apa katamu?"Alex menatap tajam ke arah Alona yang langsung gemetar ketakutan.Dia sama sekali tidak menyadari bahwa ada CCTV di dalam kamar. Seandainya dia tahu, mungkin dia tidak akan berkata macam-macam seenaknya!Alona yang menunduk membuat Alex mendengus sinis. "Kenapa pria tua itu rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk membeli gadis bodoh?"Lagi-lagi, Alex melontarkan kata-kata yang menghina dirinya. Alona yang mendengar itu mulai merasa gerah dan mengepalkan tangannya erat.Alex yang menyadari kemarahan gadis itu hanya tersenyum kecil, tapi senyumnya begitu tipis hingga tidak ada yang menyadari hal itu.“Jack! Bawa dia!”Dari belakang Alex, pria paruh baya yang tadi membawa Alona muncul dan membawa Alona pergi.Alona baru tersadar begitu melihat meja besar yang dipenuhi banyak hidangan lezat. Hal itu semakin membuat perutnya keroncongan."Siapkan makananku. Itu tugasmu."Lagi-lagi, suara pria menyebalkan itu membuat Alona menggeram.Tadinya, dia sudah berharap akan diberi m
"Kenapa Nona bisa berada di tangan Tuan Mahendra?"Jack memulai obrolan untuk memecah keheningan di antara mereka."Ceritanya panjang, Paman." Alona menjawab singkat dengan senyum tipis."Sepertinya Nona memiliki kehidupan yang rumit.” respon Jack masih sembari berjalan. “Tuan Alex itu baik, tapi dia sangat tidak suka jika seseorang membantahnya atau tidak melakukan apa yang diperintahkan. Sebaiknya segera lakukan apa pun perintah Tuan sebelum dia lepas kendali seperti tadi." sambung Jack lagi.Mendengar itu, Alona hanya tersenyum formalitas tanpa berniat untuk menjawab.Dia sama sekali tidak melihat sisi baik Alex, karena baginya, pria itu hanyalah sosok yang kasar dan kejam.Keheningan kembali melingkupi mereka hingga kemudian Jack berhenti di depan sebuah pintu mahoni. "Ini adalah tempat pribadi Tuan Alex yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun, termasuk aku. Jadi, sebaiknya kamu menghindari ruangan ini.” kata Jack pelan sebelum memalingkan wajahnya ke ruangan sebelah. “Itu adal
"Apa yang kamu lakukan Alex?"Mahendra segera menghentikan putranya tapi Alex menepisnya. "Ayah tanya, apa yang kamu lakukan kepada gadis itu?"Mahendra meninggikan suaranya di depan putranya. "Bawa kembali gadis murahan ini.Aku tidak butuh gadis yang tidak tahu diri seperti dia.''Alex mendorong tubuh Alona dan keluar dari kamar itu begitu saja dengan perasaan murka. Pandangan Mahendra tertuju kepada gadis dengan kondisi yang memprihatinkan. Kemudian tatapannya beralih kepada Paman Jack yang berdiri di belakang mereka. "Tolong lepaskan saya tuan!"Alona menatap pria paruh baya yang membelinya dengan harapan yang sangat besar. "Bertahanlah!Kamu hanya perlu mengandung anaknya dan melahirkannya. Setelah itu kamu bebas melanjutkan hidupmu dengan orang yang kamu cintai."Ucap Mahendra kemudian meninggalkan Alona. Alona yang melihat kepergian tuan Mahendra hanya bisa menangis. Dia merasakan dunianya begitu hancur bertemu dengan pria itu. "Nona,Bersihkan dirimu. Dan kamu tahu k
"Bukan kah aku terlihat begitu menyedihkan?"Alona tersenyum kecil menghampiri putranya yang sedang melihat ke arah dirinya. "Semua orang punya cerita masa lalu nona. " "Kamu benar sekali Lily.Semua orang tidak memiliki keberuntungan yang sama. " Kedua wanita itu tersenyum kecil dan mengingat kenangan di masa lalu mereka .Kedua wanita itu memiliki kenangan mereka sendiri.Lily juga tumbuh bersama dengan pengasuhnya. Dia juga tidak memiliki kenangan bersama dengan kedua orang tuanya.Bahkan bisa di bilang jika dirinya sama sekali tidak tahu menahu wajah orang tuanya. Nasibnya tidak beda jauh dengan Alona. "Mommy."Kelvin mengecup pipi wanita yang melahirkannya dan tersenyum di hadapanya.Bocah laki-laki itu menunjukkan senyuman termanisnya di hadapan sang Mommy. "Ada apa sayang?Mommy sangat senang melihat mu tumbuh besar. Mommy tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti mu nak.Mommy kekurangan kasih sayang dan bahkan aku tidak tahu bagaimana rasanya di sayang oleh orang tua
