Share

Dia menghilang!

last update Last Updated: 2024-05-18 17:14:42

Di rumah sakit, Rubby mulai siuman. Perlahan dia membuka matanya.

"Akh, sakittt..."

Sontak semua orang yang ada di dalam ruangan pun menoleh ke arahnya. Mereka bergegas menghampiri Rubby.

"Nak? Kau sudah siuman?" tanya Oscar memperhatikan gadis itu. Rubby pun menatap wajah tua di hadapannya itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi.

"Tuan? Anda baik-baik saja?" tanya Rubby khawatir. "Syukurlah Anda selamat, Tuan. Saya senang melihat Tuan masih hidup," ucapnya kemudian.

Mata Oscar berkaca-kaca mendengar itu. "Nak, kau baru saja selamat dari maut, dan kau masih sempat-sempatnya menanyakan keadaanku? Yang harus di khawatirkan itu adalah kondisimu. Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, apa yang harus aku katakan pada kedua orang tuamu?"

Mendengar ucapan Oscar, Rubby jadi sedih. "Anda tidak perlu mengatakan apapun pada keluargaku, Tuan, karena aku matipun, tidak akan ada yang menanyakan keberadaanku."

Oscar dan yang lainnya saling melempar pandangan, "Apa maksudmu, Nak?"

Rubby menggeleng-geleng kepala. Rasanya tidak pantas kalau ia menceritakan semuanya pada pria itu dan keluarganya, mengenai kondisinya. Rubby tidak mau memelas belas kasihan dari mereka.

Melihat Rubby tak mau bicara, Oscar pun tak ingin memaksanya. Dia mengerti, mungkin Rubby masih shock dengan apa yang terjadi, pikir Oscar.

"Baiklah, kalau kau tidak ingin bercerita, tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksamu, Nak. Sekarang, lebih baik kau istirahat saja. Pulihkan dulu kondisimu. Nanti setelah kau sembuh, kami akan mengantarkamu."

Rubby hanya mengangguk.

Setelah itu Oscar dan keluarganya pun memutuskan untuk keluar dari ruangan dan membiarkan Rubby beristirahat. Sementara Rubby, dia hanya terdiam sambil menatap langit-langit memikirkan apa yang sedang terjadi.

"Sudah berapa lama aku di sini? Lalu, apa Papa, dan yang lainnya mengkhawatirkanku? Apakah mereka tahu, kalau aku belum pulang saat ini?" Rubby bermonolog sendiri. Iapun lantas tertawa garing, "Apa yang aku katakan? Mana mungkin mereka khawatir, bahkan sepertinya tak ada yang peduli, aku hidup ataupun mati. Mungkin mereka juga tak peduli, aku tidak pulang malam ini," Rubby sedih. Tidak ada hari baginya untuk kasih sayang. Bahkan untuk sekedar di perhatikan 'pun, seolah sesuatu yang mustahil.

Keesokan harinya, pihak rumah sakit di kejutkan dengan hilangnya Rubby. Ya, pada saat suster hendak mengganti perban miliknya, gadis itu tidak berada di kamarnya. Dia menghilang. Tentu hal itu membuat Oscar dan keluarganya khawatir.

"Bagaimana kalian menjaganya? Kenapa tidak ada seorangpun yang tahu kalau dia pergi?!" ujar Oscar murka.

Ya, karena semalam ada urusan yang tak bisa di tinggalkan, dia terpaksa harus meninggalkan rumah sakit. Dia hanya minta beberapa orang perawat serta penjaga untuk menjaga Rubby. Namun sepertinya gadis itu memang sengaja, meninggalkan rumah sakit secara diam-diam. Dia tidak mau merepotkan orang.

"Maafkan saya, Tuan Oscar, semalam kami ketiduran. Kami juga tidak mengira, kalau gadis itu akan pergi begitu saja meninggalkan rumah sakit."

"Kalian semua tidak berguna! Sekarang, cepat cari gadis itu dan bawa dia kembali! Keadaannya masih belum pulih, Aku khawatir kalau terjadi sesuatu padanya di sana!" Oscar memegang dadanya yang terasa sakit. Ya, memang beberapa hari yang lalu penyakit jantungnya sempat kambuh. Dia bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Papi, tenanglah! Papi jaga emosi Papi. Kondisi Papi juga masih belum pulih benar," ujar Gerald. Oscar mengangguk.

"Aku hanya mengkhawatirkan gadis itu, Gerald. Aku bahkan belum sempat mengetahui namanya dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Tapi dia justru malah sudah pergi begitu saja. Kalau suatu hari terjadi sesuatu padaku, tolong cari dia dan balas budiku padanya!"

"Papi, Papi ini bicara apa? Papi pasti akan selalu sehat dan panjang umur. Papi pasti akan bertemu dengannya suatu saat nanti."

"Aku tidak memiliki banyak waktu, Gerald. Kondisiku sudah renta dan tak sehat. Maut bisa saja mencabut nyawaku kapan saja."

"Papi..." Gerald merangkul papanya itu.

Sementara itu di sebuah trotoar, seorang gadis dengan pakaian rumah sakit sedang berjalan sembari melamun. Dia memegang perutnya yang masih terluka. Gadis itu celingukan berusaha mencari kendaraan, namun mengingat dirinya tak memiliki uang, dia pun hanya bisa pasrah.

"Sebenarnya ini dimana? Aku bahkan tak tahu wilayah ini," ujar gadis itu menatap sekitar. Ya, itu adalah Rubby.

Sejak dia dilahirkan, dirinya memang jarang keluar rumah. Paling dia hanya keluar untuk bersekolah saja. Bahkan setiap kali kedua kakaknya berlibur dengan papanya, mereka tak pernah sekalipun mengajak Rubby. Armand selalu melarangnya untuk ikut. Tepatnya, dia tak mau Rubby ikut.

Bahkan di usianya yang kini sudah menginjak 17 tahun, Rubby belum pernah merasakan apa yang namanya liburan. Dia selalu merasa sedih kalau teman-temannya membicarakan perihal liburan bersama keluarga mereka. Karena tak sekalipun Rubby merasakannya.

Hingga tiba-tiba sebuah taksi berhenti tepat di sampingnya. Seorang driver membuka kaca jendela untuk melihat Rubby.

"Taksi, non?" ujar driver tersebut menyapa Rubby. Rubby pun menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Saya tidak memiliki uang, pak. Saya jalan kaki saja," jawab Rubby sungkan.

Driver itu pun melihat penampilan Rubby yang mengenakan pakaian rumah sakit. Dirinya bahkan melihat gadis itu sedang memegangi perutnya yang sepertinya sedang mengalami luka. Seketika hatinya terenyuh.

"Memangnya non dari mana? Dan, mau ke mana?"

"Saya dari rumah sakit, pak. Saya mau pulang ke rumah saya, di jalan anggrek."

"Kalau begitu mari, biar saya antarkan saja. Non tidak perlu memikirkan ongkos taksinya, saya akan mengikhlaskannya."

Rubby menggeleng-geleng kepala, "Jangan pak, tidak usah. Bapak 'kan juga sedang mencari nafkah, Saya tidak mau merepotkan bapak. Biar saya pulang jalan kaki saja."

"Tidak apa-apa non, saya juga ikhlas melakukannya. Saya tidak merasa direpotkan sama sekali. Saya gak tega melihat non berjalan sendiri dalam keadaan seperti ini," ujar driver taksi itu kekeh.

Pada akhirnya Rubby pun setuju untuk diantarkan oleh driver taksi tersebut. Dia diantarkan olehnya sampai depan rumah.

"Terima kasih ya, Pak, sudah mengantarkan saya pulang. Maaf, saya jadi merepotkan Anda."

Driver taksi itu tersenyum. "Sama-sama, non, yang penting non bisa pulang dengan selamat."

Rubby mengangguk. "Kalau begitu saya masuk dulu ya, pak. Bapak hati-hati."

"Iya, non."

Setelah itu driver taksi itu pun pergi mengendarai mobilnya. Sementara Rubby, dia langsung bergegas menuju rumah.

