"Kamu siapa sebenarnya? Mengapa kamu bisa mendapatkan foto-foto ini? Cepat jawab! Jangan coba-coba juga untuk berbohong, karena saya sama sekali tidak suka orang yang berbohong pada saya."
Tak pernah terlintas di pikiran Dayu kalau ia tak cuma berjumpa dengan Mahaka siang itu, melainkan pula dengan sosok yang selalu mampir di tv-nya tiap Ibunya menonton siaran berita. Pria itu adalah pendiri partai penguasa. Ia adalah raja, bila dikategorikan dalam sistem politik Indonesia. Ia adalah Manggala Adi Putra.Dayu sungguh tak menyangka. Ia sudah terlibat terlalu jauh dalam permainan politik yang sesungguhnya mengerikan. Bukan lagi masalah tentang membayar pinjaman online, tapi ia akan ikut serta dalam membunuh karakter seseorang dalam sistem perpolitikan negeri ini. Dayu tahu pria yang dipeluk Rana bukanlah pria biasa, makanya ia mencari tahu, dan sungguh seperti sebuah plot twist, Ia menemukan pria itu sudah menikah dengan putri dari Mahaka Gunawan. Pria paling kaya saat ini di I"Aku pikir kamu enggak akan datang. Ternyata kamu datang, Tanaya? Apa orang tuamu memperbolehkan untuk datang? Apa kamu datang sendiri ke sini?"Pertanyaan Bentala diiringi senyum oleh Tanaya. Ia memang sudah berbulan-bulan tak bertemu dengan Bentala. Namun, ia tahu bagaimana kabar Bentala lewat pesan-pesan yang sengaja ia kirimkan pada Edward. Hubungannya dengan Edward pun juga berjalan dengan lancar. Segalanya memang tak benar-benar baik-baik saja setelah segalanya terbongkar."Aku meminta izin mereka untuk bertemu kamu terakhir kalinya. Aku bilang pada mereka, kalau aku enggak akan tahu kapan bertemu lagi dengan kamu, Ben. Papa mungkin enggak setuju. Tapi, Mama yang justru mendukungku melakukannya. Ben, aku senang perceraian ini selesai dalam waktu kurang dari lima bulan. Lebih cepat dari dugaan kita.""Ya, aku senang, karena orang tuamu membuat segala kegaduhan ini selesai lebih cepat. Bagaimana keadaanmu? Apa bayi yang ada di perutmu, baik-baik saja?"Tanaya ter
"Eh, kalian tahu enggak, si Maisya? Dia tuh, ternyata simpanan om-om tahu enggak? Gue enggak nyangka sih, pas baca berita di akun gosip. Padahal dia kan, paling kalem ya? Paling yang enggak neko-neko begitu di antara kita.""Lah, justru yang paling enggak neko-neko itu yang patut dicurigai."Lagi-lagi sebentuk gosip mampir lagi dalam pertemuan arisan mereka. Rana yang paling anti menggosipkan orang lain, hanyalah tim yang mendengarkan. Semenjak anggota mereka bertambah, banyak gosip-gosip yang hadir memenuhi perbincangan mereka. Rana mulai merasa tidak nyaman dengan perkumpulan itu, karena esensinya menjadi berubah sebagai ajang menggosip, ketimbang saling bertukar pikiran, dan juga pengalaman mengenai dunianya masing-masing.Beruntungnya pertemuan hari itu adalah pertemuan terakhir sebelum pergantian tahun. Rana mungkin harus mencari alasan yang jelas, dan kuat untuk tak lagi mengikuti perkumpulan serupa. Rana benar-benar kapok, kalau harus mendengar gosip yang
"Dibandingkan bulan lalu, penjualan kita naik drastis, Pak. Bahkan biskuit coklat kita mendapatkan atensi masyarakat. Bapak benar, kalau banyak masyarakat Indonesia yang mulai melek soal kesehatan. Biskuit coklat rendah gula ini mulai dinantikan oleh kalangan ibu-ibu muda yang sangat memperhatikan asupan gizi anaknya." Tentu saja Bentala mengangguk dengan senyum tipis berwibawa. Beberapa tahun mengenal Tanaya, dan berdiskusi mengenai kesehatan anak Indonesia, memberikan Bentala banyak ide untuk menciptakan cemilan yang ramah dikonsumsi, tapi tak menimbulkan efek samping, serta mengurangi keresahan para orang tua. Setelah terjun langsung ke dunia ini, Bentala tahu banyak makanan, dan minuman yang memiliki kandungan dengan kadar gula, dan garam yang tinggi. Mulai dari sana, ia pun mulai memperhatikan komposisi yang tepat. Sesungguhnya dengan komposisi yang tepat, kita bisa menekan kandungan yang dianggap cukup berbahaya bila dikonsumsi banyak-banyak bagi tubuh. Tak hanya itu, Bentala j
