Kepergian Rio dan Dio ke rumah sakit tentu saja membuat Gio semakin tenang, karena dia bisa melepas kerinduan kepada istri tercinta tanpa takut akan adanya gangguan dari anak-anaknya. Meskipun sekarang anak-anaknya sudah besar, tetapi sepertinya ada trauma pada diri Gio. Dahulu saat anak-anaknya mas
Gio mengusap rambut Dio hingga menjadi berantakan. Senyum yang mengembang menunjukkan ada rasa bangga pada putra keduanya. Tanpa permisi Rio memasuki ruangan sang ayah, tak berbeda jauh dengan Gio, tampaknya suasana hati sulung dari tiga bersaudara itu sangat baik hingga wajahnya terlihat begitu sum
Rio berdiri di dekat mobilnya, meski tangannya sudah memegang handle, tetapi tampak ada keraguan pada diri pemuda itu. Dipandanginya gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, terpampang jelas logo perusahaan dengan dua huruf kapital, OC, Oetama Corporations. Perusahaan yang dirintis oleh leluhurny
"Berikan kepada saya satu alasan yang tepat!" ucap Satria dengan tatapan tajam ke arah Rio, jemarinya bergerak berirama mengetuk-ngetuk surat pengunduran diri Rio yang berada di atas meja, tepat di hadapannya. Suasana akrab yang sudah terjalin cukup lama, terasa menguap begitu saja. Kini Satria pun
Nadia sedang sibuk memasak di dapur, sayuran adalah menu yang wajib ada di atas meja makan keluarga Oetama. Kebiasaan Gio yang tidak bisa makan jika tidak ada sayuran, akhirnya diikuti oleh anak-anaknya. Bi Siti membantu Nadia menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, pagi ini Nadia ingin menghidangka
Nadia memasang dasi Gio, sebuah kegiatan yang hampir setiap hari dia lakukan selama lebih dari dua puluh tahun. Tidak ada rasa bosan di hati keduanya kala melakukan hal itu, sebuah rutinitas yang sangat sederhana dan mudah, tetapi ternyata terbukti ampuh untuk menjaga keharmonisan rumah tangga merek
Hari pertama Rio bekerja di Oetama Corporations disambut dengan setumpuk berkas yang sudah lama ditinggalkan oleh Alta. Rio harus benar-benar bertindak secara profesional, bukan belajar lagi seperti apa yang selama ini dia lakukan saat berada di Arga Group. Tidak ada kesempatan untuk mengeluh, kare
"Delia!" panggil Rio pada sang sekretaris yang sudah sampai di depan pintu. "Kau sudah makan siang?" tanya Rio. "Belum, Pak!" jawab Delia singkat. "Ini untukmu," ucap Gio dengan senyum merekah sambil menyerahkan makan siang yang dia pesan secara online. Terlihat binar bahagia di mata Delia karena