Share

Bab 34

Penulis: Zayba Almira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 17:48:19

Hari itu terasa sangat panjang. Clara menatap layar laptopnya dengan penuh kelelahan, matanya kabur dari lelah yang menggerogoti.

Setelah pertemuan dengan investor yang menegangkan itu, ia tak bisa berhenti berpikir tentang apa yang terjadi.

Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin cemas. Mereka sudah memberikan yang terbaik, tetapi apakah itu cukup?

Rasa khawatir masih mengendap di hatinya, seolah menunggu keputusan yang akan datang seperti bayangan gelap yang sulit dihindari.

Di ruang rapat, Kieran duduk dengan tangan saling bertaut di meja, menatap layar ponselnya.

Sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke arah Clara, ia mencoba untuk menahan gelombang emosinya.

Meski luarannya tenang, di dalam hatinya ada keraguan yang menggelayuti.

Dua hari telah berlalu sejak pertemuan itu, dan mereka masih menunggu hasilnya.

Clara bisa merasakan tekanan yang semakin meningkat di sekitarnya. Kieran pun tid
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 35

    Pagi itu, suasana di kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Setiap sudut ruang rapat seakan dipenuhi dengan ketegangan yang semakin mengental. Clara duduk di ruang tunggu dengan tangan yang dingin, matanya menatap ponsel yang tergeletak di meja di depannya. Dia sudah menerima pesan dari Kieran yang mengatakan bahwa pertemuan itu akan dimulai dalam beberapa menit lagi, dan sekarang dia hanya bisa menunggu. Terkadang, menunggu adalah hal yang paling menyiksa. Setiap detik yang berlalu terasa seperti jam yang berat. Clara merasa otaknya bekerja lebih keras dari biasanya, mencoba mencari solusi atas berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Namun, seperti yang sudah dia ketahui, tidak ada yang bisa dipersiapkan sepenuhnya. Hanya satu hal yang pasti: keputusan yang akan diambil hari ini akan menentukan segalanya. Pintu ruang tunggu terbuka, dan Kieran masuk dengan langkah cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 36

    Minggu itu terasa seperti satu bulan penuh bagi Clara. Setiap detik yang berlalu, setiap jam yang mengalir, ia merasa seolah-olah waktu berlarian begitu cepat, namun tetap membiarkan ketegangan merayapi setiap sudut dirinya. Semua yang telah mereka perjuangkan, semua harapan yang ditanamkan, kini tergantung pada keputusan yang belum datang. Sejak pertemuan mereka dengan para investor beberapa hari lalu, Clara dan Kieran tidak berbicara banyak. Meskipun keduanya berusaha untuk tetap tenang, jelas terlihat dari bahasa tubuh mereka bahwa perasaan mereka terguncang. Keputusan itu akan datang, tapi kapan? Hanya waktu yang bisa memberi tahu. Clara duduk di meja kerjanya dengan segelas kopi yang sudah lama dingin. Matanya menatap layar laptop yang menampilkan tumpukan email dan laporan yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, pikirannya entah mengapa tak bisa fokus.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 37

    Clara menatap Kieran dengan tatapan kosong. Ketika pria itu membaca pesan dari investor, seakan dunia berhenti berputar. Ada ketegangan di udara, begitu nyata hingga bisa dirasakan oleh keduanya.Ponsel di tangan Kieran bergetar lagi. Clara hanya bisa melihat bagaimana Kieran menatap layar dengan ekspresi yang sulit terbaca. Seluruh suasana kafe yang sibuk terasa sangat jauh. Hanya ada mereka berdua dan keputusan yang menggantung di udara.“Apa... apa yang mereka katakan?” tanya Clara dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tangannya yang dingin, tiba-tiba terasa semakin gemetar.Kieran memandangnya dalam diam, seolah memilih kata-kata yang tepat. Sesaat ia terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja ia baca. Kemudian, ia menunduk dan menarik napas panjang. “Mereka menerima proposal kita,” kata Kieran, dengan nada yang lebih rendah dari yang Clara harapkan.Clara tertegun, meresapi kata-kata itu. “Jadi…