"Rana Diatmika Husada, adik Abang yang cantik ada di sini. Tumben, kamu pulang ke sini. Biasanya kalau sudah pulang ke Bedugul, pasti punya masalah. Ya, kan?"Dengan pasti, Rana jelas-jelas menggeleng. Ia memang pulang ke Bedugul tiap stress, dan kepenatan melanda. Namun, kali ini ia tak melakukannya untuk kedua hal tersebut. Ia mengunjungi Bedugul, karena memang ia ingin bersantai sejenak sebelum benar-benar terbang ke Bintan untuk berlibur bersama Bentala.Selain itu, ia memang tengah beristirahat. Skala pastinya adalah tiga bulan, tapi Rana yakini pasti lebih lama dari dugaannya. Ia akan di Bintan tiga hari bersama dengan Bentala, tapi tak akan ikut pulang. Rana akan menghabiskan waktu lebih lama di sana, dan kemudian menyempatkan diri jalan-jalan ke Padang untuk bertemu sepupu kesayangannya yang memang tinggal di sana. Rencananya sudah matang, dan Rana harap tak ada kendala satu pun yang membuat perjalanannya terganggu."Abang terkadang bersikap sok tahu. Aku hanya ingin bersantai
"Hai, Fal. Gue lihat di story, lo lagi syuting di Bali? Kira-kira ada waktu enggak besok malam untuk datang ke pembukaan restoran Abang gue, Zahir? Kalau sekiranya bisa, nanti gue share location, dan undangannya."Senyuman mengembang di wajah tampan Ighfaldi Wiguna saat membaca pesan Rana yang sudah tak lama muncul di ponselnya. Ia dengan antusias langsung menjawab. Tanpa banyak pertanyaan, ia menerima undangan tersebut. Karena sedang dalam jaringan, Rana pun langsung membalas pesannya dengan mengirimkan lokasi, dan juga undangan yang gadis tersebut janjikan.Keesokan harinya, ia bersyukur karena syuting berjalan dengan sangat lancar. Hal yang lebih menyenangkannya lagi, hotel di mana Ighfaldi menginap tak jauh dari restoran Abangnya Rana. Jadi, hanya butuh sekitar sepuluh menit berkendara untuk sampai di lokasi acara."Ya Tuhan, Fal." Rana menghampiri Ighfal saat ia melihat pria itu memasuki restoran Abangnya. Lalu dengan ramah, Ia peluk pria yang sudah lama tak ditemui
"Saya tak menyangka kalau kebun kelapa sawit peninggalan keluarga ayah anda bisa sepesat ini perkembangannya. Luar biasa ya, Pak! Saya ikut senang melihat ini semua, Pak."Anggukan tanda persetujuan pun diungkap oleh Bentala. Ia sendiri juga tak menyangka yang awalnya hampir terjual, kebun kelapa sawit milik kakek buyutnya bisa jadi seluas, dan semasif sekarang hasilnya. Kebun yang tadinya tak lebih dari 3 hektar, kini berkembang pesat menjadi 12 hektar, dan menghasilkan sekitar empat sampai lima juta perbulan untuk para petani yang bekerja di kebunnya.Bentala memang dengan ugal-ugalan mengubah sistem kebun kelapa sawit tersebut dua tahun lalu. Bila selama ini keluarganya menggaji petani, dan memberikan kesejahteraan untuk diri sendiri. Kini ia mengubahnya dengan menyewakan. Jadi, petani bisa bekerja di kebunnya dengan sistem sewa, dan sebagai gantinya mereka bisa menerima hasil jerih payah mereka sendiri."Setidaknya mereka sejahtera. Bukan keluarga saya yang sejahtera, tapi petani
"Rana, coba ke sini! Di televisi ada gosip tentang kamu, dan teman kamu yang penyanyi ganteng itu. Ayo, cepat! Keburu iklan nih, berita gosipnya!"Tak ada olahraga pagi yang benar-benar sunyi saat berita gosip antara Rana, dan Ighfaldi mulai mencuat sejak semalam. Entah siapa yang iseng mengambil foto mereka, tapi ulah itu jelas membuat Rana geram. Dari Latisha hingga sekarang, kakak iparnya sendiri tampak sangat ribut membahas berita yang jelas-jelas seratus persen gosip. Dirinya bersama Ighfal jelas-jelas hanya makan, dan mengobrol, tapi berita gosip di mana pun seperti menggoreng bahwa ada sesuatu di antara mereka malam itu.Bukannya bersikap bijak, Syara justru memperumit keadaan dengan memasang story di akun media sosialnya dengan tulisan, serta lagu galau. Rana menyerah. Bila tahu undangannya akan berbuntut panjang, dan menyebalkan seperti saat itu, Rana jelas akan berubah pikiran untuk membawa Ighfal ke pembukaan restoran Abangnya semalam."Kak, jangan ditonton!"
