Handa memegang ponsel canggih miliknya, discrollnya percakapan di salah satu group yang dia ikuti. Ibu dua anak itu mendengus kasar saat membaca obrolan yang sedang membicarakan keadaan Oetama Corporation yang sedang berada diambang kebangkrutan. Bukan simpati atau empati yang mereka tunjukkan atas
"Terima kasih, Pa!" ucap Ishana sambil memeluk erat tubuh Satria, sang papa yang merupakan cinta pertama Ishana sebelum Rio berhasil menawan hatinya. Satria mengurai pelukan putri sulungnya, matahari yang mulai tinggi menunjukkan waktu sudah merangkak semakin siang. Di luar mobil tampak lalu lalang
Tidak seperti biasanya, Ishana akan berangkat ke sekolah diantar oleh sopir pribadi mereka, tetapi kali ini gadis remaja yang masih duduk di kelas dua belas itu minta diantar oleh sang papa. Satria yakin ada suatu hal yang sangat penting yang ingin dibicarakan oleh putri sulungnya itu, sehingga bers
Setelah berhasil menepis segala keraguan di hatinya, kini dengan langkah pasti Satria mendatangi kantor Gio. Apakah yang sedang dilakukan oleh pengusaha sukses itu untuk Oetama Corporations? Sudah pasti jawabnya tidak, karena apa yang sedang dilakukan oleh Satria saat ini adalah untuk kebahagiaan an
"Om Satria!" sapa Rio setelah berhasil mengendalikan dirinya. Putra sulung Nadia dan Gio itu sungguh tidak menyangka jika ayah dari kekasihnya itu sedang berada di kantor tempatnya bekerja sekarang. "Sepertinya kalian sedang berbahagia?" tanya Satria, kalimat yang dia lontarkan terdengar seperti
Rio terdiam karena tidak tahu harus memberikan jawaban apa kepada ayah kekasihnya tersebut. Jika hari ini Satria menanyakan hal itu kepadanya, jauh-jauh hari sebelumnya Rio dan Dio pernah melontarkan pertanyaan yang sama kepada Gio, ayah mereka. Waktu itu pun Gio tidak bisa memberikan jawaban yang m
Setelah Satria meninggalkan ruang kerjanya, Rio kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sulung tiga bersaudara itu hanya ingin segera menyelesaikan perkerjaannya, hingga dia rela melewatkan makan siang. "Masuk!" ucap Rio setelah mendengar suara pintu di ketuk dengan pandangan yang ma
Dua pasang kaki menjejakkan langkahnya di atas pasir. Rio dan Ishana memilih pantai menjadi tempat untuk melepas rasa penat mereka. Rio yang harus mengisi hari-harinya denga tumpukan berkas dan file, sedangkan Ishana harus belajar menjelang ujian, kini mereka berjalan-jalan menikmati suasana pantai
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak