Feri terlihat sangat kecewa dengan dirinya sendiri dan dia merasa bersalah akan terjadinya kecelakaan yang menimpa istrinya itu karena dia merasa istrinya merasakan sakit hati sehingga dia nekat untuk pergi ke kantornya untuk menemui dirinya."Aku tahu kamu menanyakan tentang Lita dengan aku, maaf ya cuman gara-gara aku menolong Lita untuk makan kamu jadi salah paham seperti ini dan terjadi kecelakaan seperti ini," batin Feri dengan memandang istrinya itu."Kenapa sih memandang istri seperti itu ada apa kamu sama istri kamu," ucap Bapak Heri kepada Feri."Eh Bapak ya ampun Pak ngagetin saja enggak apa-apa aku cuman merasa bersalah saja dengan kejadian yang menimpa Sinta seperti ini," ucap Feri."Ya kamu harus lebih berhati-hati lagi dan juga jangan biarkan dia pergi sendiri," ucap Bapak Heri kepada Feri."Iya pak, nanti juga aku harus memberikan dia peringatan bahwa dia tidak boleh pergi kemana-mana sendiri," ujar Feri."Ya nak memang tugasmu itu harus seperti itu kalau sudah terjadi
Tak lama kemudian Sinta pun memanggil suaminya dan menyuruh suaminya itu untuk bersiap pulang ke rumah.Mas Feri ayo aku sudah kuat ini dan juga sudah enakan kita pulang sekarang saja ya karena aku sudah rindu rumah," ucap Sinta kepada suaminya itu."Ya sudah kalau kamu memang sudah mau pulang ya udah ayo aku kan nanya kamu kalau kamu sudah merasa enak ya langsung pulang saja tidak apa-apa," ujar Feri kepada istrinya itu.Akhirnya Sinta dan Feri pun bergegas untuk pulang ke rumah.Sinta sudah mulai terlihat baik-baik saja dan juga sedikit menahan rasa sakitnya, tapi dia tidak ingin memberitahukan dengan suaminya."Sebenarnya aku masih sakit banget tapi kalau aku bilang dengan Mas Feri Pasti Mas Feri akan marah kalau aku pulang kerumah," batin Sinta."Kenapa sih kalau kamu Sinta, katanya sudah mau pulang ya sudah ayo kita pulang saja ya," ujar Feri."Ayo aku juga sudah tidak sabar lagi mau pulang," ujar Siinta.Akhirnya ketika di perjalanan pun tiba-tiba mereka berdua bertemu dengan Li
"Kok kamu ngomong seperti itu sih Feri kan bukannya kamu sendiri yang tahu tadi kalau yang mengajak aku ke rumah kamu itu istri kamu sendiri!" tegas Lita kepada Feri."Ya sudahlah terserah kamu, kamu mau bagaimana," ucap Feri.Feri pun bertekad untuk meninggalkan Lita dan pergi ke dalam rumahnya.Lita pun menyusul dan ikut masuk ke dalam rumah Feri sesampainya di dalam rumah Feri Lita pun bertanya kepada Sinta."Sinta ..."Panggil Lita kepada Sinta.Sinta pun keluar dari kamarnya danmemberitahu di mana Lita harus tidur."Oh iya maaf ya tadi aku lupa aku belum memberitahu kamu, kamu harus tidur di mana di sana ada kamar hari kamu bisa pakai dulu selagi Sari masih pulang kampung dan di kamar Sari kan kosong," ucap Sinta kepada Lita."Iya terima kasih banyak ya kamu sudah mau menolong aku," ucap Lita kepada Sinta."Ya tidak apa-apa kok kamu tidur saja atau beristirahat aja dulu mungkin kamu sedang capek," ucap Sinta.Akhirnya Lita pun bergegas untuk pergi ke kamar Sari dan dia beristirah
"Kamu yakin yang memasak semuanya itu adalah Lita? di mana kamu lihat sendiri?" tanya Feri kepada Sinta."Iya kok tadi aku melihat dia menyiapkan makanannya semuanya di meja makan dan itu semua dilakukan sendiri dan aku berterimakasih dengan dia karena dia sudah baik dengan kita dia memasak masakan yang banyak untuk kita," ucap Sinta kepada Feri."Ya sudah kalau begitu kalau memang kamu yakin tidak apa-apa sih ya sudah kalau kamu mau makan ya makan saja dulu aku masih mau beristirahat," ucap Feri"Mas kamu apaan sih ya? kalau memang mau makan nanti kita makan bersama-sama aku juga tidak mau kok mengganggu waktu istirahat kamu aku juga kesini tadi hanya melihat apakah kamu sudah bangun atau belum," ucap Sinta kepada suaminya itu."Iya aku tahu soal itu tapi aku juga masih merasa pegal-pegal jadi aku harus beristirahat lagi aku tidak mau nanti aku capek dan aku tidak bisa berangkat bekerja," ucap Feri kepada istrinya."Ya sudah terserah kamu tapi aku tunggu ya kamu di luar," ucap Sinta.
