Beranda / Pernikahan / Dibalik Diamnya Istri Ternyata .... / Bab 57. Eksekusi Rencana Maut Bara

Share

Bab 57. Eksekusi Rencana Maut Bara

Penulis: Angsa Kecil
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nyonya Desi memanggil Anda, Nona Alya." Dipanggil Nona karena keluarga Bara belum mau mengakui Alya jadi Nyonya Bara. Termasuk semua bawahan Desi dan Yudha.

Saat Alya hampir masuk gerbang rumah Bara, sebuah mobil berhenti dan seseorang suruhan Desi maju.

Alya teringat notif itu. Dia memutuskan ikut dan masuk dalam permainan Desi. Pasti akan ada hal besar sampai memanggilnya ke rumah tanpa sepengetahuan Bara.

Saat tiba di rumah itu, alangkah tercengangnya Alya, seorang wanita yang kemarin bertemu suaminya duduk akrab dengan mertuanya.

'Dia juga ada di sini. Berarti Mas Bara juga akan datang nanti. Mertuaku sangat pintar mengatur siasat. Dia ingin aku langsung mundur. Ya, tentu saja. Lagi pula, Mas Bara juga sudah menyetujui permintaan mengganti istri. Lalu, buat apa aku merendahkan harga diri untuk tetap bertahan?' batin Alya.

Alya bahkan tidak dipersilahkan duduk. Wanita itu meremas ujung jilbab dengan terus mengatur laju nafasnya-Dia berdiri di depan dua wanita itu.

'Bismillah kuat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 58. Kabar Bara - Saat Alya Hampir Pergi

    Berita kecel4kaan langsung tersebar melalui media sosial. Ivan sudah berusaha agar identitas Bara tidak terekspos ke ranah publik, tapi tetap saja mereka bisa mengambil foto mobilnya. Untung saja, mobil itu bukan mobil yang biasa digunakan Bara untuk ke kantor.Akan tetapi, banyak pihak yang menduga siapa yang jadi korban kecelak4an itu. Meski hanya disebut bahwa korbannya seorang pengusaha muda.Tidak dengan keluarga Bara, Yudha dan Desi mengenali mobil itu. Mereka langsung panik. Beruntung Desi tidak kena serangan jantung.Sedang Alya? Dia tidak ON dalam media sosial. Wanita itu masih duduk termangu di balkon kamarnya. Dia malah sedang menguatkan hati untuk pergi begitu saja dari rumah itu, lalu kapan membuat pengajuan cerai kemudian.***Di sebuah rumah sakit. "Bagaimana kondisi Tuan saya, Dok?" Dokter itu mengangguk.Ivan membuang nafas lega. "Kalau begitu, kita lanjutkan sesuai rencana."Bara masih di ruang tindakan. Selang beberapa saat tubuhnya sudah dipasang banyak alat medi

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 59. Bara Cacat?

    "Mas, Mas, Mas Bara. Kamu sudah bangun mas?" Alya tersenyum haru. Dia mengusap air matanya dan beberapa kali mengecup kening suaminya.Pelan Bara membuka matanya, tapi tatapannya masih kosong. Dia melihat siapa saja yang ada di ruangan itu, lalu kembali memejamkan mata."Panggil dokter!" teriak Yudha.Desi lantas menarik Alya mundur. "Minggir! Bara tidak butuh kamu!" Alya hampir terjungkal kalau tidak ditahan Ivan. "Anda baik-baik saja, Nyonya?"Alya mengangguk. "Aku ingin melihat kondisi Mas Bara, Van. Jangan bawa aku keluar.""Saya tidak akan membawa keluar, tapi Anda harus berhati-hati menghadapi Nyonya Desi."Dokter datang dan sebentar memeriksa kondisi Bara.Alya meremas jari-jarinya dengan terus menatap wajah suaminya. Telinganya terus mendengar apa yang dijelaskan oleh dokter. Air mata itu terus mengalir tidak tega melihat kondisi itu.'Mas, kamu pasti bisa bertahan. Kamu masih berhutang banyak penjelasan padaku,' batin Alya.Posisi Alya masih terhalang oleh Desi dan Yudha un

