Share

Part 5

Author: Nuryani
last update Last Updated: 2021-09-29 23:14:12

Pagi hari Hanifah pergi ke rumah orang tuanya untuk memberikan baju Naila yah dia memang kakak terbaik dan perhatian dengan adiknya. 

"Assalamu'alaikum umi." ucap salam Hanifah kemudian mencium tangan uminya. 

"Wa'alaikumussalam." jawab salam uminya yang membukakan pintu rumahnya. 

"Hani ke sini mau kasih Naila baju." kata Hanifah bahwa dirinya datang ke tempat rumah umi nya ini hanya ingin memberikan baju untuk adik nya saja. 

"Naila lagi dikamar nya han kamu ke atas aja yah oh ya umi titip pesan sama kamu tolong rubah tuh anak umi seperti kamu Han." nasihat umi lalu Hani mengangguk sambil tertawa lalu dia berjalan ke atas tangganya menemui adiknya itu. 

"Assalamu'alaikum." ucap salam Hanifah yang mengetuk pintu kamar dan dibukakan oleh adiknya. 

"Wa'alaikumussalam kakak sama siapa ke sini." tanya Naila yang sedang mengurus tugas kuliahnya. 

"Tadi kakak sendiri ke sininya, kamu lagi ngerjain tugas yah maaf ganggu yah" jawab Hanifah ia jadi merasa terganggu oleh adiknya itu saja. 

"Enggak kok gak cuma lagi ngerjain tugas pak Raihan aja" kata Naila yang masih mengetik laptopnya. 

"Ciee lagi ngerjain tugas dari calon suaminya" goda Hanifah hanya ingin menggoda adiknya ini saja. 

"Apaan sih kak ini kan tugas seorang mahasiswi yang mengerjakan tugas dari dosennya" tegas Naila sembari mengetik laptopnya masih banyak tugas yang harus ia kerjakan lagi. 

"Mas Raihan kalo di kampus gimana nai" tanya Hanifah ia ingin tahu bagaimana dengan sifat suami nya itu jika dia sedang berada di kampusnya. 

"Dia kalo di kampus mukanya datar kak mana dingin lagi mukanya bicara aja sedikit doang" jawab Naila ia menceritakan tentang calon suaminya itu Jiak kalo di kampusnya dia pasti selalu memasang wajah datarnya saja. 

"Dia memang begitu tapi Kalo udah kenal huuu perhatian banget tau terus cerewet dan suka manjain istrinya loh" kata Hanifah ia menasehati adiknya kalo calon suaminya itu memang seperti itu sifatnya tapi jika suaminya sudah perhatian pasti akan selalu memanjakan isterinya juga. 

"Tapi aku gak suka sama dia kak kaya es batu sikapnya pokoknya gak suka deh" ucap Naila yang sedang menjelekkan calon suaminya tiba-tiba calon suaminya datang yang berada di depan pintu kamarnya. 

"Terus kenapa kamu nerima kak Raihan" tanya lelaki itu yang baru datang Naila masih fokus dengan tugasnya. 

"Ya karena..." Belum saja menjawab dia melihat sudah ada calon suaminya di depan pintu kamarnya. 

"Loh kok bapak ada disini sih katanya Kakak ke sini sendiri" kata Naila ia sangat terkejut sekali saat melihat lelaki itu datang tiba tiba saja masuk ke dalam kamar milik dirinya saja. 

"Kakak juga gak tau loh nai tadi kakak ke sini sendiri kok" ucap Hanifah bahwa dirinya pun sama sekali tidak tahu jika suaminya itu menyusul dirinya ke rumah uminya juga. 

"Saya ke sini mau menjemput istri saya" ujar Raihan menghampiri mereka berdua. 

"oh" jawab Naila dengan singkat saja tak mau ambil pusing. 

"Oh yah nai ini kakak bawain baju buat kamu nanti pas malam dipake yah buat lamaran kamu" kata Hanifah sambil memberikan plastik yang didalamnya baju kepada Naila. 

"Makasih loh kak ngerepotin segala" ucap terima kasih Naila. 

