Share

Para Tetua Duo

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 16:08:56

Suasana pagi yang semula tenang langsung berubah tegang. Teriakan penuh amarah dari para tetua keluarga Duo menggema di depan penginapan mewah itu. Beberapa tamu yang tengah menikmati sarapan segera beranjak keluar untuk menonton keributan yang tidak biasa ini.

Zhao Xueyan melangkah keluar bersama Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu saat mendengar keributan di depan. Ekspresi Tian Ming tetap datar meskipun sorot matanya memancarkan ketidaksenangan yang dalam.

"Keluar kalian! Beraninya melukai putri kebanggaan keluarga Duo!" teriak salah satu tetua dengan wajah memerah karena marah.

Wu Liang mendecak kesal. "Mereka benar-benar tidak tahu kapan harus mundur," gumamnya.

Zhao Xueyan melipat tangannya di depan dada dengan wajah tenang namun sinis. "Keluarga Duo? Yang kau maksud gadis lancang itu yang menyentuh Tian Ming tanpa izin?" tanyanya dengan nada dingin.

Wu Liang mengangguk, akhirnya mereka tiba di depan penginapan di sana para tetua dari keluarga Duo berdiri dengan wajah geram.

Bebera
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kesombongan Yang Hancur

    “Kami tidak akan mundur! Kau harus menikahi cucuku, Duo Ning. Kami tidak menerima penolakan!” seru tetua Duo mencoba bertahan dengan aura tekanan Tian Ming. Tian Ming mendengus dingin mendengar tuntutan yang keluar dari mulut para tetua keluarga Duo. Matanya menyipit dengan sorot tajam, memperlihatkan ketidaksenangan yang mendalam."Menikah dengan nona lancang itu?" Tian Ming berkata dengan nada sarkastik. "Aku lebih baik mati daripada menyentuh wanita sepertinya."Wu Liang yang berdiri di samping Tian Ming menghela napas panjang. "Tuan, kau benar-benar suka memperkeruh keadaan," bisiknya dengan nada pasrah.Tetua utama keluarga Duo maju dengan wajah merah padam. "Kau menghancurkan masa depan putri kami! Jika tidak menikahinya, maka jangan harap kau bisa keluar dari desa ini hidup-hidup!" teriaknya dengan penuh amarah, napasnya mulai berat karena tekanan Tian Ming. Zhao Xueyan yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan ekspresi datar akhirnya angkat bicara. "Kalian berbicara tentang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kompetisi Di Mulai

    Zhao Xueyan dan rombongannya tiba di tempat acara alkemis dengan langkah penuh percaya diri. Kerumunan peserta dan penonton sudah memadati area yang luas, dipenuhi tenda-tenda serta panggung besar yang dihias megah. Meski suasana terlihat meriah, bisik-bisik mengenai insiden keluarga Duo masih jelas terdengar di antara para murid sekte dan bangsawan yang hadir. "Itu mereka ...." salah satu murid sekte berbisik pada rekannya sambil melirik ke arah Tian Ming. "Dia yang menghancurkan kultivasi tetua keluarga Duo, kan? Gila sekali. Siapa sebenarnya pria itu?" bisik yang lain dengan nada kagum sekaligus ngeri. Zhao Xueyan tetap menjaga ekspresi datarnya, meskipun telinganya menangkap bisikan-bisikan tersebut. Tian Ming, seperti biasa, berjalan dengan wajah datar seolah tidak peduli pada apapun yang terjadi di sekitarnya. Niuniu yang berjalan di belakang Zhao Xueyan menahan senyum kecil. "Nona, sepertinya reputasi kita sudah menyebar tanpa perlu diperkenalkan," gumamnya pelan. "Bukan se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kelompok Pertama

