Prok.. prok...Hana bertepuk tangan."Maling teriak maling, itulah anda. Jika kamu wanita baik-baik. Kamu tidak akan Sudi merebut bekas orang lain, namun kenyataanya kamu itu. Murah!" Ucap Hana pada Ica.Ica mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tak trima bila dipermalukan oleh Hana didepan mata umum.Hana melihat tangan Ica yang mulai mengepal dan wajah Ica mulai memerah akibat marah karena Hana berhasil membuatnya malu."Kenapa? Kamu malu, seharusnya wanita jalang seperti kamu itu tidak punya rasa malu karena telah merebut suamiku!" Ucap Hana."Kamu lihat saja, aku akan membuat perhitungan denganmu, Hana!" Ucap ica lalu kemudian pergi, dan disusul oleh Danang."Baiklah. Akan aku tunggu permainanmu Ica!" Menjawab saat Ica pergi.Saat Ica sudah berada diluar, Ica benar-benar kesal disamping mobil Danang. Danang menghampiri Ica."Kamu kenapa sih mas. Diam aja pas aku dipermalukan oleh wanita kampung itu. Kamu seneng aku dibuat begini oleh mantan istri kamu, aku ini sedang hamil mas. An
"kalau kamu nggak becus, ngurus kantor ibu. Lebih baik kamu nggak usah kerja dikantor ibu lagi, Danang! Ibu sudah muak sama kamu, tiap hari kamu hanya bisa menghabiskan uang dikantor ibu!""Tapi Bu, aku inikan anak ibu. Kenapa aku nggak boleh pakai uang ibu!" Jawab Danang."Danang!" Bentak Bu Vina."Cukup ya. Kamu itu benar-benar membuat naik darah ibu semakin tinggi. Kamu hanya bisa menghamburkan uang ibu. Kamu kira uang yang kamu pakai itu semua daun!""Sekarang juga kamu nggak usah lagi kerja dikantor ibu. Kamu pergi saja, ibu nggak butuh anak seperti kamu!"Bu Vina mengusir Danang dari kantor dan menutup pintu kantor.Danang yang malang akhirnya pulang kerumah Ica.---"Apa mas! Kamu diusir sama ibu kamu sendiri!" Jawab Ica dengan kaget."Iya sayang. Aku diusir karena dituduh telah menghabiskan uang kantor. Memang uang yang selama ini aku gunakan itu adalah uang kantor dan bukan uang pribadi ku!""Jadi sekarang kamu kere mas!!" Jawab Ica."Iya sekarang aku memang nggak punya apa-a
"kok belum pulang juga ya! Padahal sudah jam delapan malam, tumben sekali. Apa dia lembur. Makanan yang aku buat juga sepertinya sudah mulai dingin. Lebih baik aku tunggu saja didepan agar nanti saat Ica pulang aku tahu kedatangannya!" Ucap Danang lalu duduk diruang tamu.Karena lelah Danangpun akhirnya terbaring disofa ruang tamu dan tertidur disana.Tak lama Ica pulang dengan membuka pintu.Krekkk...Suara pintu terdengar oleh Danang. Danang terbangun dan langsung membuka matanya dan melihat Ica yang baru saja pulang."Sayang, kamu baru pulang??" Tanya Danang pada Ica."Hmm!!!" Jawab Ica."Sayang, aku udah masak untuk kamu. Kamu makan ya, biar aku ambilkan!""Nggak perlu mas. Aku udah kenyang, kalau kamu mau makan. Silahkan saja untuk kamu!"Danang yang sejak tapi mengikuti Ica hingga didepan kamar pun pintu kamar ditutup dengan keras oleh Ica.Danang hanya bisa diam dengan melihat Ica yang saat ini berubah sifat dengan dirinya."Kenapa Istriku begitu dingin denganku. Padahal aku ud
"Sudahlah Bu, kasih saja Danang pekerjaan. lagi pula Danang begini juga itu gara-gara kamu. Kenapa kamu menjodohkan danang dengan wanita itu. Jika saja Danang tak menuruti kemauanmu pasti Danang nggak akan dibuang oleh Hana!" Ucap pak Broto."Apa maksud bapak jadi nyalahin ibu segala!""Bu, kalau saja waktu itu ibu nggak misahin Danang dengan Hana. Pasti Danang sama Hana nggak akan berpisah!""Ibu nggak suka ya pak, bapak terus menerus belain mantan menantu. Lagi pula Danang udah nggak lagi dengan Hana. Ngapain sih bapak masih saja belain sigembel itu!""Astaghfirullah ibu. Istighfar, jangan ngatain orang sembarangan begitu, pamali Bu. Pamali!""Udah deh bapak, ini urusan ibu sama Danang. Lebih baik bapak pergi saja sana cari angin. Ngapain sih masih berdiri terus disini!""Terserah ibu sajalah!" Jawab pak Broto yang sudah mulai malas menanggapi sang istri.Saat pak Broto pergi Danang kembali bertanya kepada sang ibu untuk memberikan dirinya pekerjaan."Bu, tolonglah, Danang butuh sek
