Share

Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood
Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood
Penulis: humaidah4455

Mahar Ala Zahra

Penulis: humaidah4455
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 07:40:41

Mutiara Azahra itulah namanya. Gadis muslimah berparas ayu, santun, dan ramah. Ia putri tunggal pasangan Rojali dan Maemunah.

Keluarga Tiara nama panggilan gadis itu, hidup dalam kemiskinan. Tiara tak bersekolah, ia dititipkan oleh ke dua orang tuanya di salah satu pondok pesantren ikut ndalem bersama keluarga Kiyai, nama panggilannya pun diganti Zahra. Zahra belajar Al-Qur'an sejak kecil hingga membuatnya kini menjadi hafiz Qur'an.

Zahra tidak bersekolah formal. Sebenarnya Sang Kiyai sudah membujuk Zahra untuk bersekolah formal. Namun, Zahra enggan. Alasannya ia ingin fokus belajar Al-Qur'an.

"Zahra ingin jadi Hafiz Qur'an, Abah, Zahra nggak mau sekolah" ucap Zahra kepada Kiyai 10 tahun yang lalu.

Zahra ikut Keluarga kiyai kurang lebih 10 tahun. Sang kiyai membesarkan Zahra seperti anak kandung sendiri.

Zahra tumbuh di lingkungan yang mendukung perilakunya berkelakuan baik. Didikan sang Kiyai dan Bu Nyai membekas bagai pahatan di batu.

Menjadikan Zahra sosok yang mandiri, kuat, taat beribadah, dan patuh kepada orang tua.

Di usianya yang menginjak 20 tahun, gadis itu kembali kepada kedua orangtuanya. Rumah semi permanen menjadi tempat tinggalnya kini bersama kedua orang tuanya.

Ternyata Ayah Zahra mempunyai hutang kepada sahabatnya sebesar 50 juta. Ayahnya tak sanggup membayar, hingga akhirnya Zahra yang menanggung semua itu. Sahabat ayahnya meminta Zahra untuk menikah dengan putra bungsunya, dengan beralasan untuk melunasi hutang sang ayah.

Zahra tak bisa menolak. Ia takut menjadi anak durhaka. Sedang anak sahabat ayahnya itu anak mami hoby dugem, bersenang-senang dan menghamburkan uang orangtuanya, sangat jauh dari kriteria Zahra.

Singkat cerita lamaran pun terlaksana. Rombongan calon besan datang dengan mobil mewah, dan membawa barang-barang yang mewah, bahkan cincin pertunangan harganya ratusan juta. Maklum orang tajir.

Di rumah Zahra yang sangat sederhana. Zahra berbalut gamis berwarna merah muda, dengan hijab senada, terlihat anggun dan cantik. Ia keluar bersama ibunya.

"Wah Mbak Zahra sudah hadir. Baiklah, kita mulai acara pertunangan ini," ucap Pak RT.

Acara pun mulai. Ternyata Danu Herlambang jatuh cinta pada Zahra sejak pertemuan pertama dan ingin segera menikah.

"Zahra, apa mahar pernikahan yang kau minta?" tanya Danu di hadapan semua orang.

"Sebutkan saja, Zahra. Tak usah kawatir berapapun yang kau minta kami pasti sanggup." Kata Mama Danu.

Zahra yang menunduk mulai mensejajarkan wajahnya.

"Ada dua pilihan mahar dariku, tinggal Mas Danu mau pilih yang mana," ucap Zahra.

"Katakan, Zahra sebut saja, dua-duanya pun boleh," sahut Danu antusias.

"Baik, Mas. Pilihan pertama, ku minta mahar bacaan satu surat Ar Rahman dengan fasih. Alasannya aku ingin Mas Danu menjadi imam shalat ku."

"Yang ke dua?" Danu tak sabar.

"Pilihan ke dua, aku ingin mahar sepiring nasi goreng seeafood spesial yang di buat oleh Mas Danu tanpa bantuan orang lain. Aku ingin Mas Danu bisa memberikan aku rizki yg halal dari hasilnya sendiri," ucap Zahra mantap.

"Silahkan Mas pilih yang mana," kata Zahra.

Semua orang tertawa kecil kala mendengar pilihan kedua, begitu juga Danu dan Mamanya.

"Kenapa se simpel itu, kenapa tak apartemen, mobil, emas, berlian atau apalah," ucap ibu Herlambang sombong.

"Oke, baiklah. Aku milih yang kedua saja. Kalo ngaji aku belum bisa," ungkap Danu terkekeh.

"Yakin dengan pilihan ke dua? Ini harus hasil dari Mas Danu sendiri, nggak keberatan?" tanya Zahra memastikan.

"Kalo cuma nasi goreng aku sanggup, kalo ngaji aku angkat tangan deh," ucap Danu enteng.

"Baiklah jika Mas Danu memilih pilihan ke dua. Dengarkan baik-baik."

"Aku ingin Mas Danu membuat nasi goreng seeafood untukku, dengan nasi yang berasal dari benih padi yang ditanam olehnya sendiri, di panen sendiri, hingga berwujud beras dan dimasak olehnya sendiri. Kemudian seafood aku memilih toping daging udang lobster dan cumi-cumi hasil pancingan Mas Danu sendiri. Ingat semua bahan nasi goreng untuk maharku nanti harus berasal dari hasil kerja secara halal, dan keringat Mas Danu tanpa bantuan orang lain. Ku beri waktu kepada Mas Danu 99 hari sesuai jumlah Asma Allah dalam Al-Qur'an, dihitung mulai hari ini untuk membuat nasi goreng seeafood itu. Jika Mas Danu tak bisa memenuhi maharku, Maka Mas Danu ku anggap membatalkan pernikahan ini, dan sesuai tradisi seluruh barang lamaran ini untukku." Jelas Zahra panjang lebar.

Danu, dan semua orang yang hadir takjub mendengar penjelasan Zahra.

"Kalian semua yang hadir disini ku minta menjadi saksi atas perjanjian ini. 99 hari jika Mas Danu tak berhasil menyiapkan maharku, berarti mas Danu membatalkan sepihak rencana pernikahan ini, dan seluruh barang ini menjadi hak ku sesuai tradisi di sini." Ucap Zahra mantap.

Keringat dingin mulai membasahi tubuh Danu.

"Jika kamu jodohku, Allah pasti mempermudah jalanmu untuk menghalalkan ku," ucap Zahra pada Danu.

Semua orang terdiam. Bu Herlambang yang tadinya sombong mulai ciut nyalinya. Danu diam tanpa kata.

Bab terkait

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Negosiasi

    "Maaf, Mbak Zahra. Apakah tidak terlalu memberatkan dan berlebihan syarat itu?" Pak RT membuka suara. Semua mata menoleh ke sumber suara. Zahra tersenyum simpul, nampak manis dan cantik sekali. Hingga membuat Danu tambah kasmaran. Taman bunga merekah seketika menghias hati Danu. "Maaf, maksud Bapak, bagaimana?" tanya Zahra. "99 hari, mana bisa membuat nasi goreng, kalau harus nanam dulu, Mbak. 99 hari padi baru bisa di panen, belum di jemur, belum gilingnya, cukup kah waktunya, Mbak?" Pak RT balik bertanya dengan sopan. Zahra kembali tersenyum, ia menoleh kepada calon mertua dan suaminya. "Bukankan ada dua pilihan mahar, dan Mas Danu sendiri yang siap memilih mahar ke 2," kata Zahra lembut. "Iya, Mbak. Tapi rentang waktu 99 hari apakah cukup?" tanya Pak RT. Danu yang sedari tadi berkeringat mencuri pandang kepada Zahra. 'Duh, Zahra. Senyum mu mengalihkan duniaku. Aku bisa gila jika tak bisa memilikimu Zahra.' batin Danu."Kenapa tidak minta yang lain saja, Zahra. Sebutkan saj

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    perdebatan dalam mobil

    "Benar-benar aneh syarat mahar dari gadis itu. Kenapa tak meminta barang lain saja. Meskipun cuma nasi goreng seeafood tapi syarat untuk membuatnya itu bisa membuat Danu sengsara!" seru Ibu Herlambang kesal. Masuk mobil kemudian membanting pintu mobil dengan kasar. Wajahnya cemberut.Danu, Pak Herlambang, dan Pak Kasno ikut masuk mobil. "Kita batalkan saja pernikahan ini," usul Ibu Herlambang. Duduk di jok belakang bersama suaminya. Ibu Herlambang tampak taksetuju bila perjodohan ini berlanjut. Memasang mimik masam sedikit membenarkan sanggul rambutnya.Danu menoleh ke arah mamanya, "Jangan dong, Ma. Danu cinta sama Zahra, Ma. Dia gadis yang berbeda dari yang lain," ungkap Danu ia duduk di depan dekat sopir sambil memasang sabuk pengaman.Pak Herlambang menatap aneh kepada istrinya. Kemudian membenarkan posisi duduknya ke arah depan."Yah. Kamu benar, Danu. Zahra berbeda dari gadis lain. Yang Papa tangkap, Zahra ingin kamu berproses untuk membuat mahar pernikahan mu. Bukan karena kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Wanita terbaik

    Danu mulai terdiam sambil bersandar di jok mobil menyapukan kedua telapak tanganya ke wajah tampan berhidung mancung itu. Mobil melaju lagi perlahan."Danu, Danu! Are you Oke?" Ternyata Ibu Herlambang memperhatikan gerak-gerik putra bungsunya itu. "Ya, I'm oke Ma," ucap Danu termenung mengusap wajahnya ia menatap keluar jendela."Den, wanita seperti Mbak Zahra itu sekarang langka lho, Den. Jangan sampai lepas," ucap Pak Kasno membuyarkan lamunan Danu. "Iya, Pak Kasno benar. Kebanyakan wanita sekarang suka sama laki-laki yang beruang, ganteng, dan mapan." Imbuh Pak Herlambang. Setuju dengan ucapan sopirnya."Duh, kalian ini kaum lelaki tak tau kah, cantik itu butuh uang. Apalagi kaya mama ini. Hidup tanpa uang, apa kata dunia?" timpal Ibu Herlambang memainkan cincin berlian di jari manisnya. "Lagian papa kenapa sih ngotot banget ngejodohin Danu sama Zahra? Kenapa nggak sama anaknya jeng Prita saja, si Hany. Dia lebih berkelas dan sesuai dengan Danu, she is model, beautiful, smart, d

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Nyonya Besar pusing

    Mercedez hitam membawa keluarga Herlambang memasuki pintu gerbang sebuah rumah besar. Pintu pagar sudah terbuka mobil masuk halaman rumah kemudian berhenti tepat di depan pintu rumah keluarga Herlambang setelah menempuh perjalanan cukup jauh sampailah mereka di istana keluarga Herlambang.Rumah besar berlantai dua bercat putih lengkap dengan kolam renang dan hiasan mewah. Di garasi berjejer empat mobil. Semua keluar dari mobil hitam yang berhenti tepat di depan pintu rumah bak istana itu lalu mereka masuk rumah kecuali Pak Kasno ia memarkirkan mobil ke garasi.Danu melangkah cepat mendahului orang tuanya. Melewati ruang keluarga tanpa menoleh sedikitpun. Mama dan Papa nya mengekor dibelakang dengan langkah gontai menuju ruang keluarga lalu duduk disofa."Eh, sudah pulang rupanya. Gimana lancarkan lamarannya?" tanya Anita isrti kakaknya Danu. Wanita seksi itu duduk santai disofa berbalut baju kurang bahan berwarna merah cerah, membaca majalah. "Yah,,, begitulah," ucap Ibu Herlambang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Flash back

    FLASH BACK ONKala itu papanya mengajak ketemuan pertama kali bersama Zahra dan Bapaknya di sebuah restoran, untuk membahas perjodohan mereka.Danu yang awalnya menolak berusaha berkilah mengarang alasan dengan berbagai cara agar tak jadi bertemu dengan Zahra. Berbagai alasan dilontarkan Danu saat hendak berangkat ke restoran tempat dimana sang papa berjanji untuk bertemu. Papanya membujuk Danu untuk mau bertemu dengan calon istrinya. Kata Papa untuk sekedar perkenalan dulu. Setelah bernegosiasi lama dan alot akhirnya Danu mau juga diajak bertemu dengan Zahra dan Bapaknya. Sampai direstoran Danu dibuat jenuh menunggu kedatangan calon istri pilihan papa yang akan dijodohkan dengannya. Danu marah, kesal, sewot saat menunggu kedatangan mereka. Papanya menyuruh Danu untuk sabar menunggu Danu pun menurut papanya. Hampir saja Danu pergi meninggalkan restoran karena jemu menunggu lama. Akhirnya Zahra dan Bapaknya datang. Meminta maaf karena terlambat. Danu yang tadinya marah, kesal, da

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Obat rindu

    POV ZAHRA Aku termenung dikamar ini menatap keluar jendela. Sesekali kulihat bingkisan mewah dari keluarga Mas Danu. Orangtua laki-laki itu kini benar-benar resmi melamar ku untuk putranya. Sebenarnya ada rasa kecewa dalam diriku pada Bapak. Kenapa harus berhutang pada keluarga Mas Danu? Hingga membuatku harus menanggung semua ini. Sedang aku belum lama berada dirumah ini, baru saja 4 bulan dirumah ini. Aku masih rindu Emak. Malah sekarang aku sudah resmi dilamar Keluarga sahabat Bapak. Apalagi Mas Danu itu sama sekali bukan tipeku. Meskipun dia bergelimang harta dan tampan rupawan, dua kriteria laki-laki yang biasa diincar kaum wanita masa kini. Tapi, aku Mutiara Azahra, tak sedikitpun terpikat oleh kekayaan yang dimiliki keluarga Mas Danu. Bukannya semua itu cuma titipan? Dan bisa lenyap kapan saja Jika Allah menghendaki.Tak munafik juga, ku akui hidup ini butuh uang, harta, tahta, dan yang lainya. Tapi apakah cukup itu saja? Buat apa kekayaan di dunia ini bila hanya di sombon

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Langkah awal Danu

    POV DANUTanpa terasa air mata ini menetes saat ku mengenang kembali kisah hijrahku. Dikamar dengan fasilitas lengkap ini ku bersandar memeluk guling. Ah,,, apa ini aku 'kan laki-laki tak boleh cengeng. Azdan Maghrib sayup sayup terdengar. Segera ku bangkit tak terasa lama juga aku bersandar tadi.Aku harus bersiap siap untuk shalat Maghrib.Ah tapi aku ingin menelpon Zahra dulu ingin bertanya langkah apa yang akan ku ambil. Aku tak boleh buang-buang waktu hari ini sudah masuk dalam hitungan hari untuk memenuhi syarat mahar bidadari ku. "Aaarrggh," Ku acak rambut melampiaskan kebingungan ini duduk di spring bed. Aku harus bagaimana dulu? "Telpon nggak. Telpon nggak telpon." Menghitung 5 jariku. Telpon. Yah aku telpon Zahra saja timbang mati penasaran.Segera ku raih ponsel yang ada diatas spring bed ku buka pola ponsel kemudian mencari kontak Zahra. Kuhubungi bidadari itu."Tut, tuuut." Suara khas telepon tersambung dibalik ponsel . "Nyambung." Menempatkan ponsel di dekat telinga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Jangan Menangis Ma (9)

    POV Danu"Kalau Zahra tak mencintaiku, kenapa dia mau dijodohkan dengan ku, Ma?" Hati kecilku ikut bertanya."Lho, jangan tanya sama mama dong, mama bukan Zahra." Mama mengacak rambutku yang sedikit basah."Bangun, rambut kamu basah Danu!" Kini mama mendorong paksa bahuku berusaha membuatku bangun."Bisa aja 'kan, Ma Zahra itu nurut sama orangtuanya hingga mau nerima perjodohan ini." Asal tebak saja lalu bangun dari rebahan di paha mama duduk bersila diatas spring bed dengan bedcover berlogo Manchester united. "Kamu nggak mengharapkan Zahra cinta sama kamu?" Kini mama menatapku lekat.Ah, mama ini nanya yang lain kek."Heem." Ku ambil guling dan memeluknya. Mama memperhatikan tingkahku dengan seksama. "Kamu nggak mengharapkan Zahra mencintaimu?" tanya mama lagi. Kenapa mama nanya begitu sih, bukanya kasih semangat. Mama sebenernya merestui beneran apa cuma pura-pura? "Harapan itu pasti ada, Ma. Cuma aku nggak mau maksa Zahra mencintaiku." Hatiku lumayan galau, rasanya kaya digant

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22

Bab terbaru

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Pelajaran berharga

    Mau tak mau Danu harus menimba air sumur untuk mengisi bak mandinya. Beberapa kali ia menimba air membuatnya berkeringat, maklum saja dia tak pernah susah selama ini. Usai mengisi bak air, Danu beristirahat sejenak sambil mengusap peluh yang mengucur di dahinya. "Capek nya ngisi bak air mandi. Coba aja di kamar mandi kamarku, tinggal puter langsung mancur," keluhnya lirih. Ia duduk sejenak di teras dapur sambil melepas kaosnya. Danu berpikir sejenak. "Baju ini kalo kotor mau nggak mau, aku yang nyuci juga," pikirnya. Danu menepuk jidatnya. "Sib, nasib! Gini amat sih, mana semuanya masih manual," gerutunya dalam hati. Tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dari belakang. "Katanya mau mandi, kok masih duduk disini?" Suara Pak Husen mengejutkan Danu. Ia spontan menoleh. "Eh, Bapak. Kaget saya." Danu mengusap dadanya yang putih mulus. "Kenapa belum mandi juga?" "Anu, Pak ... saya istirahat dulu, capek nimba air," ungkap Danu nyengir kuda. Pak Husen tertawa mendengar ungkapan Danu.

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Demi kamu, Zahra

    "Ayo masuk, Mas Danu," ajak Pak Husen. "Baik, Pakde, Simbah," Danu bingung hendak memangil dengan sebutan apa. Pak Husen menyunggingkan senyuman lalu menepuk pundak Danu. "Le, nggak usah takut, gugup, ataupun bingung. Panggil saya Bapak, atau Pak'e dan istri saya panggil saja Simbok atau Mbok'e, karena mulai hari ini, kamu sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami disini." Laki-laki setengah abad itu berbicara dengan santai dan mantap, penuh karismatik. "Le, ayo barang-barangnya dibawa masuk ke kamarmu, sudah Simbok siapkan," Ibu Aminah keluar memanggil Danu. Danu menoleh kepada ibu Aminah, wanita berbusana khas Jawa itu berusaha menarik koper Danu, namun Danu langsung refleks membantunya. "Biar saya aja, Mbok ... ini berat," ucap Danu meraih kopernya. Pak Husen menatap istrinya dan pemuda kota itu sambil mesem ngguyu. Danu dan Ibu Aminah berjalan menuju sebuah kamar yang sudah dipersiapkan oleh ibu Aminah. "Ini kamarmu, Le. Bajunya bisa dimasukkan ke lemari sini," ucap wanita it

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Jadi anak desa

    Danu masih bertanya-tanya mengapa Pak tua, dihadapannya ini seperti bisa melihat masadepan. Sepertinya beliau bukan orang sembarangan. "Tidak usah bingung. Ayo istirahat lagi." Pak Husen bangkit dari duduknya lantas berlalu meninggalkan Danu. Danu termenung menelaah setiap ucapan laki-laki setengah abad itu. "Ah, sudahlah. Mungkin memang beliau punya kelebihan. Lebih baik aku tidur saja." Danu memutuskan untuk tidur lagi. ***Adzan Subuh berkumandang, Danu terbangun dari istirahat malamnya, ia segera menuju kamar mandi yang terletak diluar rumah. Suasana masih gelap, lagi-lagi Danu harus menimba air. "Sudah bangun, Mas," Suara wanita mengejutkan Danu. Danu berjingkat mendengar suara itu. "Eh, Ibu. Iya, saya sudah bangun. Mau solat subuh," ucap Danu kepada wanita itu. Ia membawa sebuah periuk berisi beras. Ia menunggu Danu selesai menimba air, lantas iapun menimba air hendak mencuci beras. Danu mengamati kegiatan bundenya Pak Kasno itu sambil berwudhu. Pak Husen datang dari ar

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Jungkir balik dunia Danu

    Adzan Maghrib berkumandang. Lagi, Danu meminta menepi lagi di sebuah masjid dan menunaikan shalat berjamaah. Usai shalat Danu berdo'a. "Ya Allah, kumohon, berilah aku kemudahan untuk menjalani semua ini, bimbinglah aku menuju apa yang ingin ku capai, tuntun aku dalam menjalani semua ini, hanya kepadaMu aku memohon pertolongan." Danu khusyu sekali berdo'a. Pak Kasno dan Papanya menunggu Danu selesai berdo'a, lalu mereka melanjutkan lagi perjalanan mereka. Perut keroncongan membuat mereka menepi kembali mencari tempat istirahat dan makan malam di sebuah warung kaki lima. Pak Herlambang tak kikuk saat diajak makan di kaki lima, benar-benar sosok yang patut di contoh. Penampilan Pak Herlambang yang sederhana, meskipun ia bisa dibilang sultan, namun ia tak malu ataupun gengsi makan di kaki lima. "Masih jauh enggak, Pak?" Danu bertanya perihal jarak yang hendak ditempuh sesaat usai menikmati santap malam."Mungkin sekitar jam sembilan malam, kita baru sampai, Den." Pak Kasno menjawab sam

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Misi Cinta B

    Sementara itu, Pak Herlambang dan Danu masing-masing menyiapkan diri. Danu bersiap dengan apa-apa yang ia perlukan. Sementara itu, papanya menyiapkan sejumlah uang yang akan diserahkan kepada pakdenya Pak Kasno. Danu menghampiri Bi Surti yang sedang menyiapkan baju-baju nya dikamar."Bi, banyakin celana pendek, sama kaos, ya," pinta Danu. "Iya, Den. Tapi kenapa harus bawa baju jelek si, Den? Emang mau nggarap proyek apa selama 3 bulan?" Bi Surti yang penasaran akhirnya bertanya. "Nggarap proyek cinta, Bi." Danu terkekeh sendiri. "Proyek Cinta? Apa ada?" Bi Surti bermain dengan pikirannya sendiri. Danu membawa serta gitar kesayangannya, tak lupa ia membawa perlengkapan yang ia butuhkan. Setelah semua baju dan perlengkapan terkemas rapi, Danu segera menggiring kopernya turun kelantai bawah, Bi Surti mengekor dibelakang Danu. "Bi, jangan bilang-bilang sama mama, ya ... kalo saya pergi selama tiga bulan," ucap Danu berpesan kepada ART-nya. "Beres, Den. Aman pokonya. Yang penting Ad

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Misi Cinta A

    Danu menghentikan suapan makan siangnya lalu meraih gelas berisi air mineral. "Masa harus ganti hape segala, Pak?" Danu setengah protes. Pak Kasno menghela nafas lalu menjelaskan alasannya. "Begini, Den, di desa tempat tinggal pakde saya itu, rata-rata pemuda-pemudi nya dari kalangan menengah kebawah. Nah, kalo mereka lihat pemuda seperti Aden, wah bisa jadi Aden nggak bakalan jadi nanem padi, Aden jadi selebriti dadakan di kampung." Pak Kasno memberi penjelasan. "Kenapa bisa begitu, Pak?" Danu penasaran tentang keterangan Pak Kasno. "Mungkin yang pak Kasno maksud itu sebaiknya kamu menyamar menjadi umumnya seperti muda-mudi di kampung itu," Pak Herlambang ikut menjelaskan sambil mengupas jeruk untuk cuci mulut. Danu hening, berpikir sejenak. "Hem, jungkir balik beneran ini mah. Tapi mau gimana lagi, demi Zahra," batin Danu. "Okelah kalo begitu. Nanti kita sambil berangkat ke desa pakdenya Pak Kasno sambil beli ponsel baru saja, sekalian ganti nomor juga, biar aku tenang. Soal