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 60. Drama Elegan Bara Sukses

    "Sekarang giliran saya untuk ada di sisi Mas Bara."Salah satu jari-jari tangan Bara bergerak, tanpa sepengetahuan lainnya. "Huh!" Desi membuang muka.Tanpa menunggu jawaban 'ya' Alya cepat mendekat ke sisi brankar.Desi dan Yudha diam saja. Mereka memilih duduk di sofa sambil mengamati yang dilakukan Alya."Ma, apa dia akan bisa membuat Bara membuka mata seperti tadi?""Mama yakin tadi itu hanya kebetulan. Jadi sekarang pasti tidak akan ada reaksi apa pun. Kita lihat saja sebentar, setelah itu kita usir dia pakai cara apa pun!"Alya memegang tangan Bara yang terbalut perban, dia kecup pelan. Lalu mengusap kening suaminya dan memberi kecupan lembut. Kecupan itu dilanjutkan pada dua mata suaminya yang mengatup. Ada pergerakan halus di bibir Bara, sayang itu sangat halus."Mas, jangan lama-lama membuatku takut dan khawatir. Banyak yang harus kita bicarakan, terutama aku belum sempat menjawab yang kamu ucapkan. Apa kamu tidak ingin mendengar jawabanku?" Alya menatap sayu wajah suaminya

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 61. Teganya Bara Pada Alya

    "Sana pergi!" Bara mengangkat tangannya ingin memvkul Ivan.Sedang Ivan malah tersenyum lebar melihat tuannya itu. "Bos, tenang, Bos. Nanti Nyonya datang.""Diam, Kamu!" Bara melotot dengan senyum tipis.Pintu dibuka di tengah perdebatan gemas bos dan asisten itu."Mas Bara?" Alya mengernyit melihat posisi suaminya.Bara membelalak dengan hati gugup, takut. 'Mati aku!' batinnya."Bos!" Ivan langsung tanggap dan berteriak. Dia cepat memegang tangan dan tubuh Bara sambil pura-pura gusar."Akh!" Bara juga cepat berteriak. Alya melebarkan mata. Dia cepat mendekat. "Mas Bara, apa yang terjadi?"Bara mengedipkan mata cepat pada Ivan. "Nyonya, dari tadi Tuan memaksa untuk turun karena sedih dengan kondisi kakinya. Dia ingin mencoba berjalan, tapi saya cegah. Dia malah seperti ini. Saya jadi ikutan sedih." Ivan memasang wajah sedihnya. Tidak lupa dia menarik nafas dalam-dalam agar lebih meyakinkan.Bara langsung menyambung. "Sayang, kakiku- Aku mau turun. Aku nggak percaya kalau kakiku jadi

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 62. Bara Minta Dimandikan

    "Sayang, aku gerah banget. Mau mandi sekarang. Biar aku jalan sendiri saja."Alya melotot dengan wajah sedih. Sudah tahu kakinya bermasalah, tapi suaminya itu masih lupa-lupa ingat. "Mas, jangan lupa kalau kakimu masih harus ... istirahat." Nadanya melirih seolah tak tega mengingatkan kondisi kaki suami.Mata Bara melebar, hampir saja dia lupa kalau kakinya sedang tidak bisa digunakan dulu."Aku lupa, Sayang." Seketika wajah Bara sendu dan bersandar."Tidak apa, kamu memang masih butuh waktu, Mas.""Bagaimana kalau kamu yang memandikanku saja, Sayang. Sepertinya memang harus begitu." Bara menatap harap.Alya membolakan matanya. Jantungnya langsung berdetak kencang. "A-aku seka saja bagaimana? Yang penting tubuhmu segar." Bara tersenyum tipis, dalam hati dia memang sedang mengharap hal itu. "Aku tidak bisa menolak kali ini. Asal kamu tidak kerepotan, aku tidak tahan dengan tubuh kotor ini."Seka. Berarti menyentuh tubuh Bara. Meski telah jadi pasangan halal, tapi Alya masih canggung