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 38

    Hari-hari setelah keputusan investor datang terasa bagaikan berlari tanpa henti. Setiap detik yang berlalu seolah penuh dengan tekanan yang semakin terasa. Clara dan Kieran, meskipun tahu bahwa mereka sudah berhasil melewati ujian besar itu, kini terjebak dalam pergulatan baru: bagaimana mereka bisa bertahan dalam tekanan yang semakin besar.Mereka kembali ke kantor dengan semangat yang baru, meski ada rasa cemas yang sulit dihilangkan. Para investor memang setuju dengan proposal mereka, namun ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan lebih matang. Perubahan besar pada struktur perusahaan harus segera dilakukan, dan itu akan mempengaruhi hampir seluruh tim.Clara duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer dengan tumpukan laporan yang belum selesai. Namun, pikirannya tidak bisa sepenuhnya terfokus pada pekerjaan. Semenjak keputusan besar itu, ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang hilang. Kekecewaan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 39

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan cemas yang masih menyelimuti hatinya. Meskipun keputusan besar telah diambil dan langkah mereka ke depan semakin jelas, ia merasa seperti berada di persimpangan yang sulit. Ada begitu banyak yang perlu diselesaikan, dan dalam waktu yang sangat singkat. Setiap langkah yang mereka ambil akan menentukan masa depan perusahaan, dan juga hubungan mereka.Clara duduk di tempat tidurnya, menatap ke luar jendela. Cuaca pagi itu cerah, tetapi di dalam hatinya, ada kekhawatiran yang terus berputar. Ia berusaha menenangkan diri, mencoba meyakinkan dirinya bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja. Namun, ada sesuatu yang belum bisa ia lepaskan. Ketakutan bahwa segala usaha yang telah mereka lakukan bisa hancur dalam sekejap. Setelah beberapa menit merenung, Clara bangkit dan menuju kamar mandi untuk bersiap. Meskipun hatinya masih gelisah, ia tahu ia tidak bisa menunda pekerja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 40

    Pagi itu, Clara merasa ada yang berbeda. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Seperti ada awan gelap yang mengintai, meskipun matahari pagi tetap bersinar cerah di luar jendela. Dia merasa ada sebuah perubahan yang semakin mendekat, sebuah ujian yang jauh lebih besar daripada yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Mungkin ini adalah titik puncak dari semua tekanan yang telah mereka jalani.Setelah beberapa minggu yang penuh dengan rapat intens, keputusan bisnis besar, dan tantangan yang datang silih berganti.Clara duduk di meja kerjanya di kantor, memandangi layar komputer yang seolah-olah berbicara padanya. Di luar, Kieran sedang berbicara dengan beberapa investor dan klien penting, tapi Clara merasa terasing dari semua itu. Semua yang terjadi semakin mendalam dan berat. Tak terasa, rasa cemasnya semakin menjadi-jadi. Ponselnya berdering, memecah keheningan ruangannya. Clara meraih ponsel, d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 41

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan kosong. Matanya masih berat, tak ingin terbuka sepenuhnya. Setiap napas terasa begitu berat, seolah beban yang ia rasakan semakin bertambah. Kieran sudah lebih dulu pergi ke kantor, seperti biasanya, tetapi Clara merasa ada yang berbeda. Ia merasa semakin jauh dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari Kieran, meskipun mereka berdua sama-sama berjuang untuk proyek yang sudah mereka susun bersama-sama. Setelah beberapa menit merenung, Clara memutuskan untuk bangun dan mulai menjalani hari. Pekerjaan menunggunya. Mereka harus segera mendapatkan solusi, dan Clara tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Namun, ketakutan itu tetap ada, menghantui setiap langkahnya. Apa yang akan terjadi jika semuanya gagal? Apa yang akan terjadi pada hubungan mereka jika mereka tak mampu menghadapinya? Clara memu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 42

    Hari itu, Clara merasa seolah-olah dunia mengamuk di sekitarnya. Keputusan-keputusan besar harus segera diambil, sementara waktu semakin menipis. Pagi-pagi sekali, Kieran telah menghubunginya dengan kabar buruk: Investor terakhir yang mereka harapkan untuk datang, juga mulai mundur dari kesepakatan. Situasi mereka semakin memprihatinkan. Clara duduk di meja kerjanya, menghadap layar komputer yang berisi laporan keuangan perusahaan yang semakin memburuk. Rasanya sulit untuk berpikir jernih. Setiap angka yang tertera di layar, setiap angka yang melambangkan kekurangan dana, seperti mengingatkan Clara bahwa waktu mereka untuk selamat semakin sempit. Pikirannya berkelana, mencoba mencari cara untuk keluar dari jalan buntu ini. Namun, meskipun otaknya dipenuhi dengan ide-ide yang berbeda, semua terasa seperti usaha sia-sia. Setiap kali ia menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 160

    Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru. Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar. Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga. Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya."Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad. "Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."Di sisi lain, Kieran tengah m

