Share

Bab 28

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-02-09 16:21:45

Malam itu, Clara duduk sendiri di ruang rapat yang kosong, dengan hanya suara deru kipas angin dan cahaya lampu neon yang menerangi meja panjang di depannya.

Layar laptop di hadapannya penuh dengan angka-angka yang tampaknya tidak ada habisnya. Proyeksi keuangan, laporan pasar, dan analisis pesaing—semua itu melilit pikirannya.

Meski dunia luar sudah mulai gelap, Clara masih terjaga. Hatinya penuh dengan kebingungan dan kecemasan.

Clara menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Namun, bayangan Kieran dan ekspresi seriusnya muncul di pikirannya.

Mereka sudah melalui begitu banyak, tapi sekarang, dengan krisis yang semakin mendalam, mereka berada di titik yang sangat berbahaya.

Ada begitu banyak yang harus dihadapi, dan Clara merasa terperangkap di antara keputusan-keputusan besar yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Semua orang di perusahaan tampaknya mengandalkan Kieran, dan Kieran, tentu saja, mengandalkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 29

    Clara duduk di sofa kantor, menatap layar ponselnya yang tergeletak di meja. Setiap kali ia menerima pesan atau telepon dari Kieran, pikirannya menjadi berputar-putar. Semalam mereka sempat berbicara tentang perusahaan, tentang keputusan besar yang harus diambil. Tetapi setiap kali mereka menyentuh topik itu, rasa cemas kembali menguasai mereka. Kini, Clara merasa waktu semakin sempit. Persaingan bisnis semakin ketat, dan peluang untuk melakukan perubahan drastis sudah semakin terbatas. Semua perencanaan yang mereka buat, seluruh harapan yang mereka bangun untuk perusahaan ini, mulai terasa seperti tumpukan kertas yang siap diterbangkan oleh angin. Clara menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Pikirannya melayang kepada Kieran, sosok yang selalu berada di sisinya—tetapi di saat yang sama, mereka semakin jauh satu sama lain. Apa yang mereka perjuangkan bersama sekarang terasa seperti mimpi yang semakin memudar.

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 30

    Pagi itu, Clara merasakan ketegangan yang lebih kuat dari sebelumnya. Setelah malam yang panjang dan penuh diskusi dengan Kieran, mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan para investor. Setiap detik terasa begitu berharga, dan dengan setiap langkah yang mereka ambil menuju ruang pertemuan, Clara merasa berat di dadanya. Pintu besar ruang pertemuan terbuka, dan di dalamnya sudah menunggu lima investor besar yang telah memberi mereka pendanaan sejak awal. Para wajah yang sudah tidak asing lagi, namun hari ini ada perasaan yang berbeda di antara mereka. Ada sesuatu yang tertahan di udara—sesuatu yang tidak bisa mereka ungkapkan secara langsung, tetapi bisa dirasakan oleh setiap orang di ruangan itu. Kieran masuk pertama, dengan tatapan penuh tekad. Clara mengikuti di belakangnya, dengan napas yang tertahan. Mereka sudah membicarakan banyak hal, merencanakan langkah mereka, tetapi kini mereka harus berhadapan langsung dengan kenyataan. Apakah para investor akan me

    Last Updated : 2025-02-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 31

    Hari-hari setelah pertemuan dengan para investor terasa seperti serpihan waktu yang terbuang, namun tetap mengikat. Clara dan Kieran tahu bahwa mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk mengumpulkan bukti yang dibutuhkan, serta meyakinkan pihak ketiga tentang kelayakan proyek ekspansi mereka. Setelah semua upaya dan perencanaan yang telah dilakukan, saat ini mereka berada di ambang keberhasilan—atau kegagalan total. Pagi itu, Clara berdiri di balkon ruang kerjanya, menatap langit yang kelabu. Udara musim semi terasa agak dingin, namun matanya tak bisa teralihkan dari layar ponsel yang menampilkan rangkaian email yang masuk. Setiap kali pesan baru muncul, hatinya berdebar lebih cepat. Semua berisi informasi yang sangat penting. Perusahaan pihak ketiga yang akan membantu mereka memberikan proyeksi pasar—sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin kelanjutan pendanaan—seharusnya memberi jawaban sore ini. Clara menarik napas panjang. Hatinya penuh kecemasan, namun j