"Oh, gosip itu tidak benar sama sekali. Saya tidak pernah terlibat urusan asmara apa pun dengan Rana. Malam itu saya hanya datang untuk memenuhi undangan Abangnya, Zahir Husada. Kami berteman sangat lama. Sama-sama sejak merintis karir di dunia akting. Tolong, jangan rusak pertemanan kami yang baik-baik saja dengan gosip seperti itu. Saya, dan Rana hingga saat ini hanya berteman. Bila kalian tanya, dan mengaitkan dengan story Syara, saya sama sekali tidak tahu menahu. Karena baru hari ini rencananya saya bertemu dengan Syara. Terima kasih."Kernyitan di dahi Rana makin mencuat saat mendengar penuturan Ighfal mengenai gosip antara dirinya, dan pria tersebut. Ighfal mungkin memang terkenal playboy, tapi pria itu adalah orang paling lugas yang pernah Rana kenal. Bahkan seorang Bentala saja, bisa kalah lugas dari Ighfal. Sayangnya pernyataan Ighfal seperti menyudutkan Syara yang notabene adalah kekasihnya sendiri.Rana tak setuju, bila Ighfal mengatakan kalau ia tak tahu m
"Kamu tahu enggak arti dari cincin ini?"Delapan bulan kemudian segalanya berjalan dengan sangat cepat. Rana membutuhkan waktu lebih dari lima bulan untuk menyiapkan segala pernikahannya. Karena kegiatannya di dunia entertainment yang memang sedang rehat, maka tak ada satu pun media, atau rekan artis yang mengetahui rencana pernikahannya. Rana, dan Bentala pun dengan tenang menjalankan pernikahan mereka di Bali dengan sangat tenang, dan intim.Kini, di bulan kedua pernikahan mereka, Bentala akhirnya bisa benar-benar menemukan waktu untuk berbulan madu. Meskipun tak lagi menjadi aktris, Rana tetap saja disibukkan dengan kegiatannya sebagai salah satu direksi di rumah sakit Husada. Ia bersama-sama dengan Latisha bekerja, meskipun kini berada di dunia yang sama sekali berbeda."Aku enggak tahu," jawab Rana sambil menggelengkan kepala. "Memang apa artinya? Aku pikir ini hanya sebuah bentuk. Karena cantik, jadi kupikir itu alasan kamu memilihnya. Ternyata ada artinya, ya?"Bentala terkekeh
"Besok bahkan baru malam tahun baru. Tidak bisakah kamu menunggu hingga besok? Ya, aku memang menyuruhmu untuk pulang, tapi maksud aku pulanglah setelah tahun baru. Bukannya sekarang. Ben, kamu mendengarkan aku, kan?"Pertanyaan itu membuat Rana benar-benar kesal, karena Bentala tampak tak mengacuhkannya sejak tadi. Pria itu sejak tadi hanya mondar-mandir merapikan segala barangnya ke dalam koper besar yang Rana pastikan kalau isinya terlalu sedikit di sana. Rana pun beranjak dari kasur, mendekati Bentala yang sibuk memasukkan semua kemejanya ke koper. Ia tarik kerah pria itu, agar Bentala bisa fokus hanya padanya.Bentala tersenyum. Ia melingkarkan tangannya di pelukan Rana dengan erat. Ia bawa gadis itu ke pelukannya, dan ia cium gadis itu dengan sepenuh jiwa. Rana jelas tak menolak, bersama Bentala memang membuat kepalanya selalu bodoh dalam hal tolak menolak."Kamu sekarang merengek, agar aku tak pergi." Bentala berkata setelah ia melepaskan ciumannya. "Kemarin, kamu melepaskan ak
"Gue benar-benar senang, karena lo sudah sadar, Na. Maaf ya, gue enggak bisa melihat lo langsung ke Australia. Karena gue pikir-pikir keadaannya pasti enggak memungkinkan dan gue enggak pernah ke Australia sebelumnya. Gue takut jatuhnya ngerepotin Indira yang lagi sibuk ngurusin lo, dan kerjaannya."Hanya sebuah gelengan yang mampir di wajah Rana saat mendengar managernya, Latisha meminta maaf. Ia tak pernah mempermasalahkan siapa yang berada di sampingnya saat sakit. Baginya di mana pun berada, Rana sudah cukup dengan doa. Rana tahu obat mujarab terampuh bagi orang sakit adalah doa dari orang yang benar-benar tulus menginginkan kesembuhan diri kita.Latisha sendiri merasa sangat bahagia. Meskipun hanya bisa melihat Rana dari panggilan video, tapi gadis itu sudah merasa cukup puas. Melihat Rana meresponnya dengan senyum tercantik yang Rana punya, sudah membuat Latisha merasa sangat lega."Tidak masalah kok," jawab Rana jujur. Ia tersenyum lemah. "Lo jangan maksain diri buat ke sini. L
"Indira, boleh saya bicara sama kamu sebentar?"Tak mungkin Indira tak kaget. Ia menengadah, dan memastikan kalau yang bicara padanya memang benar-benar seorang Emir Dikara Husada. Selama hampir dua minggu, pria itu pura-pura tak mempedulikannya, hari ini, di hari di mana Rana sadar sepenuhnya, Emir akhirnya mau mengajaknya bicara. Bukannya Rana berharap, tapi ia ingin antara dirinya, dan Emir berhenti memikirkan menyoal masa lalu, serta terjebak di dalamnya.Indira pun mengangguk, meskipun Arnold sempat menggeleng. Ia menatap Arnold seraya tersenyum meminta pengertian. Arnold pun melihat pada Indira, dan akhirnya memperbolehkan gadis itu menyelesaikan segala masalahnya dengan pria brengsek yang ternyata adalah sahabat baik Rana. Jujur, saat mengetahuinya, Arnold jelas kaget bukan main. Ia sungguh merasa luar biasa, karena ternyata Rana, dan juga Indira masih bisa menjalin pertemanan yang sangat baik."Tunggulah di sini," pinta Indira yang langsung disanggupi oleh Arnold. "Aku akan ba
"Maaf, mengganggu waktumu, Ben. Tapi, saya harus memberikan ini secara langsung untukmu. Kamu diundang khusus sebagai best man-saya dalam pernikahan saya dengan Tanaya. Ya, saya tahu kondisinya tidak memungkinkan. Tapi, tak apa-apa. Saya hanya ingin memberikan ini sebagai tanda bahwa hanya kamu yang berhak untuk posisi itu."Tentu saja Bentala terhenyak. Bukan soal undangannya, tapi bagaimana Edward selalu memperlakukannya dengan spesial. Berbeda dengan dua temannya yang lain, Edward baginya sudah seperti saudara yang ia temukan di benua lain. Dia selalu merawat, memperhatikan, bahkan memperlakukan Bentala seperti dirinya adalah orang yang layak mendapat perlakuan tersebut. Tak hanya Edward, Tanaya pun demikian.Untuk itulah, Bentala rela melakukan banyak hal bodoh hanya untuk menjaga mereka tetap bahagia. Sebab, di saat ia tak punya siapa-siapa di negeri orang, hanya Edward, dan Tanaya yang membantunya. Hanya mereka berdua yang rela bersusah payah untuk seorang Bentala."Kamu membuat
"Aku tahu harusnya enggak ninggalin kamu. Tapi, aku minta maaf. Aku tahu kamu pasti mengerti. Hanya tiga hari, aku janji. Senin, aku akan kembali ke sini. Aku janji akan nemenin kamu lagi di sini. Kamu pasti akan merasa sedih kan, kalau pekerjaanku enggak beres? Jadi, aku pulang sebentar ya. Aku tahu, aku akan kangen kamu banget, Rana."Tatapan Bentala begitu dalam, dan berat. Ia sama sekali enggan meninggalkan Rana dalam kondisi yang masih belum ada kejelasan, tapi ia juga tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Ada banyak orang yang bergantung hidupnya pada Bentala, dan ia tak serta merta melupakan mereka hanya untuk memajukan keinginannya. Bila Rana bangun pun, gadis itu pasti memilih untuk melepasnya.Dengan erat, ia genggam tangan kekasihnya. Ia cium tangan itu penuh rasa sayang. Meskipun hampir dua minggu di rumah sakit, wangi lavender yang khas masih tercium begitu nyata dari tubuh Rana, membuat Bentala makin berat untuk melepasnya. Tapi, apa mau dikata. Hidup nyatanya harus tetap
