Share

Bab 29

Penulis: Zayba Almira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-10 16:01:01

Clara duduk di sofa kantor, menatap layar ponselnya yang tergeletak di meja. Setiap kali ia menerima pesan atau telepon dari Kieran, pikirannya menjadi berputar-putar.

Semalam mereka sempat berbicara tentang perusahaan, tentang keputusan besar yang harus diambil. Tetapi setiap kali mereka menyentuh topik itu, rasa cemas kembali menguasai mereka.

Kini, Clara merasa waktu semakin sempit. Persaingan bisnis semakin ketat, dan peluang untuk melakukan perubahan drastis sudah semakin terbatas.

Semua perencanaan yang mereka buat, seluruh harapan yang mereka bangun untuk perusahaan ini, mulai terasa seperti tumpukan kertas yang siap diterbangkan oleh angin.

Clara menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Pikirannya melayang kepada Kieran, sosok yang selalu berada di sisinya—tetapi di saat yang sama, mereka semakin jauh satu sama lain.

Apa yang mereka perjuangkan bersama sekarang terasa seperti mimpi yang semakin memudar.


Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 30

    Pagi itu, Clara merasakan ketegangan yang lebih kuat dari sebelumnya. Setelah malam yang panjang dan penuh diskusi dengan Kieran, mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan para investor. Setiap detik terasa begitu berharga, dan dengan setiap langkah yang mereka ambil menuju ruang pertemuan, Clara merasa berat di dadanya. Pintu besar ruang pertemuan terbuka, dan di dalamnya sudah menunggu lima investor besar yang telah memberi mereka pendanaan sejak awal. Para wajah yang sudah tidak asing lagi, namun hari ini ada perasaan yang berbeda di antara mereka. Ada sesuatu yang tertahan di udara—sesuatu yang tidak bisa mereka ungkapkan secara langsung, tetapi bisa dirasakan oleh setiap orang di ruangan itu. Kieran masuk pertama, dengan tatapan penuh tekad. Clara mengikuti di belakangnya, dengan napas yang tertahan. Mereka sudah membicarakan banyak hal, merencanakan langkah mereka, tetapi kini mereka harus berhadapan langsung dengan kenyataan. Apakah para investor akan me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 31

    Hari-hari setelah pertemuan dengan para investor terasa seperti serpihan waktu yang terbuang, namun tetap mengikat. Clara dan Kieran tahu bahwa mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk mengumpulkan bukti yang dibutuhkan, serta meyakinkan pihak ketiga tentang kelayakan proyek ekspansi mereka. Setelah semua upaya dan perencanaan yang telah dilakukan, saat ini mereka berada di ambang keberhasilan—atau kegagalan total. Pagi itu, Clara berdiri di balkon ruang kerjanya, menatap langit yang kelabu. Udara musim semi terasa agak dingin, namun matanya tak bisa teralihkan dari layar ponsel yang menampilkan rangkaian email yang masuk. Setiap kali pesan baru muncul, hatinya berdebar lebih cepat. Semua berisi informasi yang sangat penting. Perusahaan pihak ketiga yang akan membantu mereka memberikan proyeksi pasar—sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin kelanjutan pendanaan—seharusnya memberi jawaban sore ini. Clara menarik napas panjang. Hatinya penuh kecemasan, namun j

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 32

    Pagi itu, Clara merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Semua yang mereka kerjakan, semua perjuangan yang telah mereka lakukan, tiba-tiba terasa semakin berat. Waktu mereka semakin terbatas, dan para investor semakin mendesak untuk melihat lebih banyak bukti konkret yang bisa membuktikan bahwa ekspansi perusahaan ini adalah keputusan yang tepat. Clara duduk di mejanya, memandang layar laptop dengan tatapan kosong. Laporan yang mereka terima dari pihak ketiga memang memberikan proyeksi yang baik, tetapi itu belum cukup untuk meyakinkan investor. Mereka ingin lebih. Mereka ingin jaminan yang lebih pasti. Kieran duduk di meja sebelahnya, matanya terpaku pada ponselnya, mengatur jadwal untuk pertemuan dengan perusahaan-perusahaan yang bisa menjadi bagian dari ekspansi mereka. Ada beban yang begitu besar di pundaknya, dan Clara tahu betul betapa Kieran berjuang untuk mempertahankan semuanya. Namun, semakin lama, semakin jelas bahwa jalan yang mereka pil

