Share

Chapter 19

Semua mengenai Alina, aku berusaha melupakannya. Aku yakin, dia yang menghubungiku beberapa hari yang lalu. Melihat Bea yang bahagia denganku, rasanya kebahagian itu sudah cukup. Aku tidak ingin terlalu banyak ikut campur mengenai Alina dan mengenai apapun tentangnya.

Tazia menginap di rumah kami selama dua hari. Sepupuku itu selalu berceritai tentang Hafid. Mereka berdua adalah musuh bebuyutan. Tazia tidak pernah menyukai Hafid karena menurut Tazia, lelaki itu selalu tebar pesona. Sok Ganteng! Maksudnya.

“Mas?”

Bea datang. Dia mengetuk ruang kerjaku. Meskipun aku mengambil cuti, aku tetap memberikan kuis melalui online dan memeriksa jawaban mereka. Besok subuh, aku dan Bea akan segera berangkat untuk Umroh lalu berlanjut ke Turkey.

“Masuk sayang,” seruku dengan pelan. Bea berjalan mendekati ruang kerjaku. Semakin hari, wajahnya semakin cantik saja.

“Makasih sayangku.” Aku mengecup tangannya sebelum dia berjalan pergi. Pipinya merona, aku sangat menyukainya.

“Mas!” Tazia kemudian data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status