Beranda / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Mencari Pengganti Zola

Share

Mencari Pengganti Zola

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-09 09:38:17

ZACH

“Jawab aku, Ra! Apa maksud kamu bilang begitu sama istriku?” tuntutku pada Cassandra yang masih membatu sejak kutanya beberapa menit yang lalu. Dia yang biasanya piawai berorasi seakan kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaanku. Diam tandanya bersalah kan?

Cassandra menegakkan kepalanya lalu menatap dengan lurus padaku. “Zach, sorry, waktu itu aku hanya becanda. Aku nggak sungguh-sungguh. Tapi ternyata Zola nggak bisa dibecandain.” Dia nyengir di ujung penjelasannya.

Aku menggelengkan kepala tak percaya. Zola memang bukan tipe perempuan yang humoris, tapi aku yakin kalau semua yang dikatakan Cassandra bukanlah gurauan belaka. Nggak mungkin Zola mengarang cerita.

“Apa kamu pikir semua hal bisa dijadikan bahan becandaan? Sebelum kamu candain istri aku pernah mikir nggak kalau kata-katamu itu akan menyakiti dia?”

Sisa-sisa tawa di wajah Cassandra perlahan memudar menyadari bahwa saat ini aku sedang serius bicara dengannya.

“Don’t get me wrong, Zach. Berani sumpah kalau aku sam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Debora Susana
Zola adek nya di tunbalin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Jauh Di Mata Dekat Di Hati

    ZOLA“Terima kasih, Pak,” kataku pada Ariq setelah kami tiba di rumah.Ariq mengangguk singkat, kemudian tanpa aku duga membuka pintu di sebelahnya dan memutari mobil lalu membukakan pintu untukku.Aku mengucapkan terima kasih sekali lagi. Bukannya pergi dia malah berdiri di sebelahku. Aku memandangnya bingung.“Bapak nggak pulang?”“Saya mau pamitan dulu sama mertua kamu.”Aku mengikuti arah pandang Ariq yang tertuju tepat pada beranda. Di sana Mami berdiri tegak entah sejak kapan. Mungkin dia keluar saat mendengar suara mobil. Di keheningan malam seperti saat ini suara sehalus apapun akan begitu menarik perhatian.“Nggak usah, Pak, Bapak langsung pulang saja.” Aku menolak permintaannya. “Nggak bisa begitu dong, mertua kamu sudah terlanjur melihat saya. Saya jadinya yang nggak enak.”Aku terpaksa membiarkannya.Tatapan Mami masih menyorotku dan Ariq saat aku membuka pintu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Lagi Pengen

    ZACHAku bertemu dengan Cassandra di kantor. Ya, mau nggak mau aku tidak bisa menghindari perjumpaan dengannya karena kami berada pada team yang sama.Tadi kami meeting membahas ekspedisi ke Alaska besok lusa. Sepanjang meeting berlangsung Cassandra tidak banyak bicara seperti biasa. Bibirnya terkatup rapat sementara matanya menyorot sendu. Dia terlihat sedih. Atau apa ini hanya perasaanku saja?Aku sudah berada di dalam jeep-ku dan siap-siap untuk pulang ketika Cassandra melintas. Kasihan juga melihatnya jalan kaki sendiri. Padahal biasanya dia selalu ke mana-mana bersamaku.Aku menahan diri untuk tidak memanggilnya dan memberi tebengan. Aku benar-benar harus menjaga jaraknya dengannya.***Cassandra muncul pukul delapan malam dengan wajah lesu. Aku pura-pura tidak melihatnya datang dan terus mengisap rokok sambil menikmati tayangan berita di televisi.Selama hitungan menit Cassandra hanya berdiri di ujung sofa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Bebas Lepas

    ZOLATanpa terasa sudah sebulan tidak ada kabar dari Zach. Dan itu membuatku resah. Sebelum pergi dia memang mengatakan bisa saja nanti komunikasi kami akan terputus. Dan sekarang hal tersebut benar-benar menjadi kenyataan.Aku hanya bisa menghela nafas setiap kali mencoba menghubunginya tapi nomor tujuan tidak merespon. Zach memang pernah menghubungiku setibanya di Alaska, tapi hanya pada beberapa hari pertama. Selebihnya hingga saat ini aku kehilangan kontak dengannya.Aku begitu merindukannya. Pun dengan Fai yang sering menanyakan papanya.“Gimana? Zach masih belum bisa dihubungi?” tanya Mami pagi ini saat aku mencoba menelepon Zach untuk kesekian kalinya.“Belum, Mi,” jawabku lesu sambil memasukkan ponsel ke dalam tas.“Positif thinking aja ya, La, mungkin di sana sedang ada kendala,” ujar Mami menghibur hatiku.“Iya, Mi.” Aku kemudian berpamitan pada Mami.Di dalam perjalanan ke kantor