"Gak ngerepotin kok ini hanya sebagai terima kasih kakak ke kamu" Hanifah tersenyum Naila pun ikut tersenyum. 

"Kamu lagi ngerjain tugas apa nai" tanya Raihan yang melihat tugasnya berserakan dimana-mana. 

"Masih aja gak nyadar orang lagi ngerjain tugas dia juga" gumam Naila. 

"Tugas bapak numpuk nih" jawab Naila. 

"Oh lain kali tugasnya jangan ditumpuk jadi kerepotan kan" nasihat Raihan dengan dingin. 

"Ini kan tugas dari bapak kemarin mana banyak lagi" sinis Naila. 

"Mas kira-kira dong ngasih tugas ke calon istri mas" omel Hanifah. 

"Omel aja kak kebiasaan kalo ngasih tugas tuh banyak biar tau rasa nanti aku anggurin dia kak" kata Naila. 

"Benar tuh kalo mas udha nikah Naila pasti mas dianggurin Sama Naila Karena sibuk ngurusin tugas dari mas" bela Hanifah. 

"Syukuri emang enak di omelin" ledek Naila dengan mengeluarkan lidahnya. 

"Ya maaf" permintaan maaf Raihan kepada calon isterinya itu. 

"Udah deh pak mending pergi deh gw mau ngurusin tugas dulu" usir Naila meminta keada calon suaminya itu untuk segera pergi dari dalam kamar milik dirinya saja. 

"Kamu gak boleh gitu nai gak baik ngusir calon suami" nasihat Hanifah. 

"Udah yah mending sekarang kakak sama bapak pergi deh aku lagu pusing nih ngerjain tugas kuliahku" kata Naila. 

"Yaudah kakak tunggu dibawah yah" pamit Hanifah kemudian meninggalkan kamar. 

"Maaf yah gara-gara saya kamu jadi banyak tuga" maaf Raihan dengan wajah sedihnya. 

"Hmm" Naila hanya berdehem dia tidka perduli dengan ucapan suaminya dia masih sibuk dengan tugasnya. 

"Ehmm... Mau saya bantuin gak" tawaran Raihan tidak ada sahutan dari Naila dia masih berkutik dengan laptopnya. 

"Nai" panggil Raihan. 

"Hmm" deheman Naila yang fokus dnegan laptopnya. 

"Nai aku bicara sama kamu loh ada yang bisa saya bantu gak" tanya Raihan yang melihat Naila menghadapn ke arahnya. 

"Saya minta kurangi tugas saya" jawab Naila dengan sinis. 

"Gak bisa gitu nai kamu kan mahasiswi saya" ujar Raihan. 

"Yaudah kalo gak bisa lebih baik bapak keluar jangan ganggu saya" usir Naila. 

"Tapi nai??" Kata Raihan. 

"Udah pergi sana ganggu aja deh" mencoba mendorong Raihan sampai keluar kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan keras kemudian Raihan pun ke bawah untuk menemui istrinya. 

"Naila kenapa" Hanifah mendengar suara bantingan pintu dari kamar Naila. 

"Gak tadi aku mau bantuin Naila eh malah dia marah-marah" kata Raihan. 

"Dia kalo lagi banyak tugas emang gitu suka pusing dan gak mau pikirin yang lain" ucap umi yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga di ruang makan. 

"Naila udah makan belum umi" tanya Raihan. 

"Dia belum makan dari tadi tuh dia sibuk dengan tugasnya dari malam tuh" jawab uminya. 

"Belum makan!" Kaget Raihan mendengar perkataan uminya. 

"Kenapa mas kok khawatir gitu sih" tanya Hanifah. 

"Hmm... Gimana gak khawatir sih deh melihat adik iparnya belum makan loh" jawab Raihan dnegan berbohong. 

"Oh kirain aku kamu suka sama adik aku awas yah jangan sampai suka kamu menikah dengan dia cuma karena ingin anak yah" ujar Hanifah. 

"Untung aja dia percaya jangan sampai Hani tau kalo saya sudah mulai suka dengan Naila" batin Raihan dengan lega. 

"emang kenapa Han gak salah kan kalo suami kamu suka dengan calon istrinya sendiri" tanya uminya. 