    Kompetisi dimulai dengan penuh antusiasme. Kerumunan bersorak saat kelompok pertama dipanggil naik ke panggung. Para peserta dari berbagai sekte berjalan penuh kepercayaan diri, beberapa bahkan menunjukkan senyum sombong.Terutama murid-murid dari Sekte Angin Biru, yang terkenal dengan keahlian alkemis mereka. Seorang pria muda dengan wajah angkuh dari sekte itu melirik pesaingnya dan berkata dengan nada meremehkan, "Hanya membuat pil sederhana? Ini terlalu mudah untuk kami."Pembawa acara memberi instruksi dengan suara lantang, "Para peserta, uji dasar kali ini adalah membuat Pil Energi Dasar. Bahan-bahan sudah disediakan di depan kalian. Waktu kalian hanya satu batang dupa. Selamat berkompetisi!"Terlihat sepuluh meja di atas panggung untuk disediakan untuk peserta. Para peserta segera mengambil tempat di meja mereka masing-masing. Terlihat wajah-wajah bersemangat mereka. “Dengan ini, kompetisi dimulai!” seru pria paruh baya itu menandakan bahwa pertandingan dibuka. Tangan para p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kompetisi Berlanjut

    Kelompok kedua kini naik ke atas panggung dengan langkah penuh percaya diri. Sepuluh orang peserta masing-masing menempati tempat yang telah disediakan. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah seorang gadis dari Sekte Api Langit, dengan rambut panjang berwarna merah kecokelatan yang terikat rapi.Bisik-bisik penonton terdengar ramai."Dia itu Liu Yan dari Sekte Api Langit, alkemis berbakat.""Oh dia bisa membuat pil tingkat menengah meski usianya masih muda."Saat pemaromabawa acara memberikan aba-aba dimulainya kompetisi, para peserta dengan sigap menyalakan tungku api mereka. Nyala api berwarna merah dan oranye berkobar di setiap tungku. Asap tipis mulai memenuhi panggung, disertai khas bahan herbal yang mulai diproses.Liu Yan terlihat tenang meski kobaran api dari tungkunya jauh lebih intens dibanding peserta lain. Dengan gerakan terampil, dia menambahkan bahan-bahan dengan akurasi yang sempurna. Tangannya bergerak cepat namun tetap anggun.Zhao Xueyan yang mengamati dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Diremehkan

    Waktu untuk kelompok tiga akhirnya habis. Aroma ramuan memenuhi udara, dan para juri mulai memeriksa hasil kerja setiap peserta dengan cermat. Setelah beberapa saat yang menegangkan, pembawa acara dengan suara lantang mengumumkan hasilnya."Dengan nilai tertinggi, pemenang kelompok tiga adalah perwakilan dari Sekte Bulan Darah! Dan keempat peserta lain yang lolos di babak pertama ini!” Mendengar pengumuman tersebut, murid perempuan dari Sekte Bulan Darah tersenyum puas dan penuh kemenangan. Dia melangkah angkuh ke depan, menerima pujian dari beberapa penonton yang mendukung sektenya. Beberapa murid dari sekte lain tampak kecewa, sementara yang lainnya hanya bisa mendesah pasrah."Sudah kuduga," gumam Wu Liang dengan nada sinis. "Mereka pasti menggunakan trik kotor."Zhao Xueyan hanya menyipitkan mata, tetap tenang meski hatinya penuh dugaan. Murid perempuan itu dengan bangga menyombongkan diri, berbicara lantang kepada peserta lainnya, "Kalian boleh mencoba, tapi tetap saja tidak aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Lolos

    Ketika juri akhirnya berdiri untuk mengumumkan hasil dari kelompok keempat, suasana berubah hening. Semua mata tertuju pada panggung, terutama pada Zhao Xueyan yang berdiri dengan tenang tanpa ekspresi."Setelah penilaian yang cermat, berikut hasil akhir dari kelompok empat," seru pembawa acara dengan suara lantang. "Peserta yang berhasil lolos adalah ...."Penonton menahan napas, beberapa sudah berbisik, yakin bahwa Zhao Xueyan tidak mungkin lolos."Zhao Xueyan!" nama itu disebut pertama kali.Kerumunan mendadak gempar. Orang-orang yang sebelumnya mencemooh kini terkejut luar biasa. Bahkan beberapa tetua sekte tampak saling berbisik, tidak percaya dengan hasil tersebut."Bagaimana mungkin?! Dia bahkan baru bergerak di lima menit terakhir!" seru salah satu murid dengan wajah tidak percaya.Namun pembawa acara melanjutkan tanpa memperdulikan keributan."Peserta kedua: Xu Jing dari Sekte Langit Terbuka.""Peserta ketiga: Fan Rui dari Sekte Angin Hijau.""Peserta keempat: Qin Yue dari Se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Siapa Dia sebenarnya?