"Aku sadar akan kesalahan ku nak.Tapi Aku berharap kamu bisa mengerti posisi ku saat itu.Di mana aku masih belum memiliki apa apa."Ucap tuan Jhon. "Sekarang anda memiliki segalanya tapi satu hal yang anda harus tahu.Aku hanya butuh sosok orang tua ku.Masalah uang,kita bisa mencarinya tapi apakah waktu bisa di putar kembali?Jawabannya tidak." Tuan Jhon terdiam mendengar ucapan dari sang putra. Apa yang di ucapkan putranya memang benar adanya tapi saat itu tuan Mahendra tidak ingin menyerahkan Louis kepadanya. "Masalah itu,sepertinya kamu sudah tahu jawabannya nak.Ayah tidak pernah ingin melepaskan mu tapi kamu tahu orang seperti aku tidak bisa berbuat apa-apa. "Tuan Jhon menundukkan pandangannya mengatakan hal itu. "Apa ibu masih hidup?"Louis bertanya kepada pria yang merupakan ayah kandungnya. "Sepertinya begitu." "Ibu masih hidup di suatu tempat dan orang yang melakukan semua itu adalah tuan Mahardika. "Ucap Louis menatap wajah ayahnya yang terlihat begitu menyedihkan
Obrolan mereka berdua terhenti oleh suara bunyi ponsel Louis. Louis berjalan ke arah meja di samping tempat tidurnya,di mana ponselnya berada. "Keraskan suaranya. "Perintah Alex yang sudah bisa menebak siapa yang menghubungi Alex. Louis mengangkat panggilan telepon yang sudah bisa ia tebak,Begitu ia mengangkat teleponnya. Louis sudah tahu siapa yang menelpon dirinya.Pria itu terlihat tidak bersemangat. "Temui aku di restoran. Aku akan mengirimkan alamatnya. "Ucap pria paruh baya itu di sebrang telepon,yang tidak lain adalah tuan Jhon. "Aku tidak bisa janji."Jawab Louis mengakhiri panggilan teleponnya. "Sepertinya dia begitu menginginkan mu."Ucap Alex tersenyum kecil. Alex sama sekali tidak mempermasalahkan jika Louis ingin menjalin hubungan baik dengan tuan Jhon. Dia bisa mengerti bagaimana rasanya tidak memiliki sosok orang tua. Alex tahu dengan baik bagaimana rasanya. Hal itulah yang membuat Alex tidak melarang Louis berhubungan dengan tuan Jhon meskipun mereka ada
"Kita ini saudara se ibu."Ucap Louis kembali. "Apa ucapan mu itu benar?"Alona masih tidak percaya dengan ucapan Louis. Wanita itu melerai pelukannya dan menatap wajah pria yang merupakan orang kepercayaan suaminya. Alona tidak ingin mereka mendapatkan masalah karena ia yakin jika suaminya tidak akan senang dengan hal ini. "Apa kamu tidak percaya dengan ucapan ku?Aku ini masih sadar Alona. Meskipun aku habis minum tapi pikiran ku masih jernih. "Ucap Louis menatap ke arah Alona yang menatap dirinya dengan tatapan kebingungan. "Jika kamu tidak percaya,kamu bisa bertanya kepada tuan Alex. Tuan Alex juga tahu semua hal itu. "Ucap Louis kembali. Alona menatap wajah pria yang mengaku sebagai saudaranya. Tidak banyak yang di katakan oleh Alona,wanita itu hanya menatap wajah Louis yang terlihat begitu menyedihkan. Entah apa yang terjadi tapi sepertinya Alona menyadari kesedihan pria di hadapannya itu. "Mungkin kamu tidak akan percaya dengan ucapan ku semudah itu tapi semua yang k
"Apa maksud dia ayah?"Aghata bertanya kepada ayahnya tapi tuan Mahardika tampaknya tidak senang ketika putrinya terlalu banyak ikut campur. "Masuk Aghata. " "Ayah.." "Ayah bilang masuk,Aghata. "Tuan Mahardika membentak putrinya. Aghata yang mendengar hal itu tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang di perintahkan oleh ayahnya. Gadis itu juga tidak berani menentang ayahnya. "Kenapa kamu meminta putri kesayangan mu masuk?Apa kamu tidak ingin dia tahu jika kamu adalah pria yang tidak berperasaan?"Louis kembali mendekat tapi dengan cepat tuan Mahardika menjauh. Tuan Mahardika tidak menyangka jika anak kecil yang dia buang dengan cepat dia berubah menjadi seseorang yang begitu menakutkan. "Kamu tahu,kenapa aku melakukan hal itu?Ibumu menipuku,aku kira aku membesarkan putraku tapi ternyata dia darah daging pria lain.Sebagai seorang pria tentu saja aku sakit hati di buat oleh ibumu.Seharusnya kamu bisa mengerti.Aku juga hancur,pria mana yang tidak akan sakit hati."Tu