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Dia Berbeda

    ZOLA“Gimana, Zel, menurutmu Pak Ariq, oke nggak?” tanyaku saat kami pulang ke rumah sore ini.Zeline yang sedang menyetir lantas menoleh ke arahku. Tadi dia sendiri yang meminta untuk menyetir begitu melihat mobilku yang perkasa.“Oke banget, Mbak. Kok nggak cerita sih kalau Pak Ariq itu masih muda? Kirain udah bapak-bapak yang perutnya buncit.” Zeline tertawa terpingkal-pingkal. “Kamunya juga nggak nanya.”“Tapi harusnya Mbak Ola kasih tahu aku jadi aku kan nggak perlu mikir panjang dulu.” Zeline masih memprotesku.“Memangnya sebelum ke sini kamu mikir panjang dulu?”“Ya iyalah. Kalau bukan karena kasihan sama Mbak Ola aku nggak bakal mau ke sini. Tapi beneran aku di sini cuma sementara?”Saat melobi Zeline aku memang mengatakan padanya bahwa dia di sini hanya sesaat, sampai Ariq mendapat penggantiku. Sebelumnya aku berpikir pasti Zeline nggak akan mau kalau dia adalah penggantiku yang sesunggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Bercinta Jarak Jauh

    ZOLASetibanya di kamar aku langsung menerima telepon dari Zach dengan tidak sabar. Seketika wajahnya menghiasi layar gawai. Aku rindu ingin memeluknya, mengacak-acak messy hair-nya agar bertambah kusut, serta mengusap-usap rahangnya.Zach mengulum senyum sambil menyugar rambutnya.“Kamu ke mana aja? Susah banget dihubungi.” Aku langsung menyerbu dengan pertanyaan. Dan dia langsung nyengir. Mungkin merasa lucu melihat ekspresiku saat ini.“Sorry, Sayang, kemarin-kemarin kita terpaksa lost contact. Ada badai besar dan itu bikin jaringan juga terputus.”“Beneran? Bukannya kamu lagi asyik sama Kessi dan jadi ngelupain aku?” Tiba-tiba aku jadi kesal saat ingat kata-kata Zeline kemarin.“Tuh kan mulai lagi. Bukannya bilang kangen malah ngomong yang nggak penting. Padahal aku nelfon mau kangen-kangenan sama kamu."Aku menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Zach benar. Tidak seharusnya aku membahas orang lain di saat kami sudah sekian lama berpisaah dan lost contact.“Sorry, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Luckiest Man Alive

    ZOLALima hari sudah Zeline berada di sini. Dan dalam rentang waktu itu aku juga sudah mengajarinya mengenai banyak hal. Zeline dengan begitu mudah mengerti dan mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya menjadi tanggung jawabku.“Nggak nyangka banget kalau Pak Ariq suka clubbing. Udah gitu enak banget diajak becanda. Tadinya aku pikir orangnya kaku gitu,” ocehnya saat sore ini kami main ke rumah Mbak Zoi.Dari cerita Zeline aku tahu kalau dia dan Ariq akan menjadi partner terbaik. Zeline yang suka kehidupan bebas tentunya tidak akan keberatan menemani Ariq happy-happy.“Terus kamu juga ikutan minum?” tanya Mbak Zoi menyelidik.“Dikit sih, Mbak. Tapi jangan bilang Mama sama Papa ya?”“Harusnya kamu nggak ikutan, Zel, biar aja dia sendiri,” kataku berkomentar.“Ya ampun, Mbak, masa aku cuma bengong?” Zeline merotasi bola matanya.“Yang dibilang Mbakmu bener, Zel. Harusnya kamu cukup cuma nemenin, nggak usah pake ikutan minum segala. Dulu waktu Mbak Ola nemenin dia clubbing nggak perna