    Saat mereka sedang menikmati makanan dengan tenang, seorang murid sekte Tapak Suci dari Kekaisaran Zhengtang tiba-tiba mendekat. Wajahnya menunjukkan sedikit keraguan, namun sorot matanya penuh rasa ingin tahu. "Maaf, boleh bertanya sesuatu?" katanya sopan namun tegas.Zhao Xueyan meletakkan sumpitnya dengan tenang, begitu pula Niuniu yang sedang menyuap makanan dengan lahap. "Ada apa?" tanya Zhao Xueyan dengan nada netral.Murid itu menatap mereka berdua lebih dalam. "Rasanya aku pernah melihat kalian sebelumnya. Apa kita pernah bertemu? Sebelumnya saya dari kekaisaran Zhengtang dan wajah Tuan sangat tidak asing.” Niuniu yang masih dalam penyamaran sebagai pria langsung tersenyum lebar, mencoba mengalihkan suasana. "Ah, mungkin Anda salah orang. Saya dan teman saya ini hanya pendatang biasa."Zhao Xueyan dengan wajah tanpa ekspresi ikut menambahkan, "Kami tidak berasal dari kekaisaran Zhengtang, jadi mungkin hanya kebetulan saja."Murid itu mengerutkan kening, tampak tidak sepenuhny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Serangan

    Malam itu, di penginapan mewah yang menjadi tempat tinggal sementara sekte Bulan Darah, suasana terasa tegang. Para murid inti sekte berkumpul di sebuah ruangan besar dengan penerangan redup. Wajah mereka terlihat penuh rencana licik."Kita tidak boleh membiarkan pemuda bernama Zhao Xueyan itu ikut kompetisi besok," ucap seorang pemuda yang mengenakan jubah merah gelap, pemimpin kelompok murid sekte tersebut.Seorang gadis dengan riasan mencolok, yang tadi menjadi pusat perhatian di panggung kompetisi, mengangguk dengan ekspresi penuh kebencian. "Dia membuat sekte Bulan Darah terlihat lemah! Kalau orang-orang tahu kita kalah dari seseorang yang tidak mewakili sekte mana pun, nama baik kita akan hancur.""Apa rencanamu?" tanya salah satu murid yang berdiri di dekat pintu.Pemuda itu menyeringai licik. "Malam ini kita kirim beberapa orang untuk memberikan pelajaran pada pemuda itu. Kalau perlu, pastikan dia tidak bisa bangun dari tempat tidur besok pagi."Gadis itu tertawa kecil dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 360

    Setelah para tamu dan jenderal keluar satu per satu dari Balairung Kekaisaran, Zhao Xueyan berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menghampiri seorang pria paruh baya yang berdiri tenang di dekat tiang batu. Matanya yang biasanya dingin kini terlihat hangat.“Ayah .…” panggilnya pelan namun penuh rindu.Jenderal Zhao Yun menoleh dan menatap putrinya dengan senyum tipis. “Xueyan.”Zhao Xueyan langsung menunduk memberi hormat, tapi sang ayah menahan gerakannya dan menepuk ringan pundaknya.“Sudah, tak perlu formal padaku.”“Terima kasih … karena Ayah masih hidup dan sehat. Aku benar-benar lega,” gumam Zhao Xueyan dengan suara bergetar.Zhao Yun tertawa kecil. “Kau pikir aku akan mati semudah itu? Ayahmu ini dilatih di medan perang, bukan taman bunga.”Zhao Xueyan tersenyum, matanya sedikit berkaca-kaca.“Ayah, bagaimana kalau ikut aku ke paviliun timur? Aku punya kamar lebih di sana, lebih nyaman daripada barak istana.”Zhao Yun mengangguk. “Baiklah, kalau itu membuatmu tenang.”Namun