Louis yang berada di dalam kamarnya,berjalan menuju ke balkon. Pria itu melihat ke arah Alex dan Alona. Tatapan pria itu terlihat begitu menyedihkan. Dia memiliki nasib yang sama dengan wanita yang tidak lain adalah saudara se ibunya. Louis meninggalkan kamar miliknya dan menuju ke suatu tempat. Ada hal yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. Louis meninggalkan mansion dan melajukan mobilnya ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan pria itu terlihat memikirkan sesuatu. Louis menatap sebuah rumah mewah yang saat ini berada di hadapannya. Pria itu menatap rumah mewah itu dengan tatapan sendu.Louis melajukan mobilnya memasuki pagar setelah mendapat izin dari sekurity,mendapatkan izin masuk sangat mudah bagi Louis. Semua orang tahu jika pria itu merupakan pria yang sangat berpengaruh. Tidak ada yang berani menyinggung dirinya. Setibanya di depan kediaman tuan Mahardika,kebetulan pria paruh baya itu sedang duduk di teras rumah. Tuan Mahardika sedikit terkejut ketika melihat mobil h
Louis menelan ludah ketika melihat anjing anjing peliharaan Alex.Anjing anjing ganas itu membuat Louis ketakutan. Dia tidak berani mendekat tapi Alex memberinya perintah yang tidak bisa ia bantah. "Buka!"Perintah Alex tapi Louis sama sekali tidak bergerak. Jika dia membuka pintu kandang anjing tersebut,itu sama jika dia ingin bunuh diri.Louis tidak akan melakukan hal itu. "Kamu tidak berani tapi kamu datang menemui tuan Jhon. Situasi sekarang tidak beda jauh ketika kamu bertemu dengan tuan Jhon.Kamu begitu ceroboh Louis. Kenapa kamu melakukan hal itu sendiri tanpa memberi tahu ku.Apa kamu masih saja tidak mempercayai mu?"Alex menatap ke arah Louis setelah mengatakan hal itu. "Maafkan aku tuan. "Louis menundukkan wajahnya dan meminta maaf kepada Alex. "Buka!"Lagi lagi Alex memberi perintah yang semakin membuat Louis ketakutan. "Maafkan aku tuan.Aku hanya penasaran. Aku begitu merindukan sosok orang tua ku." "Aku tidak menyalahkan mu.Tapi aku hanya ingin kamu memberi t
Louis masuk ke dalam apartemen miliknya,menuju ke ruangannya.Tanpa menunggu lama,Louis segera mencari tahu apa yang terjadi dan kebenaran yang dikatakan oleh tuan Jhon. Ke esokan paginya... Louis yang tidak bisa menunggu lagi,melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke mansion tuan Mahendra. Pria itu ingin bertanya secara langsung dengan kebenaran informasi tentang orang tuanya. Louis sudah mencari informasi tersebut dan hasilnya sama dengan apa yang di katakan oleh tuan Jhon. Tapi tetap saja pria itu ingin mendengar secara langsung dari mulut tuan Mahendra. Setibanya di depan mansion tuan Mahendra. Louis berdiam diri sejenak dan menatap ke arah mansion milik tuan Mahendra. Pria itu turun dari mobil ketika bibi Alice menyapa dirinya. Mau tidak mau Louis turun dari mobil dan menyapa wanita paruh baya yang selalu bersikap baik kepada dirinya. "Bibi,dimana tuan?" "Dia ada di ruangannya nak.Kamu ingin bertemu dengannya?" "Iya bibi.Temuilah tuan di ruangannya."
Louis terus menatap layar ponselnya dengan perasaan yang terlihat begitu bingung. Dia benar-benar di lema saat ini.Tapi ada sesuatu yang membuatnya begitu penasaran. Malam hari pukul 7 malam,Louis terus menatap layar ponselnya. Pria itu tengah di landa kebingungan saat ini. Louis berjalan menuju ke balkon kamarnya menatap sekeliling mansion. Pria itu memikirkan keputusan apa yang akan di ambil olehnya. Sementara itu di dalam ruang kerjanya,Alex tengah berdiri di depan jendela. Pemimpin Black Dragon itu juga tengah memikirkan sesuatu malam ini.Alex baru saja mendapatkan panggilan telepon dari anak buahnya. Entah apa yang di katakan oleh anak buahnya tapi sepertinya Alex kepikiran tentang hal itu. "Jangan bertindak gegabah Louis. ''Alex terlihat khawatir dengan tangan kanannya sekaligus sahabatnya itu. Alex terus berdiri sepanjang malam di depan jendela dengan tatapan yang tertuju kepada depan mansion.Tepat pukul 10 malam,Alex memjamkan matanya ketika melihat mobil Louis men