Share

Bab 22. Tiara ke Rumah Alya

Penulis: Angsa Kecil
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kepedihan telah membangkitkan jiwa lemah istri tersakiti. Puing-puing rasa yang hancur berserak tak mau lagi menyatukan. Biarlah, patah dan hancur saja. Cermin retak saja tak bisa pulih seperti semula, apalagi hati terluka.

Di depan Alya kini ada seorang wanita dengan tampilan glamor menyunggingkan senyum remeh padanya. Dia menyapa dan menyebut Alya. "Hay, maduku?" Ya, dia Tiara, wanita yang telah melahirkan anak suami Alya.

Alya tercengang, d4danya bergemuruh hingga bergetar hebat. Tangannya mengepal dengan gigi mengerat kuat agak gejolak rasa di dadanya tak meluap.

Di sudut ruangan itu Mbok Sari dan Pak Karto sengaja mendekat untuk bersiaga jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Tiara mengayun satu langkah ke arah Alya.

"Kenapa masih diam saja? Apa tidak paham dengan sapaanku tadi? Maduku! Kamu adalah madu yang amat pait dalam hubunganku dengan Ardi. Oh ya, perkenalkan juga, aku wanita yang melahirkan Daffa. Bagaimana rasanya merawat anak dari wanita lain suamimu? Pasti san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 23. Seni Kebohongan Ardi

    Begitulah kalau bicara dengan orang egois. Jerit hati kita tak akan pernah bisa menembus keras hatinya. Percuma! Lebih baik diam atau melawan dengan cara pintar. Karena kesabaran istri tersakiti itu tak mungkin seperti menunggu bak tetesan air melubangi batu keras."Kalian berdua dengarkan aku baik-baik. Ayah dan ibuku yang baru kembali dari sini langsung mengabarkan pada dua keluarga besar soal ... Kehamilan rahasia Alya dan baru saja melahirkan. Lantas mereka berbondong-bondong datang kemari ingin melihat anak itu. Jadi, kalian harus bermain peran dengan baik. Urusan lain kita bicarakan setelah ini!" Ego Ardi terlalu tinggi. Selama ini Alya tak bisa melihat jelas karena tertutup sikap lembut pria itu.Alya menatap heran Ardi dengan dua alis terangkat. Dia menggeleng kecewa, ternyata seperti ini suaminya selama ini. Dia mengatur sekenario serta peran apik hingga banyak yang tertipu daya. "Mas, apa kamu nggak lelah membuat kebohongan lapis demi lapis. Apa kamu sama sekali nggak memiki

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 24. Sabar itu Bukan Bodoh

    Kesabaran Alya tidaklah setipis tissue. Tissue tipis masih mampu menyerap air matanya. Wanita itu tidak ingin dirinya diperlakukan seenaknya hati oleh pria yang sama sekali tak pernah menjaga amanah rasa tulusnya. Sabar itu bukan Bod0h.Dilema memang, tapi jujur dan meneruskan kebohongan sama-sama akan terasa sakit bagi dua keluarga besar itu.Tiara berdiri di antara tatapan penuh tanya. Wanita itu sengaja memakai dress elegan dan heels. Wajahnya dia poles secantik mungkin. Bahkan pose berdirinya pun bak seorang model. 'Saatnya tampil,' batinnya.Ardi sudah panas dingin. Dia gelisah dengan terus melirik respon ayahnya pada kedatangan Tiara. 'Aku harus melakukan sesuatu. Jangan sampai ayah murka. Bisa gawat nanti,' batinnya.Sedang Alya mengedar pandangan pada pasang-pasang mata yang menyorot Tiara. Dia meremas tangannya yang berkeringat di atas pangkuan. 'Apa yang akan direncanakan Tiara, trik apa yang akan digunakan untuk mencari pengakuan pada status dirinya?' batinnya."Siapa kamu,

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 25. Aku Mau Ditalak Sekarang Juga

    Selingkuh itu pilihan. Setia itu buah rasa cinta yang tulus.Seni kebohongan Ardi yang dibuat dari lapisan sikap lembut, kata-kata rayuan, dan alasan klasik telah retak. Bangkai yang dia sembunyikan mulai menyeruak baunya.Alya menghela nafas dalam. Dia masih ingin diam menyimak apa yang akan dilakukan Tiara lagi dan bagaimana respon Ardi.'Tiara! Kamu sungguh!' batin Ardi memekik geram.Tiara, wanita itu tak mau lagi mendapat posisi di belakang terlalu lama. Dia ingin segera mendapat pengakuan sebagai nyonya besar di rumah itu."Maaf, biarkan Daffa sama saya dulu, Yah." Tiara mengambil Daffa dari pangkuan ayah Ardi.Hadi masih menahan Daffa, dia menoleh pada Alya. "Alya, anakmu!'Akan tetapi, Alya malah menunduk hingga membuat jantung ayah Ardi berdetak kencang. "Maaf, ayah. Biar Mas Ardi yang menjelaskan."Tangan Ardi mengepal kuat dengan nafas menderu. Tatapannya taj4m pada aksi Tiara yang sangat nekat dan diamnya Alya.Satu hal besar yang membuat semua yang ada di sana tercengang,