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 63. Kejutan Persembahan Hati Bara

    Alya sedang menengadahkan tangan, bermunajat pada Rabb-nya. Dia memutuskan untuk salat dua rakaat dan berdoa memohon kebaikan. ***Di ruang rawat Bara."Membahas ulang pernikahan? Apa maksud Anda, Tuan Bagas?" Desi menatap suaminya sebentar dengan wajah gelisah. "Aku akan tetap menikah dengan Bara kalau kondisinya seperti kemarin. Pernikahan direncanakan saat Bara baik-baik saja, jadi karena seperti ini, aku ingin kita membahas ulang siapa pernikahan." Clara sekarang tersenyum setelah mengucap kalimat itu. Akhirnya dia tidak usah basa-basi lagi."Tapi, Clara. Apa alasan ingin membahas ulang. Dan apa yang akan dibahas lagi? Kalau soal persiapan pernikahan mendadak, Tante sangat siap mengaturnya. Dan kalau soal kondisi Bara, dia akan membaik sebentar lagi." "Yang dikatakan istriku benar, Bara akan pulih seperti semula. Jangan karena hal kecil seperti ini, pernikahan kalian jadi berantakan." Yudha merapat pada istrinya dan memberi dua temukan di bahu Desi untuk menguatkan hati. Bagas

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 64. Kotak Tanpa Cincin

    "Bagaimana, apa aku sudah terlihat tampan?" Bara telah berbalut setelan jas putih. Bahkan aroma maskulin begitu menyeruak.Bara mandi lebih lama dari biasanya. Pria itu juga menghabiskan waktu sangat lama untuk mempersiapkan penampilan terbaiknya."Van, Aku tampan atau sangat tampan? Apa istriku akan menyukai penampilanku ini?" Bara tersenyum lebar. Dia merentang tangan sambil memutar.Ivan mengangguk dengan mengangkat dua jempolnya. "Perfect, Tuan. Hanya saja kali ini Anda akan tampil bagaimana? Berdiri atau duduk di kursi roda?"Bara mondar-mandir di ruangan rawatnya. "Masih ada satu step lagi. Papa dan Mama masih belum puas jika belum menghadirkan beberapa wanita padaku. Jadi kali ini terpaksa masih harus duduk di kursi roda.""Sependapat, Tuan. Lagi pula akan lebih tampak manis dan menjiwai jika pernyataan Anda ditampilkan di atas kursi roda. Ya, sekalian menguji ketulusan nyonya.""Tanpa diuji pun Alya-ku sudah tulus sejak awal. Hanya saja aku belum buat bermanja-meja sama dia."

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 65. Isi Kotak dan Isi Hati Bara

    "Mas, ini?" Alya berdiri dengan wajah sendu dan rasa dilema. Dia tidak tahu harus membuat ekspresi bagaimana pada suaminya.Wanita itu masih melihat isi kotak bludru yang ternyata kosong. Apa artinya Bara sebenarnya tidak punya perasaan apa-apa pada Alya? Kotak kosong itu sebuah simbolis pernyataan perasaan kosongnya? Alya merangkai praduga soal perasaan suaminya.Bara melipat bibir saat melihat ekspresi istrinya. Dia sedang menahan senyum. "Bagaimana, Sayang apa kamu suka dengan pemberianku?"Alya menyodorkan kotak kosong yang dibukanya. "Sebuah perasaan kosong maksudmu, Mas?"Bara melihat kotak itu. "Apa kotaknya kosong?" Dia berlagak kaget dan menatap jeli.Alya jadi bingung sendiri. Apa isinya hilang atau tertinggal di suatu tempat? pikirnya. "Maksudnya harusnya kotak ini ada isinya begitu? Tapi mana?" Bara lantas menarik tangan istrinya dan memegangnya lembut. Tangan itu lalu diletakkan di dadanya. "Isinya ada di dalam sini. Aku hanya bingung bagaimana cara meletakkannya dalam