"Aku gak mau umi sampai mas Raihan berpaling dariku nanti kasih sayangnya ke aku hilang lagi" jawab Hanifah dengan takut. 

"Jangan suudzon sama adikmu dan suamimu loh" nasihat umi. 

"Siapa yang suudzon aku nyuruh Naila buat nikah sama mas Raihan cuma karena anak kok terus kalo Naila lahir suamiku bakal talak Naila" kata Hanifah. 

"Han nikah itu bukan main-main aku gak yah Sama kamu kaya gitu nikah itu hanya sekali nanti gak ada kata cerai aku masih bisa adil kok untuk kalian" ucap Raihan. 

"Benar kata suamimu Han nikah itu gak main-main emang kamu mau adikmu nanti jadi janda kamu itu jangan mikirin perasaan kamu aja dong pikirin adik kamu juga" ujar umi. 

"Aku gak mau tau setelah Naila melahirkan mas Raihan harus cerain Naila" Hanifah langsung pergi dari rumah uminya. 

"Aku ngejar Hani dulu Bu assalamu'alaikum" ucap salam Raihan kemudian menyusul istrinya. 

"Wa'alaikumussalam" jawab salam uminya. 

"Han tunggu" panggil Raihan yang sudah di depan rumahnya. 

Related chapters

  • Dia Bukan Adik Iparku   Bab 6

    "Ada apa lagi jangan-jangan mas suka sama naila Iyah jawab mas" kata Hanifah. "Han aku itu cuma cinta sama kamu, aku bakal turutin perintah kamu ok tapi tolong jangan ngambek lagi yah" sambil menggenggam tangan Hanifah kemudian mencium kening istrinya. Malam ini Naila akan dilamar oleh kakak iparnya itu dia datang bersama keluarganya. Naila masih siap-siap untuk menemui calon suaminya. "Gimana umi bagus gak kalo aku pakai hijab dengan gamis" tanya Naila kepada uminya. "Masya Allah kamu cantik sekali nai umi kagum sama kamu, coba saja kamu setiap Hary pakai hijab pasti cantik deh" jawab uminya yang kagum dengan anaknya. "Aku akan coba buat umi bahagia" Naila memeluk uminya dnegan penuh sayang. "Ayok kita ke bawah pasti calon suamimu usaha nunggu" ajak uminya lalu kami turun ke bawah sudah ada calon suaminya, Hanifah, dan keluarganya Raihan yang sedang duduk melihat bidadari yang turun dari tangga dia kagu

    Last Updated : 2021-10-01
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 7

    "Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan "Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya "Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila "Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka "Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti" "Kalo kak Hani tau gimana pak" "Kita diam-diam nai" kata Raihan "Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya "Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyum Setelah Naila pulang diantar

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 8

    Hari ini adalah pernikahan Naila dengan Raihan saat ini Naila sedang di dandani oleh kakaknya yaitu Hanifah yah di membantu adiknya make up setelah selesai kami pun menunggu Raihan mengucap ijab qobul nya“Saudara Raihan wadihan Muammar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nur Naila Habibah dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dan surah Ar-Rahman dibayar tunai” ucap Abiku dengan tangan yang menggenggam erat tangan Raihan seakan mempercayai Raihan untuk menyerahkan Naila seutuhnya“Saya terima dan kawinnya Nur Naila Habibah binti Abdul malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai”Raihan mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Naila untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.“Bagaimana para saksi” tanya penghulu“SAH” Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang. “Alhamdulilah” didalam kamar Naila menatap cermin tak percaya jika hari ini

