Share

Sayang keduanya

“Maafin, Mama,” ucapku pelan pada Rafni yang sedang menyusun buku pelajaran di meja belajarnya.

Aku duduk di sudut ranjang sambil memainkan ujung sprei. Menunggu Rafni berbalik untuk menanggapi ucapanku. Aku lebih takut dengan kemarahannya dibanding Mas Agus. Hanya dia dan Ayuni yang aku punya.

“Rafni boleh marah sama Mama, tapi jangan membenci Mama. Mama tidak mempunyai siapa-siapa lagi selain kalian. Jika kalian sudah membenci Mama maka–“ Rafni sudah menghambur memelukku sebelum aku menyelesaikan ucapanku.

“Rafni sayang, Mama,” ucapnya singkat di belakang kepalaku.

Ayuni yang sebelumnya bermain boneka di lantai ikut menghambur dalam pelukanku. Dia juga berucap, “Ayuni juga sayang, Mama dan papa.”

“Papa nggak!” sanggah Rafni cepat. Dia melepaskan pelukannya supaya bisa menatap Ayuni.

“Iya! Aku sayang papa dan Mama.” Ayuni balas berteriak. Putri bungsuku itu belum mengerti situasi yang terjadi sehingga dia masih terus membela papanya, berbeda dengan Rafni yang sudah membenci Mas Agus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status