"Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan
"Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya"Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila"Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka"Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti""Kalo kak Hani tau gimana pak""Kita diam-diam nai" kata Raihan"Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya"Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyumSetelah Naila pulang diantar Raihan dia langsung merebahkan tubuhnya dikasur rasanya hari ini dia lelah Naila masih memikirkan perkataan Raihan tadi "Kenapa gw mulai suka dengan pak Raihan nai lu harus lupain dia lu gak boleh nyakitin hati kak Hani dia udah terlalu banyak bantu lu nai" gumam Naila dengan meneteskan air matanya tiba-tiba yang dia pikirkan mengirim pesan0857xxxxxxxxNNaNailaSiapa?0857xxxxxxxxIni saya Raihan save nomer sayaNailaSudah pakEs batuOk, kamu lagi apa nai?NailaLagi istirahat bapak sendiri?Es batuSama saya juga lagi istirahat mungkin kita jodoh kali yah sampe sama kaya gini.NailaUdah dulu yah pak saya mau tidurEs batuKamu kenapa seperti menghindari saya nai Nai jawab?Nai NaiKamu Sudah tidur yahGood night naiSemoga mimpiin saya yah"Kenapa sih pak Raihan jadi lebih lembut biasanya dia datar, dingin lagi aneh nai lu gak boleh punya perasaan ke dia lu harus lupain dia kak Hani sudah baik sama lu" gumam Naila dengan mencoba tersenyum lalu dia tertidurEsoknya Raihan datang ke rumah Naila dia sudah menunggu Naila di ruang tamu sambil menonton tv"Umi panggilin Naila dulu yah pasti dia masih turun kebiasaan dia pagi-pagi masih tidur" omel uminya"Ya gapap umi namanya juga anak muda umi hehe" kata Raihan"Tunggu yah umi mau bangunin Naila dulu" kemudian pergi ke atas menuju kamar anaknya dan mengetuk pintu kamar tapi tidak ada sahutan lalu umi membuka pintunya dan membangunkan anaknya itu"Nai bangun dibawah ada Raihan tuh" umi membangunkan Naila dengan menggoyangkan badanny lalu Naila pun bangun dari tidurnya"Ngghh" naila mengerjipkan matanya dan bangun dari tidurnya"Di bawah ada calon suami kamu tuh" kata umi
"Iya nanti Naila ke bawah" ucap Naila yang masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa handuknya setelah mandi Naila turun ke bawah dia melihat sudah ada Raihan yang sedang menonton tv
"Maaf nunggu lama pak" kata maaf Naila yang baru saja turun dari kamarnya
"Iya gapapa kok nai" ucap Raihan yang melihat Naila sudah mandi
"Ada apa bapak ke sini kenapa gak sama kak hani ke sininya" tanya Naila dengan bingung
"Hani ngindep di rumah temannya semalam dia kalo udah sama temannya saya dilupain dah" curhat Raihan Kepada Naila
"Udah izin ke kak Hani" kata Naila
"Tadi saya udah izin katanya yaudah seterah" ucap Raihan lalu Naila mengangguk dia duduk di sofa depan Raihan mereka menonton tv bersama
Naila bangkit dari sofa untuk membantu uminya masak tapi dicegah oleh Raihan kemudian Naila pun menengok ke arah Raihan
"Mau kemana" tanya Raihan
"Saya mau bantuin umi masak di dapur" jawab Naila
"Saya boleh bantu kamu masak" kata Raihan
"Jangan nanti yang ada dapur berantakan lagi" sindir Naila
"Boleh yah saya ingin belajar masak" Raihan memohon dengan wajah lucunya seperti anak kecil lalu Naila mengangguk dan kami pun berjalan menuju dapur
"Nai kamu ngapain ke sini" tanya uminya yang sedang memasak ayam
"Aku mau bantu umi masak" jawab Naila sambil memotongkan bawang
"Terus nak Raihan ngapain disini" kata umi yang melihat Raihan berada disini
"Saya boleh bantuin umi gak" ucap Raihan kau umi mengangguk kemudian Raihan membantunya
"Ini selesai dipotong sayurannya kemanaun nai" tanya Raihan dengan membawa sayuran yang dipotong tadi mendekati Naila yang sedang memotong bawang lalu Naila mengambil mangkuk yang berisi sayuran di tangan Raihan
"Setelah ini saya bantu apa lagi nai" kata Raihan yang bingung harus melakukan apa lagi
"Potong tempe aja pak nih tempenya" ucap Naila memberikan tempenya kepada Raihan
"Ini gimana nai motongnya" ujar Raihan Kemudian Naila mengajarinya Raihan pun mundur sedangkan Naila ada didepan Raihan kami berdekatan Raihan berada di belakang Naila lalu Naila ingin mundur tapi punggungnya terkena dada bidangnya
Raihan yah kami saling tatap-tatapan Naila pun sadar dia langsung menghindarinya
"Maaf" Raihan pun meminta maaf lalu melanjutkan aktivitas tadi
Setelah selesai masak kami membawa masakan tadi ke ruang makan kami pun makan bersama-sama disitu sudah ada Abi yang sedang duduk di kursi makan
"Abi mau minum apa" tanya umi
"Kopi aja deh mi" jawab Abi kemudian umi membuat kopi didapur
"Kamu gak bikinin Raihan minuman gitu nai" sindir Abi
"Hmm... Bapak mau minum apa" tanya Naila kepada Raihan yang sedang memainkan handphonenya
"Kopi aja nai" kemudian Naila pun pergi ke dapur untuk membuat kopi setelah itu dia kembali ke meja makan lagi dia melihat abinya sedang mengobrol dengan menantunya
"Naila itu mandiri apa-apa dia ngerjain sendiri dia gak mau ngerepotin uminya" kata abinya
"Nih pak kopinya" sambil menaruh kopinya ke meja kemudian kembali ke kursi tadi
"Saya salut sama Naila bi dia mandiri apa-apa gak mau ngerepotin orang lain beda sama
Hani dia selalu manja bi" ucap Raihan setelah minum kopi buatan Naila
"Mangkanya itu kamu jangan terbiasa manjain Hani dia memang begitu sama uminya
"Udah yuk kita makan dulu" ajak umi sambil menuangkan nasi ke dalam piring untuk suaminya dan akhirnya kami pun makan bersama-sama 2 Minggu kemudian...
Hari ini adalah pernikahan Naila dengan Raihan saat ini Naila sedang di dandani oleh kakaknya yaitu Hanifah yah di membantu adiknya make up setelah selesai kami pun menunggu Raihan mengucap ijab qobul nya“Saudara Raihan wadihan Muammar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nur Naila Habibah dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dan surah Ar-Rahman dibayar tunai” ucap Abiku dengan tangan yang menggenggam erat tangan Raihan seakan mempercayai Raihan untuk menyerahkan Naila seutuhnya“Saya terima dan kawinnya Nur Naila Habibah binti Abdul malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai”Raihan mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Naila untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.“Bagaimana para saksi” tanya penghulu“SAH” Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang. “Alhamdulilah” didalam kamar Naila menatap cermin tak percaya jika hari ini
Apakah aku sanggup jika harus kehilangan Raihan jika anak kita sudah lahir nanti rasanya tidak?-Naila"Aku ke kamar dulu yah" pamit Raihan Kemudian kembali ke kamarnya dengan membawa baskom yang berisi air hangat"luruskan kaki kamu" perintah Raihan lalu Naila pun menurutinya Raihan menetes handuk itu dan menempelkannya di kaki Naila yang sedikit membengkak"Awhh" rintihan Naila yang membuat kakinya sakit"Maaf sakit yah" Raihan merasa bersalah karena tidak pelan-pelan menempelkannya lalu Naila mengangguk setelah selesai mengompres kaki Naila dia pun menaruh baskomnya ke dapur tadi dan kembali ke kamarnya"Makasih mas udah ngobatin aku" ucap terima kasih Naila lalu Raihan mengangguk"Sudah kamu tidur sekarang" sambil membawa bantal berjalan ke arah sofa depan kasur"Mas kamu kenapa tidur di sofa" tanya Naila yang aneh melihat suaminya itu membawa bantal dan tidur di sofa depannya"Saya gak mau ganggu tidur kamu" jawab Raihan"Mas malam ini kan malam..." Belum sempat Naila berbicara R