Namun setibanya di pintu, dia mendapati rumah itu di kunci. Sepertinya Armand sengaja mengunci pintu tersebut dari dalam.

"Pa? Papa? Ini Rubby, Pah ..., buka pintunya," ujar Rubby mengetuk-ngetuk pintu tersebut. Hingga tak lama kemudian, pintu itu pun dibuka dari dalam. Seorang gadis mengenakan piyama menatap Rubby. Ya, dia adalah kakak perempuannya, Amara.

"Kamu?! Kamu masih hidup?!" Amara menatap Rubby tak suka.

"Kok kakak bertanya seperti itu?"

Amara mengedikkan bahunya, lalu kemudian iapun berteriak memanggil papanya. "Pah! Ada Rubby! Dia sudah pulang," ujarnya yang kemudian masuk begitu saja meninggalkan Rubby. Rubby turut masuk kedalam rumah, hingga kemudian iapun berpapasan dengan Armand yang baru saja menuruni anak tangga.

"Kamu masih ingat pulang?! Aku kira kau tak akan kembali lagi," ujar Armand sambil membenarkan pakaiannya. Ya, saat ini dia sudah bersiap untuk pergi ke kantornya.

"Iya, Rubby pulang, Pah. Maaf, Rubby sudah membuat papa sama yang lainnya khawatir, sebenarnya Rubby—"

"Siapa yang kamu bilang khawatir? Kami bahkan tak mengingatmu sama sekali," ujar seseorang tiba-tiba. Ruby pun menoleh ke arah suara yang ternyata adalah Alvian, Kakak laki-lakinya. "Kami pikir kalau kamu sudah mati dan tak akan kembali lagi, benar begitu 'kan, Pah?"

Armand hanya tersenyum sinis pada Rubby. "Aku sudah meminta Minah untuk mengemasi pakaianmu, juga pakaiannya! Aku harap setelah pulang dari kantor nanti, aku sudah tidak melihatmu lagi! Dan ingat! Jangan pernah menganggap, kalau kami ini adalah keluargamu lagi! Kami akan menganggap kalau kamu itu sudah mati!"

Deg!

Rubby terkejut mendengar ucapan papanya itu. "Maksud Papa apa bicara seperti itu? Papa mengusir Rubby?"

Armand menatapnya, "Ya! Aku tak sudi mengurusmu lagi, Rubby. Kau hanyalah anak pembawa sial! Enyahlah dari hidupku, dan jangan pernah menganggap aku sebagai papamu! Karena mulai sekarang, aku bukan papamu lagi!"

Deg!

Rubby menangis.

Related chapters

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kabar tentang Rubby

    Rubby berjalan sambil menangis menuju kamarnya yang berada di lantai bawah. Ya, kamar Rubby berada tepat di sebelah kamarnya Minah, pembantunya. Disana, Rubby mendapati Minah yang sedang mengemasi pakaiannya."Mbok?"Minah yang sedang fokus membereskan pakaian itu pun seketika menoleh ke arah suara. Matanya berkaca-kaca begitu melihat seseorang yang sangat di rindukannya."Non Rubby?" Minah berhamburan menghampirinya, lantas wanita itu memeluknya. "Non Rubby, akhirnya non pulang juga. Non dari mana saja? Mbok sangat mengkhawatirkan non Rubby," ujar Minah menangis. Rubby pun melepaskan pelukannya dan menatap Minah. Namun ada yang aneh dengan wanita tua itu, badannya penuh luka memar. Rubby pun memegang wajahnya."Mbok? Ini kenapa? Kenapa wajah sama tangan mbok penuh dengan luka memar? Apa yang sudah terjadi, mbok? Apa terjadi sesuatu sama mbok, saat saya pergi?" tanya Rubby.Minah menggeleng-geleng kepala, "Tidak ada, non. Mbok tidak apa-apa kok, ini hanya terjatuh saja di kamar mandi,

    Last Updated : 2024-05-18
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Di jual

    Pagi harinya, Minah pergi untuk mencari pekerjaan. Sedangkan Rubby, dia di rumah untuk memulihkan kondisinya. "Kasihan mbok Minah, gara-gara aku, dia harus menjadi seperti ini. Aku gak boleh diam saja. Setelah pulih nanti, aku juga harus berusaha mencari pekerjaan untuk membantunya."—Sementara itu di perusahaan, Armand tiba-tiba saja didatangi beberapa orang yang merupakan kolegannya. Mereka menuntut kerugian atas investasi yang mereka buat dan tak menghasilkan. Mereka mengancam Armand, kalau dirinya tidak mengganti uang milik mereka, maka mereka akan mengajukan kasus tersebut ke pihak kepolisian atas tuduhan penggelapan uang dan penipuan. Tentu Armand yang mendengar itu, merasa ketakutan."Saya mohon, tolong kasih saya waktu! Saya berjanji akan mencari uangnya dan mengganti kerugian kalian.""Lalu menurut kamu, kami harus percaya? Kami khawatir kalau kamu akan melarikan diri setelah ini. Apalagi setelah tahu kalau kami menuntut kerugian ini.""Saya berjanji kalau saya tidak akan

    Last Updated : 2024-05-19
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikahlah dengan cucuku!

    "Siapa kau?! Beraninya kau mengganggu kesenanganku!" teriak Robert tak terima. Pria itu pun langsung melemparkan sebuah cek kosong kepada Robert. "Isi sendiri nominalnya! Setelah itu, lepaskan gadis itu!" Robert pun mengambil cek kosong tersebut, lalu tersenyum. "Terserah mau aku isi berapapun?" "Ya, tapi sebagai imbalannya, kau lepaskan gadis itu! Dan anggap semuanya impas." Robert tersenyum. "Baiklah, aku setuju." Setelah itu dia pun mengisi nominalnya. Lantas memberikan cek Itu kembali kepada pria itu. Pria itu tak terkejut. Dia sudah menduga sebelumnya, kalau Robert akan menghargainya dengan jumlah yang tinggi. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Robert pun akhirnya Pergi. Sementara pria itu, dia langsung menghampiri Rubby dan memberikannya sebuah pakaian. "Pakai itu, dan ikutlah denganku!" Rubby menatap pria itu tak percaya. "Kamu siapa? Dan, apa yang sedang kamu lakukan disini?" "Aku datang untuk menolongmu." "Menolongku? Tapi, bagaimana kamu tahu, kal

    Last Updated : 2024-05-24
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Penjelasan Malvino

    Malvino tiba di apartemennya Cecilia. Gadis itu antusias menyambut kedatangan kekasihnya. Namun pada saat Cecilia memeluk Malvino, pria itu langsung melepaskan pelukannya."Ada apa? Kau tidak merindukanku?" tanya Cecilia sedih. "Langsung to the point saja. Saya tidak memiliki banyak waktu," ujar Malvino tiba-tiba. Gadis itu mengernyit. "Saya? Kenapa nada bicara kamu jadi formal seperti itu, padaku, Malvin? Apa mungkin sekarang, kita sudah sejauh itu?"Malvino menatap Cecilia. "Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya padamu, kalau diantara kita sudah selesai, Cecilia. Carilah pria lain untuk menjadi kekasihmu. Karena mulai saat ini, aku tidak bisa bersamamu lagi."Cecilia menatap kecewa ke arah Malvino. Dia sungguh tidak menyangka, kalau laki-laki itu akan benar-benar meninggalkannya."Apakah semudah itu, Malvin? Semudah itu kamu meninggalkanku, setelah apa yang sudah kita lewati bersama? Bukankah kamu juga sudah berjanji, kalau kamu hanya akan menikah denganku, Malvin? Lalu ke man

    Last Updated : 2024-05-28
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kembalinya Sahabat lama

    Pernikahan antara Malvino dan Rubby pun sudah diatur keluarga. Semuanya sibuk untuk mempersiapkan acara. Tak hanya keluarga dekat, namun Opa Oscar juga meminta kerabat jauh mereka untuk datang ke acara pernikahan Malvino dan Rubby nanti.Kini, seluruh keluarga sudah berkumpul untuk merayakan pernikahan Malvino dan Rubby yang akan diadakan lusa nanti. Undangan juga sudah mulai disebar. Hampir semua rekan bisnis yang menjadi kolega keluarga mereka, mereka undang.Tak hanya rekan bisnis, namun Malvino dan keluarganya juga mengundang Cecilia, untuk turut hadir ke pernikahannya Malvino. Cecilia terkejut saat mendapatkan undangan itu dari asistennya Malvino. Dia tidak menyangka, kalau kekasihnya itu akan semudah itu melupakannya. "Kamu jahat sekali, Malvin, kamu tega melakukan ini padaku!" ujar Cecilia tak terima. Dia pun mencoba untuk menghubungi Malvino. Tapi ponsel pria itu sama sekali tidak aktif. Cecilia pun kesal. "Apa Kamu sengaja mematikan ponselmu, supaya aku tidak bisa menghubun

    Last Updated : 2024-05-28
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Dia Ibu Pengganti

    Setelah selesai makan malam, Rubby pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun tiba-tiba saja dia teringat kalau saat ini dia sedang mendapatkan tamu bulanannya. Dia bahkan tidak memiliki pembalut sama sekali di kamarnya. Dia pun harus segera pergi ke minimarket atau dia tidak bisa melewati tidur indahnya hari ini. Dia pun bergegas keluar dari kamar dan pergi menuju kamarnya Clarissa. Dia harus segera meminta izin kepada wanita itu untuk bisa keluar dari rumah. Tak berselang lama setelah mengetuk pintu, pintu tersebut pun dibuka oleh Clarissa. Wanita itu tersenyum melihat Rubby. "Rubby? Sayang, ada apa? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Rubby pun memelintir pakaiannya menggunakan tangan sebelum berbicara. Dia merasa ragu untuk mengatakannya. "Em, begini Nyonya, saya—" "Rubby, bukankah sudah kukatakan, untuk tidak memanggilku dengan sebutan seperti itu? Panggil aku Mami, seperti layaknya Malvin memanggilku. Dan jangan berbicara formal seperti itu denganku! Bicara seperti biasa saja

    Last Updated : 2024-08-07
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikah Karena Sebuah Perjodohan

    "Ibu pengganti?"Rubby mengangguk mengiyakan. "Sebenarnya ceritanya panjang Malvin, aku tidak bisa menceritakannya di sini. Ini sudah larut. Bisakah aku membawanya ke rumah?"Malvin terdiam sejenak. Hingga kemudian dia pun mengangguk. "Baikkah, kamu boleh mengajaknya ke rumah."Rubby tersenyum mendengar itu. "Terima kasih."Malvino mengangguk. Kemudian mereka semua pun masuk ke dalam mobil. Malvin melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Setibanya di kediaman keluarga Thompson, Rubby mengajak Minah untuk masuk ke dalam rumah. Minah sedikit keheranan melihat rumah tersebut. Dia tidak tahu itu rumah siapa. "Non Rubby, ini rumah siapa? Kenapa kita kesini saat ini?"Rubby tersenyum mendengar pertanyaan Minah tersebut. "Ini rumah keluarga Thompson, Mbok. Mereka adalah keluarga baruku!"Minah sedikit terkejut mendengar pernyataan Rubby. "Keluarga baru Non?"Rubby mengangguk. Hingga akhirnya langkah mereka pun tiba di ruang utama. Kakek Oscar, Clarissa, dan juga yang lainnya menatap tany

    Last Updated : 2024-08-10
  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kecupan Pertama

    Malam harinya Malvin kembali mendapatkan telepon dari mantan kekasihnya—Secilia. Gadis itu masih juga belum menyerah dan belum bisa menerima nasibnya.Sudah berkali-kali Secilia mencoba menghubunginya. Namun Malvin berusaha untuk mengabaikannya. Hingga pada panggilan ke sepuluh, akhirnya Malvin pun mengangkat panggilannya. Dia merasa terganggu dengan suara dering dari telpon tersebut."Ada apa lagi, nona Secilia? Bukankah sudah saya katakan untuk tidak menghubungi saya lagi? Saya sungguh merasa terganggu dengan panggilan dari Anda. Saat ini saya sedang sibuk mengurus acara pernikahan saya."Secilia terisak tangis. "Aku mohon jangan seperti ini Malvin, aku tidak bisa kehilangan kamu. Tolong jangan pernah tinggalkan aku. Batalkan pernikahan kamu dengan gadis itu, Malvin. Aku mohon...""Apa yang anda katakan, Nona Secilia. Saya tidak mungkin membatalkan pernikahan saya. Semuanya sudah di atur dan tinggal menunggu hari H nya saja. Saya harap anda tidak lagi mengganggu saya. Tolong terima

    Last Updated : 2024-10-03

Latest chapter

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kecupan Pertama

    Malam harinya Malvin kembali mendapatkan telepon dari mantan kekasihnya—Secilia. Gadis itu masih juga belum menyerah dan belum bisa menerima nasibnya.Sudah berkali-kali Secilia mencoba menghubunginya. Namun Malvin berusaha untuk mengabaikannya. Hingga pada panggilan ke sepuluh, akhirnya Malvin pun mengangkat panggilannya. Dia merasa terganggu dengan suara dering dari telpon tersebut."Ada apa lagi, nona Secilia? Bukankah sudah saya katakan untuk tidak menghubungi saya lagi? Saya sungguh merasa terganggu dengan panggilan dari Anda. Saat ini saya sedang sibuk mengurus acara pernikahan saya."Secilia terisak tangis. "Aku mohon jangan seperti ini Malvin, aku tidak bisa kehilangan kamu. Tolong jangan pernah tinggalkan aku. Batalkan pernikahan kamu dengan gadis itu, Malvin. Aku mohon...""Apa yang anda katakan, Nona Secilia. Saya tidak mungkin membatalkan pernikahan saya. Semuanya sudah di atur dan tinggal menunggu hari H nya saja. Saya harap anda tidak lagi mengganggu saya. Tolong terima

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikah Karena Sebuah Perjodohan

    "Ibu pengganti?"Rubby mengangguk mengiyakan. "Sebenarnya ceritanya panjang Malvin, aku tidak bisa menceritakannya di sini. Ini sudah larut. Bisakah aku membawanya ke rumah?"Malvin terdiam sejenak. Hingga kemudian dia pun mengangguk. "Baikkah, kamu boleh mengajaknya ke rumah."Rubby tersenyum mendengar itu. "Terima kasih."Malvino mengangguk. Kemudian mereka semua pun masuk ke dalam mobil. Malvin melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Setibanya di kediaman keluarga Thompson, Rubby mengajak Minah untuk masuk ke dalam rumah. Minah sedikit keheranan melihat rumah tersebut. Dia tidak tahu itu rumah siapa. "Non Rubby, ini rumah siapa? Kenapa kita kesini saat ini?"Rubby tersenyum mendengar pertanyaan Minah tersebut. "Ini rumah keluarga Thompson, Mbok. Mereka adalah keluarga baruku!"Minah sedikit terkejut mendengar pernyataan Rubby. "Keluarga baru Non?"Rubby mengangguk. Hingga akhirnya langkah mereka pun tiba di ruang utama. Kakek Oscar, Clarissa, dan juga yang lainnya menatap tany

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Dia Ibu Pengganti

    Setelah selesai makan malam, Rubby pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun tiba-tiba saja dia teringat kalau saat ini dia sedang mendapatkan tamu bulanannya. Dia bahkan tidak memiliki pembalut sama sekali di kamarnya. Dia pun harus segera pergi ke minimarket atau dia tidak bisa melewati tidur indahnya hari ini. Dia pun bergegas keluar dari kamar dan pergi menuju kamarnya Clarissa. Dia harus segera meminta izin kepada wanita itu untuk bisa keluar dari rumah. Tak berselang lama setelah mengetuk pintu, pintu tersebut pun dibuka oleh Clarissa. Wanita itu tersenyum melihat Rubby. "Rubby? Sayang, ada apa? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Rubby pun memelintir pakaiannya menggunakan tangan sebelum berbicara. Dia merasa ragu untuk mengatakannya. "Em, begini Nyonya, saya—" "Rubby, bukankah sudah kukatakan, untuk tidak memanggilku dengan sebutan seperti itu? Panggil aku Mami, seperti layaknya Malvin memanggilku. Dan jangan berbicara formal seperti itu denganku! Bicara seperti biasa saja