    Last Updated : 2025-02-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 32

    Pagi itu, Clara merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Semua yang mereka kerjakan, semua perjuangan yang telah mereka lakukan, tiba-tiba terasa semakin berat. Waktu mereka semakin terbatas, dan para investor semakin mendesak untuk melihat lebih banyak bukti konkret yang bisa membuktikan bahwa ekspansi perusahaan ini adalah keputusan yang tepat. Clara duduk di mejanya, memandang layar laptop dengan tatapan kosong. Laporan yang mereka terima dari pihak ketiga memang memberikan proyeksi yang baik, tetapi itu belum cukup untuk meyakinkan investor. Mereka ingin lebih. Mereka ingin jaminan yang lebih pasti. Kieran duduk di meja sebelahnya, matanya terpaku pada ponselnya, mengatur jadwal untuk pertemuan dengan perusahaan-perusahaan yang bisa menjadi bagian dari ekspansi mereka. Ada beban yang begitu besar di pundaknya, dan Clara tahu betul betapa Kieran berjuang untuk mempertahankan semuanya. Namun, semakin lama, semakin jelas bahwa jalan yang mereka pil

    Last Updated : 2025-02-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 33

    Setelah pertemuan yang cukup menegangkan dengan pihak ketiga, Clara dan Kieran kembali ke kantor mereka dengan penuh semangat baru. Meskipun ketegangan masih tergambar jelas di wajah mereka, ada secercah harapan yang mulai muncul. Data yang mereka dapatkan bukan hanya berpotensi meyakinkan investor, tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspansi yang lebih besar lagi. Namun, saat Clara dan Kieran memulai hari mereka, mereka tahu bahwa tantangan besar masih menanti. Perjuangan ini belum berakhir, dan mereka harus menyiapkan segalanya dengan sempurna. Keduanya masih merasa cemas, tetapi rasa percaya diri yang baru muncul di antara mereka berdua. Setidaknya mereka tahu bahwa mereka memiliki satu kesempatan lagi untuk meyakinkan para investor. “Clara, apakah kita siap?” tanya Kieran, suara sedikit tegang, namun dengan harapan yang menyertai. “Besok adalah

    Last Updated : 2025-02-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 34

    Hari itu terasa sangat panjang. Clara menatap layar laptopnya dengan penuh kelelahan, matanya kabur dari lelah yang menggerogoti. Setelah pertemuan dengan investor yang menegangkan itu, ia tak bisa berhenti berpikir tentang apa yang terjadi. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin cemas. Mereka sudah memberikan yang terbaik, tetapi apakah itu cukup? Rasa khawatir masih mengendap di hatinya, seolah menunggu keputusan yang akan datang seperti bayangan gelap yang sulit dihindari.Di ruang rapat, Kieran duduk dengan tangan saling bertaut di meja, menatap layar ponselnya. Sambil sesekali mengalihkan pandangannya ke arah Clara, ia mencoba untuk menahan gelombang emosinya. Meski luarannya tenang, di dalam hatinya ada keraguan yang menggelayuti.Dua hari telah berlalu sejak pertemuan itu, dan mereka masih menunggu hasilnya. Clara bisa merasakan tekanan yang semakin meningkat di sekitarnya. Kieran pun tid

    Last Updated : 2025-02-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 35

    Pagi itu, suasana di kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Setiap sudut ruang rapat seakan dipenuhi dengan ketegangan yang semakin mengental. Clara duduk di ruang tunggu dengan tangan yang dingin, matanya menatap ponsel yang tergeletak di meja di depannya. Dia sudah menerima pesan dari Kieran yang mengatakan bahwa pertemuan itu akan dimulai dalam beberapa menit lagi, dan sekarang dia hanya bisa menunggu. Terkadang, menunggu adalah hal yang paling menyiksa. Setiap detik yang berlalu terasa seperti jam yang berat. Clara merasa otaknya bekerja lebih keras dari biasanya, mencoba mencari solusi atas berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Namun, seperti yang sudah dia ketahui, tidak ada yang bisa dipersiapkan sepenuhnya. Hanya satu hal yang pasti: keputusan yang akan diambil hari ini akan menentukan segalanya. Pintu ruang tunggu terbuka, dan Kieran masuk dengan langkah cepat.

    Last Updated : 2025-02-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 36

    Minggu itu terasa seperti satu bulan penuh bagi Clara. Setiap detik yang berlalu, setiap jam yang mengalir, ia merasa seolah-olah waktu berlarian begitu cepat, namun tetap membiarkan ketegangan merayapi setiap sudut dirinya. Semua yang telah mereka perjuangkan, semua harapan yang ditanamkan, kini tergantung pada keputusan yang belum datang. Sejak pertemuan mereka dengan para investor beberapa hari lalu, Clara dan Kieran tidak berbicara banyak. Meskipun keduanya berusaha untuk tetap tenang, jelas terlihat dari bahasa tubuh mereka bahwa perasaan mereka terguncang. Keputusan itu akan datang, tapi kapan? Hanya waktu yang bisa memberi tahu. Clara duduk di meja kerjanya dengan segelas kopi yang sudah lama dingin. Matanya menatap layar laptop yang menampilkan tumpukan email dan laporan yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, pikirannya entah mengapa tak bisa fokus.