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   ILYSB

    ZOLA Ariq membuatku sedikit gugup dengan caranya menatap. Aku segera memalingkan muka, menghindari tatapannya. Aku mungkin bisa mengelak dari matanya, tapi telingaku nggak bisa lari dari kata-katanya. Ariq terus meracau mengungkapkan isi hatinya.“Coba kalau kita kenal dari dulu pasti kejadiannya nggak akan begini. Mungkin kamu nikahnya sama saya, bukan sama Zach Mahanta.”Meski bibirku terkatup rapat tapi aku mendengar semua perkataannya.“Tahu nggak, La, sampai saat ini saya masih nggak rela melepas kamu. Tapi saya juga bukan tipe laki-laki yang akan menghancurkan hubungan orang. Saya akan kejar kamu sampai dapat selama kamu masih sendiri, tapi haram hukumnya buat saya mengganggu istri orang.”Aku mengangkat muka memandang ke arah Ariq. Kata-kata terakhirnya membuatku kagum. Dan aku harap ini bukan hanya sekadar lip service.Ariq ternyata laki-laki yang baik. Ya, kalau dia berniat jahat sudah dari dulu dia melakukannya. Apalagi kesempatan untuk itu terbuka lebar. Ariq bisa saja mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Diam-Diam Jatuh Cinta   He's a 10

    ZACHAku yang kaget atas tindakan tiba-tiba Cassandra langsung mendorongnya hingga terjengkang ke belakang. Sama denganku Cassandra juga tak kurang terkejut. Dia terlihat kesakitan akibat bokongnya berbenturan keras dengan lantai.“You’re so rude!” kecamnya sambil mengeluh kesakitan.Aku berdiri dengan cepat dari lantai sambil mengusap-usap bibir bekas ciumannya tadi dengan keras. Aku nggak rela atas kecupan yang tadi dicurinya.“Kamu yang nggak tahu malu! Apa begitu sikap perempuan baik-baik? Kalau kamu bilang aku laki-laki yang takut pada istri, jadi kamu apa namanya? Sebutan apa yang cocok untuk kamu, Ra? Sebutan apa yang paling pas untuk perempuan yang mencium laki-laki? Padahal laki-laki itu adalah suami orang!”Cassandra lalu berdiri dari lantai lalu berdiri tepat di hadapanku. “Aku sengaja ngelakuin itu agar kamu ngerti perasaanku. Agar kamu tahu sebesar apa perasaanku untuk kamu. Masalahnya dari dulu kamu nggak pernah peka. Aku udah kasih kode, signal, segala macam, tapi kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09

Bab terbaru

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   TAMAT (True Love never Dies)

    True Love Never DiesZELINESudah beberapa hari ini aku meninggalkan apartemen. Jevin menitipkanku di rumah Mbak Zola karena harus mengikuti event surfing kelas dunia di California.Sebenarnya Jevin tidak tega meninggalkanku apalagi saat ini kandunganku sudah tua. Hanya tinggal hitungan hari maka si kembar akan launching ke dunia. Hanya saja Jevin wajib pergi karena karena mengikuti acara itu adalah impiannya sejak lama.“Masih sakit?” tanya Mbak Zola melihatku meringis ketika masuk ke kamar.Tadi aku mengeluhkan punggung yang terasa ditusuk-tusuk serta pinggang yang pegal. Rasanya ingin menangis saking tidak kuat menahan sakit. Biasanya kalau ada Jevin dia akan mengusap-usap punggung maupun pinggangku. Walau tidak meredakan sakit itu tapi setidaknya kehadiran Jevin membuatku merasa tenang. Ada dia yang melindungiku. Menyatakan bahwa aku tidak sendiri sehingga aku kuat menghadapinya.“Masih, Mbak, sakit banget …” Aku merintih perih. Pinggangku rasanya mau patah. Sementara anak dalam ka

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Husband Goals

    JEVINHari-hariku berubah setelah Zeline dinyatakan hamil. Aku lebih protektif padanya (tapi bukan posesif), karena kami begitu sulit untuk berada di titik ini. Sedangkan Zeline tampak sangat bahagia, walau kadang uring-uringan dikarenakan hormon kehamilan yang mulai memengaruhinya.Saat ini aku dan Zeline sedang berada di rumah sakit untuk memeriksakan kandungan Zeline. By the way, ini adalah rumah sakit ketiga yang kami kunjungi saking excited, syok, bahagia, kolokan, whatever you name it. Aku dan Zeline khawatir kalau ternyata Zeline tidak benar-benar hamil dan hasil test pack itu salah. Untuk itulah kami mencari second hingga third opinion.Rumah sakit ketiga yang kami kunjungi merupakan milik orang Indonesia yang sudah menetap bertahun-tahun dan berganti kewarganegaraan menjadi warga Amerika. Oleh sebab itulah dia lancar berbahasa Indonesia. Bahkan tadi saat tahu kami orang Indonesia dia sangat excited.“Langsung kita periksa saja ya, Zel, silakan berbaring di sana,” suruh dokter