pagi yang cerah membuat Rendi dan Ica terbaru setelah melihat kesilauan terik matahari dibalik celah-celah jendela kamar. Rendi dan Ica saling bertatapan dengan mata yang masih begitu lengket."Sayang, kamu sudah bangun??" Tanya Rendi."Iya sayang, aku udah bangun. Apa kita akan pergi??" Tanya Ica."Kita mau kemana? Apakah kamu tidak lelah?" Tanya Rendi."Aku sangat lelah baby, kau selalu berstamina sekali membuat aku selalu dimabuk kepayang, dan rasanya tubuhku benar-benar kelelahan!" Ucap Ica manja yang masih memeluk erat tubuh Rendi.Rendi tersenyum."Apakah kamu puas???" Tanya Rendi."Tentu baby!!" Jawab Ica."Emuach!" Rendi mengecup kening Ica.---Sementara Hana yang terbangun dari tidurnya tiba-tiba saja, Hana terfikir oleh Ica yang kemarin sempat Hana lihat, Ica bersama pria lain. Bukan bersama Danang."Sebenarnya, apa yang terjadi dengan rumah tangga mantan suamiku!" Lirih Hana tiba-tiba terfikir."Apa mungkin mas Danang belum mengetahui hal ini!" Ucap Hana."Atau jangan-jang
hari ini Hana benar-benar tampil cantik keacara pernikahan adik temannya yaitu Rangga. Karena Hana tak ingin mengecewakan Rangga dan tak ingin membuat Rangga malu, akhirnya Hana memutuskan untuk pergi keacara pesta pernikahan itu.Didepan cermin Hana melihat dirinya sendiri, membenarkan rambutnya dengan menyisir secara perlahan. Bahkan tak lupa pula, untuk Hana berdandan walau dandanan yang Hana punya tak bisa merubah dirinya menjadi princess.Lima menit telah berlalu, Rangga datang dengan menggunakan mobil berwarna putih untuk menjemput Hana didepan rumahnya.Tok... Tok..."Assalamu'alaikum!"Terdengar suara Rangga didepan pintu rumah Hana. Gegas Hana pergi melihat Rangga yang berdiri didepan rumahnya."Wa'alaikumsallam!" Jawab Hana saat membuka pintu rumah.Rangga menantap Hana dengan tersenyum. Namun tidak dengan Hana, ia merasa tak pantas jika berjalan bersama seorang pria didepannya. Tinggi, putih dan juga tampan."Kenapa Hana? Kamu seperti tak senang melihat kedatanganku!""Buka
saat Hana dan Rangga sedang berbincang-bincang, tatapan mata olive tak bisa berpaling disana. Wajahnya mulai kesal dengan Hana. Entah apa yang sedang difikirkan oleh olive, rasa cemburu atau apa. Sementara dulu, olive lah yang meninggalkan Rangga demi Beno adik rangga. Namun kini saat Rangga membawa wanita lain di acara pernikahannya, olive merasa tak trima."Kamu begitu cepat melupakan aku, mas. Aku kira setelah aku menikah dengan adikmu, kamu masih tetap mencintaiku. Nyatanya aku salah, kamu cepat sekali mendapatkan cinta lain selain aku!" Gumam olive dengan menantap tanpa berkedip."Sayang kamu kenapa???" Ucap Beno yang terheran-heran dengan olive."Nggak ada apa-apa kok sayang, kita sambut tamu undangan lagi ya!" Jawab Olive dengan berpura-pura tersenyum dihadapan sang suami.Sementara Hana yang bersama Rangga saat ini hanya bisa terdiam saat Rangga menantap wajahnya."Kamu kenapa??""Kenapa menantapku begitu??" Sambung Hana."Nggak apa-apa, maaf jika kamu risih, aku akan berusaha
Ica pulang dan memarkirkan mobil didepan rumahnya, kemudian masuk kedalam. Saat Ica masuk, Danang sudah menunggu diruang tamu untuk bertemu sang istri dirumah. Saat Ica melihat kehadiran Danang, membuat Ica langsung bete, wajahnya langsung menunjukkan bahwa dirinya tak senang atas kehadiran Danang."Kamu sudah pulang sayang??" Sapa Danang saat melihat Ica masuk kedalam rumah."Hmm..!!" Jawab Ica dengan singkat.Danang mengikuti Ica kesana kesini."Kamu kemana aja sayang, kenapa baru pulang. Mas cemas dengan kamu, kamu nggak apa-apa kan???" Tanya Danang dengan terus mengikuti Ica hingga kedapur."Seperti yang kamu lihat, aku sehat!" Jawab Ica dengan menantap Danang dan kemudian membuang muka dan menarik gagang pintu kulkas dan meraih air didalamnya kemudian Ica meminum air dingin yang ada dikulkas."Sayang, mas benar-benar cemas dengan kamu, kamu kemana aja. Kenapa kamu baru pulang??"Ica lalu menatap Danang dengan wajah tak senang."Cih!!" Ucap Ica meludah kelantai saat Danang bertany