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 9

    Apakah aku sanggup jika harus kehilangan Raihan jika anak kita sudah lahir nanti rasanya tidak?-Naila"Aku ke kamar dulu yah" pamit Raihan Kemudian kembali ke kamarnya dengan membawa baskom yang berisi air hangat"luruskan kaki kamu" perintah Raihan lalu Naila pun menurutinya Raihan menetes handuk itu dan menempelkannya di kaki Naila yang sedikit membengkak"Awhh" rintihan Naila yang membuat kakinya sakit"Maaf sakit yah" Raihan merasa bersalah karena tidak pelan-pelan menempelkannya lalu Naila mengangguk setelah selesai mengompres kaki Naila dia pun menaruh baskomnya ke dapur tadi dan kembali ke kamarnya"Makasih mas udah ngobatin aku" ucap terima kasih Naila lalu Raihan mengangguk"Sudah kamu tidur sekarang" sambil membawa bantal berjalan ke arah sofa depan kasur"Mas kamu kenapa tidur di sofa" tanya Naila yang aneh melihat suaminya itu membawa bantal dan tidur di sofa depannya"Saya gak mau ganggu tidur kamu" jawab Raihan"Mas malam ini kan malam..." Belum sempat Naila berbicara R

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 10

    "Kenapa bukannya tujuan kalian ingin mempunyai anak kan" Sindir Hanifah karena dia ingin adiknya cepat-cepat cerai dengan suaminya dia hanya ingin tidak ada lagi penghalang mereka berdua"Maaf kak kemarin kaki ku sakit jadi gak bisa deh" lirih Naila dengan menundukkan kepalanya"Kakak gak mau tau besok malam kamu harus melakukannya kalo malam ini kan jatah mas raihan tidur di kamar ku jadi besok kamu harus melakukannya" jelas Hanifah membawa masakan tadi ke meja makan tidak berapa lama Raihan baru datang dari masjid dan kami pun mencium tangannya setelah itu kami bertiga duduk di kursi kosong"Mas nanti malam tidur dikamar ku kan" tanya Hanifah kepada suaminya"Iya" Raihan pun hanya menjawab dengan singkat dan menatap Naila yang sedang melamun"Mas mau pake lauk apa" Hanifah melayani makanan suaminya itu Naila hanya terdiam padahal dia cemburu melihat keromantisan mereka berdua"Apa aja Sayang" hati Naila sakit mendengar panggilan Raihan untuk Hanifah kenapa dia harus cemburu seharusn

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   part 11

    Sampai kapan pun saya gak akan melepaskan mu -Raihan "tapi perasaan cinta mas sudah hilang ke Hani dan mas sudah mulai cinta dengan kamu nai" jelas Raihan dengan menggenggam tangan Naila sampai di depan kampus sebelum Naila turun dari mobilnya dia mencium tangan suaminya tidak ada perkataan lagi dia langsung turun dari mobil suaminya. Di jam pelajaran Raihan dia masuk ke kelas Naila dia melihat istrinya sedang melamun mungkin masih memikirkan masalah tadi "Nai" panggil Tasya yang duduk disebelahnya sambil menyenggol bahu Naila untuk menyadarkannya bahwa didepannya sudah ada dosen tapi dia tetap melamun baru tadi pagi dia memikirkan tentang perkataan kakaknya Sekarang ditambah lagi dengan ucapan Raihan suaminya itu Raihan masih menatap Naila sedangkan Tasya dia merasa ketakutan takut jika sahabatnya itu dimarahi oleh dosennya yah dia beluk tau jika Naila dengan dosennya sudah menikah "Nai" panggil Tasya sekali lagi dengan mencubit bahu Naila dia baru saja merintih kesakitan karena

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 12

    "Dia memang sudah punya keluarga suaminya pun sudah ada didepan mata" kata Raihan dengan tersenyum Naila menatap tajam Kepada suaminya "Nai maksud yang dibilang pak Raihan itu apa masa iya lu menikah Sama kakak ipar lu sendiri lu hianatin kakak lu sendiri nai gw gak nyangka Sama lu nai" ucap Tasya "Istri saya yang menyuruh saya untuk menikahi Naila" jelas Raihan sedangkan Naila hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi lebih baik dia diam saja "Nai gw kecewa sama lu gw sahabat lu nai kenapa gak cerita sama gw sih" omel Tasya kemudian dia beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Naila dengan memegang tangannya "Sya tunggu dulu nanti di kost-an lu baru gw ceritain semuanya tapi tolong kali ini percaya sama gw" Naila tidak sanggup jika harus kehilangan sahabat yang satu ini lalu Tasya pun kembali duduk ditempatnya "Ada apa bapak manggil saya ke sini" "Panggil mas sayang gak boleh loh manggil suami kaya gitu" goda Raihan dengan sedikit mencubit pipi Naila tapi dia menghindar

