Share

Bab 348

Author: Yu.Az.
last update Huling Na-update: 2025-04-21 16:47:37

Di taman bunga milik kediaman keluarga Shen, angin berembus lembut menerpa kelopak bunga peony yang bermekaran. Di bawah paviliun bermotif awan, beberapa gadis bangsawan duduk melingkar di sekitar meja batu, menyeruput teh bunga sambil berbincang dengan suara lembut dan tertawa kecil yang sopan. Namun di balik senyum manis dan tutur kata yang anggun, terselip rasa penasaran, kecemburuan, bahkan rasa terancam.

“Aku mendengar kabar,” ujar Nona Shen dengan nada seolah tak sengaja, “bahwa Yang Mulia Kaisar Tian Ming membawa seorang gadis ke dalam istana secara langsung. Kabarnya ... gadis itu sangat cantik.”

Beberapa kepala menoleh, mata mereka saling berpandangan. Ada yang tertawa kecil, ada pula yang mengerutkan alis.

“Oh? Cantik?” sahut Nona Lin dengan nada setengah sinis. “Mungkin hanya rumor yang dibesar-besarkan. Istana ini sudah penuh dengan wanita cantik. Apa istimewanya lagi? Atau mungkin mereka salah lihat.”

“Benar juga,” timpal Nona Yu sambil memutar cangkir tehnya. “Belum tent
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 349

    Keesokan paginya, kabut masih menggantung tipis di atas padang pelatihan saat Zhao Xueyan berdiri tegak di depan barisan pasukan. Rambutnya diikat rapi, mengenakan pakaian pelatihan sederhana berwarna gelap, namun pesonanya tetap mencolok. Di hadapannya, puluhan prajurit muda mendengarkan dengan serius, sementara beberapa jenderal muda berdiri di samping, mencatat dengan teliti.“Jika kalian ingin selamat di medan perang, maka mulai hari ini ... lupakan belas kasihan saat menghadapi iblis! Dan kalian harus bertahan, ada keluarga yang menunggu kalian semua.” Suara Zhao Xueyan tegas, namun tidak membentak. Matanya tajam, mengamati setiap wajah di hadapannya.“Konsentrasi. Fokus pada titik lemah. Jangan panik. Dan yang terpenting—lindungi rekan di kiri dan kananmu!” tambahnya sambil menunjuk arah dengan tongkat kayu.Dari kejauhan, di balik naungan pohon plum, sosok Kaisar Tian Ming berdiri. Mata elangnya mengamati setiap gerakan Zhao Xueyan. Pakaian kekaisarannya yang berwarna biru gel

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 350

    Begitu Zhao Xueyan mendekat, keempat gadis bangsawan itu langsung menyambutnya dengan senyuman manis yang terasa kaku.“Perkenalkan, aku Xiao Zhen, putri dari menteri pengawas Xiao,” ujar gadis bermata tajam itu, nada suaranya terdengar bangga.“Aku Shen Liyue, putri pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Kekaisaran,” sahut Nona Shen dengan senyum menyudut.“Aku Yu Wan’er dari Keluarga Yu yang memimpin Departemen Keuangan,” kata gadis bergaun hijau muda.“Aku Lin Qiaoyun dari Klan Lin yang terkenal di Selatan,” sambung Nona Lin dengan anggun.Mereka menyebutkan nama dan gelar keluarga dengan penuh keangkuhan, menanti reaksi Zhao Xueyan. Mereka pikir Zhao Xueyan akan membungkuk, setidaknya menunjukkan kerendahan hati.Namun Zhao Xueyan hanya menatap mereka satu per satu, lalu membungkuk sedikit—cukup sopan, tapi tanpa ekspresi tunduk.“Zhao Xueyan,” ucapnya singkat, suaranya tenang dan datar. “Seorang wanita tanpa gelar, tapi tidak tanpa harga diri.”Keempat gadis itu saling berpan

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 351

    Malam harinya, di kediaman masing-masing, para gadis bangsawan tak bisa menahan rasa penasaran dan kekesalan yang masih tersisa di hati mereka. Satu per satu dari mereka mendekati sang ayah, pria-pria terpandang yang memegang jabatan penting di istana Kekaisaran Tianyang.Di kediaman Keluarga Shen, Nona Shen duduk di hadapan ayahnya, Menteri pengawasan dalam negeri. Wajahnya cemberut namun tetap menjaga kelembutan suaranya.“Ayah, apakah kau sudah mendengar tentang gadis bernama Zhao Xueyan? Apa latar belakangnya sudah diketahui?”Sang menteri menghela napas berat. “Aku sudah mengirim orang untuk menyelidikinya, tapi informasi tentang dia sangat terbatas. Seolah-olah dia muncul begitu saja tanpa jejak keluarga bangsawan atau afiliasi klan manapun.”Nona Shen menggigit bibir bawahnya. “Ayah … kau tahu betapa pentingnya posisi permaisuri. Aku tak akan kalah dari gadis tanpa nama itu.”Di sisi lain, Nona Xiao Zhen juga berdiri anggun di depan ayahnya, Jenderal Xiao yang ternama.“Ayah, a

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 352

    Beberapa hari kemudian, suasana di Istana Kekaisaran Tianyang tampak jauh lebih sibuk dari biasanya. Setiap sudut istana dirias dengan kain sutra berwarna merah keemasan dan hiasan lentera kristal, menandakan bahwa acara penting akan segera digelar.Zhao Xueyan yang baru saja melangkah keluar dari ruangannya bersama Niuniu dan beberapa pelayan, langsung mengerutkan kening heran. Matanya menyapu pemandangan sibuk para pelayan dan pengawal istana yang berlalu lalang, membawa berbagai perlengkapan serta bendera-bendera dari negeri luar."Ada apa ini? Kenapa sangat meriah?" tanya Zhao Xueyan dingin namun tenang, matanya menyipit memerhatikan keramaian.Salah satu pelayan yang mengikuti Zhao Xueyan segera elangkah dan membungkuk memberi hormat. “Nona Zhao, maafkan hamba tidak memberitahu sebelumnya. Dua hari lagi, perwakilan dari Kekaisaran Changhai, Kekaisaran Heifeng, dan Kekaisaran Zhengtang akan tiba di Istana Kekaisaran. Mereka datang sebagai bagian dari delegasi benua Fenghui, untuk

    Huling Na-update : 2025-04-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 353

    Sebelum pergi, Zhao Xueyan sempat melirik seorang tabib muda yang selama ini paling keras mengkritiknya. Dia mendekat, lalu berkata tenang, “Ilmu bukan untuk dibanggakan, tapi untuk menyelamatkan. Jika kau hanya ingin menjadi yang paling pintar, maka kau akan kalah dari yang paling bijak.”Tabib muda itu menunduk dalam-dalam. “Saya mengerti, Nona Zhao. Terima kasih atas nasihatnya.”Zhao Xueyan kemudian berbalik dan melanjutkan langkahnya keluar dari taman obat. Niuniu mengekor di belakang, matanya berbinar bangga melihat betapa dihormatinya sang nona kini.“Nona memang selalu punya cara untuk membungkam mulut mereka,” gumam Niuniu yang masih didengar oleh Zhao Xueyan. “Ayo kita ke taman! Aku ingin mencari udara segar.” Zhao Xueyan segera berjalan diikuti oleh para pelayan serta Niuniu. *****Di halaman batu putih menuju Paviliun Timur, Zhao Xueyan berjalan santai dengan Niuniu di belakangnya. Langit mulai berwarna keemasan, menandakan sore menjelang malam. Udara cukup tenang, namu

    Huling Na-update : 2025-04-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 354

    Beberapa hari telah berlalu, dan kini hari yang dinanti pun tiba—hari penyambutan tamu agung dari benua Fenghui. Istana Kekaisaran Tianyang tampak megah dan sibuk sejak pagi. Bendera-bendera Kekaisaran berkibar gagah, jalan-jalan utama dihias kain sutra dan lentera emas, serta aroma bunga langka semerbak memenuhi udara.Di depan gerbang utama istana, para pejabat tinggi, jenderal, bangsawan, serta anak-anak gadis dan tuan muda dari keluarga ternama telah berkumpul dengan hanfu terbaik mereka. Para gadis tak henti mematut diri, sesekali saling berbisik memuji tampilan masing-masing—dan diam-diam, mempersiapkan diri untuk mencuri perhatian para tamu, terutama para pangeran atau jenderal muda dari Kekaisaran lain.Tak lama, suara gong terdengar pelan.“Yang Mulia Kaisar tiba!”Kaisar Tian Ming muncul di balik pilar-pilar tinggi, berjalan berdampingan dengan Ibu Suri Gao. Jubah kebesaran emas dengan bordiran naga hitam yang megah membalut tubuh tinggi tegapnya. Wajahnya seperti diukir dar