"Kenapa sih sebenarnya dia ini Padahal aku lihat dari matanya dia juga masih mencintaiku dan masih menyayangiku, tapi kenapa aku mau menawarkan diri untuk ikut bersamanya tapi dia tidak mau," ujar Lita dalam hatinya.Lita selalu mencari rencana untuk dapat berduaan dengan suami dari Sinta itu dia tidak ingin dirinya tersakiti oleh cinta karena dia ingin merebut Feri dari Sinta."Bukan maksud aku mau ngapain di sana kok Mas Feri aku hanya ingin mencari pekerjaan saja jadi aku ikut mobil Mas Feri saja ke kantor," ucap Lita kepada Sinta.Lita selalu mencari alasan untuk dapat ikut bersama Feri."Oh begitu ya, ya sudah kalau begitu kamu siap-siap saja dulu kan aku masih makan juga kamu bersiap-siap untuk pergi sedikit lagi aku juga mau pergi ke kantor," ujar kepada Lita."Oh ya sudah mas kalau begitu aku siap-siap dulu ya nanti kita ke kantor sama-sama," ucap Lita kepada Feri.Akhirnya Lita pun bergegas pergi ke kamar mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk pergi bersama mantan kekasi
"Iya pak, aku minta maaf ya Pak aku juga mau menjadi orang yang lebih baik lagi kalau memang aku tidak dimaafkan juga aku tidak apa-apa aku juga sadar diri kok aku ini sangat banyak kesalahan yang aku perbuat dengan Bapak dan juga Feri," ujar Lita kepada Feri dan juga Bapak Heri itu."Sudah terserah kamu sekarang kalau kamu mau bekerja silakan jadi asisten dari Feri saja dia kan juga butuh asisten itu tapi ingat batasan-batasan kamu hanya sebagai rekan kerja," ujar bapak Heri kepada Lita."Apakah bisa Pak aku menjadi asisten mas Feri?" tanya Lita kepada Bapak Heri."Ya bisalah Kenapa tidak bisa?" tanya Bapak Heri dengan Lita."Apakah dia mau menjadikan kamu sebagai asisten nya atau tidak," ujar Bapak Heri kepada Lita.Akhirnya Lita pun terlihat sangat bahagia ketika mendengarkan bapak Heri berkata seperti itu kepada dirinya dan membuka peluang untuk mendekati Feri kembaliAkhirnya Bapak Heri pun bergegas untuk pergi ke ruangannya dan Lita pun bertanya kepada mantan kekasihnya itu."Ba
"Mas ada apa sih? kalau kamu diam saja kan aku mau bertanya dengan kamu kamu mau makan atau mau langsung tidur kelihatannya kamu capek banget tapi kan kalau kamu tidak makan nanti kamu sakit gimana," ujar Sinta kepada suaminya itu."Kayaknya aku langsung tidur saja deh aku capek banget dan aku tidak terlalu lapar kamu mau tenang saja aku tidak akan sakit kalau aku cuma butuh istirahat saja tadi banyak sekali pekerjaan di kantor," ujar Feri kepada Sinta."Oh ya mas aku mau bertanya tadi Lita di sana Ngapain saja?" tanya Sinta kepada Feri."Ya dia mulai bekerja dengan aku dan juga dia jadi asisten aku dan itu bapak aku yang mau dia menjadi asisten aku karena dia akan meminta pekerjaan di kantor Bapak dan ternyata dijadikan asisten aku saja karena aku juga belum punya asisten jadi Bapak memberi aku asisten," ujar Heri kepada Sinta."Oh seperti itu ya mas ya sudah kalau begitu tinggal istirahat saja aku mau ke dapur aku lapar mas jadi aku makan duluan ya," ucap Sinta.Sinta pun bergegas u
"Ya, aku inginnya mau memberikan surprise buat mas Frri agar mas Feri juga bahagia aku tahu pernikahan kita juga kan belum didasari dengan cinta tapi kalau dibumbui dengan rasa cinta setiap hari pastikan juga akan meleleh dan ditumbuhi oleh rasa cinta iya kan Bu," ucap Sinta kepada Ibu mertuanya itu."Ya benar sekali kamu kalau memang kamu mau membuatkan surprice buat nanti atur saja dan Ibu juga akan selalu mendukung kamu," ujar Ibu Tina kepada Sinta."Ya sudah kalau begitu Bu kita mau masak apa yang disukai oleh Mas Feri saja Bu itu juga surprise banget buat dia Bu," ujar Sinta."Ya sudah ayo kalau begitu Ibu ajarin kamu mau masak masakan kesukaan Feri yaitu udang," ucap Ibu Tina.Akhirnya Sinta dan juga Ibu mertuanya itu pun bergegas untuk ke dapur dan juga memasak makanan untuk Feri.Sangat terlihat dari wajah Sinta sangat bahagia ketika ibu mertuanya itu datang ke rumahnya dan Ibu mertuanya adalah sosok wanita yang sangat penyayang.Ibu Tina menyayangi Sinta bagaikan anaknya send
Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida
"Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si
"Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep
Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu
Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti
"Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat
"Terimakasih banyak ya mas, kamu sudah mempercayai aku buat pegang ATM kamu," ucap Lita kepada Feri."Kenapa sih kamu berterima kasih kepadaku itu juga hak kamu kan aku mencintai kamu dan menyayangi kamu, jadi apa salahnya kalau aku berbagi juga denganmu," ujar Feri kepada Lita.Lita tersenyum bahagia ketika melihat Feri yang bisa dibodohi seperti anak kecil dan Feri tampak bahagia ketika di dekat Lita.Dia merasa beban pikirannya hilang ketika bersama Lita dia sama sekali tidak memikirkan istrinya yang sedang di rumah dan tidak pernah memikirkan perasaannya."Untuk pin nya nanti kamu bisa chat aku saja ya biar aku tidak lupa," ujar Lita."Apa sih yang tidak buat kamu sayang," ucap Feri.Lita pun berhasil untuk mengambil hati Feri yang sempat dingin karena dia telah meninggalkan Feri pada masa lalu."Kamu ini semakin hari semakin cantik ya," ucap Feri sambil menatap Lita dan memegang rambutnya."Lah tumben kamu berbicara seperti itu kepadaku coba saja kamu berani berbicara seperti itu
Akhirnya Feri dan juga Lita pun bergegas untuk pergi ke kantor bersama-sama.Sementara itu Dafa yang melihat Lita dan juga Feri satu mobil pun Dafa bertanya kepada Sinta."Sudah berapa lama Lita tinggal di sini?" tanya Dafa kepada istri dari adiknya itu."Ya cukup lama sih mas memangnya ada apa ya?" tanya Lita."Ya aku hanya mau bertanya saja kenapa sih Lita ada disini siapa yang menyuruh dia datang ke rumah ini?" ucap Dafa."Aku mas yang suruh dia tinggal di sini karena aku merasa kasihan dengan dia, dia terlantarkan dan tidak mempunyai tempat tinggal waktu itu," ujar Sinta.Sinta menjelaskan semua apa yang terjadi ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Lita dan sampai membawanya ke rumah Feri."Aku hanya mengingatkan dengan kamu mungkin kamu sudah tahu siapa Lita tanpa aku kasih tahu, kamu kan mengerti apa yang ada du pikiranku iya kan," tanya Dafa kepada Sinta."Ya aku tahu mas kamu pasti mau memberitahu aku kan kalau Lita adalah mantan kekasih dari Mas Feri, tapi aku juga tida
Tetapi ketika Feri keluar dari kamarnya Feri pun teringat Sinta berbicara seperti orang yang benar-benar sakit dan dia tiba-tiba takut jika istrinya itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Apa benar ya sinta sakit aku Makin khawatir dengan dia, kalau dia berbicara tentang penyakit seperti ini yang belum pernah sakit dan dia juga jauh dari orang tuanya tidak mungkin aku tidak mengurusinya," ujar Feri.Akhirnya Feri pun kembali ke kamarnya untuk mengecek suhu badan istrinya itu."Kamu beneran sakit?" tanya Feri kepada Sinta."Untuk apa aku berbohong dengan kamu mas aku sangat pusing dan lemas sekali sepertinya aku demam," ujar Sinta dengan lirih."Sudah lah kamu istirahat dulu aku mau tidur dulu maaf ya aku pegang," ucap Feri.Akhirnya Feri pun mengecek suhu badan Sinta dan berharap kalau Sinta tidak sakit, tetapi ternyata Sinta demam dan sangat lemah keadaannya."Kamu tadi malam makan banyak?" tanya Feri lepada Sari."Aku makan bersama Sari kenapa memangnya?" ucap Sinta."Aku hanya