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Yang Dinanti Sejak Lama

    JEVIN“Om Jep, Kaka udah sekolah sekalang …” Kaka tersenyum bangga menceritakan aktivitasnya. Masih dengan mengenakan seragam putih biru dia memamerkan tubuhnya dengan bergerak-gerak mengayunkan kaki serta merentangkan tangannya di hadapanku. Aku tertawa geli melihat Kaka yang begitu menggemaskan. Andai saja saat ini aku dan dia berhadapan langsung maka aku akan menggendong dan menciumnya bertubi-tubi. Sayangnya jarak yang memisahkan membuatku dan Kaka hanya bisa saling menatap melalui layar gawai.“Wah, berarti Kaka udah gede dong, kan udah sekolah. Tadi belajar apa di sekolah?”“Banyak, Om.”“Salah satunya?”“Menggambal, mewalnai, sama lipat keltas.”“Origami maksudnya?”“Apa, Jev? Siapa yang poligami?” Suara lain penuh antusias tiba-tiba terdengar menyela. Zeline muncul dari belakangku lalu duduk di sebelahku dan menatapku dengan mata melebar.“Nggak ada yang poligami, tadi aku bilang origami bukan poligami. Tanya deh sama Kaka.”“Ontiii … Kaka lindu sama Ontiiii …” Kaka berteria

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Jalan Terakhir

    JEVINZeline memucat di hadapanku. Bibirnya bergetar. Sementara aku memandanginya dengan tidak mengerti.“Menggugurkan anak kita?” Aku mengulangi ucapannya tadi.Bagaimana mungkin dia menggugurkan anak kami sedangkan dia belum pernah hamil?“Aku beneran nggak ngerti kamu lagi ngomong apa. Bisa jelasin ke aku?”Zeline tidak menjawabku. Aku melihat mata indahnya berkaca-kaca yang membuatku semakin bingung.Aku memegang tangannya, meminta padanya sekali lagi untuk menjelaskan padaku. Tapi yang terjadi adalah dia berurai air mata.“Ayang, please, ini ada apa? Kamu kok nangis gini?” Aku memeluknya. Bukan diam, isaknya semakin keras.Aku benar-benar tidak habis pikir apa yang sesungguhnya terjadi.“Kita pulang dulu yuk.” Aku mengajaknya kembali ke hotel yang berada tidak jauh dari rumah sakit. Selama di dalam perjalanan Zeline tidak bersuara. Aku tidak memaksanya bicara. Aku memberinya waktu sampai dia siap untuk memberitahu.Setiba di hotel aku memberinya air minum. Lalu menanti beberapa

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Rahasia Yang Tersimpan

    ZELINE“Gimana, Yang? Kamu suka?”Aku memandang Jevin lalu menganggukkan kepala setelah puas melihat-lihat. Saat ini kami sedang berada di sebuah apartemen yang terletak di Downtown. Kami memutuskan untuk membeli apartemen karena nggak mungkin tinggal selamanya di rumah Mbak Zola.“Jadi fix kita ambil yang ini?” tanya Jevin lagi, padahal kami sudah resmi membelinya.“Fix, Jev,” jawabku memutuskan yang membuat broker properti yang mendampingi kami mengembangkan senyum lebar.Lalu Jevin bicara dengannya sedangkan aku berjalan ke tepi jendela lalu mengamati lalu lintas yang terhampar di luar sana. Dari ketinggian lantai delapan belas mobil-mobil yang melintas tampak seperti kotak-kotak kecil dalam temaram cahaya malam.Aku mengembuskan napas lega. Ini adalah bulan keempat kami di USA. Dan syukurnya kehidupanku berjalan dengan baik di sini.Setelah interview waktu itu aku diterima bekerja di sebuah perusahaan teknologi dan informasi. Sejauh ini aku enjoy kerja di sana. Selain sesuai den

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Hanya Masalah Waktu

    ZELINE“Kebetulan banget kamu ke sini, jadi aku nggak perlu cari orang lagi buat benerin laptop.”Aku mendelik mendengar ucapan Zach sedangkan dia terkekeh geli.“Jauh-jauh ke sini cuma buat benerin laptop.” Aku pura-pura merajuk namun tak urung menerima MacBook yang diberikan Zach.Meski Zach tahu betul apa spesialisasiku, tapi orang-orang sering salah kaprah. Mereka menganggap anak IT hanya tukang memperbaiki komputer rusak. Padahal lebih dari itu. Teknologi informasi bukan perkara hardware, tapi lebih ke software, seperti bidang yang kutekuni.Aku menyalakan MacBook milik Zach yang katanya rusak. Sambil menunggu booting aku mendengar obrolan Zach dan Jevin.“Hari ini Zeline bakal nyoba apply beberapa job vacancy. Tapi di kantor lo kira-kira lagi butuh programmer nggak?” tanya Jevin pada adiknya.Zach tidak langsung menjawab. Dia tampak berpikir sesaat. “Seingat gue belum. Paling kalo ada bakal diumumin di official website. Tapi nanti deh gue tanya HR buat lebih jelasnya,” kata Zach

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Memulai Hidup Baru

    ZELINE“Auntyyyy ...”Suara halus anak kecil laki-laki mengisi pendengaranku. Fai berlari kecil lalu menghambur memelukku saat aku tiba.“How are you, Boy?”“I’m fine, and you?” Bibir mungilnya bergerak-gerak lucu menanyakan kabarku. Tanpa sengaja aku jadi ingat Kaka.Tatapan Fai lantas pindah pada Jevin. Anak itu mengerutkan dahi mencoba mencari tahu siapa laki-laki bertubuh atletis di sebelahku.“Hai, Fai, ini Om Jevin, masih ingat nggak?” Jevin menanyakannya saat menemukan tatapan heran anak itu.Fai terlihat bingung. Mungkin karena jarang bertemu dengan Jevin sehingga ia harus memulihkan lagi ingatannya.“Mamaaaa!” Fai berlari menuju Mbak Zola yang baru muncul dari arah dalam rumah. Lalu Mbak Zola berbicara menerangkan sesuatu pada anaknya.Aku dan Jevin datang berdua dan memang sengaja meminta tidak dijemput ke bandara.“Fai nanya katanya itu siapa. Dia agak lupa itu Om Jevin yang mana.” Mbak Zola menerangkan pada kami.Jevin tertawa pelan. Jevin memang lebih dekat dengan Kaka ke

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Gembok Cinta

    JEVINSudah sejak tadi aku berorasi membujuk Zeline, meyakinkan padanya bahwa hanya dialah yang aku cintai. Apapun yang terjadi di masa lalu, sebanyak apapun perempuan yang pernah singgah di kehidupanku (jika memang benar), tapi hanya dialah satu-satunya wanita yang kujadikan pendamping hidup sampai akhir usia.Berjam-jam aku membujuknya. Mulai dari bandara tadi sampai pesawat mengudara. Zeline tidak merespon satu kali pun kata-kataku. Kendati begitu aku yakin dia mendengar apa yang aku sampaikan. Hanya saja dia masih dikuasai emosinya, egonya, rasa cemburunya.“Dia bukan tipeku, lihat aja bibirnya tipis,” ucapku di ujung keputus asaan.Aku pikir Zeline masih tidak merespon. Siapa sangka dia bereaksi dengan cepat.“Maksud kamu?” terjangnya. Dan itu membuatku bersemangat.“Aku nggak suka cewek berbibir tipis.”Dia menantangku dengan matanya.“Kamu mau tahu nggak, Yang? Kenapa?”Tatapannya semakin lekat di wajahku. Aku tahu dia butuh jawabanku tapi gengsi untuk bertanya. Dia sangat pena

  • Diam-Diam Jatuh Cinta   Bed Friend

    ZELINEWhat does she say? Pacarnya Jevin?Aku menatap Jevin lekat dengan sorot meminta konfirmasi mengenai apa yang baru saja kami dengar.Jevin balas menatapku dengan kebingungan yang semakin menjadi. Dia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku nggak kenal dia,” bantahnya tegas.“Tapi dia bilang pacar kamu, Jev.”“Pacar gimana? Aku udah punya kamu begini. Udahlah, Yang, nggak usah pedulikan gangguan dari luar yang akan bikin hubungan kita jadi rusak. Aku kan udah bilang itu sebelumnya.”“Apa, Jev? Jadi karena kamu udah punya yang baru makanya mengingkari hubungan kita dulu?” sela Calista tidak terima.Jevin mengalihkan pandangan ke arah Calista. “Sorry, tapi aku nggak pernah kenal sama kamu apalagi menjalin hubungan seperti yang kamu sebutkan.”“Kamu bisa bilang begitu sekarang karena kamu udah punya yang lain. Tapi buat aku, hubungan kita dulu adalah segalanya. Kita udah sejauh itu. Apa kamu lupa, Jev?”“Sejauh apa?” tanyaku cepat. Mulutku tidak bisa direm mendengar pengakuannya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status