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 33

    Setelah pertemuan yang cukup menegangkan dengan pihak ketiga, Clara dan Kieran kembali ke kantor mereka dengan penuh semangat baru. Meskipun ketegangan masih tergambar jelas di wajah mereka, ada secercah harapan yang mulai muncul. Data yang mereka dapatkan bukan hanya berpotensi meyakinkan investor, tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspansi yang lebih besar lagi. Namun, saat Clara dan Kieran memulai hari mereka, mereka tahu bahwa tantangan besar masih menanti. Perjuangan ini belum berakhir, dan mereka harus menyiapkan segalanya dengan sempurna. Keduanya masih merasa cemas, tetapi rasa percaya diri yang baru muncul di antara mereka berdua. Setidaknya mereka tahu bahwa mereka memiliki satu kesempatan lagi untuk meyakinkan para investor. “Clara, apakah kita siap?” tanya Kieran, suara sedikit tegang, namun dengan harapan yang menyertai. “Besok adalah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 34

    Hari itu terasa sangat panjang. Clara menatap layar laptopnya dengan penuh kelelahan, matanya kabur dari lelah yang menggerogoti. Setelah pertemuan dengan investor yang menegangkan itu, ia tak bisa berhenti berpikir tentang apa yang terjadi. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin cemas. Mereka sudah memberikan yang terbaik, tetapi apakah itu cukup? Rasa khawatir masih mengendap di hatinya, seolah menunggu keputusan yang akan datang seperti bayangan gelap yang sulit dihindari.Di ruang rapat, Kieran duduk dengan tangan saling bertaut di meja, menatap layar ponselnya. Sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke arah Clara, ia mencoba untuk menahan gelombang emosinya. Meski luarannya tenang, di dalam hatinya ada keraguan yang menggelayuti.Dua hari telah berlalu sejak pertemuan itu, dan mereka masih menunggu hasilnya. Clara bisa merasakan tekanan yang semakin meningkat di sekitarnya. Kieran pun tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 35

    Pagi itu, suasana di kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Setiap sudut ruang rapat seakan dipenuhi dengan ketegangan yang semakin mengental. Clara duduk di ruang tunggu dengan tangan yang dingin, matanya menatap ponsel yang tergeletak di meja di depannya. Dia sudah menerima pesan dari Kieran yang mengatakan bahwa pertemuan itu akan dimulai dalam beberapa menit lagi, dan sekarang dia hanya bisa menunggu. Terkadang, menunggu adalah hal yang paling menyiksa. Setiap detik yang berlalu terasa seperti jam yang berat. Clara merasa otaknya bekerja lebih keras dari biasanya, mencoba mencari solusi atas berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Namun, seperti yang sudah dia ketahui, tidak ada yang bisa dipersiapkan sepenuhnya. Hanya satu hal yang pasti: keputusan yang akan diambil hari ini akan menentukan segalanya. Pintu ruang tunggu terbuka, dan Kieran masuk dengan langkah cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 36