"Kenapa bukannya tujuan kalian ingin mempunyai anak kan" Sindir Hanifah karena dia ingin adiknya cepat-cepat cerai dengan suaminya dia hanya ingin tidak ada lagi penghalang mereka berdua"Maaf kak kemarin kaki ku sakit jadi gak bisa deh" lirih Naila dengan menundukkan kepalanya"Kakak gak mau tau besok malam kamu harus melakukannya kalo malam ini kan jatah mas raihan tidur di kamar ku jadi besok kamu harus melakukannya" jelas Hanifah membawa masakan tadi ke meja makan tidak berapa lama Raihan baru datang dari masjid dan kami pun mencium tangannya setelah itu kami bertiga duduk di kursi kosong"Mas nanti malam tidur dikamar ku kan" tanya Hanifah kepada suaminya"Iya" Raihan pun hanya menjawab dengan singkat dan menatap Naila yang sedang melamun"Mas mau pake lauk apa" Hanifah melayani makanan suaminya itu Naila hanya terdiam padahal dia cemburu melihat keromantisan mereka berdua"Apa aja Sayang" hati Naila sakit mendengar panggilan Raihan untuk Hanifah kenapa dia harus cemburu seharusn
Sampai kapan pun saya gak akan melepaskan mu -Raihan "tapi perasaan cinta mas sudah hilang ke Hani dan mas sudah mulai cinta dengan kamu nai" jelas Raihan dengan menggenggam tangan Naila sampai di depan kampus sebelum Naila turun dari mobilnya dia mencium tangan suaminya tidak ada perkataan lagi dia langsung turun dari mobil suaminya. Di jam pelajaran Raihan dia masuk ke kelas Naila dia melihat istrinya sedang melamun mungkin masih memikirkan masalah tadi "Nai" panggil Tasya yang duduk disebelahnya sambil menyenggol bahu Naila untuk menyadarkannya bahwa didepannya sudah ada dosen tapi dia tetap melamun baru tadi pagi dia memikirkan tentang perkataan kakaknya Sekarang ditambah lagi dengan ucapan Raihan suaminya itu Raihan masih menatap Naila sedangkan Tasya dia merasa ketakutan takut jika sahabatnya itu dimarahi oleh dosennya yah dia beluk tau jika Naila dengan dosennya sudah menikah "Nai" panggil Tasya sekali lagi dengan mencubit bahu Naila dia baru saja merintih kesakitan karena
"Dia memang sudah punya keluarga suaminya pun sudah ada didepan mata" kata Raihan dengan tersenyum Naila menatap tajam Kepada suaminya "Nai maksud yang dibilang pak Raihan itu apa masa iya lu menikah Sama kakak ipar lu sendiri lu hianatin kakak lu sendiri nai gw gak nyangka Sama lu nai" ucap Tasya "Istri saya yang menyuruh saya untuk menikahi Naila" jelas Raihan sedangkan Naila hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi lebih baik dia diam saja "Nai gw kecewa sama lu gw sahabat lu nai kenapa gak cerita sama gw sih" omel Tasya kemudian dia beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Naila dengan memegang tangannya "Sya tunggu dulu nanti di kost-an lu baru gw ceritain semuanya tapi tolong kali ini percaya sama gw" Naila tidak sanggup jika harus kehilangan sahabat yang satu ini lalu Tasya pun kembali duduk ditempatnya "Ada apa bapak manggil saya ke sini" "Panggil mas sayang gak boleh loh manggil suami kaya gitu" goda Raihan dengan sedikit mencubit pipi Naila tapi dia menghindar