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 159

    Fajar mulai menyingsing, menerangi reruntuhan malam yang penuh kepayahan dan luka. Di sebuah markas rahasia yang telah disiapkan dengan cermat, Clara, Kieran, dan tim mereka berkumpul untuk merangkai potongan-potongan kebenaran yang baru saja mereka peroleh. Hembusan angin pagi menyegarkan meski bekas keletihan masih terasa pada setiap wajah. Di antara tumpukan dokumen, rekaman video, dan data digital yang telah diamankan, tersimpan bukti yang mengungkap seluruh jaringan kejahatan yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang.Kieran duduk menghadap layar monitor besar, matanya menelusuri setiap rincian data yang kini tampak tak terbantahkan. “Inilah momen yang kita nanti-nantikan,” ujarnya pelan, namun penuh keyakinan. Ia merasa seakan beban masa lalunya, termasuk rahasia yang pernah membuatnya terjebak dalam kebohongan, kini perlahan berubah menjadi kekuatan untuk berubah dan menebus kesalahan. Di sisi lain, Clara menatap dokumen yang memuat nama-nama tokoh yang selama ini di

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 158

    Di tengah kekacauan malam yang semakin memuncak, pertempuran di dalam fasilitas musuh terus berlangsung dengan intensitas yang belum pernah mereka alami. Di ruang pengendali yang semula hening, layar-layar komputer menyala dengan deretan kode dan peta yang menunjukkan pergerakan pasukan musuh. Suara alarm yang menggema, berpadu dengan jeritan dan tembakan, menciptakan simfoni kegentingan yang menyelimuti seluruh bangunan.Kieran dan Rafi, yang kini berada di sisi terdalam kompleks, terus maju dengan hati-hati. Mereka sudah berhasil mengamankan file rahasia—bukti yang mampu menjatuhkan jaringan kekuasaan gelap itu—tetapi perjuangan mereka belum usai. Dengan setiap langkah yang mereka ambil di lorong sempit yang diterangi oleh lampu darurat, ketegangan semakin terasa. Kieran merasakan campuran keberanian dan rasa bersalah yang telah lama menghantuinya. Ia tahu bahwa setiap keputusan yang diambil malam itu akan menentukan arah sisa hidupnya dan nasib semua orang yang terjebak dalam

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 157

    Malam semakin larut, dan di bawah langit yang masih menggantungkan awan gelap, pertempuran antara kebenaran dan kekuatan bayangan mencapai puncaknya. Di balik heningnya malam, hati para pejuang berdegup kencang, meski raganya lelah karena berjibaku dalam pertempuran melawan waktu dan musuh yang tak terlihat.Di salah satu titik koordinasi rahasia, Clara telah mengumpulkan tim kecilnya yang terdiri dari mantan agen, ahli strategi, dan beberapa orang yang telah lama terluka oleh jeratan organisasi. Dengan wajah serius yang terpampang, ia meninjau kembali data dari file rahasia yang baru saja mereka amankan. Setiap titik koordinat dan petunjuk yang tersaji menunjukkan bahwa markas pusat musuh bukan hanya sekadar tempat berkumpul, melainkan simpul dari jaringan kekuasaan yang telah mencengkeram banyak kehidupan."Ini bukan pertempuran biasa," kata Clara dengan suara mantap, sementara matanya menatap layar monitor yang menampilkan peta dan rekaman dari operasi sebelumnya. "Kita sudah

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 156

    Malam itu, di dalam lorong-lorong gelap fasilitas rahasia, waktu seakan melambat. Sinar lampu darurat yang berkedip-kedip membentuk bayangan samar di dinding beton, menandai setiap langkah yang semakin mendekatkan Kieran dan Rafi ke titik krusial misi mereka. Di ruangan pusat pengendali, di tengah desiran alarm yang baru saja mulai terdengar, Kieran menekan tombol demi tombol pada panel yang rumit. “Kebenaran ini… sudah di depan mata kita,” bisiknya dengan nyaris tak terdengar, sementara jarinya yang dingin menyentuh berkas-berkas penting yang telah selama ini tersembunyi.Di sisi luar, di pos evakuasi kecil yang dipimpin Clara, suasana penuh ketegangan dan kecepatan terasa semakin jelas. Ia mengamati melalui layar monitor bahwa sinyal alarm telah mencapai titik kritis, menandakan bahwa petugas keamanan kini tengah mengalihkan perhatian ke area inti fasilitas. “Kita harus berpacu dengan waktu,” perintahnya melalui radio, “pastikan semua rute evakuasi tetap terbuka!”Kembali ke da