    Last Updated : 2023-12-14
  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 1

    Seseorang adik ipar yang bernama Nur Naila Habibah yang akan menjadi istri suaminya sendiri seorang kakak yang memaksa adiknya untuk menjadi istri suaminya. karena dia mandul dan tidak akan bisa memberikan suaminya keturunan maka dari itu istrinya menyuruh suaminya menikah lagi dengan adiknya.Mereka juga tidak tau jika mereka berdua bukan saudara kandung Naila bukan anak umi Aisyah tapi Naila anak Azizah dia adalah sahabat uminya Hanifah. Menurut Naila dia tidak pantas menikah dengan kakak iparnya karena dia seorang bad girl yang bikin ulah dikampusnya dia beda dengan kakaknya. dia masih pakai baju ketat dan belum berhijab sedangkan Raihan dia seorang dosen dia mengajar Agama di tempat kuliahnya Naila.Apakah Naila setuju permintaan kakaknya atau dia menolaknya?Pagi hari Naila ingin pergi ke kampusnya kakaknya menyuruh dia agar berangkat bareng dengan suaminya tapi Raihan menolaknya karena bukan mahramnya."Mas Naila berangkat bareng m

    Last Updated : 2021-09-08

Latest chapter

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 12

    "Dia memang sudah punya keluarga suaminya pun sudah ada didepan mata" kata Raihan dengan tersenyum Naila menatap tajam Kepada suaminya "Nai maksud yang dibilang pak Raihan itu apa masa iya lu menikah Sama kakak ipar lu sendiri lu hianatin kakak lu sendiri nai gw gak nyangka Sama lu nai" ucap Tasya "Istri saya yang menyuruh saya untuk menikahi Naila" jelas Raihan sedangkan Naila hanya diam saja dia bingung harus jawab apa lagi lebih baik dia diam saja "Nai gw kecewa sama lu gw sahabat lu nai kenapa gak cerita sama gw sih" omel Tasya kemudian dia beranjak dari duduknya tapi dicegah oleh Naila dengan memegang tangannya "Sya tunggu dulu nanti di kost-an lu baru gw ceritain semuanya tapi tolong kali ini percaya sama gw" Naila tidak sanggup jika harus kehilangan sahabat yang satu ini lalu Tasya pun kembali duduk ditempatnya "Ada apa bapak manggil saya ke sini" "Panggil mas sayang gak boleh loh manggil suami kaya gitu" goda Raihan dengan sedikit mencubit pipi Naila tapi dia menghindar

  • Dia Bukan Adik Iparku   part 11

    Sampai kapan pun saya gak akan melepaskan mu -Raihan "tapi perasaan cinta mas sudah hilang ke Hani dan mas sudah mulai cinta dengan kamu nai" jelas Raihan dengan menggenggam tangan Naila sampai di depan kampus sebelum Naila turun dari mobilnya dia mencium tangan suaminya tidak ada perkataan lagi dia langsung turun dari mobil suaminya. Di jam pelajaran Raihan dia masuk ke kelas Naila dia melihat istrinya sedang melamun mungkin masih memikirkan masalah tadi "Nai" panggil Tasya yang duduk disebelahnya sambil menyenggol bahu Naila untuk menyadarkannya bahwa didepannya sudah ada dosen tapi dia tetap melamun baru tadi pagi dia memikirkan tentang perkataan kakaknya Sekarang ditambah lagi dengan ucapan Raihan suaminya itu Raihan masih menatap Naila sedangkan Tasya dia merasa ketakutan takut jika sahabatnya itu dimarahi oleh dosennya yah dia beluk tau jika Naila dengan dosennya sudah menikah "Nai" panggil Tasya sekali lagi dengan mencubit bahu Naila dia baru saja merintih kesakitan karena

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 10

    "Kenapa bukannya tujuan kalian ingin mempunyai anak kan" Sindir Hanifah karena dia ingin adiknya cepat-cepat cerai dengan suaminya dia hanya ingin tidak ada lagi penghalang mereka berdua"Maaf kak kemarin kaki ku sakit jadi gak bisa deh" lirih Naila dengan menundukkan kepalanya"Kakak gak mau tau besok malam kamu harus melakukannya kalo malam ini kan jatah mas raihan tidur di kamar ku jadi besok kamu harus melakukannya" jelas Hanifah membawa masakan tadi ke meja makan tidak berapa lama Raihan baru datang dari masjid dan kami pun mencium tangannya setelah itu kami bertiga duduk di kursi kosong"Mas nanti malam tidur dikamar ku kan" tanya Hanifah kepada suaminya"Iya" Raihan pun hanya menjawab dengan singkat dan menatap Naila yang sedang melamun"Mas mau pake lauk apa" Hanifah melayani makanan suaminya itu Naila hanya terdiam padahal dia cemburu melihat keromantisan mereka berdua"Apa aja Sayang" hati Naila sakit mendengar panggilan Raihan untuk Hanifah kenapa dia harus cemburu seharusn

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 9

    Apakah aku sanggup jika harus kehilangan Raihan jika anak kita sudah lahir nanti rasanya tidak?-Naila"Aku ke kamar dulu yah" pamit Raihan Kemudian kembali ke kamarnya dengan membawa baskom yang berisi air hangat"luruskan kaki kamu" perintah Raihan lalu Naila pun menurutinya Raihan menetes handuk itu dan menempelkannya di kaki Naila yang sedikit membengkak"Awhh" rintihan Naila yang membuat kakinya sakit"Maaf sakit yah" Raihan merasa bersalah karena tidak pelan-pelan menempelkannya lalu Naila mengangguk setelah selesai mengompres kaki Naila dia pun menaruh baskomnya ke dapur tadi dan kembali ke kamarnya"Makasih mas udah ngobatin aku" ucap terima kasih Naila lalu Raihan mengangguk"Sudah kamu tidur sekarang" sambil membawa bantal berjalan ke arah sofa depan kasur"Mas kamu kenapa tidur di sofa" tanya Naila yang aneh melihat suaminya itu membawa bantal dan tidur di sofa depannya"Saya gak mau ganggu tidur kamu" jawab Raihan"Mas malam ini kan malam..." Belum sempat Naila berbicara R

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 8

    Hari ini adalah pernikahan Naila dengan Raihan saat ini Naila sedang di dandani oleh kakaknya yaitu Hanifah yah di membantu adiknya make up setelah selesai kami pun menunggu Raihan mengucap ijab qobul nya“Saudara Raihan wadihan Muammar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Nur Naila Habibah dengan mas kawin emas dengan seberat sepuluh gram dan surah Ar-Rahman dibayar tunai” ucap Abiku dengan tangan yang menggenggam erat tangan Raihan seakan mempercayai Raihan untuk menyerahkan Naila seutuhnya“Saya terima dan kawinnya Nur Naila Habibah binti Abdul malik dengan maskawin tersebut dibayar tunai”Raihan mengucap ijab qobul dengan satu tarikan nafas bersaman dengan kelegaan hati yang lelaki itu rasakan, seakan menerima Naila untuk menjadi tanggung jawab seutuhnya.“Bagaimana para saksi” tanya penghulu“SAH” Semua yang hadir menyaksikan prosesi ijab qobul pagi itu, tersenyum senang. “Alhamdulilah” didalam kamar Naila menatap cermin tak percaya jika hari ini

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 7

    "Nai saya gak bisa melupakannya saya udah mencoba tapi gak bisa nai saya mencintai kamu" ucap Raihan "Kenapa bapak mencintai saya, saya itu bad girl pak selalu bikin ulah dikampus beda dengan kak Hani dia Sholeha, cantik, baik lagi" merendahkan dirinya jika dirinya tidak pantas disandingkan dengan kakaknya "Nai saya mencintai kamu karena kamu itu baik, cantik akhlaknya juga mulia kok kamu bisa kan perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik lagi" Raihan masih menatap mata Naila "Bapak gak ingat perjanjian kita kalo di pernikahan kita nanti kita gak boleh saling mencintai" Naila meneteskan air matanya dengan penuh luka "Saya bakal batalin perjanjian itu saya mau kita bersama-sama nai saya gak mau pisah di pernikahan kita nanti" "Kalo kak Hani tau gimana pak" "Kita diam-diam nai" kata Raihan "Perlahan-lahan semua pasti terbongkar pak" ucap Naila dengan menundukkan kepalanya "Kita berjuang bersama-sama demi cinta kita nai" ujar Raihan dengan tersenyum Setelah Naila pulang diantar