Bab terbaru

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 91. Dua Pria untuk Satu Wanita

    "Kamu datang juga." Bara berdiri dengan senyum miring. Tatapannya tajam menghujam Ardi yang masih berdiri di ambang pintu."Saya nggak punya pilihan, Tuan Bara. Julia takkan membiarkanku hidup tenang kalau aku menolak." Ardi melangkah masuk, menutup pintu perlahan.Bara dan Ardi duduk berseberangan. Ada tiga orang di sana, Ivan datang mendampingi atasan."Julia." Bara menyebut nama itu dengan nada sinis. Seperti yang dia duga. "Apa lagi rencananya?"Ardi tersenyum tipis menatap Bara. "Dia ingin saya menghancurkan rumah tangga Anda."Mata Bara langsung memicing tajam. Dia menyeringai. "Lalu, kamu mau? Memangnya sudah lupa siapa aku? Selama ini aku membiarkanmu hidup tenang, karena kamu tidak muncul di depan istriku. Tapi sekarang, jangan harap kamu akan bisa melihat masa depan."Ardi menghela nafas. "Ibu mengambil uang dari Julia. Cukup banyak. Saat mereka datang, saya sudah langsung menolak. Tapi semua terjadi diluar kehendak saya. Jika saya tidak tunduk, dia akan menyeret kami ke pen

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 90. Curhat dengan Mantan

    "Istriku kehilangan kebahagiaan dan lupa siapa dirinya karena kecelakaan hebat saat kami pulang dari rumah sakit pasca istriku melahirkan. Kami juga kehilangan bayi yang tampan. Namanya Zayn. Zayn ...." Benny tersenyum miris, sorot matanya ada luka yang sulit terobati.Pria itu belum pernah menceritakan kisah ini pada siapa pun. Tapi karena Bara memegang kartu As istrinya, dia harus bernegosiasi. Entah pakai cara apa pun.Bara diam, menahan emosi yang perlahan surut. Kata-kata Benny menembus pertahanannya. Dia juga punya istri yang sedang mulai bangkit dari keterpurukannya."Istriku tidak kuat menghadapi kenyataan. Dia tidak siap kehilangan." Benny melanjutkan. Suaranya lebih pelan. "Dia histeris setiap hari. Mencari anaknya, memanggil nama bayinya. Bayi itu anak pertama yang telah kami tunggu selama 5 tahun. Dia menangis tanpa henti, hingga aku tidak tega melihatnya. Hidupnya hancur dan aku tidak bisa hanya menyaksikan.""Lalu?" Bara menegakkan tubuhnya. Meski penasaran, wajahnya tet

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 89. Botol Obat

    "Mas, kamu menyuruhku bertemu dengan Mas Ardi di restoran? Jangan bercanda. Aku nggak mau." Alya melipat tangan di depan dada, raut wajahnya jelas penolakan."Sebenarnya aku kurang suka kamu menyebut pria itu 'Mas' bisakah kamu memanggil dengan sebutan lain?" Bara mengurai lipatan tangan istrinya, dan memegang dua tangan itu. Wajahnya menatap cemburu tak terima."Kayaknya sulit, Mas. Lagian aku panggil Mas bukan cuma sama Mas Ardi. Sama turir juga aku panggil Mas. Jangan berlebihan. Kita kembali ke pembahasan awal. Aku nggak mau ketemu dia.""Kamu nggak akan bertemu sama dia, Sayang. Kamu lihat saja nanti. Ikuti saja apa yang aku katakan.""Tapi jangan aneh-aneh, Mas." "Nggak akan."Bara mengeluarkan ponselnya, mengetik pesan cepat untuk Ardi.[Besok, jam 8 malam, Eleven Night Restaurant, private room.]Balasan dari Ardi datang hanya beberapa detik kemudian. [Dengan senang hati.]Alya memperhatikan suaminya. Terlihat tenang, tapi gerak-geriknya mengundang tanya. "Mas, jujur saja. Ada

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 88. Istri Gila Benny

    "Nona Julia, Anda pasti akan suka dengan kabar ini. Alya menerima kedatanganku dan sudah tidak membahas soal kesalahan masa lalu. Kami bahkan bertukar nomor telepon." Ardi berdiri menatap Julia dengan senyum tipis, tapi tatapan tajam."Duduk!" Julia memainkan gelas berkakinya.Ardi memilih kursi di depan Julia. Tidak seperti yang lain menunduk di hadapannya, Ardi duduk dengan punggung tegak, ekspresi datar tenang."Bara adalah teman masa kecilku. Aku juga sangat dekat dengan keluarganya. Orang tua Bara sering mengeluh padaku tentang bagaimana anak mereka berubah menjadi durhaka sejak Alya datang. Kamu pasti paham. Mantan istrimu tidak pantas jadi istri seorang Bara."Ardi mendengarkan tanpa banyak reaksi. Hanya mengangguk pelan, mengiyakan apa yang dikatakan Julia."Lantas kenapa dulu merestui hubungan mereka?"Julia malah tertawa. "Karena pengaruh Alya yang begitu kuat, Bara bahkan sampai hampir kehilangan nyawanya. Orang tua mana yang sanggup melihat anaknya sekarat hanya demi seora

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 87. Tawaran Barter

    [Saya ingin bertemu dengan istri Anda atau Anda, Tuan Bara. Kapan dan di mana, saya yang menentukan. Ardi.] Mendapat pesan seperti itu, darah Bara mendidih. Tak sabar menanti besok atau lusa lagi, pria itu langsung menekan kontak Ardi dan .... Tersambung. Dan langsung diangkat Ardi. "Berani sekali kamu mengirim pesan seperti itu padaku! Memangnya siapa kamu, ha?!" sentak Bara, tepat setelah tersambung. "Saya? Bisa jadi saya yang akan menyelamatkan Alya saat ini, Tuan." Ardi terdengar tertawa kecil. Hingga Bara semakin marah. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari Alya sekarang?Aku tahu trik murahan seorang mantan sepertimu. Kamu datang berlagak peduli." Ardi kembali tertawa kecil, seakan puas pada sesuatu hal pada Bara. "Tuan Bara, lebih baik kita bertemu langsung. Bicara dengan kepala dingin. Tidak perlu emosi di telepon seperti ini." "Ok, besok kita akan bertemu. Dan aku pastikan kamu akan terima akibatnya setelah berani muncul di depan istriku!" Bara langsung memutus

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 86. Sebenarnya Apa Maunya?

    "Aku terpaksa harus keluar kota beberapa hari, padahal ada yang harus segera kuselesaikan. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sebentar, Sayang?" Bara memeluk erat istrinya. Sungguh dia berat untuk meninggalkan Alya, tapi mau bagaimana lagi. Alya membalas pelukan itu dan mengangguk pelan. "Jangan lupa selalu kabari aku. Aku akan baik-baik saja kalau kamu juga baik-baik saja, Mas." Bara mengusap rambut pelan, dan menghirup aroma istrinya. "Aku pastikan mama nggak akan datang ke rumah selama aku pergi. Percayalah, aku akan selalu melindungimu. Tapi kalau sampai ada sesuatu yang membuatmu nggak nyaman, jangan menunda waktu langsung hubungi aku. Jangan buat aku cemas dan merasa bersalah karena kamu sedih dan terlambat datang." "Pasti. Aku pasti akan mengadukan padamu apa yang terjadi nanti." Alya melepas pelan pelukan itu. Lalu, dia tersenyum tipis, merasa tenang dengan jaminan suaminya. Bara bergegas meninggalkan rumah. ---- Keesokan harinya, di depan rumah mewah itu, seorang