"Mr. James sangat menyukai apa yang anda lakukan dengan kebun kelapa sawit keluarga anda. Dia berharap kerja sama ini akan sangat menguntungkan bagi anda, dan juga Mr. James. Terima kasih banyak, Mr. Byakta. Nanti kita bertemu lagi di Jakarta dua minggu ke depan. Have a nice day."Tak hanya Bentala, Danish pun menunjukkan senyum profesionalnya kepada CFO Perusahaan yang akan bekerja sama dengan Bentala dalam pembuatan pabrik kelapa sawit di Riau. Bentala sungguh bersyukur, karena CFO perusahaan yang ia tuju adalah orang Indonesia. Ibu Martina Larasati Adams yang adalah orang Sulawesi Utara pergi jauh ke Sydney untuk bekerja bersama suaminya yang berasal dari London. Bentala pun teringat pada Edward yang melobi CEO perusahaan ini untuk bekerja sama dengannya. Bentala harus mentraktirnya nanti saat sampai di Jakarta.Bentala, dan Danish pun sangat puas. Tak sia-sia waktu yang mereka habiskan untuk meraih kontrak kerja sama. Sekarang setelah segala kontrak sudah ditandatangani, Bentala b
"Ben, lo bisa pulang ke hotel buat urus kepindahan lo. Di depan juga sudah ada asisten lo nungguin. Jangan lupa makan. Terakhir lo makan tuh, kemarin sore. Lo skip makan malam, sama sarapan, Ben. Jangan sampai deh, lo ikut-ikutan tumbang. Makan ya, Ben."Hanya sebuah anggukan yang Bentala berikan kepada Indira. Gadis itu sudah jauh lebih rapi, sedangkan Bentala tampak kusut tak terurus. Tiga hari sudah, dan tak ada tanda-tanda Rana akan bangun. Dokter hanya mengatakan kalau Rana hanya trauma. Hanya butuh waktu sampai gadis itu siap, dan membuka matanya.Sayangnya Bentala tak sabar. Masalahnya rindunya sudah menggunung, dan butuh dituntaskan. Hausnya masih terasa meskipun ia sudah menenggak kehadiran Rana sejak tiga hari lalu. Tapi, apalah arti raga, tanpa jiwa yang benar-benar hidup."Tolong ya, jaga Rana. Kalau ada kabar baik, hubungi gue." Bentala berpesan, dan Indira langsung mengiyakan apa yang pria itu inginkan. "Kalau bisnis ini enggak penting, gue mungkin akan ada di sini terus
"Ben, kamu sudah berangkat kerja? Ben? Hei, Ben! Kamu sedang apa di sana? Ada apa?"Dengan cepat, Edward menghampiri Bentala yang terduduk di karpet dekat tempat tidurnya. Pria itu tampak terdiam, kaku, dan belum benar-benar menyadari keberadaannya. Sebelum berangkat lari pagi, Edward melihat Bentala masih baik-baik saja dengan makan makanan cepat saji, minum kopi, dan kemudian mandi. Namun setelah Edward kembali, ia mendapati pria itu tampak tak berdaya, dan tak baik-baik saja.Edward pun mencoba membuat pria itu berhenti melamun dengan menggoyangkan bahunya. Bentala akhirnya menengadah, namun baru kali itu tatapan pria itu benar-benar kosong. Edward pun menjadi ikut takut."Ben, ada apa?" tanya Edward lagi lebih keras. "Katakan, ada apa?""Rana, Ed, Rana," lirih Bentala dengan suara tercekat. Kalau dia adalah Tanaya, mungkin tangisnya sudah merebak keluar. "Dia kecelakaan Ed. Bagaimana ini? Bagaimana, Ed? Aku harus ke Australia. Aku harus ke sana. Sekarang juga. Ya Tuhan, mengapa in