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 26. Talak-Alya Memilih Menghargai Dirinya

    Alya berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan lara hati itu menghancurkan hidupnya. Meski harus tertatih melewati lorong gelap, atau harus merambat dari lubang kelam, dia tak mau terpaku dan terbelenggu pada rasa yang tak pantas diperjuangkan.Perceraian-Bukan karena kita gagal dalam bertahan atau mempertahankan pernikahan, melainkan memilih menghargai diri sendiri. Alya hanya belajar mencintai dirinya sendiri.Jangan sampai bunga yang seharusnya sedang mekar malah layu diterpa badai. Alya ingin belajar untuk menemukan kebahagiaan dengan memulai lembaran baru."Apa yang kamu katakan, Alya? Jangan bercanda! Ayah tidak rela kehilanganmu sebagai menantu!" Hadi menggeleng menatap sendu pada Alya.Ardi menatap nanar wajah ayahnya yang tampak sangat kecewa. Dia mengusap wajahnya kasar. "Haish, kenapa bisa jadi begini?" gumamnya.Tiara mendengar itu. "Memang seharusnya jadi seperti ini," bisiknya.Ayah Alya berdiri di sisi anaknya menghadap Hadi. "Anakku tidak sedang bercanda. Ya

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 27. Magnet Rasa Alya

    Masih di kediaman orang tua Bara. Sengaja dia datang pagi-pagi karena mengindari ibunya datang dan marah-marah di kantornya."Wanita itu ada yang model buntelan ada yang model polosan. Jadi aku tanya dia model yang mana?" Bara menatap dua orang tuanya."Buntalan apa? Kamu itu CEO, sejak kapan punya kosa kata semacam itu? Aneh saja!" Yudha terkekeh geli."Buntelan bagaimana, Bara? Devita itu wanita terpelajar lulusan universitas luar negeri. Dia juga telah membantu papanya di memegang perusahaan cabang. Penampilannya elegan dan sangat cerdas. Kamu tidak akan kecewa," ucap ibu Bara menggebu."Oh, polos," gumam Bara."Bara, jangan bercanda. Kamu CEO baru dan akan jadi penerus papa. Mulai sekarang pikiranmu hanya boleh mengarah untuk masa depan perusahaan dan keluarga. Termasuk memilih istri. Tidak bisa kamu seenaknya sendiri," ucap Yudha."Papamu benar, Bara. Berhenti bermain-main dengan wanita sembarangan di luar sana!"Bara merapikan jasnya sambil berdiri. "Meeting keluarga pagi ini se

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 28. Penampilan Baru Wanita Tersakiti

    "Kalau sampai wanita itu tahu aku ada di sini, maka kamu harus bertanggung jawab! Lepas jas dan name tag!" Bara memekik geram. Dia mengendur dasinya. Pendingin di mobil itu tak mampu meredam rasa hati yang panas dingin.Ivan menelan salivanya berat. Dia mulai memikirkan sesuatu. "Bagaimana kalau kita langsung tancap gas saja, Tuan?"Bara mengedipkan mata beberapa kali. "Kenapa baru memikirkan ide itu sekarang?"Ivan menghembuskan nafas sambil menyalakan mobil.Alya berjarak sangat dekat. Dia terus mengarah pada mobil sisi belakang dan menyerong ke arah belakangnya lagi."Cepat!" ucap Bara.Mobil menyala dan langsung melaju pelan.Sedang Alya tak ada respon saat mobil itu melaju. Ternyata dia ingin ke warung makan depan yang tadi tertutup mobil.Dalam lajuan mobil yang semakin menjauh dari Alya."Van, apa kamu tadi tidak bisa lihat kalau di sebelah mobil kita itu warung makan?" Bara masih menoleh ke belakang menatap Alya hingga wanita itu masuk warung."Maaf, Tuan, saya juga tidak tahu

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 29. Pesona Mantan Istri

    Dulu, Alya hanya memakai gamis kedodoran dan sering hanya jilbab instan saja, tapi sebenarnya sudah tampak cantik. Hanya saja masih akan terlihat kampungan. Sekarang, Alya memakai dress panjang elegan dengan jilbab pasmina yang dibuat gaya elegan tapi sopan. Ditambah polesan make up natural itu, bisa jadi orang salah sangka kalau Alya itu seorang selebgram atau model muslimah. Karena pancaran aura pesonanya begitu kuat.Bara tertegun melihat Alya. Baru beberapa Minggu tidak bertemu wanita itu telah berubah sangat jauh. Mata elang itu belum berpaling dari sosok Alya. Menelisik hingga ada desiran rasa asing.Alya menatap heran Bara. 'Kenapa dia melihatku seperti itu? Apa ada yang salah atau lupa lupa ingat?' batinnya.Sedang dari arah dalam, Ardi menatap dengan mata lebar. Dia menggeleng beberapa kali seolah ingin menyadarkan diri jika yang dilihatnya itu bukan Mantan istrinya."Alya?" Ardi telah mendekat."Mas Ardi," cicit Alya terkesiap. Dia masih sedikit gugup bertemu dengan mantan s

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 30. Nestapa Janda

    Fitnah mulai tertebar. Penampilan sederhana salah, cantik salah juga. Padahal Alya sudah memakai mode pelit senyum dengan laki-laki selama di sana. Dia juga tidak membiarkan laki-laki masuk begitu saja. Jika ada laki-laki datang, Alya selalu bicara di teras rumah. Meski itu untuk memesan baju."Ada yang bisa aku bantu ibu-ibu?" Alya belum paham apa maksud mereka menghadang, tapi dari raut wajah saja telah jelas jika mereka telah meradang.Beberapa Minggu ini, memang banyak laki-laki yang ramah pada Alya. Hanya saja tidak ditanggapi lebih panjang. Para laki-laki itu kadang datang untuk menanyakan soal pakaian. Tidak sedikit yang memesan pakaian. Tak hanya sampai di sana, saat Alya ke warung depan saja langsung banyak laki-laki yang ingin mendekat.Rumor janda pastinya tersebar dari pemilik rumah itu karena sejak awal menanyakan status Alya."Udah jadi janda berapa bulan kamu? Udah gatel, terus godain laki orang." Satu wanita bergincu merah menatap nyalang Alya.Alya membeliak. "Ehm, Bu

Bab terbaru

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 91. Dua Pria untuk Satu Wanita

    "Kamu datang juga." Bara berdiri dengan senyum miring. Tatapannya tajam menghujam Ardi yang masih berdiri di ambang pintu."Saya nggak punya pilihan, Tuan Bara. Julia takkan membiarkanku hidup tenang kalau aku menolak." Ardi melangkah masuk, menutup pintu perlahan.Bara dan Ardi duduk berseberangan. Ada tiga orang di sana, Ivan datang mendampingi atasan."Julia." Bara menyebut nama itu dengan nada sinis. Seperti yang dia duga. "Apa lagi rencananya?"Ardi tersenyum tipis menatap Bara. "Dia ingin saya menghancurkan rumah tangga Anda."Mata Bara langsung memicing tajam. Dia menyeringai. "Lalu, kamu mau? Memangnya sudah lupa siapa aku? Selama ini aku membiarkanmu hidup tenang, karena kamu tidak muncul di depan istriku. Tapi sekarang, jangan harap kamu akan bisa melihat masa depan."Ardi menghela nafas. "Ibu mengambil uang dari Julia. Cukup banyak. Saat mereka datang, saya sudah langsung menolak. Tapi semua terjadi diluar kehendak saya. Jika saya tidak tunduk, dia akan menyeret kami ke pen

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 90. Curhat dengan Mantan

    "Istriku kehilangan kebahagiaan dan lupa siapa dirinya karena kecelakaan hebat saat kami pulang dari rumah sakit pasca istriku melahirkan. Kami juga kehilangan bayi yang tampan. Namanya Zayn. Zayn ...." Benny tersenyum miris, sorot matanya ada luka yang sulit terobati.Pria itu belum pernah menceritakan kisah ini pada siapa pun. Tapi karena Bara memegang kartu As istrinya, dia harus bernegosiasi. Entah pakai cara apa pun.Bara diam, menahan emosi yang perlahan surut. Kata-kata Benny menembus pertahanannya. Dia juga punya istri yang sedang mulai bangkit dari keterpurukannya."Istriku tidak kuat menghadapi kenyataan. Dia tidak siap kehilangan." Benny melanjutkan. Suaranya lebih pelan. "Dia histeris setiap hari. Mencari anaknya, memanggil nama bayinya. Bayi itu anak pertama yang telah kami tunggu selama 5 tahun. Dia menangis tanpa henti, hingga aku tidak tega melihatnya. Hidupnya hancur dan aku tidak bisa hanya menyaksikan.""Lalu?" Bara menegakkan tubuhnya. Meski penasaran, wajahnya tet

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 89. Botol Obat

    "Mas, kamu menyuruhku bertemu dengan Mas Ardi di restoran? Jangan bercanda. Aku nggak mau." Alya melipat tangan di depan dada, raut wajahnya jelas penolakan."Sebenarnya aku kurang suka kamu menyebut pria itu 'Mas' bisakah kamu memanggil dengan sebutan lain?" Bara mengurai lipatan tangan istrinya, dan memegang dua tangan itu. Wajahnya menatap cemburu tak terima."Kayaknya sulit, Mas. Lagian aku panggil Mas bukan cuma sama Mas Ardi. Sama turir juga aku panggil Mas. Jangan berlebihan. Kita kembali ke pembahasan awal. Aku nggak mau ketemu dia.""Kamu nggak akan bertemu sama dia, Sayang. Kamu lihat saja nanti. Ikuti saja apa yang aku katakan.""Tapi jangan aneh-aneh, Mas." "Nggak akan."Bara mengeluarkan ponselnya, mengetik pesan cepat untuk Ardi.[Besok, jam 8 malam, Eleven Night Restaurant, private room.]Balasan dari Ardi datang hanya beberapa detik kemudian. [Dengan senang hati.]Alya memperhatikan suaminya. Terlihat tenang, tapi gerak-geriknya mengundang tanya. "Mas, jujur saja. Ada

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 88. Istri Gila Benny

    "Nona Julia, Anda pasti akan suka dengan kabar ini. Alya menerima kedatanganku dan sudah tidak membahas soal kesalahan masa lalu. Kami bahkan bertukar nomor telepon." Ardi berdiri menatap Julia dengan senyum tipis, tapi tatapan tajam."Duduk!" Julia memainkan gelas berkakinya.Ardi memilih kursi di depan Julia. Tidak seperti yang lain menunduk di hadapannya, Ardi duduk dengan punggung tegak, ekspresi datar tenang."Bara adalah teman masa kecilku. Aku juga sangat dekat dengan keluarganya. Orang tua Bara sering mengeluh padaku tentang bagaimana anak mereka berubah menjadi durhaka sejak Alya datang. Kamu pasti paham. Mantan istrimu tidak pantas jadi istri seorang Bara."Ardi mendengarkan tanpa banyak reaksi. Hanya mengangguk pelan, mengiyakan apa yang dikatakan Julia."Lantas kenapa dulu merestui hubungan mereka?"Julia malah tertawa. "Karena pengaruh Alya yang begitu kuat, Bara bahkan sampai hampir kehilangan nyawanya. Orang tua mana yang sanggup melihat anaknya sekarat hanya demi seora

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 87. Tawaran Barter

    [Saya ingin bertemu dengan istri Anda atau Anda, Tuan Bara. Kapan dan di mana, saya yang menentukan. Ardi.] Mendapat pesan seperti itu, darah Bara mendidih. Tak sabar menanti besok atau lusa lagi, pria itu langsung menekan kontak Ardi dan .... Tersambung. Dan langsung diangkat Ardi. "Berani sekali kamu mengirim pesan seperti itu padaku! Memangnya siapa kamu, ha?!" sentak Bara, tepat setelah tersambung. "Saya? Bisa jadi saya yang akan menyelamatkan Alya saat ini, Tuan." Ardi terdengar tertawa kecil. Hingga Bara semakin marah. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari Alya sekarang?Aku tahu trik murahan seorang mantan sepertimu. Kamu datang berlagak peduli." Ardi kembali tertawa kecil, seakan puas pada sesuatu hal pada Bara. "Tuan Bara, lebih baik kita bertemu langsung. Bicara dengan kepala dingin. Tidak perlu emosi di telepon seperti ini." "Ok, besok kita akan bertemu. Dan aku pastikan kamu akan terima akibatnya setelah berani muncul di depan istriku!" Bara langsung memutus

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 86. Sebenarnya Apa Maunya?