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Titik terang B

    Danu berpikir sejenak, "Wah, sepertinya ini jawaban atas do'aku, secepat ini ku mendapat jalan keluar, sungguh Allah Maha tahu apa yang aku butuhkan." Danu mengulas senyum menanggapi sang Papa. "Danu si, mau-mau aja, Pa. Yang penting bisa segera menanam padi. Waktunya makin sempit. Mumpung mama lagi liburan juga, jadi Danu bisa aman dari mama." Danu antusias dan sumringah. "Nah, maka dari itu, mumpung mamamu masih liburan, sebaiknya kita segera menuju desa tempat tinggal pakdenya Pak Kasno, biar kamu bisa segera menjalankan misimu," usul Pak Herlambang. "Wah, Papa briliant banget. Danu setuju, Pa. Kapan kita berangkat? Kalo bisa secepatnya, ya" Danu memohon kepada sang Papa. Pak Herlambang tertawa melihat putranya begitu semangat. "Ya sudah, kapan maumu berangkat kesana?" tanya Pak Herlambang sambil menepuk pundak putranya. Danu berpikir sejenak sambil menghitung hari yang tersisa. "Kalo bisa hari ini, Pa. Waktuku tekor terus kalo diundur-undur," Danu menoleh papanya. Pak Herl

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    Titik terang A

    Perjalanan pulang hari ini sungguh membawa oleh-oleh rasa gembira tiada tara dihati seorang Danu Herlambang, wajahnya nampak berbinar apalagi setelah berpamitan dengan Simbah Danu memperoleh do'a terbaik dari kakeknya Zahra. Ditambah pula dengan iringan senyuman manis Bidadari hatinya membuat Danu semakin melambung ke angkasa cinta. "Hati-hati dijalan, Mas. Kalo sudah sampai segera kabari, ya," ucap si Bidadari berjilbab coklat susu. "Insyaallah, Zahra akan segera ku kabari," ucap Danu sambil masuk ke mobil yang sudah ia keluarkan dari garasi milik Simbah Zahra sebelumnya. Lambaian tangan keluarga Zahra mengiringi kepergian Danu. Laki-laki itu dimabuk asmara lagi, asanya mengembara jauh di pulau bunga cinta. Benih asmara dihatinya makin hari makin tumbuh subur meskipun nyatanya cinta yang ia miliki belum berbalas. Ia hanya yakin bila Zahra itu benar-benar jodohnya Allah pasti akan mempermudah untuk menuju halal. ***** Danu sampai di istana Keluarga Herlambang, tepat ba'da Dzuhur.

  • Di balik Mahar Sepiring Nasi Goreng Seafood    laki-laki dermawan B

    "Ah, benar dia Zahra," batin Danu. Ia berjalan mendekat. "Ehem, boleh aku bantu?" sapa Danu dari jarak 2 meter. Zahra terperanjat, lalu menoleh sumber suara. "Eh, Mas Danu. Nggak usah, Mas. Ini sudah mau selesai," tolak Zahra halus, ia menundukkan pandangannya."Ini, sayuran apa namanya?" Danu mencoba mengajak Zahra ngobrol sambil sesekali mencuri pandang ke wajah ayu bidadarinya. "Ini, namanya daun singkong, Mas," jawab Zahra seperlunya. Danu manggut-manggut sok paham, padahal ia sama sekali tak mengetahui sayuran itu. Yang ia tahu hanya sayuran yang sering dimasak oleh asisten rumah tangganya dirumah. "Permisi, Mas. Ini sudah cukup, Zahra masuk duluan, mau masak sayur ini," pamit Zahra berlalu sambil menundukkan pandangannya berjalan membelakangi Danu menuju kedapur. Tangan Danu berusaha menahan agar Zahra tak pergi. Namun, yah hanya sebatas gerakan tak menyentuh sedikitpun tubuh Zahra, bahkan bayangannya juga. Danu menurunkan perlahan tangannya yang hendak meraih Zahra. "Hh

DMCA.com Protection Status