Seseorang adik ipar yang bernama Nur Naila Habibah yang akan menjadi istri suaminya sendiri seorang kakak yang memaksa adiknya untuk menjadi istri suaminya. karena dia mandul dan tidak akan bisa memberikan suaminya keturunan maka dari itu istrinya menyuruh suaminya menikah lagi dengan adiknya.Mereka juga tidak tau jika mereka berdua bukan saudara kandung Naila bukan anak umi Aisyah tapi Naila anak Azizah dia adalah sahabat uminya Hanifah. Menurut Naila dia tidak pantas menikah dengan kakak iparnya karena dia seorang bad girl yang bikin ulah dikampusnya dia beda dengan kakaknya. dia masih pakai baju ketat dan belum berhijab sedangkan Raihan dia seorang dosen dia mengajar Agama di tempat kuliahnya Naila.Apakah Naila setuju permintaan kakaknya atau dia menolaknya?Pagi hari Naila ingin pergi ke kampusnya kakaknya menyuruh dia agar berangkat bareng dengan suaminya tapi Raihan menolaknya karena bukan mahramnya."Mas Naila berangkat bareng m
"Nai kakak minta putusin cowok itu" pinta kakaknya."Kak aku cinta sama dia aku gak bisa memutuskan hubunganku" kata Naila."Nai dia itu bukan cowok baik-baik sekarang kakak minta putuskan hubungan kamu sebelum terjadi apa-apa sama kamu" kata kakaknya."Pasti bapak kan yang mengadu ke kakak saya mending bapak urusin aja kehidupan bapak gak usah ngurusin hidup orang" omel Naila."Rai saya cuma gak mau adik ipar saya mendekati pergaulan yang tidak benar" kata Raihan kemudian mereka mendengar ada yang mengetuk rumahnya mungkin itu Raka pikir Naila yah mereka memang sudah janjian."Siapa malam-malam begini datang ke rumah" kata Hanifah."Aku aja kak yang buka pintunya" ucap Naila."Gak usah kamu disini saja" kemudian Hanifah langsung membukakan pintu rumahnya "Maaf siapa yah" tanya Hanifah."Kenalin kak saya pacarannya Naila" sambil ingin bersalaman dengan kakaknya tapi HHanifahmenang
"Nai maaf saya gak bermaksud begitu sama kamu nai jangan nangis" permintaan maaf tidak ada sahutan dari Naila dia masih terdiam."Nai" panggil Raihan sama saja tidak ada sahutan dari Naila dia berhenti di sebuah restoran."Pasti kamu belum makan kan ayok kita makan" ajak Raihan dan Naila pun ikut turun dari mobil mereka masuk ke restoran itu dan duduk paling pojok, karena hanya itu tersisa satu meja Raihan jelas melihat Naila dengan muka sembab nya."Kamu cuci muka dulu nai biar lebih segar gitu" langsung saja Naila ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya setelah itu kembali lagi ke meja tadi."bapak kok tau sih makanan kesukaan saya" tanya Naila yang kaget melihat sudah ada makanan di meja."Saya tau dari istri saya" jawab Raihan lalu Naila mengangguk kemudian mereka makan bersama Raihan Melihat Naila makan belepotan di bibirnya Raihan pun mengelap sisa makanan di bibirnya dengan tangan kami saling tatap wajah, mata kam
"Dia memang sudah punya keluarga suaminya pun sudah ada didepan mata" kata Raihan dengan tersenyum Naila menatap tajam Kepada suaminya "Nai maksud yang dibilang pak Raihan itu apa masa iya lu menikah Sama kakak ipar lu sendiri lu hianatin kakak lu sendiri nai gw gak nyangka Sama lu nai" ucap Tasya "Istri saya yang menyuruh saya untuk menikahi Naila" jelas Raihan sedangkan Naila hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi lebih baik dia diam saja "Nai gw kecewa sama lu gw sahabat lu nai kenapa gak cerita sama gw sih" omel Tasya kemudian dia beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Naila dengan memegang tangannya "Sya tunggu dulu nanti di kost-an lu baru gw ceritain semuanya tapi tolong kali ini percaya sama gw" Naila tidak sanggup jika harus kehilangan sahabat yang satu ini lalu Tasya pun kembali duduk ditempatnya "Ada apa bapak manggil saya ke sini" "Panggil mas sayang gak boleh loh manggil suami kaya gitu" goda Raihan dengan sedikit mencubit pipi Naila tapi dia menghindar