    "Aku terpaksa harus keluar kota beberapa hari, padahal ada yang harus segera kuselesaikan. Kamu nggak apa-apa kan aku tinggal sebentar, Sayang?" Bara memeluk erat istrinya. Sungguh dia berat untuk meninggalkan Alya, tapi mau bagaimana lagi. Alya membalas pelukan itu dan mengangguk pelan. "Jangan lupa selalu kabari aku. Aku akan baik-baik saja kalau kamu juga baik-baik saja, Mas." Bara mengusap rambut pelan, dan menghirup aroma istrinya. "Aku pastikan mama nggak akan datang ke rumah selama aku pergi. Percayalah, aku akan selalu melindungimu. Tapi kalau sampai ada sesuatu yang membuatmu nggak nyaman, jangan menunda waktu langsung hubungi aku. Jangan buat aku cemas dan merasa bersalah karena kamu sedih dan terlambat datang." "Pasti. Aku pasti akan mengadukan padamu apa yang terjadi nanti." Alya melepas pelan pelukan itu. Lalu, dia tersenyum tipis, merasa tenang dengan jaminan suaminya. Bara bergegas meninggalkan rumah. ---- Keesokan harinya, di depan rumah mewah itu, seorang

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 85. Ardi dan Tugasnya

    "Kalau kamu tetap mau Alya di sini, jangan sampai orang tuamu menyakitinya. Kemarin ayah dan ibu melihat sendiri apa yang mereka lakukan pada anak kami. Sungguh kami tidak ridho. Kamu menikahi Alya bukan untuk direndahkan. Kalau seperti itu, ayah bisa saja membawa Alya darimu." Ayah Alya menatap tajam Bara, seolah menguliti niat di balik keteguhan menantunya.Bara merunduk sedikit, tangannya mengepal di atas lutut. "Aku minta maaf atas keteledoran itu, Yah. Sungguh tidak menyangka mama akan bertindak sejauh itu. Ini salahku dan menyesalkan sampai Alya harus menerima perlakuan tidak layak."Ibu Alya menghela nafas panjang, matanya sembab dan bengkak karena semalam banjir air mata. "Kami tahu kamu suaminya, Bara. Berhak menentukan di mana istrinya berada dan harus bagaimana. Tapi hati seorang ibu ini tidak bisa tenang setelah melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Alya sudah kehilangan anaknya. Malah dihina seperti itu."Alya menyentuh lengan ibunya. "Bu, percaya sama Mas Bara. Dia n

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 84. Sekoper Uang

    Flash back saat Bara ada di panti asuhan."Tuan, ternyata bukan panti asuhan yang ini." Ivan menjelaskan setelah mendapat pesan dari bawahannya.Bara menggeram, tangannya mengepal hingga kukunya memutih. "Lantas, di mana anakku?"Baru saja mereka tiba di panti asuhan terdekat sesuai informasi awal. Mobil bahkan belum sempat berhenti sempurna ketika kabar baru datang. Tawanan pria yang sempat mereka bawa ternyata memberi informasi lain sebelum kehilangan kesadaran."Sebelum dia pingsan, dia menyebutkan lokasi lain," lanjut Ivan dan menunggu arahan lebih lanjut."Cepat ke sana sekarang. Tidak ada waktu untuk menunggu!" Bara menghentakkan punggungnya ke sandaran kursi, rahangnya mengeras. Dia dibuat frustrasi.Mobil melaju sangat cepat di bawah arahan sopir. Bara menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Dia melihat bayangan istrinya yang menangis di kuburan. Dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, mereka tiba di panti asuhan kedua."Ini panti asuhannya, Tuan."Begitu memastikan a

  • Dibalik Diamnya Istri Ternyata ....   Bab 83. Siapa yang Berani Menyakiti Istriku?

    "Maksud Mama apa aku nggak bisa ketemu sama mas Bara lagi?" Alya berdiri gelisah, matanya tajam menatap Desi yang bersikap seolah tak punya rasa bersalah.Desi tersenyum culas. Tidak menjawab, malah melambaikan tangan pada dua pria berjas hitam yang berdiri di sudut ruangan. Dengan langkah cepat, mereka maju ke arah Alya."Apa ini, Mama? Jangan main-main!" Alya mundur, tubuhnya gemetar saat kedua pria itu mulai memegang lengannya. Dia berusaha berontak."Ikut saja. Kamu tidak punya pilihan lain kalau masih mau jadi menantuku." Desi terkekeh."Hey, Alya. Kamu itu harus didaur ulang biar layak pakai layak pajang. Kamu tahu sampah, kan? Nah harus masuk ke pabrik dulu biar jadi barang berguna." Julia tertawa kecil dengan menutup mulutnya.Alya menatap tajam Julia sambil terus memberontak, berusaha melepaskan diri dari genggaman mereka. "Mas Bara pasti akan marah dengan tindakan ini, Ma. Dia nggak akan tinggal diam.""Marah? Siapa yang peduli? Bara harus tahu apa yang terbaik untuknya. Di

DMCA.com Protection Status