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 359

    Suasana Balairung Kekaisaran Tianyang kini dipenuhi ketegangan yang kental. Para jenderal duduk berjajar, mata mereka fokus ke arah peta besar yang terbentang di atas meja kayu panjang. Di sisi kanan dan kiri, para utusan dari Kekaisaran Changhai, Zhengtang, dan Heifeng turut hadir, masing-masing mengenakan jubah resmi mereka, wajah-wajah serius menggambarkan urgensi situasi.Kaisar Tian Ming duduk di kursi utama, mata tajamnya menatap peta yang menunjukkan lima titik portal iblis. Empat di antaranya telah disegel oleh pasukan elit Tianyang.Seorang jenderal berdiri, melapor dengan nada tegas.“Yang Mulia, empat portal telah berhasil kami segel. Namun ... satu portal terakhir berada di Lembah Hujan Darah, dan saat ini lembah tersebut telah sepenuhnya dikuasai oleh bangsa iblis. Mereka menjadikan tempat itu markas utama mereka.”“Lembah Hujan Darah .…” gumam kaisar Tian Ming. “Bukan tempat yang mudah untuk ditembus.”Semua mata tertuju padanya, menanti keputusan. Tapi tiba-tiba, sebuah

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 358

    Setelah jamuan makan selesai dan musik pelan berhenti mengalun, para pejabat dan jenderal satu per satu bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka mulai bergerak menuju Balairung Kekaisaran Tianyang, tempat diadakannya rapat militer untuk membahas strategi pertahanan terhadap serangan dari utara.Zhao Xueyan berdiri anggun, mengikuti langkah para pria tersebut tanpa ragu. Tapi baru beberapa langkah, langkahnya dihentikan oleh suara nyaring yang penuh sindiran."Eh, mau ke mana, Nona Zhao?" tanya Nona Xiao Zhen sambil menyipitkan mata."Balairung Kekaisaran bukan tempat jalan-jalan, apalagi untuk seorang wanita," tambah Nona Lin dengan senyum mengejek."Benar," sela Nona Yu. "Kau itu hanya seorang gadis dari desa yang kebetulan dibawa masuk ke istana oleh Yang Mulia. Jangan pikir hanya karena makanan tadi enak, kau bisa ikut campur dalam urusan negara."Beberapa gadis bangsawan lainnya tertawa pelan, menutup mulut dengan kipas sambil saling menatap penuh kemenangan.“Memang benar, ya! Se

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 357

    Setelah para tamu duduk di tempat masing-masing, suasana aula utama Kekaisaran Tianyang terasa lebih hangat. Pelayan-pelayan berdiri berjajar, menyajikan anggur dalam cawan giok bening dan piring-piring indah berisi hidangan yang baru saja diangkat dari dapur istana.Di tengah aula, musik lembut mulai mengalun. Para penari istana dengan kostum anggun berwarna merah muda dan emas menari mengikuti irama, mempercantik suasana.Namun tak lama, wajah para tamu, pejabat, jenderal, bangsawan, termasuk kaisar Tian Ming dan Ibu Suri Gao, mulai menunjukkan ekspresi heran. Bukan karena tarian, melainkan makanan yang tersaji di hadapan mereka.“Makanan apa ini?” tanya salah satu pejabat tua sambil menatap bingung ke arah piringnya.“Mengapa bentuknya seperti ini … tidak seperti hidangan kekaisaran biasanya,” gumam seorang gadis bangsawan.Di hadapan mereka tersaji ayam teriyaki dengan saus kental yang harum, kentang goreng tipis garing seperti lidi emas, salad sayur segar dengan saus creamy dari

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status