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 155

    Malam itu, langit terasa semakin mencekam. Hujan mulai turun dengan deras, menyapu setiap celah kota yang sudah lama menyimpan rahasia dan dendam. Clara yang kini bersembunyi di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, mencoba menata kembali pikirannya. Di meja mungil di depannya tersusun peta, foto-foto, dan catatan-catatan yang berhasil ia kumpulkan dari pertemuan dengan Arman tadi. Setiap tanda merah pada peta seolah menggemakan bisikan masa lalu, mengingatkan bahwa jaringan yang mengincar kehidupan Kieran bukanlah bayangan semata, melainkan ancaman yang semakin mendekat.Di dalam apartemennya, Clara membuka laptop yang sudah ia sembunyikan selama beberapa hari. Lampu monitor yang redup menerangi layar, memperlihatkan barisan data dan koordinat lokasi markas-markas kecil sang organisasi. Di antara data itu, ia menemukan satu entri yang tampak jauh berbeda dari yang lain—sebuah titik merah kecil di pusat kota yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hatinya berdebar ketika meny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 154

    Saat fajar menyingsing, udara dingin membawa sentuhan keheningan yang seolah mengajarkan Clara untuk mendengarkan setiap bisikan takdir. Di kafe yang sunyi, dengan tangan yang masih gemetar, Clara mendengarkan Marisa menyelesaikan cerita yang penuh luka dan rahasia kelam. “Organisasi itu tidak hanya mengejar keuntungan materi semata,” jelas Marisa pelan, “mereka bermain dengan takdir hidup, menggunakan setiap titik lemah yang bisa saya dan orang lain manfaatkan untuk mengendalikan segalanya.”Kata-kata Marisa menggema di dalam pikiran Clara, menguak keraguan yang selama ini tersembunyi. Di hadapan sang wanita, Clara merasa seolah terseret ke dalam dunia yang jauh lebih gelap—di mana kebenaran menjadi senjata, dan setiap rahasia adalah benih kehancuran. “Aku harus tahu lebih banyak,” pikir Clara, “agar aku bisa melawan dan melindungi orang-orang yang ku cintai.”Tak lama usai pertemuan di kafe, Clara menerima pesan singkat melalui ponselnya. Pesan itu berisi koordinat dan waktu p

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 153

    Pagi itu, setelah pertemuan yang mengubah segalanya, Clara tidak langsung pulang. Ia berjalan menyusuri taman belakang rumah keluarga Kieran—tempat yang begitu hening, seolah menyimpan rahasia yang tak terucapkan. Setiap langkahnya berat, seberat beban yang kini menghuni hatinya. Angin pagi yang lembut tak mampu menghapus kegelisahan yang menekan pikirannya. Di kejauhan, suara burung berkicau terdengar samar, namun di dalam dirinya, Clara hanya bisa mendengar gema dari kata-kata Kieran malam tadi: "Saya punya banyak musuh. Musuh yang tidak akan ragu untuk menghancurkan apa saja yang saya cintai." Clara menggigit bibir bawahnya. Ketakutan itu nyata. Dan sekarang, ia menjadi bagian dari dunia itu—dunia yang penuh bahaya dan jebakan yang tak terlihat. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa hatinya telah memilih. Bukan hanya untuk mencintai Kieran, tapi untuk berdiri di sampingnya, apapun risikonya. Ketika ia kembali ke ruang tamu, Kieran masih duduk di sana, menatap b

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 152

    Hari-hari berlalu, dan meskipun mereka sudah bekerja keras untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang menghantui Kieran, Clara merasakan semakin banyak jarak yang terbentuk di antara mereka. Kieran mulai lebih sering mengurung diri, merencanakan strategi, sementara Clara merasa terjebak dalam dunia yang asing baginya—sebuah dunia yang penuh dengan rahasia, ancaman, dan ketidakpastian.Pada malam hari, Clara sering terbangun karena suara-suara aneh dari balik pintu kamar Kieran. Kadang, dia merasa seolah ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di luar jangkauan penglihatannya—sesuatu yang bisa mengubah segalanya. Namun, dia tahu, Kieran tidak akan memberi tahu dengan mudah. Tidak sekarang, tidak sampai masalah ini benar-benar mencapai titik puncaknya.Malam itu, Clara berdiri di hadapan cermin di kamarnya, menatap dirinya sendiri dengan mata yang penuh keraguan. Dalam beberapa minggu terakhir, dia merasa seperti sedang kehilangan dirinya. Terlalu banyak rahasia, terlalu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status