Sampai kapan pun saya gak akan melepaskan mu -Raihan "tapi perasaan cinta mas sudah hilang ke Hani dan mas sudah mulai cinta dengan kamu nai" jelas Raihan dengan menggenggam tangan Naila sampai di depan kampus sebelum Naila turun dari mobilnya dia mencium tangan suaminya tidak ada perkataan lagi dia langsung turun dari mobil suaminya. Di jam pelajaran Raihan dia masuk ke kelas Naila dia melihat istrinya sedang melamun mungkin masih memikirkan masalah tadi "Nai" panggil Tasya yang duduk disebelahnya sambil menyenggol bahu Naila untuk menyadarkannya bahwa didepannya sudah ada dosen tapi dia tetap melamun baru tadi pagi dia memikirkan tentang perkataan kakaknya Sekarang ditambah lagi dengan ucapan Raihan suaminya itu Raihan masih menatap Naila sedangkan Tasya dia merasa ketakutan takut jika sahabatnya itu dimarahi oleh dosennya yah dia beluk tau jika Naila dengan dosennya sudah menikah "Nai" panggil Tasya sekali lagi dengan mencubit bahu Naila dia baru saja merintih kesakitan karena
"Kenapa bukannya tujuan kalian ingin mempunyai anak kan" Sindir Hanifah karena dia ingin adiknya cepat-cepat cerai dengan suaminya dia hanya ingin tidak ada lagi penghalang mereka berdua"Maaf kak kemarin kaki ku sakit jadi gak bisa deh" lirih Naila dengan menundukkan kepalanya"Kakak gak mau tau besok malam kamu harus melakukannya kalo malam ini kan jatah mas raihan tidur di kamar ku jadi besok kamu harus melakukannya" jelas Hanifah membawa masakan tadi ke meja makan tidak berapa lama Raihan baru datang dari masjid dan kami pun mencium tangannya setelah itu kami bertiga duduk di kursi kosong"Mas nanti malam tidur dikamar ku kan" tanya Hanifah kepada suaminya"Iya" Raihan pun hanya menjawab dengan singkat dan menatap Naila yang sedang melamun"Mas mau pake lauk apa" Hanifah melayani makanan suaminya itu Naila hanya terdiam padahal dia cemburu melihat keromantisan mereka berdua"Apa aja Sayang" hati Naila sakit mendengar panggilan Raihan untuk Hanifah kenapa dia harus cemburu seharusn
Apakah aku sanggup jika harus kehilangan Raihan jika anak kita sudah lahir nanti rasanya tidak?-Naila"Aku ke kamar dulu yah" pamit Raihan Kemudian kembali ke kamarnya dengan membawa baskom yang berisi air hangat"luruskan kaki kamu" perintah Raihan lalu Naila pun menurutinya Raihan menetes handuk itu dan menempelkannya di kaki Naila yang sedikit membengkak"Awhh" rintihan Naila yang membuat kakinya sakit"Maaf sakit yah" Raihan merasa bersalah karena tidak pelan-pelan menempelkannya lalu Naila mengangguk setelah selesai mengompres kaki Naila dia pun menaruh baskomnya ke dapur tadi dan kembali ke kamarnya"Makasih mas udah ngobatin aku" ucap terima kasih Naila lalu Raihan mengangguk"Sudah kamu tidur sekarang" sambil membawa bantal berjalan ke arah sofa depan kasur"Mas kamu kenapa tidur di sofa" tanya Naila yang aneh melihat suaminya itu membawa bantal dan tidur di sofa depannya"Saya gak mau ganggu tidur kamu" jawab Raihan"Mas malam ini kan malam..." Belum sempat Naila berbicara R
Hari ini adalah pernikahan Naila dengan Raihan saat ini Naila sedang di dandani oleh kakaknya yaitu Hanifah yah di membantu adiknya make up setelah selesai kami pun menunggu Raihan mengucap ijab qobul nya“Saudara Raihan wadihan Muammar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nur Naila Habibah dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dan surah Ar-Rahman dibayar tunai” ucap Abiku dengan tangan yang menggenggam erat tangan Raihan seakan mempercayai Raihan untuk menyerahkan Naila seutuhnya“Saya terima dan kawinnya Nur Naila Habibah binti Abdul malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai”Raihan mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Naila untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.“Bagaimana para saksi” tanya penghulu“SAH” Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang. “Alhamdulilah” didalam kamar Naila menatap cermin tak percaya jika hari ini
"Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan "Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya "Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila "Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka "Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti" "Kalo kak Hani tau gimana pak" "Kita diam-diam nai" kata Raihan "Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya "Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyum Setelah Naila pulang diantar
"Ada apa lagi jangan-jangan mas suka sama naila Iyah jawab mas" kata Hanifah. "Han aku itu cuma cinta sama kamu, aku bakal turutin perintah kamu ok tapi tolong jangan ngambek lagi yah" sambil menggenggam tangan Hanifah kemudian mencium kening istrinya. Malam ini Naila akan dilamar oleh kakak iparnya itu dia datang bersama keluarganya. Naila masih siap-siap untuk menemui calon suaminya. "Gimana umi bagus gak kalo aku pakai hijab dengan gamis" tanya Naila kepada uminya. "Masya Allah kamu cantik sekali nai umi kagum sama kamu, coba saja kamu setiap Hary pakai hijab pasti cantik deh" jawab uminya yang kagum dengan anaknya. "Aku akan coba buat umi bahagia" Naila memeluk uminya dnegan penuh sayang. "Ayok kita ke bawah pasti calon suamimu usaha nunggu" ajak uminya lalu kami turun ke bawah sudah ada calon suaminya, Hanifah, dan keluarganya Raihan yang sedang duduk melihat bidadari yang turun dari tangga dia kagu
Pagi hari Hanifah pergi ke rumah orang tuanya untuk memberikan baju Naila yah dia memang kakak terbaik dan perhatian dengan adiknya."Assalamu'alaikum umi." ucap salam Hanifah kemudian mencium tangan uminya."Wa'alaikumussalam." jawab salam uminya yang membukakan pintu rumahnya."Hani ke sini mau kasih Naila baju." kata Hanifah bahwa dirinya datang ke tempat rumah umi nya ini hanya ingin memberikan baju untuk adik nya saja."Naila lagi dikamar nya han kamu ke atas aja yah oh ya umi titip pesan sama kamu tolong rubah tuh anak umi seperti kamu Han." nasihat umi lalu Hani mengangguk sambil tertawa lalu dia berjalan ke atas tangganya menemui adiknya itu."Assalamu'alaikum." ucap salam Hanifah yang mengetuk pintu kamar dan dibukakan oleh adiknya."Wa'alaikumussalam kakak sama siapa ke sini." tanya Naila yang sedang mengurus tugas kuliahnya."Tadi kakak sendiri ke sininya, kamu lagi ngerjain tugas y
"Ya Allah kapan adik hamba berubah" kata Hanifah."Sabar Han aku yakin kok dia pasti berubah" Raihan menenangkan istrinya dengan mengusap bahunya.Pagi hari kepala Hanifah pusing dan mual hari ini lalu dia mengecek dengan tes pack apakah dia hamil atau tidak dikamar mandi Hanifah menangis.karena hasilnya negatif sampai hari ini dia belum hamil sudah 7 tahun Pernikahan mereka, tapi belum dikaruniai anak sekarang umur Raihan sudah 29 tahun sedangkan Hanifah sudah 28 tahun.Dia ingin sekali memberikan suaminya keturunan tapi dia gak bisa Raihan yang sedang dikamar dia mendengar tangisan istrinya di kamar mandi dia mengetuk pintu kamar mandi."Sayang kamu kenapa nangis" mengetuk pintu kamar mandi Hanifah membukakan pintu kamar mandinya dengan mata sembab dan menyembunyikan sesuatu dibelakangnya."Yang dibelakang apa itu" tanya Raihan yang melihat sesuatu di belakang Hanifah."Bukan apa-apa kok mas" jaw