Beranda / Horor / DiSUKAI SILUMAN ULAR / Sari akan melahirkan

Share

Sari akan melahirkan

Penulis: KARTIKA DEKA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-21 15:08:19

Nyi Baisucen yang mendapat kabar dari perawat segera berlari kecil menuju ke kamar Pak Fudin. Hatinya sangat cemas, kala mengetahui Sari mau melahirkan. Ketika perawat bilang, anak Pak Fudin yang akan melahirkan, sangkaannya langsung pada Sari. Sebab Sari lah yang sedang hamil.

Pak Fudin yang menunggui Sari di kamar sangat cemas dan takut melihat keadaan Sari. Sari menggelupur di lantai, karena tak kuat menahan sakit di perutnya yang semakin hebat. Mata Sari membeliak karena sakitnya. Keringat jagung terus bercucuran dari wajah dan tubuhnya. Perutnya juga terus mengalami pergerakan yang aneh. Tak biasa layaknya orang yang akan melahirkan.

"Ya Allah." Sari menggigit bibirnya untuk meredam rasa sakit, namun sakit yang di rasa semakin hebat.

Nyi Baisucen terperanjat melihat keadaan Sari yang terus menggelupur di lantai.

"Nyi–Nyi to–tolong anak saya," kata Pak Fudin gugup begitu mengetahui keberadaan Nyi Baisucen di kamar itu.

"B–baik Pak." Nyi Baisucen pun tak kalah panik.

Sudah ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Lahir dengan kondisi tak lazim

    "Jangan disitu saja! Kasih semangat istrimu," ujar Nyi Baisucen sambil menarik Hasan yang masih terbengong. Saat melahirkan Rehan, seingat Hasan, Sari tak seperti ini. Hasan mendekati Sari, Sari langsung memegangi tangan Hasan dengan sangat kuat. "Sakit sekali Bang," rintih Sari. "Sabar ya, istighfar." Hasan membelai lembut pucuk kepala Sari yang sudah basah oleh keringat. Hasan sangat tak tega melihat keadaan Sari. Dia juga ikut menangis, apalagi dia tak bisa berbuat apa-apa, selain memberi semangat pada Sari. Nyi Baisucen juga menyediakan air di ember besar. Air itu diberi banyak bunga yang memiliki wangi yang tajam, seperti Melati, Mawar, Kantil dan beberapa jenis bunga lainnya. Juga ditambah dengan minyak kasturi."Nyi, untuk apa air itu?" tanya Hasan. Sedari tadi dia merasa aneh dengan kondisi ruangan bersalin yang tak biasa. Juga tak ada perawat yang menemaniku Nyi Baisucen. "Saya tak bisa menjelaskan sekarang, nanti setelah anak kalian lahir, saya akan cerita," kata Nyi B

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Apakah kejadian lalu akan terulang?

    "Huhuhuhu." Sari terus tergugu. Dia sangat terpukul dengan sikap Hasan. Ditambah melihat reaksi keluarganya. "Nyi, ap–apa be–benar ini cucu saya." Bu Zubaedah masih tak percaya melihat bayi mungil dengan fisik menyeramkan yang terbaring di sebelah Sari."Iya Bu," jawab Nyi Baisucen dengan sangat tenang. "Ba–bagaimana bisa, wajahnya seperti itu?" kata Bu Zubaedah sembari bergidik. Bu Zubaedah memegangi tempat tidur Sari, dia hampir jatuh karena seluruh persendiannya mendadak lemas. Kalau masih melihat wajahnya saja,Bu Zubaedah hampir kehilangan keseimbangan, apalagi kalau dia melihat sekujur tubuh anak itu yang kering dan bersisik seperti ular.Nyi Baisucen diam saja, dia tak mungkin menjelaskan pada Bu Zubaedah, kalau ada darah siluman ular yang menitis pada anak itu. Dengan langkah gontai, Bu Zubaedah keluar dari ruangan bersalin, tanpa menanyakan keadaan Sari. Sari tak bisa berkata apa-apa lagi, bahkan untuk mencegah mertuanya. Airmatanya terus saja mengalir. Padahal dia sangat b

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Pengakuan Nyi Baisucen

    Sari menghapus sisa-sisa air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya, agar dia bisa melihat dengan jelas, apa gerangan yang hendak dilakukan Nyi Baisucen. Namun, tiba-tiba Nyi Baisucen menghentikan gerakannya dan kembali mendekati tempat tidur Sari."Ada Rehan. Saya tak bisa menunjukkan siapa saya sebenarnya di hadapan Rehan. Walau sejatinya, dalam tubuh Sari dan Rehan, juga mengalir darah siluman ular," kata Nyi Baisucen sambil melirik Rehan yang masih asik memandangi adiknya. Nyi Baisucen tak mau lagi menutupi dari Sari dan Pak Fudin.Kalau sebelumnya dia merahasiakan semua dari Sari, semata demi keselamatan Sari dan Rosa, termasuk dirinya. Sari dan Rehan memiliki fisik manusia sempurna, jadi tak ada siluman yang bisa mengendus keberadaan mereka. Namun, sekarang Sari memiliki bayi yang jelas berbeda fisiknya dengan Rehan. Aroma siluman campuran jelas kentara dari tubuh bayi itu, sehingga perlu perawatan khusus untuk menyamarkan baunya. Sebab itu Nyi Baisucen harus menceritaka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kenyataan pahit

    Hasan terus memukul tanah tempatnya bersimpuh. Air matanya mengalir deras. Dia sangat terpukul melihat anaknya yang bersisik ular. Bagaimana dia harus menghadapi orang lain, bila mereka menghina dan mencaci anaknya? "Anak sialan!" maki Hasan dengan wajah geram. Hasan bangkit, diusapnya sisa air mata di pipinya. Dengan wajah geram dia kembali ke tempat mobil yang mereka sewa diparkir. Dia masuk ke dalam, menutup pintu dengan kasar. Hasan ingin tidur, dia berharap, apa yang dilihatnya hanya mimpi. Sementara Bu Zubaedah juga terus gelisah. Apa yang harus dia lakukan setelah Sari sehat? Membawa pulang cucunya ke rumah, sama saja akan membuatnya malu. Paling tidak tetangga kiri kanan akan datang menjenguk Sari. Memang tak banyak orang di kampungnya yang mengenal Sari, tapi semuanya mengenal Bu Zubaedah. Bu Zubaedah termenung, bingung harus berbuat apa? "Kenapa kau Zubaedah?" taya Bu Midah."Entahlah Midah. Kasihan aku melihat cucuku. Tapi kalau kubawa pulang, pasti akan jadi bahan perg

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Hasan pulang, Aina datang

    Wajah Bu Zubaedah yang pertama kali tampak di mata Nyi Baisucen. Dengan senyum dipaksakan Bu Zubaedah masuk ke ruangan yang banyak bertabur bunga itu. Perlahan Bu Zubaedah mendekati Sari. Dia hanya melihat sekilas pada cucu perempuannya yang tengah tidur di tempat tidur sebelah Sari. "Sari, maafkan Mamak ya atas sikap Mamak tadi. Mamak sangat terkejut," kata Bu Zubaedah pada Sari. Sari menjawab dengan anggukan dan air mata yang terus mengalir dari sudut matanya. Mata Sari sehingga bengkak, karena dari tadi terus menangis. Dia tau, mertuanya orang yang baik. Dia memaklumi kalau mertuanya merasa syok melihat fisik putrinya. "Fudin, aku perlu bicara dengan engkau," kata Bu Zubaedah pada Pak Fudin. "Hendak bicara apa Baedah?" tanya Pak Fudin. "Sebaiknya kita bicarakan di luar," ajak Bu Zubaedah. Pak Fudin menurut, dia mengikuti langkah kaki Bu Zubaedah yang sudah lebih dulu berjalan."San, kau temani dulu Sari," titah Bu Zubaedah pada Hasan yang baru saja duduk di bangku yang ada di

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Gubuk reot

    "Kenapa? Apa Sari tak mengizinkan Aina melihat anaknya?" tanya Aina. "Sari belum bisa dilihat, kondisinya lemah," kata Bu Midah. Dia tak menceritakan kondisi Sari yang sebenarnya. "Ya sudah. Kalau begitu, sebaiknya Ayah segera kembali ke kamar. Ayah harus istirahat, biar kita tak berlama-lama di klinik ini. Klinik ini sangat seram, Aina tak betah kalau harus berlama-lama," sungut Aina. Aina tak begitu peduli akan Sari sebenarnya. Dia hanya tak ingin ayahnya terlalu memberi perhatian pada sepupu yang tak pernah dia sukai itu. "Kau pulang saja kalau tak betah di sini! Ayah akan pulang bersama Sari," ketus Pak Fudin. Aina melihat ayahnya dengan tatapan tajam. Rasa irinya pada Sari semakin besar, karena ayahnya lebih memilih menunggu Sari daripada pulang bersamanya. "Yuk lah Ma, kita pulang," ajak Aina pada Bu Midah. "Mama juga tetap di sini. Dimana ada suami Mama, di situ ada Mama," kata Bu Midah membuat Aina bertambah kesal. Dengan langkah kaki yang dihentakkan, dia meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Bertemu Rosa kembali

    Rehan terus menangis dan memukul-mukul dada Hasan. Dia sangat rindu dengan ibunya. Hasan hanya diam, matanya pun basah. Laki-laki itu hanya pasrah menerima rasa sakit yang diterima akibat pukulan anak laki-laki kecilnya. Rehan menjadi tantrum, karena Hasan enggan mempertemukannya dengan sang Bunda. Tak ada yang bisa membujuk bocah kecil itu, apalagi Hasan sudah membawa Rehan puonag kembali ke kontrakan mereka. "Ayah, cali Bunda! Lehan mau sama Bunda! Lehan mau sama Adek huhuhu," tangis Rehan benar-benar pecah, hingga terdengar sampai ke tetangga. Dia terus saja berteriak. Meski Hasan hanya diam seribu kata. Wak Esah jadi gelisah. Tapi mau melihat keadaan Rehan juga merasa tak enak hati, sebab Hasan menutup rapat pintu rumahnya. Sejak sampai di rumah pagi tadi hingga sore hari, tak sekalipun Hasan keluar rumah. Wak Esah merasa sangat aneh, ditambah tak melihat Sari ikut bersama Hasan pulang. Wak Esah jadi gelisah. Berulangkali kali wanita setengah baya itu mondar mandir di rumahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Antusias Rosa

    "Kenapa Abang jadi terdiam? Kalau Abang masih belum bisa, nggak papa juga," kata Rosa. Seulas senyum terlihat getir di wajahnya yang cantik. Hasan masih mempertimbangkan. Sekelebat bayangan Sari melintas di matanya. Tak ada kekurangan Sari sebagai istri di matanya. Sehingga dia tak ada alasan untuk menduakan Sari. Seketika rasa sesal meraja di hatinya. Namun, tiba-tiba bayangan bagi merah berkulit kering seperti bersisik dengan kelopak mata merah yang seperti mengelopek membuat rahangnya mengeras. Dia merasa marah, pada bayi tak berdosa itu. Hasan merasa, bayi itu adalah sumber malapetaka dalam hidupnya. Dia mulai mempertimbangkan solusi dari Rosa. Dia akan mendapat banyak keuntungan bila mengikuti saran Rosa. Bukan hanya tempat tinggal yang bagus, dia juga akan memiliki istri yang cantik. Lagipula, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah merenggut kesucian Rosa. "Apa kau tak takut akan jadi pergunjingan orang? Bisa saja kan, ada orang yang tau tentang kita," tanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12

Bab terbaru

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   TAMAT

    Sari terus berusaha berkonsentrasi memanggil Nyi Baisucen. Dia harus tau kebenaran tentang Rosa. Apakah Rosa adalah saudari yang dicarinya selama ini?"Bibi Baisucen." Berulang kali Sari memanggil Nyi Baisucen. Namun Nyi Baisucen tak juga menjawabnya. Sari hampir putus asa. Kenapa bibinya tak menjawab panggilan darinya? Kalau dia ke klinik Pak Hanif, akan memakan waktu yang lama. Hampir setengah hari perjalanan menuju ke sana. Belum lagi perjalanan pulang. Dia tak bisa meninggalkan keluarganya dalam waktu yang lama. Sari mencoba untuk berkonsentrasi lagi. Mungkin tadi bibinya sedang sibuk pikirnya."Bibi Bai. Bibi Bai. Bibi Bai.""Ada apa Sari?" Sari lega, akhirnya Nyi Baisucen menjawab panggilannya. "Bibi bisa Bibi datang lagi? Ada yang hendak Sari bicarakan." "Bibi akan datang malam nanti. Klinik sedang ramai saat ini. Paman Hanif akan curiga." "Baik Bibi. Sari akan menunggu Bibi di taman kota." "Ya, Bibi akan menemuimu di sana." Sari mengakhiri panggilan telepatinya. Dia seg

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kebenaran terungkap

    Dua orang wanita cantik tampak sedang duduk berbincang di sebuah taman kecil yang ada di sebuah klinik pengobatan alternatif. Mereka adalah Nyi Baisucen dan Rosa. Sama dengan Sari, Rosa juga merasakan ada suatu kejanggalan dengan perbincangan mereka tadi malam. "Bi, katakan yang sejujurnya. Apa yang sedang Bibi sembunyikan? Kenapa Bibi bilang Sari adalah kemanakan Bibi? Bagaimana hal itu bisa terjadi, sementara Sari itu manusia sejati? Berbeda dengan Bibi." Rosa mencecar Nyi Baisucen dengan pertanyaan yang sejak tadi malam juga menggelayuti hatinya. Nyi Baisucen masih diam dengan pandangan lurus ke depan. Dia sedang memikirkan, bagaimana cara mengawali ceritanya pada Rosa."Kenapa Bibi diam? Apa ada yang sedang Bibi sembunyikan." Rosa menyelidik."Rosa, memang sudah seharusnya kau tau cerita ini. Sejak lama Bibi ingin menceritakan padamu, tapi Bibi tak bisa. Ayahmu melarang siapapun untuk menceritakan kebenaran ini padamu." "Apa maksud Bibi?" tanya Rosa dengan alis menaut. Nyi Bai

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kecurigaan Sari

    "Siapa yang datang pagi buta begini?" tanya Nyi Baisucen pada Sari, pandangannya tak lepas dari Honda HR V warna silver yang sedang parkir di pekarangan rumah Sari."Itu mobil Bang Hasan, Bi. Ada apa ya?" Sari pun bertanya-tanya. Hasan turun lebih dulu, baru disusul oleh Rosa. Nyi Baisucen terkesiap melihat keduanya. Matanya tak bisa berkedip sama sekali. "Siapa yang bersama dengan Hasan, Sari?" Dia bertanya, untuk memastikan dugaannya tak salah. "Itulah istri kedua Bang Hasan, Rosa namanya." Nyi Baisucen terperangah, tak percaya mendengar hal yang diungkapkan Sari. Nyi Baisucen terduduk lemas. 'Berarti, orang yang telah kudukung untuk menikahi Rosa adalah Hasan' batinnya.Penyesalan segera menyergap kalbu Nyi Baisucen. Kenapa dulu dia tak menyelidiki terlebih dahulu, siapa laki-laki yang dicintai Rosa? Sayangnya dia tak hadir pada saat Rosa menikah, hingga dia tak juga mengenal suami Rosa. Apalagi sudah sangat lama Rosa dan Nyi Baisucen tak lagi bertemu."Bibi!" Rosa sangat terk

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Penyakit kiriman

    Rosa langsung membawa Hasan ke rumah ayahnya, setelah sebelumnya memanipulasi penglihatan Hasan. Sehingga yang tampak di pandangan Hasan adalah sebuah rumah yang mewah juga megah, dengan banyak security yang berjaga di setiap sisinya, baik diluar maupun di dalam. Security itu langsung membuka pintu rumah tatkala melihat kehadiran Rosa beserta suaminya. Sampai di dalam Rosa berpapasan dengan Sanca yang melihatnya dengan sinis. "Mau apa kesini, tengah malam begini?" sinis Sanca. ''Aku mau bertemu Ayah." Rosa tak lagi memperdulikan Sanca, dia langsung berjalan melenggang tanpa peduli dengan tatapaan tak suka Sanca pada Hasan.Apalagi Rosa melihat wajah Hasan kian memerah karena suhu tubuhnya semakin meningkat. Rosa menggandeng tangan Hasan yang panas untuk mempercepat langkah kakinya. Tak dipedulikan rasa terbakar di telapak tangannya.Rosa langsung menuju ke kamar Tuan Anaconda, sempat dia juga berpapasan dengan Panglima Derik di depan pintu kamar Tuan Anaconda. Walaupun Panglima Der

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Tiba-tiba sakit

    Hasan merasa sangat gelisah malam ini, tubuhnya terasa panas. Dia senantiasa merasa kegerahan, hingga bajunya basah karena keringat. Berulang kali dia mengganti posisi tidurnya tapi tak membantu juga untuk mengurangi rasa gerah yang sedang menderanya. Rosa merasa tempat tidurnya terus berderit sejak tadi. Dia membuka matanya, lantas melihat suaminya yang tidur dengan gelisah. Alisnya menaut melihat suaminya yang bertingkah aneh."Kenapa Bang?" tanyanya pada suaminya, lantas duduk di atas ranjangnya.Dicepolnya asal rambutnya yang ikal mayang itu, hingga menampakkan dengan jelas lehernya yang jenjang."Gerah," jawab Hasan sambil mengipasi tubuhnya dengan baju sendiri. Rosa melihat ac di kamarnya, ac nya hidup. Tak ada masalah dengan itu. Gadis cantik itu bangkit, untuk memeriksa kondisi suaminya. "Astaga! Badan Abang panas sekali!" pekiknya ketika punggung tangannya ditempelkan ke dahi Hasan. Hasan duduk, dibukanya baju yang telah basah oleh keringat. Namun tak juga mengurangi rasa

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Rubi masuk perangkap

    Aina duduk di hadapan seorang laki-laki paruh baya yang penampilannya tampak biasa saja. Siapa yang sangka kalau orang yang berada di depannya itu adalah seorang Dukun yang dikenal cukup handal dalam memuaskan semua kliennya.Aina mengenalnya dari rekomendasi seorang rekannya yang sudah tau jam terbang si Dukun."Ini Ki, fotonya." Aina menyerahkan dua lembar foto ke tangan laki-laki itu. Laki-laki yang dipanggil Aki melihat foto itu dengan seksama. Tadinya dia duduk dengan santai sambil bersandar di sandaran sofanya. Tapi ketika melihat kedua foto itu, matanya membulat sempurna."Ada apa Ki?" tanya Aina yang melihat perubahan pada ekspresi Dukun itu. "Ini sulit dipercaya," gumam Dukun itu. "Kenapa emangnya Ki?" Aina semakin bingung melihat sikap Dukun itu. "Ini, siapa perempuan ini?" Dukun itu bertanya seraya menunjuk wajah Rosa."Dia istri kedua si Hasan, Ki. Orang yang mau saya hancurkan. Ini Ki." Aina menunjuk wajah Hasan dan Sari."Saya ingin menghancurkan keduanya Ki. Mereka

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Masih ada luka

    "Sari, bisa kau temani aku ke toko Hasan? Aku juga ingin berkenalan dengan istri keduanya." Aina sudah mendapatkan foto Sari dan semua yang ada di rumahnya. Kini tinggal foto Hasan dan madu Sari.Permintaan Aina cukup mengundang tanya di hati Sari. Untuk apa Aina ingin berkenalan dengan Rosa?"Tak apa kan kalau aku ingin berkenalan dengan istri Hasan. Siapa tau, suatu hari nanti aku bersama dengan kawan-kawanku bertandang ke toko itu untuk membeli baju, jadi bisa diskon," kata Aina dibarengi dengan tertawa yang palsu, seolah Aina bisa mendengar kata hati Sari."Oh, boleh saja. Paman dan Bibi, mau ikut juga ke toko Bang Hasan?" tanya Sari. Beberapa tahun ini, Pak Fudin dan Bu Midah sudah sering datang ke rumah Sari dan sudah tau toko Hasan juga istri keduanya. Namun masih saja Pak Fudin belum bisa menerima kehidupan berpoligami yang dijalankan keponakannya itu. Hingga membuatnya sedikit enggan kalau harus sering bermanis-manis dengan Hasan. Dia tak marah karena Sari. "Kalian sajalah.

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Akal busuk Aina

    "Emak mau kemana?" tanya Sari pada Rasidah yang ingin menuruni anak tangga. "Mau nasi," jawab Rasidah dengan wajah merajuk seperti anak kecil."Sebentar lagi ya Mak." Sari mencoba menahan Rasidah.Tapi Rasidah malah menepiskan tangan Sari. Wanita setengah baya yang terkadang sifatnya seperti anak kecil itu, tak peduli akan larangan Sari. Dia terus saja turun ke bawah. Sari menghentikan langkah kakinya tak berniat menyusul Rasidah. Akhirnya Sari hanya memperhatikannya dari atas saja. Denyut di punggungnya masih terasa, Sari meringis sambil mencoba merana bagian punggungnya.Bersamaan dengan itu, dia merasa mendengar suara Nyi Baisucen. "Kau dimana Sari?" Sari mencoba berkonsentrasi lagi. Mungkin dengan mengirimkan sinyal telepati, bibinya akan tau keberadaannya. Namun Sari merasa semua cukup aman, jadi dia tak perlu meminta bibinya untuk datang. Mungkin karena dia merasa cemas dengan kedatangan Ayah Rosa maka tanda lahirnya berdenyut."Bibi, Sari di rumah Bang Hasan." Suara batin Sa

  • DiSUKAI SILUMAN ULAR   Kedatangan Tuan Anaconda

    Tuan Anaconda sekali lagi memanggil Rosa dengan suara yang lebih kuat, "ROSA!" "I–iya Ayah," jawab Rosa gugup. Hasan segera mengajak Rehan dan Rasidah naik ke atas lagi. Namun Rasidah justru menolak, dia masih memegang paha ayam goreng yang sangat pesat terasa baginya. "Mamak bawa aja ayamnya semua. Makan di atas," bujuk Hasan. Akhirnya Rasidah mau juga. Rosa harap-harap cemas. Setelah melihat Hasan, Rehan dan Rasidah hampir sampai di lantai dua rumah mereka. Baru Rosa membuka pintu rukonya. "Kenapa lama sekali!" hardik Tuan Anaconda. "Tadi kuncinya susah dibuka Ayah," alasan Rosa."Kenapa Ayah datang malam-malam kesini?" tanya Rosa. "Apa harus ada alasan untuk bertandang ke rumah anak sendiri?" tanya Tuan Anaconda. Tuan Anaconda menyapu seluruh sudut ruko dengan matanya. Dia berjalan perlahan melihat setiap bagian sudut ruko Rosa yang banyak dihiasi manekin-manekin cantik yang dipakaikan baju contoh. "Mana suamimu?" "A–ada Yah. Di–atas." Rosa sangat gugup, takut kalau ayahn

DMCA.com Protection Status