  • Dia Bukan Adik Iparku   Bab 6

    "Ada apa lagi jangan-jangan mas suka sama naila Iyah jawab mas" kata Hanifah. "Han aku itu cuma cinta sama kamu, aku bakal turutin perintah kamu ok tapi tolong jangan ngambek lagi yah" sambil menggenggam tangan Hanifah kemudian mencium kening istrinya. Malam ini Naila akan dilamar oleh kakak iparnya itu dia datang bersama keluarganya. Naila masih siap-siap untuk menemui calon suaminya. "Gimana umi bagus gak kalo aku pakai hijab dengan gamis" tanya Naila kepada uminya. "Masya Allah kamu cantik sekali nai umi kagum sama kamu, coba saja kamu setiap Hary pakai hijab pasti cantik deh" jawab uminya yang kagum dengan anaknya. "Aku akan coba buat umi bahagia" Naila memeluk uminya dnegan penuh sayang. "Ayok kita ke bawah pasti calon suamimu usaha nunggu" ajak uminya lalu kami turun ke bawah sudah ada calon suaminya, Hanifah, dan keluarganya Raihan yang sedang duduk melihat bidadari yang turun dari tangga dia kagu

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 5

    Pagi hari Hanifah pergi ke rumah orang tuanya untuk memberikan baju Naila yah dia memang kakak terbaik dan perhatian dengan adiknya."Assalamu'alaikum umi." ucap salam Hanifah kemudian mencium tangan uminya."Wa'alaikumussalam." jawab salam uminya yang membukakan pintu rumahnya."Hani ke sini mau kasih Naila baju." kata Hanifah bahwa dirinya datang ke tempat rumah umi nya ini hanya ingin memberikan baju untuk adik nya saja."Naila lagi dikamar nya han kamu ke atas aja yah oh ya umi titip pesan sama kamu tolong rubah tuh anak umi seperti kamu Han." nasihat umi lalu Hani mengangguk sambil tertawa lalu dia berjalan ke atas tangganya menemui adiknya itu."Assalamu'alaikum." ucap salam Hanifah yang mengetuk pintu kamar dan dibukakan oleh adiknya."Wa'alaikumussalam kakak sama siapa ke sini." tanya Naila yang sedang mengurus tugas kuliahnya."Tadi kakak sendiri ke sininya, kamu lagi ngerjain tugas y

  • Dia Bukan Adik Iparku   Part 4

    "Ya Allah kapan adik hamba berubah" kata Hanifah."Sabar Han aku yakin kok dia pasti berubah" Raihan menenangkan istrinya dengan mengusap bahunya.Pagi hari kepala Hanifah pusing dan mual hari ini lalu dia mengecek dengan tes pack apakah dia hamil atau tidak dikamar mandi Hanifah menangis.karena hasilnya negatif sampai hari ini dia belum hamil sudah 7 tahun Pernikahan mereka, tapi belum dikaruniai anak sekarang umur Raihan sudah 29 tahun sedangkan Hanifah sudah 28 tahun.Dia ingin sekali memberikan suaminya keturunan tapi dia gak bisa Raihan yang sedang dikamar dia mendengar tangisan istrinya di kamar mandi dia mengetuk pintu kamar mandi."Sayang kamu kenapa nangis" mengetuk pintu kamar mandi Hanifah membukakan pintu kamar mandinya dengan mata sembab dan menyembunyikan sesuatu dibelakangnya."Yang dibelakang apa itu" tanya Raihan yang melihat sesuatu di belakang Hanifah."Bukan apa-apa kok mas" jaw

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status