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kembalinya Sahabat lama

    Pernikahan antara Malvino dan Rubby pun sudah diatur keluarga. Semuanya sibuk untuk mempersiapkan acara. Tak hanya keluarga dekat, namun Opa Oscar juga meminta kerabat jauh mereka untuk datang ke acara pernikahan Malvino dan Rubby nanti.Kini, seluruh keluarga sudah berkumpul untuk merayakan pernikahan Malvino dan Rubby yang akan diadakan lusa nanti. Undangan juga sudah mulai disebar. Hampir semua rekan bisnis yang menjadi kolega keluarga mereka, mereka undang.Tak hanya rekan bisnis, namun Malvino dan keluarganya juga mengundang Cecilia, untuk turut hadir ke pernikahannya Malvino. Cecilia terkejut saat mendapatkan undangan itu dari asistennya Malvino. Dia tidak menyangka, kalau kekasihnya itu akan semudah itu melupakannya. "Kamu jahat sekali, Malvin, kamu tega melakukan ini padaku!" ujar Cecilia tak terima. Dia pun mencoba untuk menghubungi Malvino. Tapi ponsel pria itu sama sekali tidak aktif. Cecilia pun kesal. "Apa Kamu sengaja mematikan ponselmu, supaya aku tidak bisa menghubun

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Penjelasan Malvino

    Malvino tiba di apartemennya Cecilia. Gadis itu antusias menyambut kedatangan kekasihnya. Namun pada saat Cecilia memeluk Malvino, pria itu langsung melepaskan pelukannya."Ada apa? Kau tidak merindukanku?" tanya Cecilia sedih. "Langsung to the point saja. Saya tidak memiliki banyak waktu," ujar Malvino tiba-tiba. Gadis itu mengernyit. "Saya? Kenapa nada bicara kamu jadi formal seperti itu, padaku, Malvin? Apa mungkin sekarang, kita sudah sejauh itu?"Malvino menatap Cecilia. "Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya padamu, kalau diantara kita sudah selesai, Cecilia. Carilah pria lain untuk menjadi kekasihmu. Karena mulai saat ini, aku tidak bisa bersamamu lagi."Cecilia menatap kecewa ke arah Malvino. Dia sungguh tidak menyangka, kalau laki-laki itu akan benar-benar meninggalkannya."Apakah semudah itu, Malvin? Semudah itu kamu meninggalkanku, setelah apa yang sudah kita lewati bersama? Bukankah kamu juga sudah berjanji, kalau kamu hanya akan menikah denganku, Malvin? Lalu ke man

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Menikahlah dengan cucuku!

    "Siapa kau?! Beraninya kau mengganggu kesenanganku!" teriak Robert tak terima. Pria itu pun langsung melemparkan sebuah cek kosong kepada Robert. "Isi sendiri nominalnya! Setelah itu, lepaskan gadis itu!" Robert pun mengambil cek kosong tersebut, lalu tersenyum. "Terserah mau aku isi berapapun?" "Ya, tapi sebagai imbalannya, kau lepaskan gadis itu! Dan anggap semuanya impas." Robert tersenyum. "Baiklah, aku setuju." Setelah itu dia pun mengisi nominalnya. Lantas memberikan cek Itu kembali kepada pria itu. Pria itu tak terkejut. Dia sudah menduga sebelumnya, kalau Robert akan menghargainya dengan jumlah yang tinggi. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Robert pun akhirnya Pergi. Sementara pria itu, dia langsung menghampiri Rubby dan memberikannya sebuah pakaian. "Pakai itu, dan ikutlah denganku!" Rubby menatap pria itu tak percaya. "Kamu siapa? Dan, apa yang sedang kamu lakukan disini?" "Aku datang untuk menolongmu." "Menolongku? Tapi, bagaimana kamu tahu, kal

