"Kau benar-benar akan ke rumah sakit buat jenguk kakakmu?" Tanya Hanna dengan nada ketus, seakan tak percaya sahabatnya itu dengan begitu mudahnya melupakan pengkhianatan yang telah dilakukan oleh sang kakak. "Ya, bagaimana pun Kak Bila itu kakakku, anak yang dia lahirkan itu keponakanku, ada darah
Gio berdiri di depan pintu ruang rawat Nabila, awalnya dia tampak ragu untuk memasuki ruangan tersebut. Hingga dilihatnya sang istri yang sedang mengendong bayi, hatinya menghangat, seandainya bayi itu anak mereka. Seakan tak percaya menyaksikan ada empat brangkar dalam satu ruangan. Gio membayangk
Nadia tersenyum lebar saat keluar dari ruang perawatan Nabila. Rasa rindu yang dia pendam untuk Gio suaminya, seakan terobati saat mereka bertemu. Nadia bergelayut manja di lengan kekar Gio, senyum bahagia saat membayangkan dirinya dan Gio merasakan kebahagiaan yang sama seperti Rama dan Nabila, mem
Gio mendekati Nadia yang sedang tertidur pulas, dengan langkah perlahan agar tidak membangunkan sang istri. Diciumnya dalam-dalam pucuk kepala sang istri untuk melepas segala kerinduan telah yang meraja di hati. "Maafkan aku! Aku hanya tak ingin menyakitimu." Kembali Gio mencium pucuk kepala istrin
Tidak seperti hari-hari biasanya, hari ini Nadia datang ke ruko pagi-pagi sekali. Setelah tiba di depan ruko, Nadia tampak sedang menghubungi seseorang, tak lama kemudian terdengar suara berisik dari folding gate yang dibuka, memang hanya dibuka sedikit, sekedar cukup untuk Nadia masuk lalu folding
Saat pertanyaan dijawab dengan pertanyaan balik sudah pasti tidak akan ditemukan jawabannya. Begitu juga yang terjadi antara Nadia dan Gio saat mereka mempertahankan ego masing-masing. Menganggap pertanyaannya lebih penting dan harus mendapat jawaban lebih dahulu, sebelum menjawab pertanyaan dari la
"Kau benar-benar ingin tahu?" "Ya." Jawab Nadia singkat. "Kau mengenal Leo?" Gio menatap tajam Nadia. "Ya," Nadia membalas tatapan Gio. "Harusnya aku tahu kalau kalian mempunyai hubungan, Giovanni Kalandra Oetama dan Leonardo Kaindra Oetama. Mengapa aku tak pernah berpikir kesana?" "Ada yang kau
Benar kata nasihat bahwa amarah tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah dan justru akan semakin menambah masalah yang ada. Apa yang dialami oleh Nadia dan Gio saat mereka tidak bisa mengendalikan amarah hanya menyisakan sebuah penyesalan. Penyesalan selalu datang terlambat, jika datang diawal i
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak