Setelah kejadian penuh ketegangan tadi, Zhao Xueyan dan Tian Ming akhirnya kembali ke penginapan mewah tempat mereka menginap. Keduanya berpisah dan masuk ke kamar masing-masing tanpa berkata banyak.Namun, begitu Tian Ming menutup pintu kamarnya, tubuhnya tiba-tiba mulai bereaksi tidak normal. Rasa panas menjalar cepat di sepanjang kulitnya, memunculkan ruam merah ke seluruh tubuh. Dadanya terasa berat, membuat setiap tarikan napas menjadi sesak."Sial ...." Tian Ming bergumam dengan suara tertahan, berusaha menenangkan tubuhnya yang kini terasa seperti terbakar dari dalam.Tian Ming tahu betul ini bukan sesuatu yang asing—ini adalah reaksi alergi yang selalu muncul setiap kali ada wanita yang menyentuhnya tanpa perlindungan energi spiritual. Gadis lancang dari keluarga Duo yang tadi berani menyentuh tangannya telah memicu kondisi itu lagi.Tian Ming terjatuh di tepi ranjang, tangannya mencengkeram dada sambil mencoba mengendalikan napasnya yang memburu. Butiran keringat dingin mulai
Begitu memasuki kamar, Zhao Xueyan langsung disambut pemandangan Tian Ming yang terbaring di tempat tidur dengan napas tersengal-sengal, wajahnya memerah dan urat-urat biru tampak muncul di lengannya. Keringat dingin membasahi tubuh pria tampan itu, sementara erangan tertahan keluar dari bibirnya yang pucat."Kondisinya parah," gumam Zhao Xueyan dengan nada serius.Wu Liang berdiri tegang di dekat pintu, tidak ingin menghalangi Zhao Xueyan. "Dia tidak pernah separah ini sebelumnya," bisiknya penuh kecemasan.Zhao Xueyan tidak menjawab. Dengan cepat, dia mengeluarkan jarum akupunktur dari ruang penyimpanan pribadinya dan mendekati Tian Ming."Aku akan mulai akupunktur untuk menstabilkan energinya dan menghentikan penyumbatan jalur meridian yang menyebabkan reaksi ini. Wu Liang, siapkan air hangat dan kain bersih," perintah Zhao Xueyan dengan tegas.Wu Liang segera bergerak tanpa membantah.Zhao Xueyan dengan kecepatan dan ketelitian tinggi menusukkan beberapa jarum di titik-titik vital
Pagi itu, cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela membuat kelopak mata Zhao Xueyan perlahan terbuka. Pandangannya sedikit buram sebelum akhirnya fokus pada sesuatu yang mengejutkan—sebuah dada bidang yang kuat dan berotot tepat di hadapannya.Matanya langsung melebar. Dadanya berdebar kencang saat kesadarannya kembali penuh. ‘Apa?!’ serunya dalam hati dengan wajah memerah. Itu jelas dada Tian Ming yang bertelanjang, napasnya teratur dan tenang seperti tak menyadari kekacauan yang baru saja terjadi.Zhao Xueyan panik, ingin segera menjauh, tetapi tubuhnya membeku. Sebelum sempat bereaksi lebih jauh, pintu kamar tiba-tiba terbuka lebar dengan suara keras.Wu Liang dan Niuniu yang masuk mendadak membeku di tempat. Mata mereka membelalak tak percaya melihat adegan yang terhampar di depan mereka. Zhao Xueyan yang biasanya anggun dan penuh wibawa kini terlihat memeluk Tian Ming yang bertelanjang dada dengan posisi begitu intim.Wu Liang hampir tersedak udara, sementara N
Begitu Zhao Xueyan meninggalkan kamarnya, Tian Ming masih berdiri di tempatnya dengan senyum tipis yang sulit disembunyikan. Wajah tampannya yang biasanya dingin kini tampak lebih hangat, seolah sedang mengingat sesuatu yang menyenangkan.Ingatan malam itu terputar jelas di benaknya. Saat tengah malam, dia terbangun karena rasa sesak yang mulai mereda setelah pengobatan Zhao Xueyan. Saat membuka mata, dia melihat gadis itu tertidur dengan posisi duduk di samping ranjangnya, kepala sedikit terangguk karena lelah.Tian Ming mendesah pelan. "Bodoh, kenapa dia tidak tidur dengan benar?" gumamnya.Dengan hati-hati, Tian Ming memindahkan Zhao Xueyan ke sampingnya agar lebih nyaman. Namun tanpa diduga, tangan Zhao Xueyan secara refleks melingkar erat di tubuhnya, seolah tidak ingin dilepaskan. Tian Ming membeku sesaat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.‘Astaga, ini benar-benar ujian,’ batinnya sambil menatap wajah cantik Zhao Xueyan yang terlihat damai dalam tidurnya.Meski diri
Suasana pagi yang semula tenang langsung berubah tegang. Teriakan penuh amarah dari para tetua keluarga Duo menggema di depan penginapan mewah itu. Beberapa tamu yang tengah menikmati sarapan segera beranjak keluar untuk menonton keributan yang tidak biasa ini.Zhao Xueyan melangkah keluar bersama Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu saat mendengar keributan di depan. Ekspresi Tian Ming tetap datar meskipun sorot matanya memancarkan ketidaksenangan yang dalam."Keluar kalian! Beraninya melukai putri kebanggaan keluarga Duo!" teriak salah satu tetua dengan wajah memerah karena marah.Wu Liang mendecak kesal. "Mereka benar-benar tidak tahu kapan harus mundur," gumamnya.Zhao Xueyan melipat tangannya di depan dada dengan wajah tenang namun sinis. "Keluarga Duo? Yang kau maksud gadis lancang itu yang menyentuh Tian Ming tanpa izin?" tanyanya dengan nada dingin.Wu Liang mengangguk, akhirnya mereka tiba di depan penginapan di sana para tetua dari keluarga Duo berdiri dengan wajah geram. Bebera
“Kami tidak akan mundur! Kau harus menikahi cucuku, Duo Ning. Kami tidak menerima penolakan!” seru tetua Duo mencoba bertahan dengan aura tekanan Tian Ming. Tian Ming mendengus dingin mendengar tuntutan yang keluar dari mulut para tetua keluarga Duo. Matanya menyipit dengan sorot tajam, memperlihatkan ketidaksenangan yang mendalam."Menikah dengan nona lancang itu?" Tian Ming berkata dengan nada sarkastik. "Aku lebih baik mati daripada menyentuh wanita sepertinya."Wu Liang yang berdiri di samping Tian Ming menghela napas panjang. "Tuan, kau benar-benar suka memperkeruh keadaan," bisiknya dengan nada pasrah.Tetua utama keluarga Duo maju dengan wajah merah padam. "Kau menghancurkan masa depan putri kami! Jika tidak menikahinya, maka jangan harap kau bisa keluar dari desa ini hidup-hidup!" teriaknya dengan penuh amarah, napasnya mulai berat karena tekanan Tian Ming. Zhao Xueyan yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan ekspresi datar akhirnya angkat bicara. "Kalian berbicara tentang
Zhao Xueyan dan rombongannya tiba di tempat acara alkemis dengan langkah penuh percaya diri. Kerumunan peserta dan penonton sudah memadati area yang luas, dipenuhi tenda-tenda serta panggung besar yang dihias megah. Meski suasana terlihat meriah, bisik-bisik mengenai insiden keluarga Duo masih jelas terdengar di antara para murid sekte dan bangsawan yang hadir."Itu mereka ...." salah satu murid sekte berbisik pada rekannya sambil melirik ke arah Tian Ming."Dia yang menghancurkan kultivasi tetua keluarga Duo, kan? Gila sekali. Siapa sebenarnya pria itu?" bisik yang lain dengan nada kagum sekaligus ngeri.Zhao Xueyan tetap menjaga ekspresi datarnya, meskipun telinganya menangkap bisikan-bisikan tersebut. Tian Ming, seperti biasa, berjalan dengan wajah datar seolah tidak peduli pada apapun yang terjadi di sekitarnya.Niuniu yang berjalan di belakang Zhao Xueyan menahan senyum kecil. "Nona, sepertinya reputasi kita sudah menyebar tanpa perlu diperkenalkan," gumamnya pelan."Bukan sesuat