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Di jual

    Pagi harinya, Minah pergi untuk mencari pekerjaan. Sedangkan Rubby, dia di rumah untuk memulihkan kondisinya. "Kasihan mbok Minah, gara-gara aku, dia harus menjadi seperti ini. Aku gak boleh diam saja. Setelah pulih nanti, aku juga harus berusaha mencari pekerjaan untuk membantunya."—Sementara itu di perusahaan, Armand tiba-tiba saja didatangi beberapa orang yang merupakan kolegannya. Mereka menuntut kerugian atas investasi yang mereka buat dan tak menghasilkan. Mereka mengancam Armand, kalau dirinya tidak mengganti uang milik mereka, maka mereka akan mengajukan kasus tersebut ke pihak kepolisian atas tuduhan penggelapan uang dan penipuan. Tentu Armand yang mendengar itu, merasa ketakutan."Saya mohon, tolong kasih saya waktu! Saya berjanji akan mencari uangnya dan mengganti kerugian kalian.""Lalu menurut kamu, kami harus percaya? Kami khawatir kalau kamu akan melarikan diri setelah ini. Apalagi setelah tahu kalau kami menuntut kerugian ini.""Saya berjanji kalau saya tidak akan

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Kabar tentang Rubby

    Rubby berjalan sambil menangis menuju kamarnya yang berada di lantai bawah. Ya, kamar Rubby berada tepat di sebelah kamarnya Minah, pembantunya. Disana, Rubby mendapati Minah yang sedang mengemasi pakaiannya."Mbok?"Minah yang sedang fokus membereskan pakaian itu pun seketika menoleh ke arah suara. Matanya berkaca-kaca begitu melihat seseorang yang sangat di rindukannya."Non Rubby?" Minah berhamburan menghampirinya, lantas wanita itu memeluknya. "Non Rubby, akhirnya non pulang juga. Non dari mana saja? Mbok sangat mengkhawatirkan non Rubby," ujar Minah menangis. Rubby pun melepaskan pelukannya dan menatap Minah. Namun ada yang aneh dengan wanita tua itu, badannya penuh luka memar. Rubby pun memegang wajahnya."Mbok? Ini kenapa? Kenapa wajah sama tangan mbok penuh dengan luka memar? Apa yang sudah terjadi, mbok? Apa terjadi sesuatu sama mbok, saat saya pergi?" tanya Rubby.Minah menggeleng-geleng kepala, "Tidak ada, non. Mbok tidak apa-apa kok, ini hanya terjatuh saja di kamar mandi,

  • Diasingkan Keluarga, Dinikahi Tuan Muda   Dia menghilang!

    Di rumah sakit, Rubby mulai siuman. Perlahan dia membuka matanya. "Akh, sakittt..."Sontak semua orang yang ada di dalam ruangan pun menoleh ke arahnya. Mereka bergegas menghampiri Rubby."Nak? Kau sudah siuman?" tanya Oscar memperhatikan gadis itu. Rubby pun menatap wajah tua di hadapannya itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi."Tuan? Anda baik-baik saja?" tanya Rubby khawatir. "Syukurlah Anda selamat, Tuan. Saya senang melihat Tuan masih hidup," ucapnya kemudian. Mata Oscar berkaca-kaca mendengar itu. "Nak, kau baru saja selamat dari maut, dan kau masih sempat-sempatnya menanyakan keadaanku? Yang harus di khawatirkan itu adalah kondisimu. Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, apa yang harus aku katakan pada kedua orang tuamu?"Mendengar ucapan Oscar, Rubby jadi sedih. "Anda tidak perlu mengatakan apapun pada keluargaku, Tuan, karena aku matipun, tidak akan ada yang menanyakan keberadaanku."Oscar dan yang lainnya saling melempar pandangan, "Apa maksudmu, Nak?"Rubby meng

DMCA.com Protection Status