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 355

    Saat semua tamu resmi telah tiba dan turun dari kereta serta kuda masing-masing, suara gong pelan menggema menandakan penyambutan dimulai secara resmi. Para pejabat, bangsawan, serta jenderal dari Kekaisaran Tianyang serempak membungkuk hormat ke arah tamu-tamu agung dari tiga Kekaisaran: Changhai, Heifeng, dan Zhengtang.“Selamat datang di kekaisaran Tianyang, Benua Yunzhu!” Dengan gerakan penuh wibawa, perwakilan dari tiga Kekaisaran itu pun membalas dengan hormat yang sama, penuh kesopanan dan kebesaran.Di tengah deretan para tokoh penting itu, tatapan Jenderal Zhao Yun tak pernah lepas dari putrinya. Ia tersenyum tipis, matanya menyiratkan kelegaan dan bangga yang mendalam.‘Xueyan-ku … syukurlah kau baik-baik saja. Lebih dari itu .…’ batinnya, nyaris menahan diri agar tidak langsung memeluk gadis kecil yang kini menjelma menjadi sosok yang luar biasa kuat dan anggun.Zhao Xueyan berdiri tenang di samping para petinggi, hanfu biru berhiaskan motif awan dan bunga salju berkibar

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 356

    Langkah kaki rombongan bangsawan dan pejabat istana terdengar beriringan saat mereka berjalan menuju aula utama Kekaisaran Tianyang. Dentingan perhiasan dan suara bisik-bisik para nona bangsawan menggema di sepanjang koridor, diselimuti rasa penasaran dan juga … sindiran.Di barisan belakang, Nona Xiao Zhen menyibak lengan bajunya dengan angkuh, lalu berbisik cukup keras agar bisa didengar oleh para pengikutnya.“Huh, kita lihat saja nanti,” ujarnya sambil mendengus, “Apa yang bisa dilakukan seorang gadis yang hanya dipungut oleh kaisar?”Nona Yu terkekeh, “Apalagi dia menerima tantangan kita untuk ikut serta dalam dekorasi aula. Apa dia pikir bermain-main di taman obat membuatnya tahu cara menghias aula kekaisaran?”Nona Lin menambahkan dengan suara mencibir, “Mungkin dia akan menggantung gulungan ramuan di langit-langit! Ha!” Nona Shen menambahkan. “Kau benar! Kali ini gadis desa itu akan tahu tempatnya di mana. Hanya seorang gadis desa ingin menjadi Phoenix. Sungguh malang sekali!

    Huling Na-update : 2025-04-23

Pinakabagong kabanata

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 369

    Setelah makan malam yang sedikit kacau akibat "aksi heroik" Kaisar Tian Ming di dapur, suasana istana perlahan kembali tenang.Malam itu, di ruang kerja megah sang kaisar, Zhao Xueyan, Kaisar Tian Ming, Wu Liang, dan Yu Qie duduk mengelilingi sebuah meja besar. Di atas meja terbentang peta-peta medan perang, lengkap dengan berbagai penanda strategis.Zhao Xueyan menunjuk satu titik di peta dengan jari rampingnya."Jika pasukan ditempatkan di sini," ujarnya serius, "Maka kita bisa memutus jalur logistik mereka. Serangan dari arah timur akan mempercepat kemenangan."Tian Ming mengangguk, matanya menatap Zhao Xueyan dengan penuh perhatian, tapi tak sepenuhnya pada peta. Sementara Wu Liang dan Yu Qie mengangguk-angguk setuju, lalu saling bertukar pandang.Beberapa saat kemudian, tanpa disadari oleh Zhao Xueyan yang begitu fokus menjelaskan rencana, Wu Liang dan Yu Qie sudah tidak ada lagi di ruangan itu.Kaisar Tian Ming mengusir keduanya dengan sangat halus. Wu Liang dan Yu Qie yang meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status