Kompetisi dimulai dengan penuh antusiasme. Kerumunan bersorak saat kelompok pertama dipanggil naik ke panggung. Para peserta dari berbagai sekte berjalan penuh kepercayaan diri, beberapa bahkan menunjukkan senyum sombong.Terutama murid-murid dari Sekte Angin Biru, yang terkenal dengan keahlian alkemis mereka. Seorang pria muda dengan wajah angkuh dari sekte itu melirik pesaingnya dan berkata dengan nada meremehkan, "Hanya membuat pil sederhana? Ini terlalu mudah untuk kami."Pembawa acara memberi instruksi dengan suara lantang, "Para peserta, uji dasar kali ini adalah membuat Pil Energi Dasar. Bahan-bahan sudah disediakan di depan kalian. Waktu kalian hanya satu batang dupa. Selamat berkompetisi!"Terlihat sepuluh meja di atas panggung untuk disediakan untuk peserta. Para peserta segera mengambil tempat di meja mereka masing-masing. Terlihat wajah-wajah bersemangat mereka. “Dengan ini, kompetisi dimulai!” seru pria paruh baya itu menandakan bahwa pertandingan dibuka. Tangan para p
Suasana haru menyelimuti kamar Jenderal Zhao Yun.Zhao Xueyan dan Nyonya Bing Qing menangis bahagia, memeluk Jenderal Zhao Yun yang kini telah sadar.Air mata mengalir di pipi Nyonya Bing Qing, tangannya tak henti-hentinya menggenggam tangan suaminya seolah takut ini hanya mimpi."Syukurlah … kau sadar, Yun’er .… suara Bing Qing bergetar.Zhao Xueyan juga tersenyum, meskipun tubuhnya terasa lelah setelah mengerahkan begitu banyak Qi untuk menyembuhkan ayahnya.Di sudut ruangan, Niuniu terlihat berkaca-kaca.Namun sebelum dia bisa mendekat, Wu Liang menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya keluar."Eh?! Kita mau ke mana?!" protes Niuniu sambil berusaha melepaskan diri.Wu Liang tetap berjalan tanpa menoleh."Kau perlu diobati. Kau belum menyembuhkan lukamu sejak kita tiba di kediaman Jenderal Zhao."Niuniu terdiam.Baru sekarang dia sadar kalau tubuhnya masih terasa sakit dan ada darah yang mengering di pakaiannya.Wu Liang segera memerintahkan seorang tabib untuk menangani luka N
Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara pernapasan tertahan dari orang-orang yang menunggu dengan cemas.Jenderal Zhao Yun masih terbaring lemah, wajahnya pucat seperti kertas.Di dekatnya, Zhao Xueyan dengan penuh kehati-hatian meracik ramuan penawar racun.Di atas meja, bahan-bahan langka telah tertata: Bunga Iblis yang didapatkan dari Lembah Iblis. Akar Seribu Phoenix yang sangat sulit ditemukan. Air Spiritual yang diambil dari ruang dimensinya, serta bahan-bahan pendukung lainnya. Setiap campuran dibuat dengan perhitungan sempurna, tanpa ada kesalahan sedikit pun.Uap putih mulai mengepul dari kuali, memenuhi ruangan dengan aroma herbal yang menyengat.Tak ada satu pun yang berani bersuara, tak ada yang ingin mengganggu fokus Zhao Xueyan.Nyonya Bing Qing menggenggam tangannya erat di pangkuannya, hatinya berdebar kencang.Di sudut ruangan, Kaisar Tian Ming duduk dengan ekspresi dingin seperti biasa.Namun matanya tajam dan penuh perhatian, mengawasi setiap gerakan Zhao Xueyan.
Tabib Bai, yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi, hanya bisa berkedip beberapa kali sebelum bertanya, "Apa maksud Yang Mulia Kaisar?"Tian Ming menatapnya tajam.Dengan suara datar yang tidak terbantahkan, ia berkata, "Hanya seorang wanita yang boleh menyentuh tubuh Zhao Xueyan.""....."".....""....."Nyonya Bing Qing, Niuniu, Lao, Wu Liang, bahkan para pelayan yang berdiri di sudut ruangan ingin muntah darah.Cemburu apa lagi ini?!Tabibnya sudah tua, Kaisar!Ingin rasanya mereka berteriak, namun sayangnya mereka masih sayang dengan nyawa. Bing Qing mengerutkan kening, berusaha memahami pemikiran pemuda yang mengaku sebagai kekasih putrinya. "Tapi—""Tidak ada tapi," Tian Ming memotong. "Cari tabib wanita. Jika tidak ada, aku sendiri yang akan mengobatinya."Tabib Bai hampir tersedak napasnya sendiri. "Yang Mulia … aku sudah menangani ribuan pasien dalam hidupku. Aku tidak—""Aku tidak peduli," potong Tian Ming lagi, tanpa ekspresi. "Zhao Xueyan adalah wanitaku. Aku tidak ak
Di dalam kamar yang sunyi, suasana masih dipenuhi ketegangan.Tian Ming duduk di tepi ranjang, menatap Zhao Xueyan dengan penuh kelembutan."Akar Seribu Phoenix sudah ada," katanya, suaranya tenang. "Kondisi ayahmu akan membaik. Lebih baik kau fokus memulihkan tubuhmu terlebih dahulu. “Tapi—” Zhao Xueyan mencoba membantah, namun melihat tatapan Tian Ming membuatnya terdiam. “Bagaimana bisa kau menyembuhkan Jenderal Zhao, sedangkan kau masih terluka? Kau butuh banyak energi untuk melakukan pengobatan,” kata Tian Ming. Mendengar hal itu, Zhao Xueyan akhirnya merasa lega.Ayahnya akan selamat.Matanya yang sebelumnya dipenuhi kekhawatiran perlahan melembut.Namun, saat suasana mulai sedikit tenang, tiba-tiba suara nyonya Bing Qing memecah keheningan."Xueyan, siapa pemuda ini?" tanyanya, sambil menatap pemuda tampan yang duduk begitu dekat dengan putrinya. "Kenapa dia mengaku sebagai suamimu?""...."Zhao Xueyan yang awalnya merasa lebih baik mendadak terdiam.Matanya membelalak tajam
Di dalam kamar yang diterangi oleh cahaya lentera, Nyonya Bing Qing duduk dengan cemas di samping ranjang. Tangannya dengan lembut menyeka keringat dingin yang mengalir di pelipis Jenderal Zhao Yun, suaminya yang masih terbaring lemah akibat racun mematikan.Wajahnya pucat, napasnya tersengal. Sudah berhari-hari racun itu menggerogoti tubuhnya, dan hingga kini, mereka masih belum menemukan penawarnya.Tiba-tiba, suara langkah kaki tergesa dari pelayan terdengar di luar pintu."Nyonya, Nona Xueyan sudah kembali! Tapi keadaannya … dia pingsan, dan dibawa oleh seorang pria asing!""Apa?"Napas Bing Qing tercekat. Ia bangkit dari tempat duduknya dengan tatapan panik.Tanpa membuang waktu, ia langsung berjalan cepat keluar kamar, nyaris berlari menyusuri lorong menuju aula utama. Hatinya berdebar keras. Perasaan gelisah menggerogoti dirinya.Dan di sana, tepat di tengah aula yang diterangi lentera besar, suaminya tidak sendirian yang terbaring lemah—putri kesayangannya juga dalam keadaan s
Wu Liang berusaha tetap tegak saat memapah Niuniu yang terluka parah. Gadis itu hampir tidak sadarkan diri, wajahnya pucat dengan darah mengalir dari sudut bibirnya. Napasnya tersengal, tapi matanya masih berusaha terbuka. “Ayo! Pelan-pelan saja!” Wu Liang memperingati Niuniu yang masih bergerak. Bai Long, yang sebelumnya bertarung tanpa henti, mengerti bahwa mereka tidak bisa bertahan lebih lama. Tanpa banyak bicara, ia segera masuk ke ruang dimensi, kembali ke tempat di mana ia bisa memulihkan energinya.Di sisi lain, Kaisar Tian Ming masih menggendong Zhao Xueyan dalam pelukannya. Wajahnya dingin, tetapi sorot matanya menyimpan kekhawatiran yang dalam.Tanpa memberi kesempatan bagi siapa pun untuk menghentikannya, ia memberi isyarat pada pasukannya, lalu—dengan satu gerakan tajam, mereka menghilang dalam sekejap. Seakan mereka tidak pernah ada di tempat itu.Dan tepat setelah mereka pergi. “Hentikan! Siapa disana?!"Dari kejauhan, pasukan lain mendekat dengan cepat. Pasukan Kaisa
Kabut pekat menyelimuti Lembah Iblis, menyisakan kegelapan yang semakin mencekik. Zhao Xueyan berjuang sekuat tenaga, tetapi akar hitam darah yang melilit tubuhnya semakin erat, menghisap energi Qi dalam tubuhnya sedikit demi sedikit. Semakin lama, tubuhnya terasa lemas, kekuatannya terkuras."Nona!" Niuniu melesat ke depan dengan belati terhunus, mencoba menebas akar hitam yang mengikat Zhao Xueyan.Namun, sebelum ia berhasil, sebuah energi hitam melesat ke arahnya.Boom!Duar! Tubuh Niuniu terpental ke belakang, menghantam tanah dengan keras. Ia merasakan dadanya sesak, lalu seteguk darah segar keluar dari mulutnya.Uhuk! Uhuk! Sementara itu, Bai Long masih bertarung sengit dengan makhluk-makhluk menjijikkan yang seakan tidak ada habisnya."Sial! Berapa banyak lagi mereka akan muncul?!" Bai Long menggeram, pedangnya terus bergerak, menebas tubuh-tubuh mengerikan itu. Namun, seperti sebelumnya, mereka kembali menyatu dan melipatgandakan diri.Zhao Xueyan semakin melemah. Matanya mu
Zhao Xueyan berdiri di atas batu besar, memegang erat bunga Hua yang baru saja ia petik. Matanya masih waspada, memastikan tidak ada lagi ancaman dari danau hitam yang kini tampak tenang.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.Groaaarrrhh! Suara raungan menggelegar mengguncang seluruh lembah. Permukaan air danau yang semula diam tiba-tiba kembali bergolak. Gelembung-gelembung besar bermunculan di permukaannya, diikuti oleh ratusan makhluk aneh yang melompat keluar.Zhao Xueyan menyipitkan matanya. Pertarungan belum selesai.Di antara makhluk-makhluk itu, muncul sosok raksasa dengan kulit hitam legam, tanduk besar, dan mata merah menyala. Tangan raksasa itu terangkat ke udara, bibirnya bergerak melantunkan mantra dalam bahasa iblis kuno.Zhao Xueyan merasakan tekanan energi gelap yang sangat kuat mengalir di sekitarnya.“Ini tidak bagus,” ujar Bai Long sambil mencabut pedangnya.Niuniu, yang awalnya berdiri di belakang, kini menggenggam senjatanya dengan erat. Wajahnya dipenuhi
Di tengah kegelapan Lembah Iblis, Zhao Xueyan berdiri tegak, memegang erat pedang roh emasnya. Cahaya keemasan dari pedangnya berpendar lembut, kontras dengan atmosfer mencekam di sekitarnya.Makhluk raksasa yang menjaga bunga Hua menatapnya dengan mata merah menyala, lalu mengangkat tangannya ke arah danau hitam pekat di belakangnya. Air danau mendidih, mengeluarkan suara gemuruh yang menggetarkan tanah di bawah mereka.Dari dalam kegelapan air, puluhan makhluk mengerikan muncul. Mereka memiliki tubuh berwarna keunguan dengan kulit kasar seperti amfibi. Mulut mereka robek hingga ke telinga, dengan gigi tajam yang berbaris tidak beraturan. Yang paling menjijikkan adalah lidah mereka yang panjang, menjulur keluar dan meneteskan lendir kehijauan.Bai Long yang telah berubah menjadi wujud manusianya merasa jijik, ekspresi dinginnya sedikit berubah. “Menjijikkan.”Niuniu yang berdiri di belakang Zhao Xueyan menggigit bibirnya, wajahnya pucat. “Nona … mereka terlalu banyak.”Zhao Xueyan me