    Minggu itu terasa seperti satu bulan penuh bagi Clara. Setiap detik yang berlalu, setiap jam yang mengalir, ia merasa seolah-olah waktu berlarian begitu cepat, namun tetap membiarkan ketegangan merayapi setiap sudut dirinya. Semua yang telah mereka perjuangkan, semua harapan yang ditanamkan, kini tergantung pada keputusan yang belum datang. Sejak pertemuan mereka dengan para investor beberapa hari lalu, Clara dan Kieran tidak berbicara banyak. Meskipun keduanya berusaha untuk tetap tenang, jelas terlihat dari bahasa tubuh mereka bahwa perasaan mereka terguncang. Keputusan itu akan datang, tapi kapan? Hanya waktu yang bisa memberi tahu. Clara duduk di meja kerjanya dengan segelas kopi yang sudah lama dingin. Matanya menatap layar laptop yang menampilkan tumpukan email dan laporan yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, pikirannya entah mengapa tak bisa fokus.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 37

    Clara menatap Kieran dengan tatapan kosong. Ketika pria itu membaca pesan dari investor, seakan dunia berhenti berputar. Ada ketegangan di udara, begitu nyata hingga bisa dirasakan oleh keduanya.Ponsel di tangan Kieran bergetar lagi. Clara hanya bisa melihat bagaimana Kieran menatap layar dengan ekspresi yang sulit terbaca. Seluruh suasana kafe yang sibuk terasa sangat jauh. Hanya ada mereka berdua dan keputusan yang menggantung di udara.“Apa... apa yang mereka katakan?” tanya Clara dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tangannya yang dingin, tiba-tiba terasa semakin gemetar.Kieran memandangnya dalam diam, seolah memilih kata-kata yang tepat. Sesaat ia terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja ia baca. Kemudian, ia menunduk dan menarik napas panjang. “Mereka menerima proposal kita,” kata Kieran, dengan nada yang lebih rendah dari yang Clara harapkan.Clara tertegun, meresapi kata-kata itu. “Jadi…

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14

Bab terbaru

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 57

    Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan meskipun Clara dan Kieran berhasil melewati banyak tantangan, ada perasaan bahwa mereka belum sepenuhnya keluar dari bayang-bayang kekhawatiran. Proyek besar yang mereka kerjakan kini sudah hampir mencapai garis akhir. Namun, tekanan untuk membuat keputusan besar tetap mengintai. Hari itu, Clara berada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan fokus yang tinggi. Presentasi yang akan dilakukan minggu depan adalah ujian terbesar bagi mereka berdua. Clara tahu ini bukan hanya tentang proyek yang mereka kerjakan, tapi juga tentang masa depan hubungan mereka. Sebuah hubungan yang telah terjalin begitu kuat, namun masih rapuh.Di tengah kesibukannya, Clara merasakan kehadiran Kieran yang berdiri di ambang pintu ruangannya. Matanya menatap Clara dengan tatapan penuh makna. "Kieran," sapa Clara, menutup dokumen di depan layar. "Ada yang bisa aku bantu?"Kieran berjalan mendekat, dan duduk di kursi di hadapan Clara. "Clara, kita suda

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 56

    Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Clara merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Meskipun tekanan yang datang semakin besar, ia merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Ada perasaan bahwa mereka sudah melewati banyak hal bersama, dan itu membuatnya lebih percaya diri dalam menghadapi apapun yang datang.Namun, meskipun hubungan mereka semakin berkembang, ada sesuatu yang mengganjal di hati Clara. Ia merasa seperti ada rahasia yang belum terungkap sepenuhnya antara dia dan Kieran. Sesuatu yang tak pernah mereka bicarakan, meski ada di antara mereka berdua. Hari itu, saat Clara sedang menyelesaikan beberapa laporan di kantornya, Kieran datang dengan ekspresi serius di wajahnya. Ada ketegangan yang terlihat jelas dalam raut wajahnya. "Clara, kita perlu bicara," katanya, suaranya rendah dan penuh arti.Clara menatapnya, sedikit terkejut. "Ada apa, Kieran?" Kieran menarik napas panjang, dan kemudian duduk di kursi di hadapannya. "Aku tahu kita sudah melewati banyak hal be

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 55

    Pagi itu, Clara tiba lebih awal dari biasanya. Udara yang dingin menyelimuti kantornya, dan meskipun matahari sudah mulai terbit, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya merasa berat. Hari ini adalah hari penting, sebuah titik balik dalam karier dan kehidupannya. 'Proyek besar yang selama ini mereka kerjakan hampir sampai di akhir garis, dan ini adalah saat di mana keputusan besar akan diambil.'Di meja kerjanya, Clara menyusun beberapa dokumen terakhir untuk presentasi yang akan dilakukan bersama Kieran nanti. Tapi hatinya tidak bisa menahan perasaan gelisah yang mengganggu. 'Bagaimana dengan hubungan mereka? Apakah Kieran benar-benar siap menghadapi kenyataan? Atau bisakah mereka mengatasi semua ini tanpa hancur?'Pikirannya terus melayang pada percakapan mereka malam sebelumnya. Kata-kata Kieran yang penuh harapan, namun juga penuh keraguan, seakan menjadi bayangan yang mengikuti setiap langkahnya.Saat Kieran memasuki ruangannya, Clara sempat terkejut. 'Untuk beberapa deti

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 54

    Pagi itu, Clara berdiri di jendela kantornya, menatap ke luar dengan pandangan kosong. Suara hiruk-pikuk kota terdengar samar dari bawah, namun seolah tak menyentuhnya. 'Pikirannya terfokus pada satu hal—Kieran.' Ada perasaan yang semakin tidak bisa dia abaikan, perasaan yang tumbuh di antara mereka berdua yang semakin kuat, meskipun hubungan mereka terikat oleh banyak hal. Namun, 'seiring berjalannya waktu, Clara mulai menyadari bahwa ketegangan di antara mereka lebih dari sekadar pekerjaan.'Ada perasaan yang saling menjerat, seperti benang yang semakin mengikat tanpa ada jalan untuk melepaskannya. Kieran... meskipun terlihat tegas dan profesional, Clara bisa merasakan bahwa ia juga terperangkap dalam dilema yang sama. Akhir-akhir ini, Kieran semakin sering menghindar. Entah karena pekerjaan yang menumpuk atau karena ia mulai merasakan tekanan besar, Clara tak tahu pasti. Namun, ada satu hal yang ia sadari: hubungan mereka semakin penuh dengan ketegangan yang tidak mudah dijel

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 53

    Pagi itu, udara terasa lebih segar dari biasanya. Clara duduk di meja kerjanya, matanya tertuju pada layar komputer, namun pikirannya jauh melayang. 'Kekecewaan, kebingungan, dan harapan'—semua bercampur jadi satu, membelit pikirannya tanpa henti. Sejak pertemuan dengan Arman kemarin, ada sesuatu yang tak bisa ia lupakan. 'Proyek ini, hubungan mereka, semuanya kini terasa semakin rumit.'Ia mengambil secangkir kopi, merenung sejenak. Suara klakson mobil dari luar gedung mulai terdengar, tapi Clara seolah tak mendengarnya. Hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya: 'Kieran'. Setelah pertemuan mereka kemarin, Clara merasa ada sesuatu yang tidak terungkap. Kieran tampaknya lebih cemas dari sebelumnya, dan meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, ada perasaan tidak pasti yang tetap mengganjal.“Clara,” suara Kieran yang tiba-tiba mengganggu lamunannya, membuat Clara tersentak. Kieran berdiri di ambang pintu ruangannya, dengan wajah yang lebih serius dari biasanya. “Bisakah kita bi

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 52

    Sore itu, Clara duduk di meja kerjanya, matanya menerawang kosong ke arah layar komputer. Pekerjaan yang tertunda dan rapat yang tak ada habisnya semakin menggerogoti pikirannya. Namun, meskipun tubuhnya lelah, ada perasaan lain yang lebih mendalam yang memenuhi dadanya. 'Rasa takut akan apa yang belum diketahui, dan sekaligus harapan akan apa yang bisa terjadi jika mereka berdua tetap berdiri bersama.'Clara menarik napas panjang, menyandarkan punggungnya di kursi. 'Ia tahu, kini tak ada lagi jalan mundur'. Hubungan mereka telah berubah—lebih rumit, lebih emosional, dan tentu saja lebih berisiko. Tapi juga lebih hidup, lebih nyata.Kieran, di sisi lain, sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di ruang kerjanya. Meskipun jarak antara mereka ada di ruang yang berbeda, Clara bisa merasakan bagaimana Kieran pun merasakan ketegangan yang sama. Mereka berdua tidak bisa lagi hanya fokus pada proyek ini, mereka berdua tak bisa lagi berpura-pura.Dalam setiap langkah mereka, ada beban yang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 51

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah dunia luar dan segala hal yang biasanya mengalir dengan ritme yang teratur, kini terasa asing. Ia menatap langit biru yang tampak cerah dari jendela kamarnya, tetapi dalam dadanya, ada sesuatu yang mengganjal. 'Apakah yang terjadi dengan perasaannya?'Apakah mungkin hubungan antara dirinya dan Kieran bisa berlangsung meski mereka berada dalam lingkungan profesional yang penuh dengan ambiguitas?Clara menghempaskan selimut dari tubuhnya, merasakan dinginnya udara pagi yang masuk ke dalam ruangan. Saat ia berdiri, kakinya terasa sedikit lemah. Ada banyak hal yang mengisi kepalanya. Semua keputusan yang diambil sebelumnya seolah berputar-putar dalam pikirannya, dan setiap detiknya ia semakin merasa terpojok antara 'perasaan pribadi' dan 'tanggung jawab profesional'.Akhirnya, Clara menatap layar ponselnya. Ada satu pesan dari Kieran yang baru masuk beberapa menit yang lalu. Tanpa ragu, ia membuk

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 50

    Clara duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang masih menyala. Waktu seakan melambat, dan suara ketikan jarinya di atas keyboard terdengar semakin pelan, seolah mengikuti irama pikirannya yang ragu-ragu. Pikirannya kembali melayang pada pertemuan singkat dengan Kieran tadi pagi. Meskipun mereka tampak bekerja sama dengan baik, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan lagi. 'Keterikatan mereka semakin dalam', begitu pula dengan kebingungannya.Satu minggu lagi, Arman, klien utama mereka, akan datang untuk memeriksa hasil akhirnya. Semua yang telah mereka kerjakan—segala upaya keras, stres, dan waktu yang dihabiskan—akan diuji dalam pertemuan itu. Hasilnya bisa membawa mereka menuju kesuksesan besar, atau justru menghancurkan segala yang telah mereka bangun. Dan Clara tahu betul bahwa 'perasaan yang tak terucapkan di antara dirinya dan Kieran' semakin menambah ketegangan yang sudah mencekam.Selama ini, Clara selalu berusaha menjaga profesionalitasnya. Namun, setelah m

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 49

    Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah melalui beberapa hari yang penuh ketegangan, dia merasa seolah ada sebuah titik terang yang akhirnya mulai terlihat di ujung jalan. Proyek besar mereka yang sempat terancam kini mulai menunjukkan hasil. Namun, dalam diri Clara, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan yang harus diselesaikan. 'Perasaan yang telah lama tertahan'—rindu, kekhawatiran, dan juga cinta yang semakin tumbuh—semakin menguat.Kieran, pria yang selama ini menjadi partner sekaligus bos yang ia hormati, kini tak hanya menjadi rekan dalam pekerjaan, tapi juga seseorang yang selalu ada di benaknya, tak peduli seberapa banyak pekerjaan yang harus mereka tuntaskan. Clara merasa hubungan mereka semakin rumit, namun di satu sisi, semakin indah dan penuh arti.Ketika Clara tiba di kantor, dia mendapati Kieran sudah ada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan se

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status