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 160

    Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru. Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar. Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga. Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya."Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad. "Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."Di sisi lain, Kieran tengah m

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 159

    Fajar mulai menyingsing, menerangi reruntuhan malam yang penuh kepayahan dan luka. Di sebuah markas rahasia yang telah disiapkan dengan cermat, Clara, Kieran, dan tim mereka berkumpul untuk merangkai potongan-potongan kebenaran yang baru saja mereka peroleh. Hembusan angin pagi menyegarkan meski bekas keletihan masih terasa pada setiap wajah. Di antara tumpukan dokumen, rekaman video, dan data digital yang telah diamankan, tersimpan bukti yang mengungkap seluruh jaringan kejahatan yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang.Kieran duduk menghadap layar monitor besar, matanya menelusuri setiap rincian data yang kini tampak tak terbantahkan. “Inilah momen yang kita nanti-nantikan,” ujarnya pelan, namun penuh keyakinan. Ia merasa seakan beban masa lalunya, termasuk rahasia yang pernah membuatnya terjebak dalam kebohongan, kini perlahan berubah menjadi kekuatan untuk berubah dan menebus kesalahan. Di sisi lain, Clara menatap dokumen yang memuat nama-nama tokoh yang selama ini di

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 158

    Di tengah kekacauan malam yang semakin memuncak, pertempuran di dalam fasilitas musuh terus berlangsung dengan intensitas yang belum pernah mereka alami. Di ruang pengendali yang semula hening, layar-layar komputer menyala dengan deretan kode dan peta yang menunjukkan pergerakan pasukan musuh. Suara alarm yang menggema, berpadu dengan jeritan dan tembakan, menciptakan simfoni kegentingan yang menyelimuti seluruh bangunan.Kieran dan Rafi, yang kini berada di sisi terdalam kompleks, terus maju dengan hati-hati. Mereka sudah berhasil mengamankan file rahasia—bukti yang mampu menjatuhkan jaringan kekuasaan gelap itu—tetapi perjuangan mereka belum usai. Dengan setiap langkah yang mereka ambil di lorong sempit yang diterangi oleh lampu darurat, ketegangan semakin terasa. Kieran merasakan campuran keberanian dan rasa bersalah yang telah lama menghantuinya. Ia tahu bahwa setiap keputusan yang diambil malam itu akan menentukan arah sisa hidupnya dan nasib semua orang yang terjebak dalam

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 157

    Malam semakin larut, dan di bawah langit yang masih menggantungkan awan gelap, pertempuran antara kebenaran dan kekuatan bayangan mencapai puncaknya. Di balik heningnya malam, hati para pejuang berdegup kencang, meski raganya lelah karena berjibaku dalam pertempuran melawan waktu dan musuh yang tak terlihat.Di salah satu titik koordinasi rahasia, Clara telah mengumpulkan tim kecilnya yang terdiri dari mantan agen, ahli strategi, dan beberapa orang yang telah lama terluka oleh jeratan organisasi. Dengan wajah serius yang terpampang, ia meninjau kembali data dari file rahasia yang baru saja mereka amankan. Setiap titik koordinat dan petunjuk yang tersaji menunjukkan bahwa markas pusat musuh bukan hanya sekadar tempat berkumpul, melainkan simpul dari jaringan kekuasaan yang telah mencengkeram banyak kehidupan."Ini bukan pertempuran biasa," kata Clara dengan suara mantap, sementara matanya menatap layar monitor yang menampilkan peta dan rekaman dari operasi sebelumnya. "Kita sudah

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 156

    Malam itu, di dalam lorong-lorong gelap fasilitas rahasia, waktu seakan melambat. Sinar lampu darurat yang berkedip-kedip membentuk bayangan samar di dinding beton, menandai setiap langkah yang semakin mendekatkan Kieran dan Rafi ke titik krusial misi mereka. Di ruangan pusat pengendali, di tengah desiran alarm yang baru saja mulai terdengar, Kieran menekan tombol demi tombol pada panel yang rumit. “Kebenaran ini… sudah di depan mata kita,” bisiknya dengan nyaris tak terdengar, sementara jarinya yang dingin menyentuh berkas-berkas penting yang telah selama ini tersembunyi.Di sisi luar, di pos evakuasi kecil yang dipimpin Clara, suasana penuh ketegangan dan kecepatan terasa semakin jelas. Ia mengamati melalui layar monitor bahwa sinyal alarm telah mencapai titik kritis, menandakan bahwa petugas keamanan kini tengah mengalihkan perhatian ke area inti fasilitas. “Kita harus berpacu dengan waktu,” perintahnya melalui radio, “pastikan semua rute evakuasi tetap terbuka!”Kembali ke da

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 155

    Malam itu, langit terasa semakin mencekam. Hujan mulai turun dengan deras, menyapu setiap celah kota yang sudah lama menyimpan rahasia dan dendam. Clara yang kini bersembunyi di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, mencoba menata kembali pikirannya. Di meja mungil di depannya tersusun peta, foto-foto, dan catatan-catatan yang berhasil ia kumpulkan dari pertemuan dengan Arman tadi. Setiap tanda merah pada peta seolah menggemakan bisikan masa lalu, mengingatkan bahwa jaringan yang mengincar kehidupan Kieran bukanlah bayangan semata, melainkan ancaman yang semakin mendekat.Di dalam apartemennya, Clara membuka laptop yang sudah ia sembunyikan selama beberapa hari. Lampu monitor yang redup menerangi layar, memperlihatkan barisan data dan koordinat lokasi markas-markas kecil sang organisasi. Di antara data itu, ia menemukan satu entri yang tampak jauh berbeda dari yang lain—sebuah titik merah kecil di pusat kota yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hatinya berdebar ketika meny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 154

    Saat fajar menyingsing, udara dingin membawa sentuhan keheningan yang seolah mengajarkan Clara untuk mendengarkan setiap bisikan takdir. Di kafe yang sunyi, dengan tangan yang masih gemetar, Clara mendengarkan Marisa menyelesaikan cerita yang penuh luka dan rahasia kelam. “Organisasi itu tidak hanya mengejar keuntungan materi semata,” jelas Marisa pelan, “mereka bermain dengan takdir hidup, menggunakan setiap titik lemah yang bisa saya dan orang lain manfaatkan untuk mengendalikan segalanya.”Kata-kata Marisa menggema di dalam pikiran Clara, menguak keraguan yang selama ini tersembunyi. Di hadapan sang wanita, Clara merasa seolah terseret ke dalam dunia yang jauh lebih gelap—di mana kebenaran menjadi senjata, dan setiap rahasia adalah benih kehancuran. “Aku harus tahu lebih banyak,” pikir Clara, “agar aku bisa melawan dan melindungi orang-orang yang ku cintai.”Tak lama usai pertemuan di kafe, Clara menerima pesan singkat melalui ponselnya. Pesan itu berisi koordinat dan waktu p

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 153

    Pagi itu, setelah pertemuan yang mengubah segalanya, Clara tidak langsung pulang. Ia berjalan menyusuri taman belakang rumah keluarga Kieran—tempat yang begitu hening, seolah menyimpan rahasia yang tak terucapkan. Setiap langkahnya berat, seberat beban yang kini menghuni hatinya. Angin pagi yang lembut tak mampu menghapus kegelisahan yang menekan pikirannya. Di kejauhan, suara burung berkicau terdengar samar, namun di dalam dirinya, Clara hanya bisa mendengar gema dari kata-kata Kieran malam tadi: "Saya punya banyak musuh. Musuh yang tidak akan ragu untuk menghancurkan apa saja yang saya cintai." Clara menggigit bibir bawahnya. Ketakutan itu nyata. Dan sekarang, ia menjadi bagian dari dunia itu—dunia yang penuh bahaya dan jebakan yang tak terlihat. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa hatinya telah memilih. Bukan hanya untuk mencintai Kieran, tapi untuk berdiri di sampingnya, apapun risikonya. Ketika ia kembali ke ruang tamu, Kieran masih duduk di sana, menatap b

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 152

    Hari-hari berlalu, dan meskipun mereka sudah bekerja keras untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang menghantui Kieran, Clara merasakan semakin banyak jarak yang terbentuk di antara mereka. Kieran mulai lebih sering mengurung diri, merencanakan strategi, sementara Clara merasa terjebak dalam dunia yang asing baginya—sebuah dunia yang penuh dengan rahasia, ancaman, dan ketidakpastian.Pada malam hari, Clara sering terbangun karena suara-suara aneh dari balik pintu kamar Kieran. Kadang, dia merasa seolah ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di luar jangkauan penglihatannya—sesuatu yang bisa mengubah segalanya. Namun, dia tahu, Kieran tidak akan memberi tahu dengan mudah. Tidak sekarang, tidak sampai masalah ini benar-benar mencapai titik puncaknya.Malam itu, Clara berdiri di hadapan cermin di kamarnya, menatap dirinya sendiri dengan mata yang penuh keraguan. Dalam beberapa minggu terakhir, dia merasa seperti sedang kehilangan dirinya. Terlalu banyak rahasia, terlalu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status