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 85. Ardi dan Tugasnya

    "Kalau kamu tetap mau Alya di sini, jangan sampai orang tuamu menyakitinya. Kemarin ayah dan ibu melihat sendiri apa yang mereka lakukan pada anak kami. Sungguh kami tidak ridho. Kamu menikahi Alya bukan untuk direndahkan. Kalau seperti itu, ayah bisa saja membawa Alya darimu." Ayah Alya menatap tajam Bara, seolah menguliti niat di balik keteguhan menantunya.Bara merunduk sedikit, tangannya mengepal di atas lutut. "Aku minta maaf atas keteledoran itu, Yah. Sungguh tidak menyangka mama akan bertindak sejauh itu. Ini salahku dan menyesalkan sampai Alya harus menerima perlakuan tidak layak."Ibu Alya menghela nafas panjang, matanya sembab dan bengkak karena semalam banjir air mata. "Kami tahu kamu suaminya, Bara. Berhak menentukan di mana istrinya berada dan harus bagaimana. Tapi hati seorang ibu ini tidak bisa tenang setelah melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Alya sudah kehilangan anaknya. Malah dihina seperti itu."Alya menyentuh lengan ibunya. "Bu, percaya sama Mas Bara. Dia n

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 84. Sekoper Uang

    Flash back saat Bara ada di panti asuhan."Tuan, ternyata bukan panti asuhan yang ini." Ivan menjelaskan setelah mendapat pesan dari bawahannya.Bara menggeram, tangannya mengepal hingga kukunya memutih. "Lantas, di mana anakku?"Baru saja mereka tiba di panti asuhan terdekat sesuai informasi awal. Mobil bahkan belum sempat berhenti sempurna ketika kabar baru datang. Tawanan pria yang sempat mereka bawa ternyata memberi informasi lain sebelum kehilangan kesadaran."Sebelum dia pingsan, dia menyebutkan lokasi lain," lanjut Ivan dan menunggu arahan lebih lanjut."Cepat ke sana sekarang. Tidak ada waktu untuk menunggu!" Bara menghentakkan punggungnya ke sandaran kursi, rahangnya mengeras. Dia dibuat frustrasi.Mobil melaju sangat cepat di bawah arahan sopir. Bara menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Dia melihat bayangan istrinya yang menangis di kuburan. Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, mereka tiba di panti asuhan kedua."Ini panti asuhannya, Tuan."Begitu memastikan a

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 83. Siapa yang Berani Menyakiti Istriku?

    "Maksud Mama apa aku nggak bisa ketemu sama mas Bara lagi?" Alya berdiri gelisah, matanya tajam menatap Desi yang bersikap seolah tak punya rasa bersalah.Desi tersenyum culas. Tidak menjawab, malah melambaikan tangan pada dua pria berjas hitam yang berdiri di sudut ruangan. Dengan langkah cepat, mereka maju ke arah Alya."Apa ini, Mama? Jangan main-main!" Alya mundur, tubuhnya gemetar saat kedua pria itu mulai memegang lengannya. Dia berusaha berontak."Ikut saja. Kamu tidak punya pilihan lain kalau masih mau jadi menantuku." Desi terkekeh."Hey, Alya. Kamu itu harus didaur ulang biar layak pakai layak pajang. Kamu tahu sampah, kan? Nah harus masuk ke pabrik dulu biar jadi barang berguna." Julia tertawa kecil dengan menutup mulutnya.Alya menatap tajam Julia sambil terus memberontak, berusaha melepaskan diri dari genggaman mereka. "Mas Bara pasti akan marah dengan tindakan ini, Ma. Dia nggak akan tinggal diam.""Marah? Siapa yang peduli? Bara harus tahu apa yang terbaik untuknya. Di

DMCA.com Protection Status