Share

215. Pengakuan dan Permintaan Maaf Emir (4)

Tangan Emir lagi-lagi memutar salah satu video yang ada di ponsel Sonya, matanya mengerjap saat melihat Sonya yang sedang menangis di pojok ruangan di rumah sakit. Ia ingat video ini di ambil Sonya saat dirinya mengetahui kalau mereka tidak berhasil melakukan proses bayi tabung yang pertama.

“Emir, Emir bagaimana ini? Bagaimana kalau aku nggak bisa hamil? Padahal ibu dan ayah sangat mengharapkan cucu,” bisik Sonya dengan suara terisak ia memeluk Emir dan membenamkan wajahnya ke dada Emir.

“Nggak apa-apa, kita bilang sama ibu dan ayah,” jawab Emir.

“Bagaimana kalau aku nggak bisa punya anak? Bagaimana kalau kamu diminta ayah dan ibu buat ninggalin aku? Gima—“

“Jangan ngaco, kita coba lagi. Kita coba terus, kamu juga jangan salahin diri kamu, dong, Sonya. Ini juga karena salah aku, sperma aku kurang cepat, inget kata Dokter Ismi?” tanya Emir yang langsung dijawab anggukan oleh Sonya.

“Jangan tinggalin aku, Mir.”

“Nggak, aku nggak akan ninggalin kamu, Sayang.”

Video itu berakhir dengan u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dina Raihanun
" kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadiran'y sunggh berharga,sunggh berat aku rasa kehilangn dia sunggh berat aku rasa hidup tanpa dia ..." tidak bisa berkata kata lagi d part ini kamu berhasil mengaduk ngaduk perasaan aku madam ............
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Emir Emir kamu emang gila punya Sonya yg sempurna kamu sia2kan
goodnovel comment avatar
Neng Ade
huhuhuhuu ya ampun dh dpt istr sgtu cinta nya kmu mlah gelo...,, bnyak bwamg nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status